Lihat sumber Origenes

{{dalam perbaikan}}
{{Infobox philosopher
|name   = Origenes
|image  = Origen3.jpg
|caption = Gambar Origenes sedang menulis dalam naskah ''In numeros homilia'' XXVII dari sekitar tahun 1160
|birth_date  = Sekitar tahun 184 M
|birth_place = Mungkin sekali di [[Aleksandria]], [[Aegyptus (provinsi Romawi)|Mesir]]
|death_date  = Sekitar tahun 253 M
|death_place = Mungkin sekali di [[Tirus, Lebanon|Tirus]], [[Phoenice (provinsi Romawi)|Lebanon]]
|parents=[[Leonides dari Aleksandria]]
| era = {{ublist|[[Filsafat Yunani kuno|Filsafat Yunani Kuno]]|[[Filsafat Kristen]]}}
| region = [[Filsafat Barat]]
| school_tradition = Mazhab Aleksandria
| main_interests = {{ublist|[[Hermeneutika Alkitab|Ilmu asas tafsir Alkitab]]|[[Apologetika Kristen|Ilmu hujah Kristen]]|[[Teologi Kristen|Ilmu teologi Kristen]]|[[Kritik teks|Ilmu kritik naskah]]}}
| notable_ideas = {{ublist |[[Penafsiran alegori Alkitab|Tafsir kias Alkitab]]|[[Apokatastasis|Pemulihan fitrah]]|[[Asketisme|Zuhud]]|[[pasifisme Kristen|Ahimsa Kristen]]|[[Kehendak bebas]]|[[Inkorporealitas|Hakikat nirjasad]] Allah|[[Logos (Kekristenan)|Teologi logos]]|[[Prawujud|Prawujud jiwa]]|[[Teori pampas penebusan]]|[[Subordinasianisme]]|[[Universalisme|Kesejagatan]]}}
}}
'''Origenes dari Aleksandria'''{{efn|[[Bahasa Yunani]]: ''Ὠριγένης'', ''Ōrigénēs''; [[bahasa Koptik]]: Ϩⲱⲣⲓⲕⲉⲛ{{sfn|Trismegistos}} Nama ''Ōrigénēs'' ({{lang-el|Ὠριγένης}}) mungkin sekali berarti "anak [[Horus]]" (gabungan kata {{lang|el|Ὧρος}}, ''Horos'' (Horus), dan kata {{lang|el|γένος}}, ''genos'' (lahir).{{sfn|Prestige|1940|p=43}}}} alias '''Origenes Adamantios'''{{efn|[[Bahasa Yunani]]: ''Ὠριγένης Ἀδαμάντιος'', ''Ōrigénēs Adamántios''. Julukan atau ''[[cognomen]]'' ''Adamantios'' berasal dari kata Yunani ''adámas'' ({{lang|el|ἀδάμας}}), yang berarti "tak terluluhkan", "tak terubahkan", "tak tergoyahkan", "tak tertundukkan", "sekeras intan".{{sfn|LSJ}}{{sfn|Etymonline}}}} adalah cendekiawan, [[asketisme|zahid]],{{sfn|Finn|2009|pp=100-130}} dan [[teologi Kristen|teolog]] [[Gereja Perdana]] yang lahir dan mula-mula berkiprah di [[Aleksandria]]. Origenes adalah pujangga yang rajin berkarya. Ada kurang lebih 2.000 karya tulis yang ia hasilkan dalam berbagai cabang ilmu [[teologi]], antara lain [[kritik teks|ilmu kritik naskah]], [[eksegesis|ilmu tafsir Alkitab]], [[hermeneutika|ilmu asas tafsir Alkitab]], [[homiletika|ilmu khotbah]], dan ilmu kerohanian. Origenes adalah salah seorang tokoh yang paling berpengaruh di bidang teologi, [[apologetika Kristen|hujah]], dan [[asketisme|zuhud]] [[Gereja Perdana]].{{sfn|Finn|2009|pp=100-130}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26, 64}} Ia telah pula disebut-sebut sebagai "genius terbesar yang pernah dihasilkan Gereja Perdana".{{sfn|McGuckin|2004|page=25}}

Ketika masih remaja, Origenes berniat gugur sebagai [[martir]] bersama-sama ayahnya, tetapi dicegah menyerahkan diri kepada pemerintah oleh ibunya. Saat berumur delapan belas tahun, Origenes menjadi seorang [[katekese|katekis]] di [[Mazhab Aleksandria|Perguruan Katekese Aleksandria]]. Ia tekun memperdalam ilmu, dan mengamalkan cara hidup zuhud, dengan [[Vegetarianisme|berpantang makan daging]] dan [[Teetotalisme|minum khamar]]. Ia berselisih dengan [[Paus Demetrius I dari Aleksandria|Demetrius]], Uskup Aleksandria, pada tahun 231, sesudah [[penahbisan|ditahbiskan]] menjadi [[presbiter]] oleh sahabatnya, Uskup Kaisarea, saat singgah di Palestina dalam perjalanannya menuju Athena. Demetrius melaknatnya sebagai [[insubordinasi|pembangkang atasan]], menuduhnya telah [[kebiri|mengebiri]] diri sendiri dan mengajarkan bahwa [[setan]] pun pada akhirnya akan mencapai keselamatan, yang mati-matian disangkal oleh Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=15}}{{sfn|Olson|1999|page=105}} Ia mendirikan Perguruan Agama Kristen Kaisarea, tempatnya mengajar ilmu [[logika]], [[kosmologi]], [[sejarah alam]], dan teologi, sehingga dihormati sebagai begawan teologi oleh Gereja-Gereja di [[Suriah Palestina|Palestina]] dan [[Arabia Petraea|Arab]]. Ia turut [[Pengaku Iman|disiksa karena kedapatan beragama Kristen]] ketika berlangsung [[Penindasan oleh Kaisar Decius|aksi aniaya besar-besaran terhadap umat Kristen atas titah Kaisar Decius]] pada tahun 250, dan wafat tiga atau empat tahun kemudian lantaran cedera yang dideritanya.

Origenes dapat menghasilkan begitu banyak karya tulis berkat sokongan sahabat karibnya, [[Ambrosius dari Aleksandria|Ambrosius]], yang mengerahkan seregu setia usaha untuk menyalin karya-karya tulisnya, sehingga menjadikannya pujangga yang paling giat berkarya sepanjang [[era Klasik|Abad Kuno]]. Dalam karya tulisnya yang berjudul ''[[Perihal Asas-Asas]]'', Origenes secara sistematis menjabarkan asas-asas [[teologi Kristen]]. Karya tulis ini melandasi karya-karya tulis Origenes selanjutnya di bidang teologi.{{sfn|Olson|1999|page=102}} Ia juga menulis ''[[Contra Celsum|Melawan Kelsos]]'' ({{lang-la|Contra Celsum}}; {{lang-el|Κατὰ Κέλσου, Kata Kelsou}}), risalah [[apologetika Kristen|hujah Kristen]] perdana yang paling berpengaruh,{{sfn|Olson|1999|page=101}} berisi jawaban-jawabannya atas tuduhan-tuduhan terhadap agama Kristen yang dilontarkan oleh [[Celsus|Kelsos]], filsuf pemeluk agama leluhur yang merupakan salah seorang [[Kritik terhadap Kekristenan|pengecam terawal agama Kristen]] yang paling sengit. Origenes menghasilkan ''[[Heksapla|Enam Bagian]]'', yakni edisi kritis Alkitab Ibrani yang pertama, berisi rangkaian ayat Alkitab dalam enam kolom sejajar, satu kolom berisi ayat-ayat Alkitab dalam bahasa dan aksara Ibrani, satu kolom berisi hasil alih aksaranya ke dalam aksara Yunani, sementara empat kolom selebihnya memuat empat versi terjemahannya dalam bahasa dan aksara Yunani. Ia menulis ratusan khotbah yang membahas hampir seluruh isi Alkitab, dan [[Penafsiran alegori Alkitab|menafsirkan hikmah yang tersirat dalam banyak ayat]]. Origenes mengajarkan bahwa sebelum [[prawujud|jagat raya indrawi diciptakan]], Allah telah menciptakan jiwa-jiwa segala makhluk yang berakal budi. Jiwa-jiwa ini mula-mula berkhidmat sepenuhnya kepada Allah, tetapi kemudian menjauh dari Allah, dan dianugerahi jasad oleh Allah. Origenes adalah orang yang pertama kali mengemukakan [[teori pampas penebusan]] dalam bentuk yang sudah paripurna, dan kendati mungkin sekali menganut paham [[subordinasianisme]], ia banyak bersumbangsih bagi perkembangan konsep [[Tritunggal|ketritunggalan Allah]]. Origenes berharap [[Universalisme|seluruh umat manusia pada akhirnya akan mencapai keselamatan]], tetapi senantiasa bersikap hati-hati dengan menegaskan bahwa pandangannya yang satu ini hanya spekulasi belaka. Ia membela ajaran tentang [[kehendak bebas]] dan menganjurkan paham [[pasifisme Kristen|ahimsa Kristen]].

Origenes adalah salah seorang [[Bapa Gereja]],{{sfn|Grafton|2011|page=222}}{{sfn|Runia|1995|p=118}}{{sfn|Paus Benediktus XVI|2007|pages=24–27}}{{sfn|Litfin|2007}} dan dihargai banyak pihak sebagai salah seorang teolog Kristen terpenting sepanjang masa.{{sfn|Olson|1999|page=99}} Ajaran-ajarannya sangat berpengaruh di Gereja Timur, mengingat [[Athanasius|Atanasius dari Aleksandria]] dan ketiga [[Bapa-bapa Kapadokia|Bapa Kapadokia]] adalah pengikut-pengikut setianya.{{sfn|Olson|1999|page=100}} Perdebatan seputar sesat tidaknya ajaran-ajaran Origenes menyulut [[Krisis Pengikut Origenes|Krisis Pengikut Origenes yang pertama]] pada penghujung abad ke-4, manakala kesahihan ajaran-ajaran Origenes digugat oleh [[Epifanius|Epifanius dari Salamis]] dan [[Hieronimus]], tetapi dibela oleh [[Tiranius Rufinus]] dan [[Yohanes II, Uskup Yerusalem|Yohanes dari Yerusalem]]. Pada tahun 543, Kaisar [[Yustinianus I]] melaknatnya sebagai ahli bidah dan memerintahkan pembakaran karya-karya tulisnya. [[Konsili Konstantinopel II]] pada tahun 553 [[Anatema|membidahkan]] Origenes, atau mungkin sekadar membidahkan ajaran-ajaran tertentu yang dianggap bersumber dari Origenes. Ajaran-ajarannya tentang [[prawujud]] [[jiwa]] ditolak oleh Gereja.{{sfn|Patrides|1967|pp=467–478}}

== Riwayat hidup ==
=== Awal hayat ===
Hampir semua informasi mengenai kehidupan Origenes berasal dari riwayat hidupnya yang panjang dalam jilid ke-4 ''[[Sejarah Gereja (Eusebius)|Sejarah Gereja]]'' karya [[Eusebius]] (''ca.'' 260 – ''ca'' 340).{{sfn|Trigg|1983|page=9}} Eusebius tidak saja menggambarkan Origenes sebagai seorang cendekiawan Kristen yang mumpuni, tetapi juga sebagai seorang tokoh suci.{{sfn|Trigg|1983|page=9}} Kendati demikian, riwayat hidup Origenes ini baru ditulis Eusebius sesudah hampir 50 tahun Origenes wafat, dan hanya menggunakan segelintir sumber tepercaya mengenai kehidupan Origenes, khususnya mengenai awal hayatnya.{{sfn|Trigg|1983|page=9}} Karena ingin menyajikan lebih banyak lagi keterangan mengenai tokoh idolanya ini, Eusebius menambahkan pula riwayat-riwayat kurang andal yang didasarkan atas kabar selentingan belaka, dan kerap membuat kesimpulan-kesimpulan spekulatif mengenai Origenes berdasarkan sumber-sumber yang ia dapati.{{sfn|Trigg|1983|page=9}} Bagaimanapun juga, para ahli dapat merekonstruksi suatu uraian riwayat hidup Origenes yang bersifat umum dengan cara membuang semua keterangan yang dinilai tidak akurat dari riwayat hidup yang ditulis Eusebius.{{sfn|Trigg|1983|pages=9–10}}

Origenes mungkin lahir pada tahun 185 atau 186 di [[Aleksandria]].{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|McGuckin|2004|page=2}}{{sfn|Trigg|1983|page=8}} Menurut Eusebius, ayah Origenes bernama [[Leonides dari Aleksandria]], seorang mahaguru sastra sekaligus pemeluk agama Kristen yang taat, yang berani mengamalkan ajaran agamanya secara terang-terangan.{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=10}} Joseph Wilson Trigg menilai keterangan ini tidak andal, tetapi berpendapat bahwa ayah Origenes sudah barang tentu adalah "seorang borjuis yang makmur dengan budaya Helenistik yang sudah mendarah daging".{{sfn|Trigg|1983|page=10}} Menurut John Anthony McGuckin, ibu Origenes, yang tidak diketahui namanya, mungkin saja berasal dari kalangan bawah yang tidak memiliki [[Kewarganegaraan Romawi|hak kewarganegaraan Romawi]].{{sfn|McGuckin|2004|page=3}} Mengingat status sosial ibunya, boleh jadi Origenes sendiri bukan warga negara Romawi.{{sfn|McGuckin|2004|pages=2–3}} Origenes diajari ilmu sastra serta filsafat oleh ayahnya,{{sfn|McGuckin|2004|pages=3–4}} mungkin juga pengetahuan tentang Alkitab dan ajaran agama Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|pages=3–4}}{{sfn|Trigg|1983|pages=11–16}} Menurut Eusebius, Origenes diwajibkan ayahnya menghafal ayat-ayat Kitab Suci setiap hari.{{sfn|Trigg|1983|page=12}} Joseph Wilson Trigg menilai keterangan ini mungkin sekali benar, mengingat Origenes mampu mendaraskan ayat-ayat Kitab Suci di luar kepala sekehendak hatinya.{{sfn|Trigg|1983|page=12}} Eusebius juga meriwayatkan bahwa saat masih belia pun pengetahuan Origenes tentang Kitab Suci sudah sangat mendalam sampai-sampai ayahnya tidak mampu lagi menjawab pertanyaan-pertanyaannya.{{sfn|McGuckin|2004|page=4}}{{sfn|Trigg|1983|pages=12–13}}

