Uji coba nuklir Korea Utara September 2016

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemerintah Korea Utara melakukan uji coba nuklir pada 9 September 2016 di Situs Uji Coba Nuklir Punggye-ri, sekitar 50 kilometer (30 mil) sebelah barat laut dari Kota Kilju. gempa ini memiliki kekuatan 5.3 Mw dan memiliki Skala intensitas VIII (Parah) [1]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Uji coba nuklir Korea Utara yang dilakukan 8 bulan sebelumnya di Januari 2016 menuai kecaman dan kritik dari masyarakat internasional. Meskipun Tiongkok dan Rusia menyerukan agar Korea Utara untuk kembali ke hasil kesepakatan perundingan enam negara, Korea Utara tetap mempertahankan ambisinya untuk mengembangkan senjata nuklir:

Latihan militer gabungan dua tahunan antara Amerika Serikat dan Korea SelatanFoal Eagle pada bulan Februari sampai April dan Ulchi Freedom Guardian pada bulan Agustus sampai September—berakhir pada 2 September 2016.[2] Korea Utara menganggap latihan sebagai "kekuatan musuh sedang mempersiapkan untuk invasi ke Korea Utara." [kutipan diperlukan] Pada tanggal 5 September 2016, Korea Utara menembakkan tiga rudal Rodong-1 berturut-turut dengan akurasi yang tinggi.[3] Hal ini menandai Rodong-1 sebagai rudal yang layak untuk dioperasikan dalam perang sejak pertama sukses meluncur pada tahun 1993. Dewak Keamanan PBB mengutuk uji coba rudal Korea Utara, yang kemudian Korea Utara merespons dengan keras 'langkah tersebut'.[4]

Uji coba dilakukan pada 9 September 2016, yang bertepatan dengan ulang tahun ke-68 Korea Utara.

Perkiraan daya ledak[sunting | sunting sumber]

Menurut perkiraan pemerintah Korea Selatan dan Jepang, daya ledak nuklir yang dihasilkan setara dengan sekitar 10 kiloton TNT (10 kt), yang menghasilkan gempa sekitar 5,3 skala kekuatan momen. Ledakan ini menjadi daya ledak tertinggi yang pernah dicapai oleh Korea Utara.[5][6]

Namun, Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies, California, mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan tersebut diperkirakan setidaknya berkekuatan 20 sampai 30 kt.[7] Berita tersebut telah dipublikasikan ulang oleh media lainnya.[8] Daya ledak nuklir tersebut lebih kuat "Little Boy", bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat di kota Hiroshima, Jepang di akhir Perang Dunia II.[9] Lewis menyatakan bahwa hasil uji coba ini menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan oleh Korea Utara dan berkomentar bahwa peristiwa ini adalah hari yang menyedihkan karena Korea Utara telah membuat kemajuan besar dalam bidang teknologi rudal dan nuklir.[7][8]

Militer Jepang mengirimkan dua jet militer untuk mengukur radiasi di udara sementara Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, mengecam Kim Jong-un setelah uji coba.[7]

Respons Korea Utara[sunting | sunting sumber]

Media pemerintah Korea Utara tidak segera mengumumkan hasil uji coba, dan justru menunjukkan arsip rekaman pendiri negara, Kim Il-sung, serta anaknya dan pemimpin setelahnya Kim Jong-il.[10] Namun pada pukul 13.50 Waktu Pyongyang, KCNA mengkonfirmasi bahwa hal ini adalah uji coba nuklir kelima dan bahwa hulu ledak dapat dipasang dalam rudal. Uji coba tersebut juga diberitakan oleh Associated Press,[11] salah satu dari beberapa media Barat yang memiliki kantor di Korea Utara.[12]

Respons internasional[sunting | sunting sumber]

Uji coba yang dilakukan bertentangan dengan masyarakat internasional, yang memicu kecaman dari berbagai pihak.[13][14]

Presiden AS Barack Obama, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk bersama-sama "mengambil langkah yang signifikan, termasuk sanksi baru, untuk menunjukkan kepada Korea Utara bahwa ada konsekuensi terhadap tindakan yang melanggar hukum dan berbahaya."[14] Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang segera mengadakan rapat darurat tertutup Dewan Keamanan PBB, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 9 September, Dewan Keamanan sangat mengutuk uji coba tersebut dan mengatakan bahwa akan mengambil "langkah signifikan" untuk merespons uji coba tersebut..[14] Pernyataan tersebut mengatakan tindakan non-militer, tindakan seperti sanksi akan diambil berdasarkan Pasal 41 Piagam PBB.[14]

Dewan Keamanan PBB mengutuk tes dan mengatakan akan merumuskan sebuah resolusi baru, dengan AS, Britania Raya, dan Prancis yang mendesak untuk sanksi baru. Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyatakan dalam konferensi pers bahwa "Tiongkok mempunyai tanggung jawab penting untuk perkembangan hal ini dan memiliki tanggung jawab penting untuk membalikkan hal itu." Tiongkok belum mengkonfirmasi dukungannya untuk sanksi yang lebih keras.

