The Washington Post

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
The Washington Post
The Washington Post
TipeSurat kabar harian
FormatBroadsheet
PemilikWashington Post Company
RedaksiLeonard Downie, Jr.
Didirikan1877
Pusat1150 15th Street, N.W.
Washington, D.C. 20071
Amerika Serikat
Situs webwww.washingtonpost.com

The Washington Post adalah sebuah surat kabar yang didirikan pada tahun 1877 di Washington, D.C., Amerika Serikat. Pemilik pertama dari The Washington Post adalah Eugene Meyer dari keluarga Graham. Kepemilikannya kemudian dilanjutkan oleh anak, menantu dan cucunya. Pada tahun 2013, kepemilikan The Washington Post beralih ke Jeff Bezos setelah hampir mengalami kebangkrutan. The Washington Post pernah mengusut sebuah skandal yang membuat surat kabar ini terkenal, yaitu Skandal Watergate. Namun, seorang wartawan dari Washington Post juga pernah mengalami skandal yang terkenal, yaitu Janet Cooke.

Perintisan[sunting | sunting sumber]

The Washington Post didirikan pada tanggal 6 Desember 1877 di Washington D.C.. Ini menjadikannya sebagai surat kabar yang tertua di Amerika Serikat. Berita yang disebarkannya berkaitan dengan politik Amerika Serikat secara nasional.[1]

Kepemilikan[sunting | sunting sumber]

Kepemilikan Washington Post oleh keluarga Graham berlangsung selama 80 tahun.[2] Keluarga Graham menjadi pemilik Washington Post sejak tahun 1933 dengan pemilik perintis yaitu Eugene Meyer. Ia adalah Presiden Bank Dunia yang pertama dan mantan petinggi Federal Reserve System. Kepemimpinannya kemudian dilanjutkan oleh anak lelakinya yang bernama Philip Leslie Graham. Masa keemasan Washington Post di dalam kepemimpinan keluarga Graham pada periode 1960–1970. Pemimpinnya pada masa ini adalah Katharine Graham.[3] Kepemimpinan Washington Post oleh Philip Leslie Graham beralih ke istrinya yaitu Katharine Graham karena kematiannya pada tahun 1963.[4]

Pemilik terakhir Washington Post dari keluarga Graham adalah Donald Graham. Ia adalah cucu dari Eugene Meyer.[5] Donald Graham sebagai pemiliki Washington Post dari keluarga Graham memutuskan untuk menjualnya pada tahun 2013. Washington Post akhirnya dibeli oleh Jeff Bezos pada tahun tersebut. Alasan penjualan kepemilikan ini adalah kebangkrutan akibat penurunan pendapatan selama 6 tahun terakhir yang mencapai 44%.[6]

Skandal[sunting | sunting sumber]

Skandal Watergate[sunting | sunting sumber]

Skandal Watergate dimulai penyelidikannya pada tahun 1972 oleh Washington Post. Perintah penyelidikan diberikan oleh Katharine Meyer Graham. Investigasi ini mempermalukan Richard Nixon yang saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.[7] Tindakan Washington Post ini menyebabkan Richard Nixon mengundurkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.[8]

Skandal Janet Cooke[sunting | sunting sumber]

Janet Cooke adalah karyawan baru di Washington Post.[9] Ia bekerja sebagai wartawan.[10] Karena skandal yang dilakukannya dalam jurnalisme, ia hanya bekerja selama 9 bulan di Washington Post hingga pemecatannya.[10] Pada tanggal 28 september 1980, Janet Cooke menerbitkan sebuah laporan ivestigasi yang berjudul Jimmy World. Laporan ini membahas tentang seorang anak berusia 8 tahun yang bernama Jimmy yang menjalani kehidupannya sebagai pecandu heroin yang akut.[11] Jimmy dalam laporan Janet Cooke merupakan seorang anak berkulit hitam dengan kisah hidup yang dramatis. Ibunya merupakan pecandu narkotika yang selalu menyuntikkannya narkoba ketika ayahnya sedang kecanduan.[12]