Pada tahun 202, saat Origenes "belum lagi genap berumur tujuh belas tahun", [[Kaisar Romawi|Kaisar]] [[Septimius Severus]] memerintahkan agar setiap warga negara Romawi [[Kebijakan anti-Kristen di dalam Kekaisaran Romawi|yang terang-terangan mengamalkan ajaran agama Kristen dijatuhi hukuman mati]].{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=30}} Ayah Origenes ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=30}} Menurut Eusebius, Origenes berniat menyerahkan diri kepada pemerintah agar ikut dihukum mati,{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|McGuckin|2004|page=3}} tetapi ibunya menyembunyikan semua pakaiannya sehingga ia tidak bisa menyerahkan diri, karena ia tidak mau keluar rumah dalam keadaan telanjang.{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|McGuckin|2004|page=3}} Menurut John Anthony McGuckin, sekalipun Origenes menyerahkan diri, kecil kemungkinan ia akan dihukum mati, karena kaisar hanya menyasar warga negara Romawi.{{sfn|McGuckin|2004|page=3}} Ayah Origenes tewas dipenggal,{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=30}} dan seluruh harta kekayaan keluarganya disita negara.{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=30}} Selaku anak sulung dari sembilan bersaudara{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=30}} maupun selaku ahli waris mendiang ayahnya, sudah menjadi tanggung jawab Origenes untuk menafkahi seluruh anggota keluarganya, yang mendadak jatuh miskin akibat angkara murka kaisar.{{sfn|McGuckin|2004|page=3}}{{sfn|Trigg|1983|page=30}}

[[Berkas:OrigenStudentsLuyken.jpg|jmpl|upright=1.3|Origenes sedang mengajar, ilustrasi Belanda karya Jan Luyken (1700)]]

Saat berumur delapan belas tahun, Origenes diangkat menjadi [[katekese|katekis]] (guru agama) di [[Mazhab Aleksandria|Perguruan Katekese Aleksandria]].{{sfn|McGuckin|2004|page=4}} Banyak ahli menduga bahwa Origenes diangkat menjadi pemimpin perguruan,{{sfn|McGuckin|2004|page=4}} tetapi menurut John Anthony McGuckin, sangat tidak mungkin Origenes diangkat menjadi pemimpin perguruan, lebih mungkin ia hanya diberi jabatan pengajar bergaji, mungkin sekadar untuk "membantunya" menafkahi keluarga.{{sfn|McGuckin|2004|page=4}} Semasa bekerja di Perguruan Katekese Aleksandria, ia mengamalkan gaya hidup [[asketisme|zuhud]] para [[sofis]] Yunani.{{sfn|McGuckin|2004|page=4}}{{sfn|Trigg|1983|page=53}}{{sfn|EusebiusHistoria}} Ia mengajar sepanjang hari,{{sfn|McGuckin|2004|page=4}} dan bergadang menulis risalah-risalah serta ulasan-ulasan sampai larut malam.{{sfn|McGuckin|2004|page=4}}{{sfn|Trigg|1983|page=53}} Ia berjalan kaki ke mana-mana tanpa kasut, dan hanya memiliki sehelai jubah luar.{{sfn|Trigg|1983|page=53}} Ia [[teetotalisme|berpantang minum khamar]]{{sfn|Greggs|2009|page=102}}{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} maupun [[Vegetarianisme|makan daging]],{{sfn|Greggs|2009|page=102}} dan seringkali berpuasa dalam jangka waktu yang lama.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}}{{sfn|Trigg|1983|page=53}} Kendati Eusebius secara panjang lebar menggambarkan Origenes sebagai salah seorang [[monastisisme Kristen|rahib Kristen]] pada zamannya,{{sfn|McGuckin|2004|page=4}} gambaran semacam ini sekarang sudah dianggap [[Anakronisme|anakronistis]].{{sfn|McGuckin|2004|page=4}}

Menurut Eusebius, pada masa mudanya, Origenes ditampung oleh seorang hartawati Kristen [[Gnostik]],{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} penyokong seorang teolog Kristen Gnostik kenamaan dari [[Antiokhia]], yang kerap datang berceramah di rumahnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} Eusebius secara panjang lebar menegaskan bahwa, kendati tinggal seatap,{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} Origenes tidak pernah "berdoa bersama-sama" dengan induk semangnya maupun si teolog Kristen Gnostik.{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} Origenes kelak berhasil meyakinkan seorang hartawan bernama Ambrosius untuk meninggalkan [[Valentinianisme|sekte Kristen Gnostik pengikut Valentinus]] dan menjadi pemeluk agama Kristen yang ortodoks.{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} Ambrosius benar-benar terkesan pada pemuda bestari ini sampai-sampai ia beri sebuah rumah, seorang setia usaha, tujuh orang [[stenografi|juru tulis cepat]], seregu penyalin naskah dan penulis indah, serta mengongkosi penerbitan semua karya tulisnya.{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|page=5}}

Saat berumur 20-an awal, Origenes menjual sekumpulan kecil karya sastra Yunani peninggalan mendiang ayahnya dengan harga empat keping [[obolos]], senilai upah seharinya.{{sfn|McGuckin|2004|page=5}}{{sfn|Trigg|1983|page=53}}{{sfn|EusebiusHistoria}} Uang ini ia gunakan untuk melanjutkan studi Alkitab dan filsafat.{{sfn|McGuckin|2004|page=5}}{{sfn|Trigg|1983|page=53}} Origenes menuntut ilmu di berbagai perguruan di Aleksandria,{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} termasuk di [[Mazhab Aleksandria|Perguruan Katekese Aleksandria yang berhaluan filsafat Plato]],{{sfn|Olson|1999|pages=100–101}}{{sfn|McGuckin|2004|page=5}} tempatnya berguru pada [[Amonios Sakas]].{{sfn|Watts|2008|pages=158–161}}{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|page=5}}{{sfn|Trigg|1983|pages=66–75}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} Menurut Eusebius, Origenes pernah berguru pada [[Klemens dari Aleksandria]] (''ca.'' 150 – ''ca.'' 215),{{sfn|McGuckin|2004|page=6}}{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|Trigg|1983|pages=54–66}} tetapi John Anthony McGuckin berpendapat bahwa keterangan ini hampir dapat dipastikan hanyalah sebuah asumsi retrospektif yang didasarkan pada kemiripan ajaran-ajaran kedua tokoh.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} Origenes sendiri jarang menyebut-nyebut nama Klemens dalam karya-karya tulisnya,{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} dan bilamana ia menyebut-nyebut nama Klemens, biasanya dalam rangka mengoreksi pendapat yang bersangkutan.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}}

=== Sangkaan mengebiri diri sendiri ===
{{multiple image
| align     = right
| direction = horizontal
| footer   = Dalam ''Sejarah Gereja'', Eusebius meriwatkan bahwa, pada masa mudanya, Origenes pernah diam-diam membayar seorang tabib untuk [[kebiri|mengebirinya]]. Riwayat ini melekat pada nama besar Origenes selama berabad-abad,{{sfn|McGuckin|2004|pages=6, 13–14}} sebagaimana yang tampak pada gambar-gambar Origenes mengebiri diri sendiri dari abad ke-15 ini.
| width     = 
<!-- Image 1 -->
| image1    = Origen emasculating himself (MS. Douce 195).jpg
| width1    = 300
<!-- Image 2 -->
| image2    = A-depiction-of-Origens-self-castration.jpg
| width2    = 150
}}

Menurut Eusebius, akibat keliru menafsirkan ucapan Yesus bahwa "ada orang yang membuat dirinya tidak dapat kawin atas kemauan sendiri oleh karena [[Kerajaan Sorga]]" ({{Alkitab|Matius 19:12}}), pada masa mudanya, Origenes membayar seorang tabib untuk membedah dan [[kebiri|membuang kemaluannya]] demi mengukuhkan nama baiknya selaku guru yang berbudi pekerti luhur bagi muda-mudi.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}}{{sfn|Trigg|1983|page=53}} Eusebius juga meriwayatkan bahwa Origenes diam-diam memberitahukan tindakannya itu kepada [[Paus Demetrius I dari Aleksandria|Demetrius]], Uskup Aleksandria. Konon Demetrius memuji tindakan Origenes, yang ia anggap sebagai tanda bakti kepada Allah.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} Kendati demikian, Origenes sendiri tidak pernah menyinggung tentang tindakan itu dalam karya-karya tulisnya yang sintas sampai sekarang,{{sfn|McGuckin|2004|page=6}}{{sfn|Trigg|1983|page=54}} dan dalam ''Ulasan Injil Matius'', yang ia tulis menjelang akhir hayatnya, Origenes melaknat segala macam tafsir harfiah atas ayat {{Alkitab|Matius 19:12}},{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} dengan menegaskan bahwa hanya orang bodoh yang menafsirkan ayat ini sebagai anjuran melakukan kebiri.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}}

Semenjak awal abad ke-20, sejumlah ahli telah mempertanyakan kebenaran sejarah dari tindakan pengebirian diri sendiri yang dilakukan Origenes. Banyak di antaranya beranggapan bahwa kisah ini dikarang-karang belaka.{{sfn|Keough|2008}}{{sfn|Prat}} Joseph Wilson Trigg mengemukakan bahwa keterangan Eusebius perihal tindakan pengebirian diri sendiri yang dilakukan Origenes tentunya benar, karena Eusebius (seorang pengagum berat Origenes) jelas-jelas menjabarkan tindakan tersebut sebagai perbuatan yang sunguh-sungguh bodoh, sehingga ia tidak akan sengaja menyajikan potongan informasi yang dapat mencemari nama baik Origenes kecuali jika informasi itu memang sudah "umum diketahui orang dan tidak dipertanyakan lagi kebenarannya."{{sfn|Trigg|1983|page=53}} Joseph Wilson Trigg beranggapan bahwa sikap Origenes melaknat tafsir harfiah atas {{Alkitab|Matius 19:12}} "menyiratkan penentangannya terhadap cara baca harfiah yang pernah ia lakukan semasa muda."{{sfn|Trigg|1983|page=53}}

Berseberangan dengan pendapat Joseph Wilson Trigg, John Anthony McGuckin menilai riwayat Eusebius tentang tindakan pengebirian diri sendiri yang dilakukan Origenes sebagai kisah yang "sukar dipercaya". Ia beranggapan bahwa kisah ini sengaja dipasang Eusebius untuk mengalihkan perhatian orang dari perkara-perkara yang lebih serius terkait sesat tidaknya ajaran-ajaran Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} John Anthony McGuckin juga mengemukakan bahwa "kita tidak punya petunjuk yang mengisyaratkan bahwa tindakan kebiri dengan alasan menjaga nama baik pernah dianggap sebagai suatu tolok ukur oleh seorang guru di kelas campuran siswa-siswi."{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} Ia menambahkan bahwa siswi-siswi Origenes (Eusebius menyebut nama-nama mereka satu demi satu) tentunya selalu mengikuti pelajaran sambil ditemani pengiring masing-masing, dengan demikian Origenes tentu tidak punya alasan kuat untuk berpikir bahwa orang akan mencurigainya berlaku tidak senonoh.{{sfn|McGuckin|2004|page=6}} [[Henry Chadwick (teolog)|Henry Chadwick]] berpendapat bahwa kendati mungkin saja benar, kisah Eusebius ini agaknya mustahil terjadi, mengingat penjelasan Origenes mengenai {{Alkitab|Matius 19:12}} "dengan tegas menentang segala macam tafsir harfiah atas ayat tersebut".{{sfn|Chadwick|1993|pages=108–109}} Menurut Henry Chadwick, "mungkin Eusebius secara kurang kritis melaporkan desas-desus jahat yang sengaja diembus-embuskan oleh sekian banyak seteru Origenes."{{sfn|Chadwick|1993|pages=108–109}} Kendati demikian, banyak sejarawan terkenal, semisal [[Peter Brown (sejarawan)|Peter Brown]] dan [[William Placher]], tidak kunjung menemukan alasan untuk menyimpulkan bahwa kisah ini tidak benar.{{sfn|Placher|1983|p=62}} William Placher berteori bahwa jika memang benar-benar terjadi, maka tindakan kebiri ini mungkin dilakukan sesudah Origenes mendapatkan "tatapan membelalak" saat mengajar seorang perempuan secara privat.{{sfn|Placher|1983|p=62}}

=== Perjalanan dan karya-karya tulis perdana ===
{{
Location map+|Mediterranean|width=400|float=left|caption=Lokasi-lokasi yang berkaitan dengan Origenes pada peta kawasan sekitar Laut Tengah|places=
{{Location map~|Mediterranean|lat=31.205753|N|long=29.924526|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Aleksandria]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=32.5012|N|long=34.8924|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Kaisarea]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=40.7666636|N|long=29.916663|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Nikomedia]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=36.1968|N|long=36.1612|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Antiokhia]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=37.9838|N|long=23.7275|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Athena]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=38.7205|N|long=35.4826|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Kayseri|Kaisarea Mazaka]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=33.2705|N|long=35.2038|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Tirus, Lebanon|Tirus]]}}
{{Location map~|Mediterranean|lat=41.9028|N|long=12.4964|E|region:IT_type:city(60157)|position=right|label_size=75 |label=[[Roma]]}}
}}

Saat berusia 20-an awal, Origenes mulai kehilangan minat menjadi seorang ahli tata bahasa,{{sfn|McGuckin|2004|page=7}} dan lebih berminat menjadi seorang filsuf ahli pidato.{{sfn|McGuckin|2004|page=7}} Pekerjaannya selaku katekis ia serahkan kepada rekannya yang lebih muda, [[Paus Heraclas dari Aleksandria|Herakles]].{{sfn|McGuckin|2004|page=7}} Ia juga mulai mulai menyebut dirinya "guru filsafat".{{sfn|McGuckin|2004|page=7}} Kedudukan baru Origenes selaku filsuf Kristen berdasarkan pengakuan dari mulut sendiri ini membuatnya berselisih dengan Demetrius, Uskup Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|page=7}} Demetrius adalah sosok pemimpin berkarisma yang memimpin umat Kristen Aleksandria dengan tangan besi,{{sfn|McGuckin|2004|page=7}} dan merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas pengangkatan Uskup Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|pages=7–8}} Sebelum Demetrius menjabat, Uskup Aleksandria hanyalah seorang imam yang dipilih menjadi pemuka mewakili rekan-rekannya,{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} tetapi selepas masa jabatan Demetrius, Uskup Aleksandria sudah dipandang sebagai orang yang berkedudukan lebih tinggi daripada rekan-rekannya sesama imam.{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} Dengan mengaku-ngaku sebagai seorang filsuf mandiri, Origenes menghidupkan kembali sebuah peranan yang pernah sangat menonjol di kalangan umat Kristen perdana,{{sfn|McGuckin|2004|pages=7–8}} tetapi sekaligus menantang kewenangan uskup yang kala itu mulai dipandang sebagai satu-satunya pemuka agama yang berkuasa penuh.{{sfn|McGuckin|2004|pages=7–8}}

