Tongkang (perahu layar)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Foto lama dari sebuah tongkang.

Tongkang atau "Tong'kang"[1] mengacu pada beberapa jenis perahu yang digunakan untuk membawa barang di sepanjang sungai dan garis pantai di Asia Tenggara Maritim.[2] Salah satu catatan paling awal tentang tongkang berlatar belakang abad ke-14, disebutkan dalam Sejarah Melayu yang disusun tidak lebih awal dari abad ke-17. Salah satu bagian menyebutkan ia digunakan oleh kerajaan Majapahit selama serangan tahun 1350 ke Singapura.[3]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Karena mayoritas tongkang dibangun, digunakan, dan diawaki oleh orang-orang Cina, sering diasumsikan bahwa nama itu adalah kata Cina. Faktanya, "tongkang" adalah sebuah kata Melayu, dan mungkin berasal dari bělongkang (tepatnya përahu bèlongkang, sebuah pěrahu jalur dengan papan tambahan untuk menambah lambung bebas), sebuah kata yang sebelumnya digunakan di Sumatra untuk perahu kargo sungai.[2](hlm.85)

Jenis-jenis tongkang[sunting | sunting sumber]

Karena istilah "tongkang" diterapkan untuk beberapa jenis perahu, deskripsi masing-masing perahu tidak selalu sama.

Malaya[sunting | sunting sumber]

  1. Perahu lighter yang diawaki orang Tamil, dibawa ke Singapura pada tahun 1820-an.
    Sketsa dari sebuah perahu lighter Singapura, dengan layar agung yang mengikuti, dilihat dari samping belakang. Sekitar tahun 1902.
  2. Lighter layar Singapura lama. Awalnya lighter berawak Tamil, dibawa ke Singapura pada tahun 1820-an. Selanjutnya merujuk ke sebuah lambung lighter gaya barat, berujung ganda, biasanya dengan tiang tunggal memasang layar dipping lug besar yang berkaki longgar, dan sering kali diawaki oleh orang Cina. Perahu-perahu terakhir ini masih bertahan, tetapi mereka tidak lagi didorong oleh layar.
  3. Tongkang tunda, artinya "tongkang yang ditarik". Lambung lighter gaya Eropa, ujung ganda, biasanya dengan tiang tunggal mengatur sebuah layar dipping lug berkaki longgar yang besar, dan sering diawaki oleh orang Cina. Perahu-perahu ini masih bertahan, tetapi tidak lagi didorong oleh layar. Panjang lambung adalah 50–80 kaki (15–24 m).
  4. Tongkang Melayu, diawaki oleh orang Melayu. Biasanya lambung lighter dua ujung, sistem layar keci dengan gap berdiri dan dua layar haluan. Tidak ada galeri buritan dan kemudi gaya barat. Beberapa memiliki buritan transom. Panjang lambung adalah 30–75 kaki (9,1–22,9 m).
  5. Lighter layar Penang. Lambung lighter gaya Barat, dengan buritan transom dan 1 tiang dengan layar dipping lug berkaki longgar yang besar dan satu layar haluan, atau layar agung berkepala Bermuda dan satu layar haluan. Sebelumnya juga berujung ganda, umumnya dengan 2 tiang, dengan layar lug besar di tiang utama. Tidak ada galeri buritan dan kemudi gaya barat. Biasanya diawaki oleh orang dari India selatan. Panjang lambung 15–80 kaki (15–24 m).
    Sketsa dari sebuah tongkang di jalan laut Singapura, 1906.
  6. Sebuah kapal dagang Singapura (Tongkang), bermuatan ringan, dengan layar penuh. Selat Singapura, Januari 1950.
    Tongkang kayu Singapura. Lambung yang berat dan lebar dengan buritan transom, 2 tiang dan dengan tiang cucur yang panjang. Mereka bersistem layar keci dengan gap berdiri, tanpa layar puncak, dua atau tiga layar haluan. Dengan sebuah galeri buritan dan kemudi Cina. Diawaki oleh orang Cina. Panjang lambung adalah 85–95 kaki (26–29 m).
  7. Kapal dagang Singapura: Kapal perdagangan serba guna, sekarang sebagian besar digunakan untuk membawa kayu bakar. Lambung kapal mirip dengan tongkang kayu Singapura, tetapi lebih sempit: dengan dua atau tiga tiang, masing-masing memasang satu layar jung berpuncak tinggi. Diawaki oleh orang Cina. Panjang lambung: 40–85 kaki (12–26 m).

Brunei[sunting | sunting sumber]

  1. Tongkang. Diawaki oleh orang Melayu. Perahu kargo berukuran sedang, berujung dua, bergeladak di depan dan belakang, dengan sebuah rumah geladak di tengah. Ia memiliki galeri buritan dan 1 tiang, dengan sebuah layar persegi atau sebuah layar dipping lug. Dibangun di Sepitang dan Brunei. Pengangkut kargo lokal Teluk Labuan, kadang-kadang ditemukan sejauh utara sampai Jesselton. Panjang lambung: 30–40 kaki (9,1–12,2 m).

Borneo Utara[sunting | sunting sumber]

  1. Tongkang Melayu. Lambung gaya barat dengan buritan transom, memiliki 1 atau 2 tiang, masing-masing dipasang layar lug besar. Tanpa tiang cucur, biasanya ada satu layar haluan. Diarahkan dengan kemudi yang tidak menembus badan. Perahu ini, yang digunakan untuk mengumpulkan kayu bakar di Teluk Sandakan, sangat mirip dengan lighter Penang berburitan transom dalam garis besar, meskipun agak lebih lebar. Ia dibuat oleh orang Banjar (Melayu) di Pulau Nunuyan Laut, di Teluk Sandakan. Panjang lambung 12–50 kaki (12–15 m).
  2. Tongkang Cina. Nama yang digunakan di pelabuhan Kalimantan Utara untuk jung Cina yang berkunjung (biasanya tiba dari Hongkong).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Tong'kang
  2. ^ a b Gibson-Hill, C. A. (August 1952). "Tongkang and Lighter Matters". Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society. 25: 84–110. 
  3. ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. hlm. 271, 399–400, mengutip Sejarah Melayu, 5.4: 47: "Maka betara Majapahitpun menitahkan hulubalangnya berlengkap perahu akan menyerang Singapura itu, seratus buah jung; lain dari itu beberapa melangbing dan kelulus, jongkong, cerucuh, tongkang, tiada terhisabkan lagi banyaknya."