XBRL

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Extensible Bisnis Reporting Language (XBRL) merupakan bahasa berbasis XML yang menyediakan solusi yang efektif untuk persiapan, presentasi dan pertukaran Standar Pelaporan Keuangan Internasional.[1] XBRL - Extensible Bisnis Reporting Language - adalah kerangka kerja kolaboratif yang dikembangkan untuk menciptakan terstandardisasi dan disesuaikan dengan representasi digital dari laporan keuangan, pajak dan laporan bisnis lainnya secara rinci dan ringkas dan data ekstrak.[2] Pada tanggal 16 Maret 2005, SEC (Komisi Sekuritas Amerika Serikat) mengeluarkan Peraturan Final 33-8529 yang mendorong pendaftar secara sukarela untuk mengajukan tag informasi laporan keuangan pada Sistem pelaporan EDGAR dengan format XBRL. Ini menandakan bahwa Amerika Serika bersiap untuk menukar format pelaporan keuangannya kedalam format XBRL. Di Indonesia sendiri, BAPEPAM-LK tengah melakukan pengkajian dan berencana mengadopsi XBRL dua tahun kedepan.

XBRL termasuk kedalam penyajian data keuangan interaktif. Salah satu penggunaan XBRL adalah untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan keuangan. Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun dalam taksonomi. Taksonomi tersebut menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara konsep-konsep tersebut dan makna semantik lainnya. XBRL menggunakan sintaks XML serta teknologi berbasis XML lainnya seperti XML Schema, XLink, XPath, Namespace, dll untuk menjelaskan pengertian semantiknya. Spesifikasi XBRL dikembangkan dan dipublikasikan oleh XBRL International, Inc. (XII).

Beda XBRL dengan Format Pelaporan Data Non-Interaktif Biasa[sunting | sunting sumber]

XBRL sangat berbeda dengan file PDF yang selama ini digunakan pada pelaporan keuangan. Laporan yang dinyatakan dalam XBRL ini dioptimalkan untuk konsumsi komputer (analisis data melalui software computer). Hal ini karena data laporan keuangan dalam bentuk XBRL dapat dengan mudah ditransformasikan kedalam berbagai software komputer. XBRL tidak menghasilkan standar akuntansi tetapi mempromosikan kegunaan standar itu sendiri. Organisasi dapat memanfaatkan XBRL untuk mendefinisikan informasi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan dalam berbagai format. Secara teknis, batang tubuh utama XBRL adalah taksonomi XBRL. Sebuah taksonomi pelaporan keuangan bertindak seperti kamus akun dengan hubungan yang ditentukan antar mereka.[1] Misalnya, dalam taksonomi akuntansi, kas diklasifikasikan sebagai bagian dari aset lancar, dan aktiva lancar diklasifikasikan sebagai bagian dari total aset.

Keuntungan XBRL[sunting | sunting sumber]

Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan XBRL dapat menurunkan risiko perusahaan, meningkatkan efisiensi perusahaan dan transparansi, dan dapat terus memenuhi kepentinganpemegang saham dan pasar. Menurut Gomaa, Markelevich, Shaw (2011),[3] manfaat dari XBRL adalah memudahkan untuk menerapkan teknik analisis keuangan, seperti analisis rasio guna membandingkan perusahaan atau kinerja perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda dalam proses yang jauh lebih mudah daripada dengan laporan keuangan (non-interaktif) yang dihasilkan secara tradisional. Sedangkan menurut BAPEPAM-LK,[4] secara umum, manfaat XBRL adalah:

  1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena mengimplementasikan: (a) Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang 'comparable' dan mudah untuk dianalisis, (b)Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input.
  2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRL dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan: PDF, HTML, Excel, TXT, dll.
  3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
  4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor.

Beberapa manfaat potensial praktis mengadopsi XBRL juga disampaikan oleh Cohen, Schiavina and Servais (2005)[2] yang meliputi:

  1. Peningkatan pertukaran dalam dan antara organisasi.
  2. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas pelaporan bisnis dan yang mendasari proses.
  3. Peningkatan kontrol lingkungan, mengurangi manipulasi data (baik dalam arti tidak bersalah tetapi tidak efektif dan dalam arti lebih jahat).
  4. Memfasilitasi perpindahan ke paperless pelaporan bisnis.
  5. Membantu organisasi menyesuaikan diri dengan metode expanding industry-acceptance.
  6. Didukung oleh vendor perangkat lunak utama yang memungkinkan fungsionalitas baru dan efisiensi.
  7. Peningkatan pembandingan dan analisis pelaporan informasi beberapa perusahaan bisnis.