Sementara itu, Origenes mulai menyusun karya tulis teologinya yang berjudul ''[[Perihal Asas-Asas]]'' ({{lang-la|De Principiis}}; {{lang-el|Περί Αρχών, Peri Arkon}}),{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} karya tulis istimewa yang secara sistematis membentuk landasan teologi Kristen sampai berabad-abad kemudian.{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} Origenes juga mulai bepergian untuk mengunjungi perguruan-perguruan di seluruh kawasan sekitar Laut Tengah.{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} Pada tahun 212, ia berangkat ke Roma, salah satu pusat utama ilmu filsafat kala itu.{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} Di Roma, Origenes mengikuti kuliah-kuliah yang disampaikan oleh [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus dari Roma]], dan terpengaruh oleh pandangan teologi ''[[Logos (Kekristenan)|logos]]'' Hipolitus.{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} Pada tahun 213 atau 214, Wali Negeri Arab mengirim pesan kepada Prefek Mesir, memintanya memberangkatkan Origenes ke Arab agar ia dapat mewawancarainya dan belajar lebih banyak hal tentang agama Kristen dari cendekiawan Kristen terkemuka.{{sfn|McGuckin|2004|page=8}} Origenes berangkat ke Arab dengan kawalan resmi{{sfn|McGuckin|2004|page=8}}, dan tinggal selama beberapa waktu bersama Wali Negeri Arab sebelum pulang ke Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|pages=8–9}}

Pada musim gugur tahun 215, [[Caracalla|Kaisar Karakala]] berkunjung ke Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Selama kunjungannya, siswa-siswa dari perguruan-perguruan di Aleksandria berunjuk rasa dan mengolok-oloknya sebagai pembunuh adiknya sendiri, mendiang [[Publius Septimius Geta|Kaisar Geta]].{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Kaisar naik darah dan memerintahkan bala tentaranya menghancurkan kota, mengeksekusi mati wali kota, dan membunuh semua pengunjuk rasa.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Ia juga memerintahkan pengusiran semua guru dan cendekiawan dari Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Origenes mengungsi ke kota [[Kaisarea Maritima|Kaisarea Tepi Laut]] ({{lang-la|Caesarea Maritima}}) di [[Syria Palaestina|Provinsi Suriah Palestina]] ({{lang-la|Provincia Syria Palaestina}}).{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Di kota inilah ia menjadi tokoh idola [[Teoktistus dari Kaisarea|Teoktistus, Uskup Kaisarea]], dan [[Aleksander dari Yerusalem|Aleksander, Uskup Yerusalem]],{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} yang memintanya menyampaikan ceramah Kitab Suci kepada sidang jemaat mereka masing-masing.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Kebijakan kedua uskup ini sama saja dengan menyuruh Origenes berkhotbah di gereja, padahal ia belum ditahbiskan menjadi rohaniwan.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Kendati bukan suatu fenomena yang terjadi di luar dugaan, apalagi Origenes sudah tenar di mana-mana sebagai seorang guru sekaligus filsuf,{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} kebijakan ini tetap saja membangkitkan amarah Demetrius, yang menilainya sebagai penyepelean terhadap kewenangannya.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Demetrius mengutus [[diakon|diakon-diakon]] dari Aleksandria menghadap para waligereja Palestina guna mendesak mereka agar secepat mungkin memulangkan katekisnya ke Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|page=9}} Ia juga menerbitkan sebuah maklumat teguran kepada para waligereja Palestina karena teledor membiarkan seorang awam berkhotbah di mimbar gereja.{{sfn|McGuckin|2004|pages=9–10}} Kedua uskup Palestina membalas tindakan Demitrius dengan menerbitkan maklumat sendiri, yang menuding Demetrius mengiri ketenaran Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=10}}

[[Berkas:1 QIsa example of damage col 12-13.jpg|jmpl|Di [[Yerikho]], Origenes membeli sebuah naskah Alkitab kuno dalam bahasa Ibrani yang ditemukan tersimpan "di dalam tempayan",{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} mirip dengan kisah penemuan [[Naskah Laut Mati]] pada abad ke-20.{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} Gambar di atas adalah bagian dari [[Gulungan Kitab Yesaya|gulungan kitab Nabi Yesaya]] yang ditemukan di [[Qumran]].]]

Origenes mematuhi perintah Demetrius, dan pulang ke Aleksandria,{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} membawa serta segulung naskah kuno yang dibelinya di [[Yerikho]], berisi keseluruhan Alkitab Ibrani.{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} Naskah yang konon ditemukan tersimpan "dalam tempayan" ini{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} menjadi sumber dari ayat-ayat Alkitab yang ditampilkan pada salah satu dari dua kolom ayat-ayat berbahasa Ibrani dalam ''[[Heksapla|Enam Bagian]]'' ({{lang-la|Hexapla}}; {{lang-el|Ἑξαπλᾶ, Heksapla}}), edisi kritis Alkitab Perjanjian Lama yang pertama. ''Enam Bagian'' memuat enam kolom sejajar, satu kolom untuk ayat-ayat Alkitab dalam bahasa dan aksara Ibrani, satu kolom lagi untuk hasil alih aksara ayat-ayat yang sama ke dalam aksara Yunani, serta empat kolom untuk empat versi terjemahan ayat-ayat tersebut dalam bahasa dan aksara Yunani.{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} Origenes mengkaji Alkitab secara mendalam,{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} bahkan menurut Eusebius, Origenes sampai rela belajar bahasa Ibrani.{{sfn|McGuckin|2004|page=11}}{{sfn|Marcos|2000|page=205}} Kebanyakan ahli pada Zaman Modern sepakat bahwa keterangan ini tidak andal,{{sfn|McGuckin|2004|page=11}}{{sfn|Marcos|2000|pages=204–205}} tetapi berbeda pandangan mengenai seberapa baik penguasaan bahasa Ibrani Origenes.{{sfn|Marcos|2000|page=205}} H. Lietzmann menyimpulkan bahwa kemampuan berbahasa Ibrani Origenes mungkin sekali tidak lebih dari sekadar mampu membaca aksara Ibrani,{{sfn|Marcos|2000|page=205}} sementara R. P. C. Hanson dan G. Bardy berpendapat bahwa Origenes mampu memahami bahasa Ibrani, tetapi tidak cukup mendalam untuk menyusun keseluruhan ''Enam Bagian''.{{sfn|Marcos|2000|page=205}} Sepenggal catatan dalam ''Perihal Asas-Asas'' menyebut-nyebut tentang keberadaan seorang "guru bahasa Ibrani" tanpa mencantumkan nama yang bersangkutan,{{sfn|McGuckin|2004|page=11}} tetapi mungkin sekali guru bahasa Ibrani ini hanyalah seorang tenaga ahli, bukan seorang guru.{{sfn|McGuckin|2004|page=11}}

Origenes juga mengkaji seluruh Kitab Suci Perjanjian Baru,{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} teristimewa [[surat-surat Paulus]] dan [[Injil Yohanes]],{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} yang ia anggap sebagai karya-karya tulis yang terpenting dan terandal.{{sfn|McGuckin|2004|page=10}} Atas permintaan Ambrosius, Origenes menyusun lima jilid pertama dari ''Ulasan Injil Yohanes''.{{sfn|McGuckin|2004|page=12}} Ia juga menulis delapan jilid pertama dari ''Ulasan Kitab Kejadian'', ''Ulasan Kitab Mazmur Bab 1-25'', dan ''Ulasan Kitab Ratapan''.{{sfn|McGuckin|2004|page=12}} Selain ulasan-ulasan ini, Origenes menulis pula dua jilid buku mengenai kebangkitan Yesus, dan sepuluh jilid ''Stromateis'' (Serba-Serbi).{{sfn|McGuckin|2004|page=12}} Agaknya karya-karya tulis ini mengandung banyak spekulasi teologi,{{sfn|McGuckin|2004|page=13}} biang keladi perselisihan yang lebih besar lagi antara Origenes dan Demetrius.{{sfn|McGuckin|2004|page=13}}

=== Berselisih dengan Demetrius dan hijrah ke Kaisarea ===

Origenes berulang kali meminta Demetrius untuk [[Pentahbisan|menahbiskannya]] menjadi imam, tetapi Demetrius terus-menerus menolak.{{sfn|EusebiusHistoria}}{{sfn|Griggs|2000|page=61}}{{sfn|Olson|1999|page=101}} Sekitar tahun 231, Demetrius mengutus Origenes dengan misi khusus ke Athena.{{sfn|McGuckin|2004|page=13}}{{sfn|Crouzel|1989|page=18}} Ketika singgah di Kaisarea,{{sfn|McGuckin|2004|page=13}}{{sfn|Crouzel|1989|page=18}} Origenes disambut dengan hangat oleh Teoktistus dan Aleksander, dua uskup Palestina yang sudah bersahabat karib dengannya sejak ia masih tinggal sebagai pengungsi di kota itu.{{sfn|McGuckin|2004|page=13}}{{sfn|Crouzel|1989|page=18}} Ketika itulah Origenes meminta Teoktistus untuk menahbiskannya menjadi imam.{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|page=13}} Teoktistus dengan senang hati mengabulkan permintaannya.{{sfn|EusebiusHistoria}}{{sfn|Griggs|2000|page=61}}{{sfn|Crouzel|1989|page=18}} Demetrius benar-benar murka saat menerima kabar tentang penahbisan Origenes. Ia menerbitkan maklumat yang mengecam penahbisan Origenes sebagai tindakan [[insubordinasi|pembangkangan terhadap atasan]].{{sfn|Griggs|2000|page=61}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=13–14}}{{sfn|Crouzel|1989|page=18}}

Eusebius meriwayatkan bahwa, akibat maklumat pengecaman yang dikeluarkan Demetrius, Origenes memutuskan untuk menetap di Kaisarea daripada pulang ke Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|pages=13–14}} Kendati demikian, John Anthony McGuckin, mengemukakan bahwa mungkin sekali Origenes memang sudah berencana untuk menetap di Kaisarea.{{sfn|McGuckin|2004|page=14}} Uskup-uskup Palestina mendapuk Origenes menjadi ketua teolog Kaisarea,{{sfn|McGuckin|2004|page=15}} sementara [[Firmilianus]], Uskup [[Kayseri|Kaisarea Mazaka]] di [[Kapadokia]], salah seorang murid Origenes yang berbakti, memohon-mohon sang guru idolanya itu untuk mengajar di Kapadokia.{{sfn|McGuckin|2004|pages=14–15}}

Demetrius mengirim serangkaian pernyataan keberatan kepada uskup-uskup Palestina dan [[sinode]] Gereja di Roma.{{sfn|McGuckin|2004|page=14}} Menurut Eusebius, Demetrius mendakwa Origenes telah diam-diam mengebiri diri sendiri.{{sfn|McGuckin|2004|page=14}} Mengebiri manusia adalah pelanggaran berat yang diancam hukuman mati menurut undang-undang Kekaisaran Romawi,{{sfn|McGuckin|2004|page=14}} dan dapat mencederai keabsahan tahbisan Origenes, karena orang kebiri tidak dibenarkan menjadi imam.{{sfn|McGuckin|2004|page=14}} Demetrius juga mendakwa Origenes mengajarkan paham ''[[apokatastasis|pemulihan fitrah]]'' ({{lang-el| ἀποκατάστασις, apokatástasis}}) yang ekstrem, bahwasanya segala makhluk, termasuk [[setan]], pada akhirnya akan mencapai keselamatan.{{sfn|McGuckin|2004|page=15}} Dakwaan ini mungkin sekali timbul akibat kesalahpahaman terhadap dalil yang dikemukakan Origenes dalam debat melawan Kandidus, seorang guru Kristen Gnostik pengikut Valentinus.{{sfn|McGuckin|2004|page=15}} Kandidus membela paham [[predestinasi|pratakdir]] dengan berdalil bahwa iblis sudah sejak semula ditakdirkan tidak selamat untuk selama-lamanya.{{sfn|McGuckin|2004|page=15}} Origenes menyanggah dalil Kandidus dengan menyatakan bahwa jika benar iblis ditakdirkan terlaknat untuk selama-lamanya, maka ia terlaknat karena perbuatannya, yang merupakan buah dari [[kehendak bebas]]nya sendiri.{{sfn|McGuckin|2004|pages=15–16}} Oleh karena itu, Origenes berdalil bahwa setan hanya [[Reprobasi|ditakdirkan terlaknat]] dari segi akhlak, bukan ditakdirkan terlaknat mutlak.{{sfn|McGuckin|2004|pages=15–16}}

Demetrius wafat pada tahun 232, kurang dari setahun sejak keberangkatan Origenes dari Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|page=14}} Dakwaan-dakwaan terhadap Origenes pun hilang gaungnya sepeninggal Demetrius,{{sfn|McGuckin|2004|page=17}} tetapi tidak lenyap sama sekali{{sfn|McGuckin|2004|pages=15–17}}, dan terus membayang-bayangi kiprah Origenes sampai akhir hayatnya.{{sfn|McGuckin|2004|pages=15–17}} Dalam ''Surat kepada Sahabat-Sahabat di Aleksandria'',{{sfn|McGuckin|2004|page=15}} Origenes membela diri dengan mati-matian menyangkal pernah mengajarkan bahwa iblis akan mencapai keselamatan,{{sfn|McGuckin|2004|page=15}}{{sfn|Olson|1999|page=105}}{{sfn|Kelly|2006|page=199}} dan menegaskan bahwa gagasan tentang iblis mencapai keselamatan adalah gagasan yang konyol.{{sfn|McGuckin|2004|page=15}}

=== Berkiprah di Kaisarea ===
[[Berkas:Julia mammea02 pushkin.jpg|jmpl|kiri|[[Iulia Avita Mamaea|Yulia Avita Mamea]], ibu Kaisar [[Severus Alexander|Severus Aleksander]], memanggil Origenes ke Antiokhia untuk mengajarkan filsafat kepadanya.{{sfn|Olson|1999|page=101}}]]
{{rquote|right|Rasanya bak sepercik bara jatuh ke lubuk jiwa, menyulutnya, menjadikannya api yang berkobar di dalam diri. Pada saat yang sama, terbit rasa kasih akan Sabda Suci, hal terindah dari segala-galanya, yang dengan keindahannya nan tak terkatakan itu memikat segala sesuatu mendekat kepadanya dengan daya yang tak terelakkan, dan terbit pula rasa kasih akan orang ini, sahabat sekaligus pembela Sabda Suci. Aku pun teryakinkan untuk melupakan segala tujuan lain... Tinggal satu hal saja yang kuhargai dan kudamba, yakni filsafat, beserta orang mulia itu, guru filsafatku.|Teodorus, ''Panegirikos'', kesan yang dirasakaan saat mendengar langsung ceramah Origenes di Kaisarea{{sfn|McGuckin|2004|page=18}}}}

Kegiatan Origenes pada tahun-tahun pertamanya di Kaisarea adalah mendirikan sebuah perguruan agama Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=16}}{{sfn|Watts|2008|pages=161–164}} Kaisarea sudah lama dipandang sebagai salah satu pusat kegiatan belajar mengajar bagi para filsuf Yahudi dan Helenistik,{{sfn|McGuckin|2004|page=16}} tetapi sampai dengan kedatangan Origenes, Kaisarea tidak memiliki lembaga pendidikan tinggi agama Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=16}} Menurut Eusebius, perguruan yang didirikan Origenes lebih menyasar muda-mudi penganut agama leluhur yang berminat mempelajari agama Kristen,{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|Watts|2008|pages=161–164}} tetapi masih ragu-ragu untuk minta dibaptis.{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|Watts|2008|pages=161–164}} Oleh karena itu perguruan yang ia dirikan berusaha menguraikan ajaran-ajaran agama Kristen melalui [[Platonisme Pertengahan|filsafat Plato Pertengahan]].{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|Watts|2008|pages=161–166}} Origenes mengawali kurikulumnya dengan mengajarkan tertib bernalar klasik ala Sokrates kepada murid-muridnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=18}} Sesudah mereka mampu menguasainya, ia mengajarkan [[kosmologi]] dan [[sejarah alam]].{{sfn|McGuckin|2004|page=18}} Sesudah semuanya mereka kuasai, barulah ia mengajarkan teologi, akumulasi dari seluruh pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=18}}