  •  TiongkokMenteri Luar Negeri mengeluarkan pernyataan mengecam uji coba tersebut, mengkritik Korea Utara karena telah "mengabaikan" seruan internasional. Pernyataan tersebut mengulang seruan Tiongkok sebelumnya untuk Korea Utara agar mengentikan segala tindakan yang "memperburuk keadaan" di Semenanjung Korea dan menyatakan menentang terhadap uji coba tersebut.[15]
  •  Jepang – Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Shinzō Abe menyatakan uji coba nuklir "tidak diperbolehkan" dan "tidak dapat diterima".[16] Abe telah menghubungi Barack Obama via telepon mengenai uji coba dan mendesak agar diadakan rapat darurat Dewan Keamanan pada 10 September. Kementerian Luar Negeri kemudian mengeluarkan pernyataan resmi memprotes uji coba tersebut, menyebut hal itu sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB".[17]
  •  Rusia - Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan penyataan yang berbunyi: "Pelanggaran terhadap hukum internasional dan opini masyarakat dunia layak mendapat kecaman keras." TIndakan Korea Utara, yang ditujukan untuk meremehkan perjanjian nonproliferasi, merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea dan wilayah Asia-Pasifik. Hal ini mempunyai dampak negatif terutama bagi Korea Utara itu sendiri. Kami bersikukuh bahwa pihak Korea Utara harus menghentikan tindakan berbahaya, memenuhi persyaratan yang ditentukan Dewan Keamanan PBB, menghentikan seluruhnya program rudal nuklir dan kembali ke Perjanjian Nonproliferasi Nuklir."[18]
  •  Korea SelatanPerdana Menteri Korea Selatan Hwang Kyo-ahn mendesak untuk mengadakan rapat darurat Dewan Keamanan PBB, sementara Presiden Park Geun-hye mempersingkat waktu kunjungannya ke Laos.[16] Park menyatakan uji coba ini hanya akan membawa ke "sanksi yang lebih berat" dan "isolasi yang makin parah" kepada Korea Utara, mempercepat "kehancurannya sendiri"[16] dan menyatakan uji coba ini menunjukkan "kecerobohan maniak" dari diktator Korea Utara Kim Jong-un.[14]
  •  Amerika SerikatGedung Putih mengeluarkan pernyataan dari Presiden Obama yang menyatakan: "Amerika Serikat tidak pernah, dan tidak akan, menerima Korea Utara sebagai negara senjata nuklir. Bukannya memperoleh keamanan nasional dan tujuan pengembangan ekonomi yang dicita-citakan, tetapi aksi provokatif dari Korea Utara justru membawa isolasi dan kemiskinan bagi rakyatnya melalui usaha yang keras untuk mencapai kapabilitas senjata nuklir dan rudal balistik. Uji coba saat ini, adalah pelanggaran terang-terangan dari berbagai Resolusi Dewan Keamanan PBB, membuat Korea Utara yang terus melanggar norma internasional dan sikap umumnya akhirnya menunjukkan mereka tidak mempunyai minat untuk bergabung dalam masyarakat internasional."[19]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "North Korea conducts apparent nuclear weapons test".
  2. ^ CFC begins Ulchi Freedom Guardian 2016한미 연합사령부, 2016 을지프리덤가디언 연습 시작 – 21 August 2016
  3. ^ North Korea fires 3 ballistic missiles; Japan calls it 'serious threat' – CNN, 2337 GMT 5 September 2016
  4. ^ UN council condemns N Korea missile launches, vows new measures – CNA, 27 August 2016 12:15 Singapore Standard Time
  5. ^ "North Korea conducts 'fifth and biggest nuclear test'".
  6. ^ "North Korea nuclear test: Japan confirms huge quake caused by explosion".
  7. ^ a b c North Korea conducts fifth and largest nuclear test – South Korea and Japan – Reuters, 9 September, 2016 5:39am Britain Standard Time
  8. ^ a b North Korea blast measured at least 20 to 30 kilotons: analyst Diarsipkan 2016-09-11 di Wayback Machine. – Today, 9 September 2016 10:07am Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Today" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  9. ^ "North Korea accused of 'maniacal recklessness' after most powerful nuclear test yet".
  10. ^ North Korea apparently carries out fifth nuclear test - Japan Times, 9 Sep 2016
  11. ^ THE LATEST: N. KOREA CONFIRMS 'SUCCESSFUL' NUCLEAR TEST - Associated Press, 2016 Sep 9, 12:52 AM EDT
  12. ^ Associated Press opens news bureau in North Korea - The Guardian, Monday 16 January 2012 12.27 GMT
  13. ^ Jackie Northam, North Korea Conducts Nuclear Test Sparking International Condemnation, NPR, All Things Considered (September 9, 2016).
  14. ^ a b c d e Song Jung-a, North Korea condemned for fifth nuclear test: International backlash after Pyongyang conducts largest explosion to date, Financial Times (September 9, 2016).
  15. ^ "The Latest: China formally protests North Korea nuclear test" Diarsipkan 2018-12-21 di Wayback Machine.. 
  16. ^ a b c Sang-Hun, Choe; Perlez, Jane (8 September 2016).
  17. ^ "Foreign Ministry protests N.Korea nuclear test" Diarsipkan 2016-09-14 di Wayback Machine..
  18. ^ James Masters, North Korea nuclear test: is the only option left to cut off the power?, CNN (September 9, 2016).
  19. ^ Statement by the President on North Korea's Nuclear Test, White House Office of the Press Secretary (September 9, 2016).