Teori Tiga Dunia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teori Tiga Dunia (Hanzi sederhana: 三个世界的理论; Hanzi tradisional: 三個世界的理論; pinyin: Sān gè Shìjiè de Lǐlùn) yang dikembangkan oleh pemimpin komunis Tiongkok Mao Zedong menyatakan bahwa terdapat tiga dunia di dalam hubungan internasional: dunia pertama yang berisi negara adidaya, dunia kedua yang berisi kekuatan yang lebih lemah, serta dunia ketiga yang berisi bangsa-bangsa yang dieksploitasi.[1]

Patut dicatat bahwa Mao menyertakan Amerika Serikat dan Uni Soviet di dalam daftar negara-negara Dunia Pertama yang melaksanakan imperialisme dan imperialisme sosial. Teori ini juga menyatakan bahwa Jepang, Eropa, serta Kanada merupakan negara-negara Dunia Kedua, negara-negara Utara yang telah berkembang. Asia, Amerika Latin dan seluruh Asia kecuali Jepang membentuk Dunia Ketiga.[2] Pada tahun 1974, Deng Xiaoping, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Tiongkok, menjelaskan Teori Tiga Dunia dalam sebuah pidato kepada Persatuan Bangsa-bangsa dalam sesi PBB khusus mengenai masalah-masalah bahan mentah dan perkembangannya. Dalam pidatonya, ia menjustifikasi kerja sama Tiongkok dengan negara-negara non-komunis.[3]

Teori Tiga Dunia yang dikembangkan oleh Mao Zedong tidak bisa disamakan dengan Model Tiga Dunia yang dikembangkan Barat, yang menyatakan bahwa Dunia Pertama berisi Amerika Serikat, Britania Raya dan sekutu-sekutunya; Dunia Kedua berisi Uni Soviet, Tiongkok dan sekutu-sekutunya; serta Dunia Ketiga berisi negara-negara nonblok dan netral. Pembagian dunia menurut Mao mengedepankan hal-hal yang dipahami sebagai pola eksploitasi dan bukan diplomasi atau ideologi formal.

Kritik[sunting | sunting sumber]

Beberapa partai politik dan organisasi anti-revisionis tidak termakan dengan Teori Tiga Dunia. Misalnya, di Albania, Enver Hoxha, pemimpin Partai Buruh Albania, menyatakan suatu alternatif ideologis yang melawan baik Teori Dunia Ketiga maupun sikap yang diambil Partai Komunis Uni Soviet. Hal ini akhirnya mengantar pada perpecahan Sino-Albania di antara partai-partai komunis yang sebelumnya bersekutu dengan Tiongkok maupun Albania.

Gerakan Internasionalis Revolusioner dan Gerakan Internasionalis Maois, para pencipta gerakan Maois modern, juga sangat kritis terhadap Teori Dunia Ketiga dan sama sekali tidak menggunakannya dalam program-program mereka. Mereka menyatakan bahwa teori ini masuk ke dalam kategori Pemikiran Mao Zedong dan bukan Marxisme-Leninisme-Maoisme.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Chairman Mao's Theory of the Differentiation of the Three Worlds is a Major Contribution to Marxism-Leninism". People's Daily. 
  2. ^ Gillespie, Sandra (2004). "Diplomacy on a South-South Dimension". Dalam Slavik, Hannah. Intercultural Communication and Diplomacy. Diplo Foundation. hlm. 123. 
  3. ^ Teng Hsiao-ping (April 12, 1974). "Excerpts From Chinese Address to U. N. Session on Raw Materials; Plundering, Bullying' High-Handed Measures' Independent Development". The New York Times. Diakses tanggal February 21, 2015. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]