Dengan berdirinya Perguruan Agama Kristen Kaisarea, ketenaran Origenes selaku seorang cendekiawan maupun teolog pun melambung sampai ke titik puncaknya.{{sfn|McGuckin|2004|page=16}} Namanya termasyhur di seluruh kawasan sekitar Laut Tengah sebagai seorang cendekiawan yang cemerlang.{{sfn|McGuckin|2004|page=16}} Para [[Ordinaris|waligereja]] di Palestina dan Arab menghormati Origenes sebagai pakar utama dalam segala hal yang berkaitan dengan teologi.{{sfn|McGuckin|2004|page=17}} Sewaktu mengajar di Kaisarea, Origenes melanjutnya penyusunan ''Ulasan Injil Yohanes'', dari jilid ke-6 sampai sekurang-kurangnya jilid ke-10.{{sfn|McGuckin|2004|pages=16–17}} Dalam jilid ke-6, Origenes mengumpamakan dirinya sebagai "seorang Israel yang lolos dari kejamnya penindasan bangsa Mesir."{{sfn|McGuckin|2004|page=16}} Origenes juga menulis risalah ''Perihal Berdoa'' atas permintaan sahabatnya, Ambrosius, serta "saudarinya", Tatiana.{{sfn|McGuckin|2004|page=17}} Dalam risalah ini, ia menguraikan berbagai macam cara berdoa yang tersurat dalam Alkitab, dan menyajikan suatu tafsir yang terperinci mengenai [[Doa Bapa Kami]].{{sfn|McGuckin|2004|page=17}}

Bukan hanya orang Kristen, para penganut agama leluhur pun terpikat pada Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=18}} Setelah mendengar kabar tentang ketenaran Origenes, filsuf Neoplato, [[Porfirios|Porfirius]],{{sfn|McGuckin|2004|page=18}} berkunjung ke Kaisarea demi mendengar ceramahnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=18}} Porfirius meriwayatkan bahwa Origenes tidak saja sudah sangat mendalami ajaran-ajaran filsafat [[Pythagoras|Pitagoras]], [[Plato]], dan [[Aristoteles]],{{sfn|McGuckin|2004|page=18}}{{sfn|Grant|1967|page=552}} tetapi juga ajaran-ajaran dari filsuf-filsuf utama aliran Plato Pertengahan, [[Neopythagoreanisme|Neopitagoras]], dan [[Stoikisme|Stoa]], antara lain [[Numenius dari Apamea]], [[Kronius]], [[Apolofanes]], [[Peri Hipsous|Longinus]], [[Moderatus dari Gades]], [[Nichomacus|Nikomakus]], [[Keremon]], dan [[Lucius Annaeus Cornutus|Kornutus]].{{sfn|McGuckin|2004|page=18}}{{sfn|Grant|1967|page=552}} Kendati demikian, Porfirius menilai Origenes telah mengkhianati filsafat sejati karena merendahkan kedalaman hikmat filsafat menjadi sekadar sarana tafsir Kitab Suci agama Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=18}}{{sfn|Watts|2008|page=158}} Eusebius meriwayatkan bahwa Origenes dipanggil ke Antiokhia, menghadap [[Iulia Avita Mamaea|Yulia Avita Mamea]], ibunda Kaisar [[Severus Alexander|Severus Aleksander]], untuk "berbincang-bincang dengannya tentang filsafat dan ajaran agama Kristen."{{sfn|White|2007|p=14}}

Kaisar Aleksander Severus, yang menoleransi keberadaan umat Kristen di Kekaisaran Romawi, mangkat dibunuh pada tahun 235, kira-kira tiga tahun sesudah Origenes mulai mengajar di Kaisarea.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} [[Maximinus Thrax|Maksiminus Traks]], kaisar yang baru, berusaha menyingkirkan semua pendukung pendahulunya.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Aksi aniaya besar-besar yang dilancarkannya menyasar para pemuka umat Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Di Roma, [[Paus Pontianus|Paus Ponsianus]] maupun [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus dari Roma]] dijatuhi hukuman buang.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Sadar akan bahaya yang mengancam keselamatan nyawanya, Origenes bersembunyi di rumah seorang perawan Kristen bernama Yuliana,{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} mantan siswi [[Symmachus orang Ebionit|Simakus]], pemuka umat [[Ebionisme|Kristen Ebioni]].{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Ambrosius, sahabat karib sekaligus penyokong setianya sejak lama, tertangkap di [[Nikomedia]]. Protoktetes, imam terkemuka di Kaisarea, juga tertangkap.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Untuk mengenang keduanya, Origenes menulis risalah ''[[Imbauan Menyongsong Kemartiran]]'',{{sfn|McGuckin|2004|page=19}}{{sfn|Heine|2004|page=122}} yang kini dihargai sebagai salah satu karya klasik terbesar dalam khazanah sastra perlawanan Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Sesudah Kaisar Maksiminus Traks wafat, Origenes keluar dari persembunyiannya dan mendirikan sebuah perguruan, tempat Gregorius Taumaturgus, yang kelak menjadi Uskup Pontus, menuntut ilmu. Mula-mula ia berkhotbah secara teratur setiap hari Rabu dan hari Jumat, tetapi kemudian melakukannya setiap hari.{{sfn|McGuckin|2004|page=17}}{{sfn|Watts|2008|page=165}}

=== Akhir hayat ===
Antara tahun 238 dan 244, Origenes berkunjung ke Athena, tempatnya merampungkan ''Ulasan [[Kitab Yehezkiel|Kitab Nabi Yehezhiel]]'' dan mulai menulis ''Ulasan [[Kitab Kidung Agung|Kidung Agung]]''.{{sfn|McGuckin|2004|page=20}} Seusai kunjungannya ke Athena, ia mengunjungi Ambrosius di Nikomedia.{{sfn|McGuckin|2004|page=20}} Menurut Porfirius, Origenes juga berkunjung ke Roma atau Antiokhia, tempat ia berjumpa dengan [[Plotinus]], tokoh pendiri filsafat Neoplato.{{sfn|McGuckin|2004|pages=20–21}} Umat Kristen di kawasan sekitar Laut Tengah masih menghormati Origenes sebagai sosok yang paling ortodoks di antara semua teolog,{{sfn|McGuckin|2004|page=21}} dan manakala para waligereja Palestina mendengar kabar bahwa [[Berilus dari Busra|Berilus]], Uskup Busra sekaligus salah seorang pemuka umat Kristen yang paling berapi-api kala itu, telah menyebarkan ajaran [[adopsionisme]], yakni keyakinan bahwa Yesus terlahir menjadi manusia biasa yang baru menjadi ilahi sesudah peristiwa pembaptisannya,{{sfn|McGuckin|2004|page=21}} mereka pun mengutus Origenes untuk menginsyafkannya.{{sfn|McGuckin|2004|page=21}} Origenes menghadapi Berilus dalam suatu acara debat yang digelar di muka umum, dan berhasil mengungguli Berilus sampai-sampai Uskup Busra ini berjanji untuk seterusnya hanya mengajarkan pandangan teologi Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=21}} Pernah pula seorang pemuka umat Kristen di Arab bernama Herakleides mengajarkan bahwa [[mortalisme Kristen|jiwa manusia tidaklah baka, dan turut binasa bersama jasadnya]].{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Origenes menyanggah ajaran ini dengan menegaskan bahwa jiwa manusia bersifat baka dan tidak dapat binasa.{{sfn|McGuckin|2004|page=22}}

Sekitar tahun 249, [[Wabah Siprianus]] berjangkit di mana-mana.{{sfn|MacMullen|1992|page=}} Karena yakin bahwa wabah ini muncul akibat keengganan umat Kristen mengakui ketuhanan dirinya, {{sfn|MacMullen|1992|page=}} Kaisar [[Decius]] pun [[Penindasan oleh Kaisar Decius|mengeluarkan maklumat berisi perintah aniaya terhadap umat Kristen]] pada tahun 250.{{sfn|MacMullen|1992|page=}}{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Kali ini Origenes tidak melarikan diri.{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Eusebius meriwayatkan betapa Origenes "menanggung siksa dan derita badani dengan kungkung besi pada lehernya di dalam penjara bawah tanah, dan dengan kedua kaki terpasung selama berhari-hari".{{sfn|Christianbookshelf.org}}{{sfn|Barnes|1981|p=351}}{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Wali Kota Kaisarea mewanti-wanti agar Origenes tidak dibunuh sebelum dapat dipaksa mengaku murtad di muka umum.{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Origen dipenjarakan dan disiksa selama dua tahun,{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} tetapi menolak murtad.{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=3, 22}} Pada tahun 252, Kaisar Decius mangkat dibunuh dan Origenes pun dibebaskan dari penjara.{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Kendati demikian, kesehatannya telanjur memburuk akibat siksa badani yang ditanggungnya,{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=3, 23}} dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada umur enam puluh sembilan tahun, kurang dari setahun sesudah dibebaskan.{{sfn|Olson|1999|page=102}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=3, 23}} Menurut salah satu legenda yang baru muncul belakangan dan diriwayatkan kembali oleh [[Hieronimus]] serta banyak penyusun buku panduan perjalanan, Origenes wafat dan dikuburkan di kota [[Tirus, Lebanon|Tirus]], tetapi legenda ini tidak begitu dapat dipercaya.{{sfn|Jerome}}

== Karya tulis ==

=== Tafsir-tafsir ===
[[Berkas:Origen.jpg|jmpl|kiri|Gambar rekaan sosok Origenes dalam buku karya [[André Thévet]] yang berjudul ''Potret dan Riwayat Hidup Asli Tokoh-Tokoh Ternama'']]
Origenes adalah seorang pujangga yang giat berkarya.{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26}}{{sfn|Trigg|1983|page=245}}{{sfn|Ehrman|2003|pages=154–155}}{{sfn|Watts|2008|page=159}} Menurut [[Epifanius]], Origenes menghasilkan kira-kira 6.000 karya tulis semasa hidupnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} Kebanyakan ahli sepakat bahwa angka perkiraan ini mungkin agak berlebihan.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} Menurut Hieronimus, Eusebius hanya menyebutkan kurang dari 2.000 judul karya tulis Origenes dalam risalah ''Riwayat Pamfilus''.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}}{{sfn|EusebiusHistoria}} Daftar karya tulis utama Origenes yang disusun Hieronimus sendiri hanya berisi 800 judul.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}}

Karya tulis Origenes yang terpenting di bidang kritik naskah sejauh ini adalah ''[[Heksapla|Enam Bagian]]'', kajian perbandingan sejumlah hasil terjemahan Kitab Suci Perjanjian Lama yang tersaji dalam enam kolom.{{sfn|McGuckin|2004|pages=10, 27}} Kolom pertama menampilkan ayat-ayat Alkitab dalam bahasa dan aksara [[bahasa Ibrani|Ibrani]], kolom kedua menampilkan ayat-ayat yang sama dalam bahasa Ibrani yang ditulis dengan menggunakan aksara Yunani, kolom ketiga menampilkan terjemahan Yunani versi [[Septuaginta]], kolom keempat menampilkan terjemahan Yunani versi [[Theodotion|Teodotion]] (cendekiawan Yahudi dari sekitar tahun 180 M), kolom kelima menampilkan terjemahan Yunani versi [[Akuila dari Sinope]] (cendekiawan Yahudi dari sekitar kurun waktu 117-138), dan kolom keenam menampilkan terjemahan Yunani versi [[Symmachus orang Ebionit|Simakus]] (cendekiawan [[Ebionisme|Kristen Ebioni]] dari sekitar kurun waktu 193-211).{{sfn|McGuckin|2004|pages=10, 27}}{{sfn|Trigg|1998|p=16}} Origenes adalah cendekiawan Kristen pertama yang memperkenalkan pembubuhan tanda kritik pada teks Alkitab.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Ia menandai kolom versi Septuaginta dalam ''Enam Bagian'' dengan tanda-tanda yang diadaptasi dari tanda-tanda yang digunakan para kritikus naskah di [[Perpustakaan Aleksandria]].{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Ayat-ayat dalam Septuaginta yang tidak didapati dalam teks Ibrani ia tandai dengan ''[[asterisk|asteris]]'' (*),{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} sedangkan ayat-ayat dalam versi-versi terjemahan Yunani yang tidak didapati dalam Septuaginta ia tandai dengan ''[[obelus]]'' (÷).{{sfn|McGuckin|2004|page=27}}

[[Berkas:Texts of the OT.svg|jmpl|ka|upright=1.3|Diagram yang menunjukkan keterkaitan antarversi maupun [[resensi]] penting Perjanjian Lama dari Abad Kuno (beberapa di antaranya dapat dikenali dari [[siglum]]nya). LXX di sini digunakan sebagai lambang versi asli Septuaginta.]]

