Lompat ke isi

Pengguna:Marudut Parsaoran Anakampun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perjalanan hidup sesorang dimulai dari titik nol dan terbentuk sendiri oleh alam dan lingkungan. Perjalan hidup akan membentuk jati diri dan karakter . tanpa disadari kita akan dipaksa untuk membuat suatu pilihan, pilihan itu yang akan menentukan siapa kita. jiwa dan raga akan berjalan beriringan namum tidak akan bersatu. tetapi dalam satu titik ada masa untuk bertolak belakang. "Marudut Parsaoran Anakampun"



LIKA LIKU KABUPATEN PAKPAK BARAT Kabupaten Pakpak Bharat menginjakkan usia yang ke lima belas tahun saat ini. Lahir atas pencetusan undang-undang nomor 9 tahun 2003, atas Pemekaran dari wilayah induk kabupaten Dairi. Ini adalah cikal bakal Program pamungkas Pemerintah pada saat itu. Otonomi daerah adalah sebuah langkah dalam pemerataan pembangunan di NKRI. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Pemangku kepentingan di NKRI, khusus di kabupaten Dairi dalam hal pemekaran wilayah daerahnya, cendikiawan dan pemangku kepentingan mengambil dengan cepat dan sigap peluang itu, sebuah investasi besar berharga. Investasi untuk ikut merasakan kenikmatan dana dan anggaran dari pemerintah pusat ke daerah.

Kabupaten Dairi penduduk asli suku Pakpak, cenderung agak, seperti terkucilkan pada masa itu. Atas dasar ketimpangan sosial, perlakuan, imajinasi terkucilnya suku Pakpak, maka pemikir dan cendikiawan mengambil peluang dan kesempatan emas, pada masa itu program pemerintah atas otonomi daerah sedang membuming. Otonomi adalah kunci utama.

Pada akhir dan saat tertentu, berkat kerja keras dan pemikiran cendikiawan terbentuklah Kabupaten Pakpak Bharat hasil pemekaran wilayah dari kabupaten Dairi. Dalam benak dan cita cita suka pak pak bahwa kabupaten Pakpak Bharat sebagai benteng terakhir regenerasi suku Pakpak cetus segelintir cendikiawan pemangku kepentingan. Dampak dari ketidakadilan dan terjadi krisis paradigma terhadap suku Pakpak. Sehingga gejolak pemekaran terus dikumandangkan.

Kabupaten Pakpak Bharat dihuni oleh mayoritas Suku Pakpak. Dulu, ditahun 2002 kabupaten ini masih dalam bentuk kecamatan, Kecamatan Salak namanya. Kecamatan lebih tua dari pada kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, kecamatan terpinggirkan dan terkucilkan saat itu. Kecamatan yang dihuni oleh asli suku Pakpak, dengan keterbatasan jauh dari ketercukupan rohani dan jasmani pengisinya. Katanya dulu pada jaman sebelum Masehi daerah ini penghasil kapur Barus, konon Barus adalah barang komoditas dikonsumsi oleh raja Firaun, sebagai dupa dan wewangian, kecamatan yang nilai batin dan ketangkasan jiwa masih dominan pada saat itu. Sakit penyakit disembuhkan dengan kekuatan alam semesta yang mereka anut, mungkin masih dikatakan alami dan primitif. Mejan diyakini sebagai pelindung dan Kramat sakti. Mejan sebuah patung gajah yang ditunggangi oleh raja, memiliki nilai mistis dan daya kuat alam semesta yang begitu tinggi, katanya. Sebuah kecamatan kecil yang mengandung makna tersendiri. Makna diluar akal logika dan imajinasi. Barangkali ini alasan mengapa Raja Sisingamangaraja XII betah dan tinggal disana, atau pun mungkin saja, beliau memang lahir dan tinggal disana, dan akhirnya mati tertembak tidak jauh dari wilayah itu, siapa yang tau? Atau barangkali pusaka terpendam disana, who knows? Hal ini yang menjadikan daerah ini unik dan memiliki nilai majis berbalutkan adat-istiadat.

kembali lagi ke topik, sebagai buah pikiran atas penggagas pemekaran, menumbuhkan semangat untuk lebih maju dan berkembang. Pemikiran dan optimis itu yang menjadi dasar tumbuhnya pemekaran itu. Keinginan untuk maju menuju yang lebih baik. Mencoba membuka mata dan pikiran keluar, mengikuti jaman. Membangun paradigma baru bagi suku Pakpak untuk lebih maju. Meningkatkan taraf hidup masyarakat Pakpak, tentunya orang Pakpak akan lebih dikenal dan dipertimbangkan.

Kabupaten Pakpak Bharat menyiratkan idiologi bage ate rejeki, bage tennah sodip. Menjadi semboyan dan pembakar semangat dan darah andrenalin untuk maju dan berkembang. sebuah doa menjadi tameng untuk bergerak cepat secepat langkah "biahat/ Mpung Ndaoh" red biahat, harimau. Sapaan Njuah njuah, sebagai penghantar membangun hubungan dan silaturahmi.

