Tan Kwee Djan
Pada era Sultan Agung, seorang etnis Tionghoa bernama Cik Go Ing dipercaya menjadi Bupati Lasem. Cik Go Ing diangkat menjadi bupati karena jasanya membantu Mataram. Semenjak itulah raja-raja Mataram mulai mempercayakan bupati-bupati wilayah pesisir pada orang Tionghoa peranakan. Amangkurat III sebagai penguasa Mataram kemudian mempercayakan kekuasaan Pekalongan pada Klan Djayadiningrat keturunan Tionghoa (sering disebut sebagai Tan Kwee Djan). Amangkurat III pada tahun 1703 secara resmi mengangkat Tan Kwee Djan sebagai Bupati Pekalongan dan sebagai kepala tituler pesisir Kilen dengan gelar Tumenggung. Bapaknya Djayadiningrat seorang pedagang yang menguasai jalur Semarang-Kartasura. Untuk menguatkan posisi Djayaningrat dalam menjalin hubungannya dengan Mataram di Pesisir Barat, maka anaknya bernama Tumenggung Suradiningrat dinikahkan dengan putri Patih Danurejo. Sedangkan putra pertama Djayadiningrat yaitu Jayanegara menjabat sebagai Bupati Lembahrawa.