''Enam Bagian'' menjadi landasan Perpustakaan Kaisarea yang didirikan Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} ''Enam Bagian'' masih menjadi buku koleksi utama Perpustakaan Kaisarea pada zaman Hieronimus.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Dalam surat-suratnya, Hieronimus mengaku sudah berkali-kali menggunakan buku ini.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Ketika [[Konstantinus I|Kaisar Konstantinus Agung]] memerintahkan pembuatan lima puluh salinan lengkap Alkitab untuk disebar ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi, ''Enam Bagian'' dijadikan naskah acuan dalam pembuatan salinan Perjanjian Lama oleh Eusebius.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Kendati buku aslinya sudah hilang,{{sfn|McGuckin|2004|pages=27–28}} ''Enam Bagian'' masih terlestarikan dalam berbagai sisa naskah.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Ada pula sebuah karya terjemahan yang kurang lebih lengkap dari kolom versi Yunani ke dalam bahasa Suryani yang dikerjakan oleh Paulus, Uskup Tela pada abad ke-7.{{sfn|McGuckin|2004|pages=27–28}} Pada tempat-tempat tertentu dalam ''Enam Bagian'', Origenes menyisipkan kolom-kolom tambahan yang berisi versi-versi terjemahan Yunani yang lain.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Untuk Kitab Mazmur, ia menyajikan tidak kurang dari delapan versi terjemahan Yunani, sehingga bagian ini dikenal dengan sebutan ''Sembilan Bagian'' ({{lang-el|Εννέαπλά, Eneapla}}).{{sfn|McGuckin|2004|page=27}} Origenes juga menyusun ''Empat Bagian'' ({{lang-el|Τετραπλά, Tetrapla}}), yakni versi ringkas dari ''Enam bagian'', yang berisi keempat versi terjemahan Yunani dari ''Enam Bagian'' tanpa didampingi teks Ibrani.{{sfn|McGuckin|2004|page=27}}

Hieronimus meriwayatkan dalam ''Epistola'' 33 bahwa Origenes menulis ''[[skolion]]'' (penjelasan) untuk [[Kitab Keluaran]], [[Kitab Imamat]], [[Kitab Yesaya|Kitab Nabi Yesaya]], Kitab Mazmur bab 1-15, [[Kitab Pengkhotbah]], dan Injil Yohanes.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} Tak satu pun dari kumpulan ''skolion'' ini yang lestari sampai sekarang,{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} tetapi penggalan-penggalan isinya dimasukkan ke dalam ''[[Katena|Catenaea]]'', kumpulan kutipan dari buku-buku ulasan Alkitab yang ditulis Bapa-Bapa Gereja.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} Penggalan-penggalan lain dari kumpulan ''skholion'' ini terlestarikan dalam risalah Origenes yang berjudul ''[[Filokalia (Origenes)|Filokalia]]'' dan dalam risalah hujah membela Origenes yang ditulis oleh [[Pamfilus dari Kaisarea]],{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} demikian pula dengan ''Stromateis'', dan catatan pinggir ''Codex Athous Laura'', 184, yang memuat petikan-petikan dari ''skolion'' untuk {{Alkitab|Roma 9:23}}, {{Alkitab|1 Korintus 6:14}}, {{Alkitab|1 Korintus 7:31}}, {{Alkitab|1 Korintus 7:34}}, {{Alkitab|1 Korintus 9:20-21}}, {{Alkitab|1 Korintus 10:9}}, beserta sejumlah kecil petikan-petikan lain. Origenes menulis naskah-naskah khotbah mengenai seluruh isi Alkitab. Ada 205 atau 279 naskah khotbah Origenes yang masih lestari hingga sekarang, baik dalam bahasa Yunani maupun terjemahannya ke dalam bahasa Latin.{{efn|Ada selisih pendapat terkait 74 naskah khotbah mengenai isi Kitab Mazmur yang dianggap sebagai karya Hieronimus, tetap dianggap V Peri sebagai naskah karya Origenes yang diterjemahkan oleh Hieronimus dengan segelintir perubahan. (baik angka 205 maupun 279 belum termasuk temuan-temuan tahun 2012) {{harvnb|Heine|2004|page=124}}}}

[[Berkas:Papyrus Bodmer VIII.jpg|jmpl|ka|upright=1.3|Dua sisi ''[[Papirus 72|Papirus Bodmer VIII]]'', sisa naskah kuno Perjanjian Baru dari abad ke-3 atau ke-4 M, berisi [[Surat Yudas]], [[Surat Petrus yang Pertama|1 Petrus]], dan [[Surat Petrus yang Kedua|2 Petrus]]. Origenes menganggap Surat Yudas dan 1 Petrus sebagai surat-surat yang tidak perlu dipertanyakan lagi kesahihannya,{{sfn|Lockett|2017|pages=71–72}} tetapi 2 Petrus ia curigai sebagai surat gadungan.{{sfn|Lockett|2017|page=71}}]]

Khotbah-khotbahnya yang masih terlestarikan sampai sekarang adalah 16 khotbah mengenai isi Kitab Kejadian, 13 khotbah mengenai isi Kitab Keluaran, 16 khotbah mengenai isi Kitab Imamat, 28 khotbah mengenai isi Kitab Bilangan, 26 khotbah mengenai isi Kitab Yosua, 9 khotbah mengenai Kitab Hakim-Hakim, 2 khotbah mengenai isi Kitab Samuel I, 9 khotbah mengenai isi Kitab Mazmur bab 36-38,{{efn|Dan mungkin pula 74 khotbah lain mengenai isi Kitab Mazmur. {{harvnb|Heine|2004|page=124}}}} 2 khotbah mengenai isi nyanyian-nyanyian pujian, 9 khotbah mengenai isi Kitab Nabi Yesaya, khotbah-khotbah mengenai isi Kitab Nabi Yeremia (7 khotbah dalam bahasa Yunani, 2 khotbah dalam bahasa Latin, dan 12 khotbah yang tersedia dalam bahasa Yunani maupun bahasa Latin), 14 khotbah mengenai isi Kitab Nabi Yehezkiel, dan 39 khotbah mengenai isi Injil Lukas. Khotbah-khotbahnya disampaikan dari mimbar gereja di Kaisarea, kecuali 2 khotbah mengenai isi Kitab Samuel I yang disampaikan di Yerusalem. Nautin berpendapat bahwa semua khotbahnya disampaikan dalam satu siklus liturgi yang mencakup jangka waktu tiga tahun, kira-kira antara tahun 238 dan 244, sebelum penulisan ''Ulasan Kidung Agung'', yang memuat rujukan-rujukan Origenes pada khotbah-khotbahnya mengenai isi Kitab Hakim-Hakim, Kitab Keluaran, Kitab Bilangan, dan salah satu karya tulisnya mengenai isi Kitab Imamat.{{sfn|Heine|2004|page=125}} Pada tanggal 11 Juni 2012, [[Perpustakaan Bayern|Perpustakaan Negara Bagian Bayern]] mengumumkan bahwa filolog Italia, Marina Molin Pradel, telah menemukan dua puluh sembilan khotbah Origenes yang belum diketahui sebelumnya, terlestarikan di dalam sebuah naskah Romawi Timur dari abad ke-12, yang tersimpan di perpustakaan tersebut.{{sfn|Associated Press|2012}}{{sfn|Roger-pearse.com|2012}} Profesor Lorenzo Perrone dari Universitas Bologna beserta sejumlah pakar lain mengukuhkan keaslian khotbah-khotbah ini.{{sfn|Alin Suciu|2012}}

Origenes adalah narasumber utama informasi tentang pemanfaatan karya-karya tulis yang kelak disahkan menjadi Kitab Suci [[Perjanjian Baru]].{{sfn|Lockett|2017|pages=71–73}}{{sfn|Bateman|2010}} Informasi ini digunakan dalam penyusunan [[Surat Paskah]] pada akhir abad ke-4, berisi daftar karya-karya tulis sahih agama Kristen, yang mungkin sekali didasarkan pada daftar yang termuat dalam ''Sejarah Gereja'' karya Eusebius bab 3 ayat 25 dan bab 6 ayat 25, yang mengacu pada keterangan dari Origenes.{{sfn|Bateman|2010}} Origenes mengakui sepenuhnya keaslian surat [[Surat Yohanes yang Pertama|1 Yohanes]], [[Surat Petrus yang Pertama|1 Petrus]], dan [[Surat Yudas]]{{sfn|Lockett|2017|pages=71–73}}, serta mengakui keaslian [[Surat Yakobus]] dengan sedikit keraguan.{{sfn|Lockett|2017|page=72}} Ia juga membenarkan pemanfaatan surat [[Surat Yohanes yang Kedua|2 Yohanes]], [[Surat Yohanes yang Ketiga|3 Yohanes]], dan [[Surat Petrus yang Kedua|2 Petrus]],{{sfn|Lockett|2017|pages=71–72}} tetapi mewanti-wanti bahwa ketiga-tiganya dicurigai sebagai karya tulis gadungan.{{sfn|Lockett|2017|pages=71–72}} Origenes mungkin pula membenarkan pemanfaatan karya-karya tulis yang kelak ditolak oleh para pujangga Gereja lainnya, antara lain [[Surat Barnabas]], [[Gembala Hermas]], dan [[Surat Klemens yang Pertama|1 Klemens]].{{sfn|McGuckin|2001|pp=121-37}} "Origenes bukanlah pencetus gagasan kanon Alkitab, tetapi sudah tentu dialah sumber dari dasar-dasar filsafat dan tafsir sastra yang melandasi keseluruhan gagasan tersebut."{{sfn|McGuckin|2001|pp=121-37}}

=== Ulasan-ulasan ===
[[Berkas:Origenes Opera.JPG|jmpl|upright=1.5|Kumpulan naskah terjemahan sejumlah karya tulis Origenes ke dalam bahasa Latin]]

Dibading khotbah-khotbahnya, ulasan-ulasan Origenes mengenai kitab-kitab tertentu dalam Alkitab lebih berfokus pada tafsir sistematis.{{sfn|McGuckin|2004|page=29}} Dalam ulasan-ulasannya, Origenes menerapkan metodologi kritik saksama (yang dikembangkan oleh para cendekiawan ''[[Mouseion]]'' di Aleksandria) pada Kitab Suci agama Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=29}} Isi ulasan-ulasannya juga mencerminkan pengetahuan ensiklopedik Origenes yang mengagumkan tentang berbagai macam hal,{{sfn|McGuckin|2004|page=29}} dan kemampuannya untuk merujuk-silang kata-kata tertentu, dengan menyusun daftar berisi semua tempat kemunculan kata tertentu dalam Kitab Suci berikut semua maknanya.{{sfn|McGuckin|2004|page=29}} Semua ini terasa semakin mengagumkan jika mengingat bahwa Origenes melakukannya pada zaman [[konkordansi Alkitab]] belum diciptakan.{{sfn|McGuckin|2004|page=29}} ''Ulasan Injil Yohanes'', yang memenuhi lebih dari tiga puluh dua jilid buku saat rampung,{{sfn|McGuckin|2004|pages=29–30}} ditulis dengan maksud khusus untuk menyajikan tafsir yang benar atas ayat-ayat Kitab Suci sekaligus untuk menyanggah tafsir Kitab Suci yang dikemukakan oleh [[Herakleon]], guru aliran Kristen Gnostik pengikut Valentinus,{{sfn|McGuckin|2004|page=29}}{{sfn|Elowsky|2007|p=xix}} yang memanfaatkan ayat-ayat Injil Yohanes untuk mendukung dalilnya bahwa sesungguhnya ada dua ilah, bukannya satu saja.{{sfn|McGuckin|2004|page=29}} Dari ketiga puluh dua jilid ''Ulasan Injil Yohanes'', hanya sembilan yang masih lestari, yakni jilid ke-1, ke-2, ke-6, ke-10, ke-13, ke-20, ke-28, ke-32, dan sisa-sisa jilid ke-19.{{sfn|McGuckin|2004|page=30}}

Dari dua puluh lima jilid ''Ulasan Injil Matius'' yang ditulis Origenes, hanya delapan jilid yang sintas dalam bahasa Yunani, yakni jilid ke-10 sampai jilid ke-17 yang mencakup ulasan ayat-ayat Matius 13.36-22.33.{{sfn|McGuckin|2004|page=30}} Ada pula sebuah buku yang memuat hasil terjemahannya ke dalam bahasa Latin, tanpa informasi mengenai jati diri penerjemahnya. Karya terjemahan ini bermula dengan isi jilid ke-12 bab 9 versi Yunani, yang mencakup ulasan ayat-ayat Matius 16.13-27.66.{{sfn|McGuckin|2004|page=30}}{{sfn|Heine|2004|page=124}} Bagian-bagian tertentu dari isi karya terjemahan ini tidak ditemukan dalam versi Yunani, dan bagian-bagian tertentu dari versi Yunani tidak ditemukan di dalamnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=30}} ''Ulasan Injil Matius'' karya Origenes diakui semua pihak sebagai sebuah karya tulis klasik, bahkan sesudah pembidahan terhadap dirinya,{{sfn|McGuckin|2004|page=30}} dan kelak menjadi karya tulis yang membuat Injil Matius ditempatkan pada urutan pertama.{{sfn|McGuckin|2004|page=30}} Dari lima belas jilid ''Ulasan Surat Paulus kepada Jemaat di Roma'' yang ditulis Origenes, hanya segelintir sisa naskah dalam bahasa Yunani.{{sfn|McGuckin|2004|page=30}} Versi terjemahan ringkasnya bahasa Latin disusun oleh rahib [[Tiranius Rufinus]] menjelang akhir abad ke-4.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}}{{efn|Manakala menerjemahkan ulasan ini pada permulaan abad ke-5, Rufinus menjelaskan dalam kata pengantarnya bahwa beberapa jilid sudah hilang, serta meragukan kemampuannya untuk 'menyajikan' bagian yang sudah hilang dan 'memulihkan' kesinambungan isi karya tulis ini. Ia juga menjelaskan tentang maksudnya 'meringkas' isi karya tulis ini. Versi ringkas dalam bahasa Latin yang disusun Rufinus masih lestari sampai sekarang. Sisa-sisa versi Yunaninya tertulis pada lembaran papirus yang ditemukan di Tura pada tahun 1941, mencakup penggalan isi jilid ke-5 sampai jilid ke-6. Hasil perbandingan sisa-sisa versi Yunani ini dengan karya terjemahan Rufinus menghasilkan penilaian umum yang positif atas karya Rufinus. {{harvnb|Heine|2004|page=124}}}} Sejarawan [[Sokrates dari Konstantinopel|Sokrates Skolastikus]] mencatat bahwa Origenes memasukkan pula pembahasan mengenai penyandangan gelar ''[[theotokos|teotokos]]'' pada Bunda Maria dalam ulasannya,{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} tetapi pembahasan ini tidak ditemukan dalam karya terjemahan Rufinus,{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} mungkin sekali karena Rufinus tidak sependapat dengan Origenes terkait pokok bahasan ini, kendati pandangan Origenes sendiri tidak lagi dapat diketahui.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}}