Lima belas tahun umur kabupaten Pakpak Bharat, yang sudah dipimpin oleh lebih kurang delapan kepemimpinan kepala daerah, telah menjalankan roda-roda pemerintahan, pembangunan dan pembenahan layaknya sebuah kabupaten. Dulunya kabupaten ini tergolong kecil dan sangat tertinggal, kini mulai berbenah dan agak kelihatan lebih maju berkembang. Pendidikan dan kesehatan juga mulai lebih membaik, boleh dikatakan disegala sektor berkembang secara signifikan.

Berbanding lurus dengan anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah pusat ke daerah ini, dana bantuan dan hibah yang mengalir ke kabupaten ini, sudah barang tentu pembangunan akan terjadi, usapan dan sentuhan pemerintah kepada pemerintah itu terasa, seharusnya/ideal.

Yang dulunya kabupaten ini hanyalah sebuah desa kecil namun berkat otonomi daerah, daerah ini bisa merasakan kucuran dana dan anggaran seperti kabupaten lainnya. Merasakan pembangunan dimana-mana, menggerakkan dan mengangkat daya beli masyarakat. Mulusnya jalan dari desa ke desa. Bahkan semakin tinggi nilai daya beli masyarakat itu. Perkantoran dan fasilitas lainnya di pemerintah diatas standard rata rata. Pembangunan sekolah dan fasilitas kesehatan sudah semakin banyak dan layak fungsi.

Dari semua perjalanan kepemimpinan di kabupaten Pakpak Bharat, Remigo Yolanda Berutu adalah salah seorang Bupati lebih lama dan betah menjalankan roda-roda pemerintahan pada saat itu, banyak hal dan terobosan terobosan baru yang telah dilakukan dalam menggerakkan pembangunan, dengan gaya elegan dan jiwa muda Remigo Yolanda Berutu telah memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pembenahan di kabupaten ini. Membangun dari nol, dari yang tidak ada, sebutannya. Berimajinasi kabupaten nagari diatas awan, sebutnya. Pemilik standar kompetensi tinggi untuk memimpin, berbaur dengan kemajuan dan perkembangan pikiran modern.

Pembangunan disegala sektor dengan menerapkan teknologi dan langkah strategi kekinian sebagai poros pikirannya untuk bekerja, adalah sebuah kecerdasan dan kegemilangan yang dimiliki hingga menghantarkan nama baik dan derajat kabupaten ini dipertimbangkan. Kabupaten kecil dengan pendapat asli daerah yang begitu kecil, jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya mungkin menjadi convuse. Tetapi keseimbangan pembangunan dan pemerataan pembangunan pada jumlah anggaran yang dialokasikan adalah salah satu strategi. Membuat percepatan percepatan pembangunan. Menjalin kerjasama pada setiap sektor sektor pengaruh. Transformasi diera digital, sebuah cita cita gemilang penerapan revolusi industri 4.0.

Namun, saat kabupaten ini, sedang bergiat membenahi dan membangun, kejadian besar muncul tiba-tiba, Remigo Yolanda Berutu ditimpa musibah, apes dan ketiban hari naas. Komisi pemberantasan korupsi, melakukan OTT terhadap beliau, diindikasikan karena alasan suap-menyuap. Prahara dan kegundahan mengalir pada beliau. Hingga membuat nilai jual kabupaten ini turun drastis. Saat kabupaten ini sebagai tempat reverensi untuk daerah lainnya studi banding kini perlahan lahan akan semakin tergerus. Tak dapat dipungkiri dulunya kabupaten ini menjadi terkenal kini menjadi barang cemoohan, barang kali. Disayangkan memang, akan tetapi itu adalah bagian dari resiko pekerjaan. Mungkin saja ini sebuah kelalaian atau kesilapan, menjadi bumerang.

Pada akhirnya tampuk kepemimpinan itu di amanahkan kepada bapak Asren Nasution. Beliau dulunya dari figur seorang militer, terakhir menduduki jabatan sebagai staf ahli gubernur Sumatera Utara. Yang telah mencetuskan tema pembangunan kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2019.

" Mengembangkan Potensi Ekonomi Lokal Menuju Kemandirian dan Kesejahteraan masyarakat yang Berbudaya

Mudah mudahan beliau dengan segala kapasitas dan kemampuan dapat membawa kabupaten Pakpak Bharat menjadi lebih baik. Memahami dan beradaptasi dengan keadaan. Karakteristik dan kebudayaan yang mungkin belum pernah tercicipi. Semoga membawa kabupaten Pakpak barat ke suasana yang lebih baik. Memahami pada yang tampak dan tidak tampak, sebutnya.

Perjalanan Kabupaten Pakpak Bharat memiliki lika-liku tersendiri, dari sebuah desa kecil yang anggapan banyak orang impossible menjadi sebuah kabupaten. Kabupaten pada masanya begitu cepat tumbuh dan berkembang hingga Sunter kesegala penjuru. Lika-liku kepemimpinan bergejolak dan bergeming. Kabupaten lahir terbaru penuh imajinasi. Kabupaten menyimpan seribu Makna.

Salam njuah njuah.

Salak, 02 Feb 2019

Parsaoran Anakampun