XBRL dan isi akuntansi[sunting | sunting sumber]

Keterkaitan XBRL dengan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan[sunting | sunting sumber]

Corporate governance dan kinerja perusahaan adalah isu yang berkembang sejak dulu di akuntansi. Penyajian laporan keuangan yang baik merupakan salah satu upaya corporate governance. Kinerja perusahaan sering dinilai dari data-data pada laporan keuangan perusahaan. Telah banyak penelitian yang melakukan pengujian terhadap berbagai anteseden corporate governance dan kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian Premuroso dan Bhattacharya (2008),[5] Corporate Governance secara signifikan dan positif terkait dengan keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan awal dan sukarela yang menyampaikan informasi keuangan dalam format XBRL. Pada saat yang sama, faktor kinerja perusahaan termasuk likuiditas dan ukuran perusahaan juga terkait dengan keputusan pengajuan penggunaan awal dan sukarela XBRL. Alles and Piechocki (2012)[6] menyatakan bahwa analisis proses pembuatan keputusan governance menunjukkan bahwa XBRL merupakan cara-cara baru melihat dan memanipulasi data guna menghasilkan informasi yang lebih baik, yang bila dikombinasikan dengan alat analitik lebih baik akan mengarah ke pengetahuan yang memungkinkan para pemangku kepentingan dalam dan di luar perusahaan untuk membuat keputusan corporate governance yang lebih baik. Oleh karena itu, nilai tambah dari XBRL berasal dari menggunakannya sebagai alat untuk memisahkan dan memformat data, serta dengan melihat masalah dengan cara yang baru, yang dirangsang untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan baru, untuk membebaskan data dari penyusun dan demokratisasinya untuk pengguna.

Keterkaitan XBRL dengan Transparansi dan Efisiensi[sunting | sunting sumber]

Pelaporan keuangan adalah salah satu bentuk transparansi manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui laporan keuangan, dapat dilihat berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk setahun terakhir. Namun diharapkan proses ini tidak memakan biaya besar atau dapat dilakukan seefisien mungkin. Hasil penelitian Chen (2012)[7] meneliti implementasi e-government dari XBRL untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam bisnis dan informasi keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa XBRL membuat transparansi informasi dan efisiensi dalam pengumpulan dan penyebaran informasi prioritas sehingga akan membantu mencapai tujuan-tujuan program.

Keterkaitan XBRL dengan Asimetri Informasi[sunting | sunting sumber]

Asimetri informasi adalah isu yang mendapat perhatian sangat besar oleh para peneliti akuntansi. Asimetri informasi dapat menyebabkan ketidak seimbangan banyaknya informasi yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi akan menguntungkan salah satu pihak yang memiliki informasi lebih banyak (misal manajer) dan merugikan pihak lain. Yoon, Zo dan Ciganek (2010)[8] melakukan penelitian yang menguji apakah adopsi XBRL mengurangi asimetri informasi atau tidak dalam konteks pasar saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara adopsi XBRL dan informasi asimetri, yang menyiratkan bahwa adopsi XBRL dapat menyebabkan pengurangan asimetri informasi di pasar saham. Selain itu, efek adopsi XBRL untuk mengurangi asimetri informasi lebih kuat kuat bagi perusahaan berukuran besar daripada perusahaan berukuran menengah dan kecil.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Stergiaki, Elissavet, A. Stavropoulos dan T. Lalou. 2013. Acceptance and usage of extensible business reporting language: an empirical review. Journal of Social Sciences Vol. 9 (1): 14-21
  2. ^ a b Cohen, Eric E., T. Schiavina dan O. Servais. 2005. XBRL: The standardised business language for 21st century reporting and governance. International Journal of Disclosure and Governance, Vol. 2, No. 4, pp. 368–394
  3. ^ Gomaa, Mohamed I., A. Markelevich, L. Shaw. 2011). Introducing XBRL through a financial statement analysis project. Journal of Accounting Edducation Vol. 29, pp. 153–173
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-17. Diakses tanggal 2013-10-17. 
  5. ^ Premuroso, Ronald F. dan S. Bhattacharya. 2008. Do early and voluntary filers of financial information in XBRL format signal superior corporate governance and operating performance?. International Journal of Accounting Information Systems Vol. 9, pp. 1 –20
  6. ^ Alles, Michael, M. Piechocki. 2012. Will XBRL improve corporate governance? A framework for enhancing governance decision making using interactive data. International Journal of Accounting Information Systems Vol. 13, pp. 91–108
  7. ^ Chen, Yu-Che. 2012. A comparative study of e-government XBRL implementations: The potential of improving information transparency and efficiency. Government Information Quarterly, Vol. 29, pp.553–563
  8. ^ Yoon, Hyungwook, H. Zo, A. P. Ciganek. 2011. Does XBRL adoption reduce information asymmetry?. Journal of Business Research Vol.64, pp.157–163

Pranala luar[sunting | sunting sumber]