Origenes juga menulis ''Ulasan Kidung Agung'',{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} berisi penjelasan saksama tentang alasan mengapa Kidung Agung relevan bagi umat Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} ''Ulasan Kidung Agung'' adalah ulasan Origenes yang banyak menuai pujian.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} Dalam kata pengantar karya terjemahan dua khotbah Origenes terkait Kidung Agung ke dalam bahasa Latin, Hieronimus mengungkapkan kekagumannya dengan kalimatnya yang terkenal, bahwa "dalam karya-karya tulisnya yang lain, Origenes mengungguli para cerdik pandai sebagaimana biasanya. Namun dalam ulasan ini, ia mengungguli dirinya sendiri."{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} Origenes menjabarkan lebih lanjut tafsir [[Rabi Akiba]]{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} dengan menafsirkan bahwa Kidung Agung adalah suatu kiasan suluk, di mana mempelai laki-laki melambangkan Sang ''Logos'' sementara mempelai perempuan melambangkan jiwa orang percaya.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} ''Ulasan Kidung Agung'' Origenes adalah ulasan Kristen pertama yang menyajikan tafsir semacam ini,{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} dan kelak sangat mempengaruhi tafsir-tafsir Kidung Agung sesudahnya.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}} Kendati demikian, hanya tinggal sebagian isinya yang terlestarikan dalam terjemahan Latinnya, hasil karya Tiranus Rufinus pada tahun 410.{{sfn|McGuckin|2004|page=31}}{{efn|Bagian yang sintas adalah jilid 1-3, dan bagian awal jilid 4, mencakup ulasan mengenai isi Kitab Kidung Agung bab 1, bab 1-2, dan bab 15. Selain tidak menyertakan jilid-jilid selanjutnya dari ulasan ini, Rufinus juga meniadakan semua pembahasan Origenes yang lebih teknis sifatnya mengenai ayat-ayat Kidung Agung. {{harvnb|Heine|2004|page=123}}}} Sisa-sisa dari ulasan-ulasan lain juga masih ada sekarang ini. Bagian-bagian tertentu dari ''[[Filokalia (Origenes)|Filokalia]]'' Origenes memuat petikan-petikan dari jilid ke-3 ''Ulasan Kitab Kejadian''. Ada pula ulasan tentang isi Kitab Mazmur i, iv.1, ulasan singkat tentang nyanyian-nyanyian pujian, ulasan panjang tentang nyanyian-nyanyian pujian, jilid ke-20 dari ulasan tentang isi Kitab Nabi Yehezkiel,{{efn|''Codex Vaticanus'' 1215 menjabarkan pembagian 25 jilid ulasan isi Kitab Nabi Yehezkiel, dan sebagian dari pembagian ulasan tentang isi Kitab Nabi Yesaya (bagian awal jilid VI, VIII, XVI; jilid X mencakup ulasan Yesaya viii.1 sampai ix.7; jilid XI dari ix.8 sampai x.11; jilid XII dari x.12 sampai x.23; jilid XIII dari x.24 sampai xi.9; jilid XIV dari xi.10 sampai xii.6; jilid XV dari xiii.1 sampai xiii.16; jilid XXI dari xix.1 sampai xix.17; jilid XXII dari xix.18 sampai xx.6; jilid XXIII dari xxi.1 sampai xxi.17; jilid XXIV dari xxii.1 sampai xxii.25; jilid XXV dari xxiii.1 sampai xxiii.18; jilid XXVI dari xxiv.1 sampai xxv.12; jilid XXVII dari xxvi.1 sampai xxvi.15; jilid XXVIII dari xxvi.16 sampai xxvii.11a; jilid XXIX dari xxvii.11b sampai xxviii.29; dan jilid XXX dari xxix.1 dan seterusnya).}} dan ulasan tentang isi Kitab Nabi Hosea. Sehubungan dengan ulasan-ulasan yang sudah tidak ada lagi sekarang ini, hanya ada sedikit sekali bukti mengenai pembagiannya.{{efn|''Codex Athous Laura'' 184 menjabarkan pembagian 15 jilid ulasan tentang isi Surat Paulus kepada Jemaat di Roma (kecuali jilid XI dan XII), 5 jilid ulasan tentang isi Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia, pembagian ulasan tentang isi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi, dan pembagian ulasan tentang isi Surat Paulus kepada Jemaat di Korintus (Roma jilid I dari 1:1 sampai 1:7; jilid II dari 1:8 sampai 1:25; jilid III dari 1:26 sampai 2:11; jilid IV dari 2:12 to 3:15; jilid V dari 3:16 sampai 3:31; jilid VI dari 4:1 sampai 5:7; jilid VII dari 5:8 sampai 5:16; jilid VIII dari 5:17 sampai 6:15; jilid IX dari 6:16 sampai 8:8; jilid X dari 8:9 sampai 8:39; jilid XIII dari 11:13 sampai 12:15; jilid XIV dari 12:16 sampai 14:10; jilid XV dari 14:11 sampai selesai; Galatia jilid I dari 1:1 sampai 2:2; jilid II dari 2:3 sampai 3:4; jilid III dari 3:5 sampai 4:5; jilid IV dari 4:6 sampai 5:5; dan jilid V dari 5:6 sampai 6:18; Filipi sampai dengan 4:1; Kolese sampai 4:13).}}

=== ''Perihal Asas-Asas'' ===
{{utama|Perihal Asas-Asas}}
''Perihal Asas-Asas'' merupakan penjabaran teologi Kristen secara sistematis untuk pertama kalinya.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} Origenes menyusun karya tulis ini pada masa mudanya, antara tahun 220 dan 230, saat masih tinggal di Aleksandria.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}} Sisa-sisa dari jilid 3.1 dan jilid 4.1-3 dalam bahasa Yunani terlestarikan dalam ''[[Filokalia (Origenes)|Filokalia]]'' karya Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}} Segelintir kutipan-kutipan yang lebih pendek dari karya asli dalam bahasa Yunani terlestarikan dalam ''Surat kepada Menas'' yang ditulis Yustinianus.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}} Mayoritas isi teks hanya terlestarikan dalam bentuk terjemahannya ke dalam bahasa Latin yang dihasilkan oleh Tiranius Rufinus pada tahun 397, itu pun dalam bentuk yang sudah sangat diringkas.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}} ''Perihal Asas-Asas'' diawali dengan sebuah esai berisi penjelasan mengenai hakikat teologi.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}} Isi jilid pertama berkenaan dengan ranah surgawi,{{sfn|McGuckin|2004|page=36}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} yakni uraian-uraian mengenai keesaan Allah, keterkaitan antarpribadi Allah Tritunggal, hakikat roh ilahi, akal budi, dan para malaikat.{{sfn|McGuckin|2004|pages=36–37}} Isi jilid ke-2 berkenaan dengan ranah insani, yakni uraian-uraian tentang penjelmaan Sang ''Logos'', jiwa manusia, kehendak bebas, dan eskatologi.{{sfn|McGuckin|2004|page=37}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} Isi jilid ke-3 berkenaan dengan kosmologi, dosa, dan penebusan.{{sfn|McGuckin|2004|page=37}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} Isi jilid ke-4 berkenaan dengan teologi dan tafsir Kitab Suci.{{sfn|McGuckin|2004|page=37}}{{sfn|Grant|1967|page=551}}

=== ''Melawan Kelsos'' ===
{{utama|Contra Celsum}}
[[Berkas:Grec 945 48r.jpg|jmpl|Naskah ''[[Contra Celsum|Melawan Kelsos]]'' dalam bahasa Yunani. ''Melawan Kelsos'' dihargai sebagai karya tulis terpenting di bidang [[Hujjah|hujah]] Kristen yang dihasilkan Gereja Perdana.{{sfn|Olson|1999|pages=101, 103}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=32–34}}]]

''Melawan Kelsos'' ({{lang-el|Κατὰ Κέλσου, Kata Kelsou}}; {{lang-la|Contra Celsum}}), yang seluruh isinya masih lestari dalam bahasa Yunani, adalah karya tulis terakhir Origenes, yang ia susun sekitar tahun 248. ''Melawan Kelsos'' adalah karya tulis hujah pembelaan ajaran agama Kristen yang benar dari serangan [[Celsus|Kelsos]], filsuf penganut agama leluhur yang pada Abad Kuno dipandang sebagai penentang tergigih Gereja Perdana.{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|page=32}} Pada tahun 178, Kelsos menulis sebuah polemik berjudul ''[[Ajaran Yang Benar|Perihal Ajaran Yang Benar]]'' ({{lang-el|Λόγος Ἀληθής, Logos Alētēs}}), berisi berbagai dalil menentang agama Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=32}} Gereja mengabaikan serangan Kelsos,{{sfn|McGuckin|2004|page=32}} tetapi Ambrosius, penyokong Origenes, menyodorkan permasalahan ini ke hadapan Origenes.{{sfn|McGuckin|2004|page=32}} Mula-mula Origenes ingin mengabaikan Kelsos dan membiarkan dalil-dalilnya terlupakan dengan sendirinya,{{sfn|McGuckin|2004|page=32}} tetapi salah satu dalil utama Kelsos, yakni dalil bahwa tidak seorangpun ahli filsafat Plato yang menghargai diri sendiri akan mau bertindak kelewat bodoh dengan menjadi pemeluk agama Kristen, membuat Origenes merasa terusik untuk menyusun karya tulis sanggahan.{{sfn|McGuckin|2004|page=32}}

Dalam karya tulis ini, Origenes secara sistematis menyanggah setiap dalil Kelsos, butir demi butir,{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=32–34}} dan menyajikan dalil-dalil rasional yang melandasi ajaran agama Kristen.{{sfn|Olson|1999|page=103}}{{sfn|Heine|2004|page=127}}{{sfn|Grant|1967|page=552}} Origenes mendasarkan banyak mengacu pada ajaran Plato,{{sfn|Olson|1999|pages=102–103}} serta berdalil bahwa agama Kristen tidak mustahil dapat seiring sejalan dengan filsafat Yunani,{{sfn|Olson|1999|pages=102–103}} dan bahwa filsafat mengandung banyak perkara yang benar dan mengagumkan,{{sfn|Olson|1999|pages=102–103}} tetapi Alkitab mengandung hikmat yang lebih besar daripada segala macam hikmat yang dapat dinalar para filsuf Yunani.{{sfn|Olson|1999|pages=102–103}} Tuduhan Kelsos bahwasanya mukjizat-mukjizat Yesus hanyalah permainan sulap belaka, bukannya bukti kuasa ilahi, disanggah Origenes dengan berdalil bahwa tidak seperti para pesulap, Yesus tidak membuat mukjizat sebagai bahan pertunjukan melainkan sebagai sarana untuk memperbaiki akhlak orang yang menyaksikannya.{{sfn|Olson|1999|page=103}} ''Melawan Kelsos'' menjadi karya tulis yang paling berpengaruh di antara semua karya tulis hujah Gereja Perdana.{{sfn|Olson|1999|page=101}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=32–34}} Sebelum ''Melawan Kelsos'' ditulis, agama Kristen dipandang sebelah mata oleh banyak orang sebagai agama rakyat jelata yang buta huruf dan tidak terpelajar.{{sfn|Olson|1999|page=103}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=32–34}} Dengan ''Melawan Kelsos'', Origenes mengangkat agama Kristen ke tataran ilmiah.{{sfn|Olson|1999|pages=101, 103}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=32–34}} ''Melawan Kelsos'' sangat dikagumi oleh Eusebius, sampai-sampai dalam jilid pertama karya tulisnya yang berjudul ''Melawan Hierokles'', ia mengemukakan bahwa ''Melawan Kelsos'' memuat dalil-dalil yang memadai untuk mematahkan segala macam kritik terhadap Gereja.{{sfn|McGuckin|2004|page=33}}

=== Lain-lain ===
Antara tahun 232 dan 235, saat berada di Palestina, Origenes menulis risalah ''Perihal Berdoa''. Seluruh isi risalah masih terlestarikan sampai sekarang dalam bahasa Yunani sebagaimana aslinya.{{sfn|McGuckin|2004|page=17}} Risalah didahului dengan pengantar mengenai objek berdoa, perlunya berdoa, dan manfaat berdoa, disambung dengan penjelasan doa Bapa Kami, ditutup dengan keterangan mengenai posisi, tempat, dan sikap yang perlu diperhatikan pada saat berdoa, serta jenjang doa.{{sfn|McGuckin|2004|page=17}} ''Perihal Kemartiran'' atau ''Imbauan Menyongsong Kemartiran'', yang juga terlestarikan utuh dalam bahasa Yunani,{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} ditulis kira-kira sesudah bermulanya aksi aniaya besar-besaran atas titah [[Maximinus Thrax|Kaisar Maksiminus]] pada paruh pertama tahun 235.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}} Dalam risalah ini, Origenes memberi peringatan kepada pembaca untuk tidak main-main dengan penyembahan berhala, dan menggarisbawahi kewajiban menanggung kemartiran dengan gagah berani, sementara dalam bagian ke-2 ia menjelaskan makna kemartiran.{{sfn|McGuckin|2004|page=19}}

Papirus-papirus yang ditemukan di Tura pada tahun 1941 memuat dua risalah Origenes dalam bahasa Yunani yang sebelumnya tidak diketahui orang.{{sfn|Heine|2004|page=127}} Tarikh penyusunan kedua risalah ini tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi mungkin sekali keduanya ditulis seusai aksi aniaya besar-besaran atas titah Kaisar Maximinus pada tahun 235.{{sfn|Heine|2004|page=127}} Yang satu berjudul ''Perihal Paskah'',{{sfn|Heine|2004|page=127}} dan yang lain berjudul ''Dialog dengan Herakleides'', yakni notula debat antara Origenes dan Herakleides yang disusun oleh salah seorang juru tulis cepat Origenes. Herakleides adalah Uskup Arab penganut paham [[Monarkianisme|kuasimonarkianisme]], yang mengajarkan bahwa Allah Bapa dan Allah Putra adalah satu pribadi yang sama.{{sfn|McGuckin|2004|pages=34–35}}{{sfn|Heine|2004|page=127}}{{sfn|Somos|2015|pages=145–146}}{{efn|Salah satu terjemahan ''Dialog dengan Herakleides'' ke alam bahasa Inggris terdapat dalam Oulton dan Chadwick (penyunting), ''Alexandrian Christianity'', hlmn. 430-455.}} Dalam ''Dialog dengan Herakleides'', Origenes menggunakan [[cara pengusutan Sokrates]] guna meyakinkan Herakleides untuk menerima "teologi ''Logos''",{{sfn|McGuckin|2004|pages=34–35}}{{sfn|Somos|2015|pages=145–149}} prototipe dari ajaran tentang ketritunggalan Allah.{{sfn|McGuckin|2004|page=35}} Isi ''Dialog dengan Herakleides'' dengan jelas menunjukkan bahwa adu pendapat antara Origenes dan Herakleides, khususnya penyampaian tanggapan-tanggapan Origenes, berlangsung dalam suasana akrab dan penuh adab jika dibandingkan dengan polemik-polemik Tertulianus yang tajam maupun debat-debat yang sengit pada abad ke-4 antara kubu pengusung ajaran ketritunggalan Allah dan kubu pengusung ajaran Arius.{{sfn|Somos|2015|pages=145–149}}

Karya-karya tulis yang hilang mencakup dua jilid buku tentang kebangkitan, yang ditulis sebelum ''Perihal Asas-Asas'', dan dua jilid buku tentang perihal yang sama dalam bentuk tanya-jawab yang didedikasikan bagi Ambrosius. [[Eusebius]] mengoleksi lebih dari seratus pucuk salinan surat Origenes,<ref>''Historia ecclesiastica'', VI, xxxvi.3; Terjemahan ke dalam bahasa Inggris ''NPNF'', 2 ser. i.278-279.</ref> dan ada beberapa jilid kumpulan salinan surat Origenes dalam daftar yang disusun Hieronimus. Selain dari sejumlah kecil sisa naskah, hanya tiga surat yang masih lestari.{{sfn|Heine|2004|page=126}} Yang pertama ada adalah sepucuk surat yang dialamatkan kepada sahabat-sahabat di Aleksandria; sebagian isinya terlestarikan dalam terjemahan Latin Rufinus.{{sfn|Heine|2004|page=126}}{{sfn|McGuckin|2004|page=15}} Yang kedua adalah sepucuk surat pendek yang dialamatkan kepada [[Gregorius Thaumaturgus|Gregorius Taumaturgus]]; terlestarikan dalam ''Filokalia''.{{sfn|Heine|2004|page=126}} Yang ketiga adalah sepucuk surat balasan kepada [[Sextus Julius Africanus|Sekstus Yulius Afrikanus]]; seluruh isi surat masih lestari dalam bahasa Yunani, bahkan isi surat dari Sekstus pun masih lestari; memuat pembelaan keaslian bagian tambahan berbahasa Yunani dalam Kitab Daniel.{{sfn|Heine|2004|page=126}}{{sfn|McGuckin|2004|page=20}} Karya-karya tulis gadungan yang disusun dengan mencatut nama Origenes semasa hidupnya dibahas Rufinus dalam ''De adulteratione librorum Origenis''. ''Dialogus de recta in Deum fide'', ''[[Bantahan Terhadap Segala Bidah|Filosofumena]]'' yang diyakini sebagai karangan [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus dari Roma]], dan ''Ulasan Kitab Ayub'' karangan Yulianus Si Pengikut Arius juga pernah disebut-sebut sebagai hasil karya Origenes.{{sfn|Vicchio|2006|p=23}}{{sfn|Scheck & Erasmus|2016|p=132}}{{sfn|Pseudo-Origen|1844}}