Bob Woodward selakui editor di Washington Post, meloloskan laporan investigasi yang ditulis oleh Janet Cooke untuk diterbitkan.[13] Laporan ini kemudian diterbtikan pada halaman muka Washington Post. Marrion Barry yang menjabat sebagai Walikota Washington D.C. memerintahkan untuk mencari Jimmy setelah laporan ini diterbitkan. Dalam kewenangannya, ia menugaskan pihaki kepolisian dan petugas kesehatan untuk mencari anak tersebut. Namun, pencarian ini tidak berhasil menemukan Jimmy. Washington Post juga merahasiakan keberadaan Jimmy dengan memanfaatkan hak Amendemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat terkait kerahasiaan narasumber.[14]

Pada 13 April 1981, Janet Cooke menerima penghargaan atas laporannya ini.[9] Ia menerima Penghargaan Pulitzer.[15] Namun, terungkap bahwa hasil investigasi dalam laporan Janet Cooke adalah sebuah rekaan dan kebohongan yang dibuat olehnya.[16] Anak yang bernama Jimmy hanyalah tokoh fiktif yang di dunia nyata tidak pernah ada. Janet Cooke semata-mata hanya mereka-reka sosoknya. Washington Post sebagai tempat Janet Cooke bekerja akhirnya memecatnya. Janet Cooke juga telah mengakui tindakannya dan telah meminta maaf.[17] Penghargaan Pulitzer yang diterimanya dikembalikan oleh redaksi Washington Post. waktu pengembaliannya hanya berselang dua hari setelah Janet Cooke menerimanya.[18]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Chin 2020, hlm. 28.
  2. ^ Pusat Data dan Analisa Tempo 2019, hlm. 38.
  3. ^ Pusat Data dan Analisa Tempo 2019, hlm. 39.
  4. ^ Ferrazi, K., dan Raz, T. (2021). Jangan Pernah Bekerja Sendirian:. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 89. ISBN 978-623-00-2148-0. 
  5. ^ Pusat Data dan Analisa Tempo 2019, hlm. 37-38.
  6. ^ Chin 2020, hlm. 28-29.
  7. ^ Ferrazzi, K., dan Raz, T. (2011). Never Eat Alone and Other Secrets o Succes, One Relationship at a Time. Jakarta: GagasMedia. hlm. 82. ISBN 979-780-462-3. 
  8. ^ Fowler, Andrew (2014). The Most Dangerous Man in The World. Diterjemahkan oleh Begum, D., dan Mawesti, D. Sleman: Penerbit Bentang. hlm. 152. ISBN 978-602-8811-64-4. 
  9. ^ a b Prasetyo, Yosep Adi (2016). Pers di Terik Matahari: Catatan Ombudsman Acehkita Pada Masa Darurat Militer Aceh (PDF). Jakarta: Dewan Pers. hlm. 16. 
  10. ^ a b Haryanto, Ignatius (2006). The New York Times: Menulis Berita Tanpa Takut atau Memihak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 2. ISBN 979-461-591-9. 
  11. ^ Nugraha 2013, hlm. 17-18.
  12. ^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Perubahan Media Massa Indonesia Periode 2004–2006. Tempo Publishing. hlm. 67. ISBN 978-623-339-884-8. 
  13. ^ Syah, Sirkit (2014). Membincangkan Pers, Kepala Negara, dan Etika Media. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 42. ISBN 978-602-02-3996-5. 
  14. ^ Rosdalina, Ida (2016). "Para Pembohong dalam Sejarah Jurnalisme" (PDF). Etika. Dewan Pers: 11. 
  15. ^ Dweck, Carol S. (2007). Change Your Mindset Change Your Life: Cara Baru Melihat Dunia dan Hidup Sukses Tak Berhingga. Jakarta: Penerbit Serambi. hlm. 47. ISBN 978-979-1275-28-6. 
  16. ^ Riyanto Cm., A., dkk. (2019). Sihotang, K., Ristyantoro, R., dan Molan, B., ed. Pergulatan Etika Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. hlm. 101. ISBN 978-623-7247-19-7. 
  17. ^ Nugraha 2013, hlm. 18.
  18. ^ Mathari, Rusdi (2018). Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan. Sleman: Buku Mojok. hlm. 226. ISBN 978-602-1318-64-5. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]