== Pandangan ==
=== Kristologi ===
Dalam tulisannya, Origenes mengemukakan bahwa Yesus adalah "yang sulung dari segala ciptaan, yang mengambil wujud raga dan jiwa manusia."{{sfn|Greggs|2009|page=61}} Ia sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus memiliki jiwa insani,{{sfn|Greggs|2009|page=61}} dan memandang keji paham [[Doketisme]] (keyakinan bahwa Yesus datang ke dunia dalam bentuk roh, bukan dalam bentuk jasad).{{sfn|Greggs|2009|page=61}} Origenes membayangkan kodrat insani Yesus sebagai jiwa yang paling rapat dengan Allah, dan tetap setia secara sempurna pada Allah, kendati semua jiwa lain akhirnya menjauh dari Allah.{{sfn|Greggs|2009|page=61}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Pada waktu menjelma menjadi manusia, jiwa Yesus manunggal dengan Logos dan "saling berbaur" menjadi satu.{{sfn|Greggs|2009|pages=61–62}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Dengan demikian, menurut Origenes, Kristus memiliki kodrat insani sekaligus ilahi,{{sfn|Greggs|2009|pages=61–62}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} tetapi sebagaimana semua jiwa lain, kodrat insani Kristus sudah wujud sejak semula.{{sfn|Greggs|2009|page=62}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}}

Origenes adalah orang pertama yang mencetuskan [[teori pampas penebusan]] dalam bentuk yang sudah paripurna,{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}} sekalipun [[Ireneus]] sudah lebih dahulu mencetuskan semacam [[prototipe]] dari teori ini.{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}} Menurut teori ini, [[Penyaliban Yesus|kematian Kristus di kayu salib]] adalah pampasan kepada setan sebagai ganti kebebasan umat manusia.{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}} Menurut teori ini juga, setan sesungguhnya telah diperdaya Allah,{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}}{{sfn|Plantinga|Thompson|Lundberg|2010}} karena Kristus bukan saja tidak berdosa, melainkan juga adalah penjelmaan ilahi, yang tidak dapat diperbudak setan.{{sfn|Plantinga|Thompson|Lundberg|2010}} Teori ini kelak diperluas lebih lanjut oleh teolog-teolog seperti [[Gregorius dari Nisa]] dan [[Tiranius Rufinus|Rufinus dari Akuilea]].{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}} Pada abad ke-11, [[Anselmus dari Canterbury]] mengecam teori pampas beserta teori [[Kristus Pemenang|''Christus Victor'']] yang masih berkaitan dengannya,{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}} sehingga jumlah peminatnya di kawasan barat Eropa jauh berkurang.{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}} Bagaimanapun juga teori pampas masih lumayan populer dalam [[Gereja Ortodoks Timur]].{{sfn|Eddy|Beilby|2008|page=86}}

=== Kosmologi dan eskatologi ===
[[Berkas:Jan_Brueghel_de_Oude_en_Peter_Paul_Rubens_-_Het_aards_paradijs_met_de_zondeval_van_Adam_en_Eva.jpg|jmpl|upright=1.7|''[[Taman Eden Beserta Kemerosotan Manusia]]'' (''ca.'' 1617) karya [[Peter Paul Rubens]] dan [[Jan Brueghel de Oude|Jan Brueghel Tua]]. Ajaran Origenes tentang prawujud jiwa dilandaskan pada tafsir kias riwayat penciptaan jagat dalam [[Kitab Kejadian]].{{sfn|Scott|2012|pages=53–55}}]]

Salah satu ajaran utama Origenes adalah ajaran [[prawujud|prawujud jiwa]],{{sfn|MacGregor|1982|pages=55–56}}{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=53–55}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} yakni ajaran bahwa sebelum menciptakan jagat raya indrawi, Allah terlebih dahulu menciptakan seluruh [[jiwa|kecerdasan]] tak berjasad ({{lang-el|ψυχαί, psikai}}).{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=53–55}}{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Mula-mula semua jiwa ini hanya berkhidmat dan mengasihi khaliknya,{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} tetapi seiring meredupnya pijaran api ilahi, hampir semua kecerdasan nirjasad ini lambat laun jenuh berkhidmat kepada Allah, dan kasih mereka terhadap-Nya pun "meredup" ({{lang-el|ψύχεσθαι, psikestai}}).{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=53–55}}{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Ketika Allah menciptakan jagad indria, jiwa-jiwa yang sebelumnya sudah wujud tanpa jasad ini pun mengejawantah.{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=53–55}} Jiwa-jiwa yang paling redup rasa kasihnya terhadap Allah mengejawantah menjadi [[roh jahat|roh-roh jahat]].{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Jiwa-jiwa yang lumayan redup rasa kasihnya terhadap Allah mengejawantah menjadi jiwa manusia, yang nantinya akan menitis ke dalam raga.{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Jiwa-jiwa yang tidak begitu redup rasa kasihnya terhadap Allah mengejawantah menjadi [[malaikat|para malaikat]].{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} Akan tetapi ada satu jiwa yang tetap berkhidmat secara sempurna kepada Allah, dan manunggal dengan Sabda (''[[Logos (Kekristenan)|Logos]]'') Allah melalui kasihnya yang sempurna terhadap Allah.{{sfn|Greggs|2009|page=61}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} ''Logos'' pada akhirnya menitis ke dalam raga dan dilahirkan ke dunia oleh [[Maria|Perawan Maria]], menjadi [[Allah-manusia (Kristen)|Allah sekaligus manusia]], [[Yesus Kristus]].{{sfn|Greggs|2009|page=61}}{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}}

Origenes mungkin saja percaya dan mungkin pula tidak percaya pada ajaran Plato tentang ''[[metempsikosis]]'' ("transmigrasi jiwa" alias [[reinkarnasi]]).{{sfn|MacGregor|1982|pages=56–57}} Origenes secara tegas menolak "ajaran palsu perihal transmigrasi jiwa-jiwa ke raga-raga",{{sfn|MacGregor|1982|page=55}}{{sfn|Olson|1999|page=100}} tetapi mungkin yang ia tolak adalah jenis transmigrasi tertentu.{{sfn|MacGregor|1982|page=55}} Geddes MacGregor berpendapat bahwa Origenes tentunya percaya pada ''metempsikosis'' karena selaras dengan pandangan eskatologinya,{{sfn|MacGregor|1982|pages=54–55}} dan tidak pernah secara tegas dinafikan dalam Alkitab.{{sfn|MacGregor|1982|pages=54–55}} Kendati demikian, Roger E. Olson menolak anggapan bahwa Origenes percaya pada reinkarnasi sebagai suatu kesalahpahaman gerakan [[Zaman Baru]] terhadap ajaran-ajaran Origenes.{{sfn|Olson|1999|pages=99–100}} Sudah tentu Origenes menolak pandangan filsafat [[stoikisme|stoa]] mengenai [[model siklus|jagat raya yang berulang]],{{sfn|MacGregor|1982|page=55}} yang secara langsung bertentangan dengan pandangan eskatologinya.{{sfn|MacGregor|1982|page=55}}

Origenes percaya bahwa seluruh dunia pada akhirnya akan memeluk agama Kristen,{{sfn|Cahill|1994|page=53}} "karena dunia terus-menerus mendapatkan semakin banyak jiwa."{{sfn|Cahill|1994|pages=53–54}} Ia percaya bahwa [[Kerajaan Sorga|Kerajaan Surga]] belum datang,{{sfn|Cahill|1994|page=54}} tetapi setiap orang Kristen wajib menghadirkan realitas akhir zaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.{{sfn|Cahill|1994|page=54}} Origenes menganut paham [[Universalisme|kesemestaan]],{{sfn|MacGregor|1982|page=56}} yang mengajarkan bahwa semua manusia pada akhirnya akan mencapai keselamatan,{{sfn|McGuckin|2004|page=96}}{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|MacGregor|1982|page=56}} tetapi hanya sesudah dimurnikan dari dosa-dosanya oleh "api ilahi".{{sfn|Moore|2005|page=96}} Sejalan dengan tafsir kias Origenes, "api ilahi" bukanlah api secara harfiah, melainkan dukacita mendalam karena menyadari dosa-dosa diri sendiri.{{sfn|McGuckin|2004|page=96}}{{sfn|Moore|2005|page=96}} Origenes juga senantiasa bersikap hati-hati dengan menegaskan bahwa keselamatan semesta hanyalah suatu kemungkinan, bukan ajaran yang sudah baku.{{sfn|McGuckin|2004|page=96}} Hieronimus mengutip kalimat yang konon berasal dari Origenes, yakni "sesudah akhir zaman dan pemulihan fitrah segala sesuatu yang hanya berlangsung satu kali, [[Gabriel]] akan seharkat dengan Iblis, Paulus akan seharkat dengan [[Kayafas]], dan anak-anak perawan akan seharkat dengan para pelacur."{{sfn|MacGregor|1982|page=56}} Kendati demikian, Hieronimus tidak secara sengaja mengubah kutipan-kutipan agar membuat Origenes tampak lebih mirip seorang ahli bidah,{{sfn|Chadwick|2017}} dan Origenes sendiri jelas-jelas menegaskan dalam ''Surat kepada Sahabat-Sahabat di Aleksandria'' bahwa Setan dan roh-roh jahat pengikutnya tidak ikut mengambil bagian dalam keselamatan pada akhir zaman.{{sfn|McGuckin|2004|page=96}}{{sfn|Kelly|2006|page=199}}

=== Etika ===
[[Berkas:Master of Jean de Mandeville The Birth of Esau and Jacob.jpg|jmpl|kiri|''Kelahiran Esau dan Yakub'' (''ca.'' 1360–1370) karya Maestro Jean de Mandeville. Origenes menggunakan kisah Esau dan Yakub dari Alkitab untuk memperkuat teorinya bahwa tindakan-tindakan berdasarkan kehendak bebas jiwa sebelum mengejawantah menentukan peri kehidupan si pemilik jiwa tatkala dilahirkan.{{sfn|Greggs|2009|pages=58–59}}]]

Origenes sungguh-sungguh yakin akan keberadaan [[kehendak bebas]] manusia,{{sfn|Greggs|2009|pages=56–59}} dan menolak keras ajaran kaum pengikut Valentinus mengenai [[keterpilihan]] orang-orang tententu.{{sfn|Greggs|2009|page=58}} Origenes justru meyakini bahwa jiwa-jiwa yang tak berjasad sekalipun memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri.{{sfn|Greggs|2009|page=58}} Lebih lanjut lagi, dalam tafsirnya atas riwayat [[Yakub]] dan [[Esau]], Origenes mengemukakan bahwa peri kehidupan seseorang saat lahir sesungguhnya bergantung pada amal perbuatan jiwanya semasa [[prawujud]].{{sfn|Greggs|2009|pages=58–59}} Menurut Origen, ketimpangan semu peri kehidupan manusia, yakni ada yang miskin, ada yang kaya, ada yang sakit-sakitan, dan ada yang sehat walafiat, sesungguhnya adalah akibat dari amal perbuatan jiwanya sebelum menitis ke dalam raga.{{sfn|Greggs|2009|pages=58–59}} Origenes membela gagasan mengenai kehendak bebas manusia dalam tafsir-tafsirnya atas sejumlah contoh [[Nubuat|kemahatahuan ilahi akan masa depan]] yang termaktub di dalam Kitab Suci.{{sfn|Greggs|2009|page=79}} Ia berpendapat bahwa riwayat Injil tentang kemahatahuan Yesus akan pengkhianatan Yudas sebelum terjadi, dan riwayat [[Kitab Ulangan]] tentang kemahatahuan Allah akan pembangkangan bangsa Israel di masa depan, hanya sekadar menunjukkan bahwa Allah sudah sejak semula mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi.{{sfn|Greggs|2009|page=79}} Oleh karena itu Origenes menyimpulkan bahwa pribadi-peribadi yang terlibat dalam kejadian-kejadian tersebut tetap saja membuat keputusan sendiri berdasarkan kehendak bebas masing-masing.{{sfn|Greggs|2009|page=79}}

Origenes adalah penganjur [[Pasifisme Kristen|ahimsa]] yang gigih.{{sfn|Caspary|1979|pages=125–127}}{{sfn|Brock|1972|pages=11–12}}{{sfn|Cahill|1994|pages=53–54}}{{sfn|Trigg|1983|pages=235–236}} Dalam ''Melawan Kelsos'', ia mengemukakan bahwa fitrah ahimsa adalah salah satu gatra agama Kristen yang paling menonjol secara lahiriah.{{sfn|Caspary|1979|pages=125–127}} Kendati mengakui bahwa ada orang Kristen yang mengabdi pada negara selaku personel angkatan bersenjata Romawi,{{sfn|Charles|2005|page=36}}{{sfn|Caspary|1979|pages=126–127}}{{sfn|Cahill|1994|pages=53–54}} Origenes menggarisbawahi kenyataan bahwa sebagian besar umat Kristen tidaklah demikian,{{sfn|Charles|2005|page=36}}{{sfn|Cahill|1994|pages=53–54}} dan menegaskan bahwa tindakan melibatkan diri dalam peperangan duniawi sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Kristus.{{sfn|Charles|2005|page=36}}{{sfn|Brock|1972|pages=11–12}}{{sfn|Cahill|1994|pages=53–54}}{{sfn|Trigg|1983|pages=235–236}} Origenes membenarkan bahwa adakalanya perang memang perlu bagi sebuah negara non-Kristen,{{sfn|Brock|1972|page=12}} tetapi juga menegaskan bahwa orang Kristen mustahil melibatkan diri dalam perang semacam itu tanpa mengkompromikan imannya, karena Kristus secara mutlak melarang segala bentuk kekerasan.{{sfn|Brock|1972|page=12}}{{sfn|Trigg|1983|pages=235–236}} Menurut Origenes, tindak kekerasan yang diriwayatkan dalam beberapa bagian Kitab Suci Perjanjian Lama sesungguhnya bermakna kiasan,{{sfn|Cahill|1994|page=53}} dan menunjukkan sejumlah ayat Perjanjian Lama yang ia tafsirkan mendukung ahimsa, misalnya {{Alkitab|Mazmur 7:4-6}} dan {{Alkitab|Ratapan 3:27-29}}.{{sfn|Cahill|1994|page=53}} Origenes mengemukakan bahwa andaikata semua orang cinta damai dan cinta sesama seperti umat Kristen, tidak akan ada lagi peperangan, sehingga negara tidak lagi membutuhkan angkatan bersenjata.{{sfn|Trigg|1983|page=236}}

=== Asas tafsir Alkitab ===
{{rquote|right|Lantaran mana ada orang berakal yang menyangka bahwa hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga, serta petang dan pagi, dapat wujud tanpa ada matahari, bulan, dan bintang-bintang? Dan bahwa hari pertama dapat wujud tanpa ada langit? Siapa yang sedemikian dungu menyangka Allah, laksana juru tani, membina firdaus di Eden, nun jauh di timur, dan menumbuhkan di dalamnya sebatang pohon hayat, yang kasatmata lagi teraba nyata, sehingga barang siapa mengecap buahnya dengan gigi jasmani, maka hayatlah yang ia dapati? Dan bahwasanya orang turut ambil bagian dalam kebajikan dan kedurjanaan dengan mengunyah apa-apa yang dipetik dari pohon itu? Dan kalau dikisahkan bahwa Allah berjalan-jalan di firdaus kala sore, sementara Adam sembunyi diri di balik pohon, aku kira tidak ada orang yang meragukan bahwa kisah-kisah ini secara kias menyiratkan rahasia-rahasia tertentu, sejarah mewujud nyata secara lahiriah, bukan secara harfiah.|Origenes, ''Perihal Asas-Asas'' [http://www.newadvent.org/fathers/04124.htm IV.16]}}

Origenes melandaskan setiap ajaran teologinya pada Kitab Suci agama Kristen,{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=55–58}}{{sfn|MacGregor|1982|pages=56–57}}{{sfn|Ehrman|2003|page=155}} dan tidak pernah merujuk ajaran-ajaran filsafat Plato sebelum meneguhkan pandangannya dengan dalil-dalil Alkitabiah yang kukuh.{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=58–60}} Bagi Origenes, Kitab Suci adalah karya tulis yang diilhami Allah.{{sfn|Greggs|2009|pages=55–56}}{{sfn|Scott|2012|pages=55–58}}{{sfn|MacGregor|1982|pages=56–57}}{{sfn|Ludlow|2013|pages=87–88}} Ia juga senantiasa berhati-hati agar jangan sampai mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan tafsir-tafsir Kitab Suci yang ia buat sendiri.{{sfn|MacGregor|1982|pages=56–57}} Bagaimanapun juga, Origenes memang gemar berspekulasi melampaui apa yang dinyatakan secara eksplisit di dalam Alkitab,{{sfn|Olson|1999|pages=99–100}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=13–17}} dan kegemaran inilah yang seringkali menempatkan dirinya pada ranah abu-abu di antara ajaran ortodoks dan bidah.{{sfn|Olson|1999|pages=99–100}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=13–17}}

Menurut Origenes, ada dua ragam sastra Alkitabiah, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yakni ''historia'' ("sejarah, atau narasi") dan ''nomotesia'' ("legislasi, atau tuntunan mencapai budi pekerti yang luhur").{{sfn|Ludlow|2013|pages=87–88}} Origenes dengan tegas menyatakan bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru harus dibaca bersamaan dengan mengikuti aturan yang sama pula.{{sfn|Ludlow|2013|page=88}} Origenes mengajarkan pula bahwa ada tiga cara yang berlainan dalam menafsir ayat-ayat Kitab Suci,{{sfn|Ludlow|2013|page=88}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} yakni cara "jasmani", cara "sukmawi", dan cara "rohani". Cara "jasmani" adalah tafsir secara harfiah, yakni tafsir kesejarahan dari suatu ayat;{{sfn|Ludlow|2013|page=88}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} cara "sukmawi" adalah mengkaji hikmah yang tersembunyi di balik suatu ayat;{{sfn|Ludlow|2013|page=88}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} sementara cara "rohani" adalah mengkaji makna yang kekal, yakni kenyataan nirjasad yang disampaikan suatu ayat.{{sfn|Ludlow|2013|page=88}}{{sfn|Grant|1967|page=551}} Origenes menyajikan contoh-cotoh sempurna dari cara "jasmani" dalam tafsir [[Kitab Amsal]], cara "sukmawi" dalam tafsir [[Kitab Imamat]], dan cara "rohani" dalam tafsir [[Kitab Kidung Agung]] yang ia susun.{{sfn|Ludlow|2013|page=90}}

Origenes menganggap tafsir "rohani" sebagai tafsir yang paling mendalam sekaligus tafsir yang menyampaikan makna yang paling penting dari suatu ayat.{{sfn|Ludlow|2013|page=90}} Ia mengajarkan bahwa ada sejumlah ayat yang tidak mengandung makna harfiah sama sekali, dan hanya mengandung makna [[Alegori|kias]] ''semata''.{{sfn|Ludlow|2013|page=90}} Kendati demikian, ia menegaskan bahwa "ayat-ayat yang benar dari segi kesejarahan jauh lebih banyak jumlahnya dibanding ayat-ayat yang disusun dengan makna rohani semata,"{{sfn|Ludlow|2013|page=90}} dan kerap menggunakan contoh-contoh dari kenyataan-kenyataan nirjasad.{{sfn|Soler|2019}} Origenes mendapati bahwa ayat-ayat mengenai kehidupan Yesus di dalam keempat injil kanonik mengandung pertentangan-pertengangan yang tak terukunkan,{{sfn|Perkins|2007|page=292}}{{sfn|Kugel|Greer|1986|page=183}}{{sfn|Keefer|2006|pages=75–76}} tetapi ia menganggap pertentangan-pertentangan ini tidak mengecilkan makna rohani dari ayat-ayat tersebut.{{sfn|Kugel|Greer|1986|page=183}}{{sfn|Keefer|2006|pages=75–76}} Gagasan Origenes tentang dua kali penciptaan didasarkan atas tafsir kias kisah penciptaan dalam dua bab pertama [[Kitab Kejadian]].{{sfn|Scott|2012|pages=53–55}} Penciptaan kali pertama, sebagaimana diriwayatkan dalam {{Alkitab|Kejadian 1:26}}, adalah penciptaan jiwa-jiwa purbakala,{{sfn|Layton|2004|page=86}} yang dijadikan "menurut citra Allah" dan oleh karena itu bersifat nirjasad seperti Allah.{{sfn|Layton|2004|page=86}} Penciptaan kali kedua, sebagaimana diriwayatkan dalam {{Alkitab|Kejadian 2:7}}, adalah peristiwa pemberian raga rohani atau badan halus kepada jiwa manusia, {{sfn|Layton|2004|pages=86–87}} dan riwayat tentang Allah memakaikan "pakaian dari kulit binatang" kepada Adam dan Hawa dalam {{Alkitab|Kejadian 3:21}} adalah peristiwa perubahan badan halus menjadi badan kasar.{{sfn|Layton|2004|page=86}} Dengan demikian, tahap-tahap ini merupakan tahap-tahap kemerosotan dari keadaan suci nirjasad.{{sfn|Layton|2004|page=86}}

=== Teologi ===
[[Berkas:Shield-Trinity-Scutum-Fidei-compact.svg|jmpl|Origenes memiliki andil yang besar dalam perkembangan konsep [[Tritunggal|ketritunggalan Allah]],{{sfn|Olson|Hall|2002|page=24}}{{sfn|La Due|2003|page=37}}{{sfn|Ehrman|2003|pages=154–156}} dan terbilang di antara orang-orang pertama yang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah salah satu pribadi Allah Tritunggal,{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}} tetapi ia juga menganut paham [[subordinasionisme]],{{sfn|La Due|2003|page=38}}{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}}{{sfn|Pollard|1970|page=95}}{{sfn|Greggs|2009|page=161}} yang mengajarkan bahwa Sang Bapa lebih tinggi kedudukannya daripada Sang Putra, dan Sang Putra lebih tinggi kedudukannya daripada Roh Kudus.{{sfn|La Due|2003|page=38}}{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}}{{sfn|Greggs|2009|page=161}}]]

Konsepsi Origenes mengenai Allah Bapa bernuansa [[Teologi apofatis|apofatis]]. Ia meyakini bahwa Allah itu sempurna keesaan-Nya, tanwujud, nirjasad, mengatasi segala sesuatu, dan oleh karena itu tak terpahami lagi tak terbandingkan. Allah Bapa juga tidak berubah serta mengatasi ruang dan waktu. Akan tetapi kemahakuasaan-Nya dibatasi oleh kemahabaikan, kemahaadilan, serta kemahabijaksanaan-Nya, dan sekalipun mahaleluasa, kemahabaikan serta kemahakuasaan-Nya mengharuskan-Nya menyatakan diri. Pernyataan diri Allah, yakni pancaran kekal diri Allah, dibahasakan Origenes dengan berbagai istilah, salah satunya adalah Logos. Pernyataan diri Allah adalah ciptaan-Nya yang pertama (bdk. Prov. viii. 22), untuk menjadi perantara cipta antara Allah dan jagad raya dalam penciptaan. Perantaraan Logos diperlukan karena Allah itu mahaesa dan mahaajeg, sehingga tidak dapat menjadi sumber dari jagat raya dan sekian banyak isinya.

Logos adalah asas cipta dan budi yang meresapi jagat raya.{{sfn|Greggs|2009|page=80}} Logos menggerakkan seluruh umat manusia melalui kemampuan mereka untuk berpikir secara logis dan masuk akal,{{sfn|Greggs|2009|pages=79–80}} guna menuntun mereka menuju kebenaran pernyataan diri Allah.{{sfn|Greggs|2009|pages=79–80}} Seiring perkembangan nalarnya, semua manusia kian serupa dengan Kristus.{{sfn|Greggs|2009|page=80}} Kendati demikian, mereka masih mempertahankan individualitas masing-masing, dan tidak menyatu padu dengan Kristus.{{sfn|Greggs|2009|pages=80–81}} Penciptaan hanya terlaksana melalui Logos, dan pendekatan Allah yang paling karib dengan jagat raya adalah firman untuk mencipta. Kendati pada hakikatnya esa, Logos mengandung sejumlah besar konsep, sehingga Origenes mengistilahkannya, dengan lagak khas ahli filsafat Plato, sebagai "hakikat segala hakikat" dan "cipta segala cipta".

Origenes banyak berjasa bagi perkembangan gagasan mengenai [[Tritunggal|Ketritunggalan Allah]].{{sfn|Olson|Hall|2002|page=24}}{{sfn|La Due|2003|page=37}}{{sfn|Ehrman|2003|pages=154–156}} Ia menegaskan bahwa Roh Kudus adalah bagian dari Ketuhanan,{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}} serta menafsirkan [[perumpamaan dirham yang hilang]] sebagai kisah yang bermakna Roh Kudus itu berdiam di dalam diri tiap-tiap orang,{{sfn|Greggs|2009|pages=159–160}} dan bahwasanya ilham Roh Kudus diperlukan dalam segala bentuk pembicaraan tentang Allah.{{sfn|Greggs|2009|page=160}} Origenes mengajarkan bahwa tindakan ketiga-tiga pribadi Tritunggal sangat dibutuhkan manusia untuk mencapai keselamatan.{{sfn|Greggs|2009|page=161}} Dalam salah satu kutipan dari Origenes yang terlestarikan dalam terjemahan risalah ''Membela Origenes'', karya [[Pamfilus dari Kaisarea|Pamfilus]], ke dalam bahasa Latin yang dikerjakan oleh Rufinus, Origenes tampak menggunakan frasa ''homooúsios'' (ὁμοούσιος, "sehakikat") untuk menjelaskan keterkaitan antara Sang Bapa dan Sang Putra,{{sfn|La Due|2003|page=38}}{{sfn|Williams|2001|page=132}} tetapi pada bagian lain, Origenes justru membidahkan keyakinan mengenai kese-''hipostasis''-an Sang Putra dan Sang Bapa.{{sfn|Williams|2001|page=132}} Menurut [[Rowan Williams]], lantaran kata ''ousia'' dan kata ''hipostasis'' digunakan dengan makna yang sama pada masa hidup Origenes,{{sfn|Williams|2001|page=132}} maka Origenes hampir dapat dipastikan membidahkan ''homoousios''.{{sfn|Williams|2001|page=132}} Menurut Rowan Williams, kiranya mustahil orang dapat memastikan apakah kata ''homoousios'' memang berasal dari Pamfilus, apatah lagi dari Origenes.{{sfn|Williams|2001|page=132}}

Bagaimanapun juga, Origenes adalah seorang penganut paham [[Subordinasionisme]],{{sfn|La Due|2003|page=38}}{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}}{{sfn|Pollard|1970|page=95}}{{sfn|Greggs|2009|page=161}} paham yang mengajarkan bahwa Sang Bapa lebih tinggi derajatnya daripada Sang Putra, dan Sang Putra lebih tinggi derajatnya daripada Roh Kudus.{{sfn|La Due|2003|page=38}}{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}}{{sfn|Greggs|2009|page=161}} Paham ini didasarkan atas ajaran [[Kesebandingan (matematika)|kesebandingan]] dalam filsafat Plato.{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}} Menurut Hieronimus, Origenes pernah mengemukakan dalam tulisannya Allah Bapa tidak dapat dilihat semua makhluk, termasuk Sang Putra maupun Roh Kudus,{{sfn|Greggs|2009|pages=152–153}} dan Sang Putra juga tidak dapat dilihat Roh Kudus.{{sfn|Greggs|2009|pages=152–153}} Origenes pernah berpendapat bahwa Sang Putra diciptakan oleh Sang Bapa, dan Roh Kudus diciptakan oleh Sang Putra,{{sfn|Greggs|2009|page=153}} tetapi di lain kesempatan ia mengemukakan dalam tulisannya bahwa "sampai dengan saat ini belum aku dapati satu ayat pun di dalam Alkitab yang mengatakan bahwa Roh Kudus adalah makhluk ciptaan."{{sfn|Olson|Hall|2002|page=25}}{{sfn|Greggs|2009|page=154}} Pada masa hidup Origenes, paham Tritunggal yang ortodoks belum dirumuskan,{{sfn|Greggs|2009|pages=152–153}}{{sfn|Badcock|1997|page=43}} dan paham subordinasionisme belum dianggap bidah.{{sfn|Greggs|2009|pages=152–153}}{{sfn|Badcock|1997|page=43}} Nyatanya hampir semua teolog ortodoks pra[[Kontroversi Arian|kontroversi Arius]] pada paruh kedua abad ke-4 sedikit banyaknya menganut paham Subordinasionisme.{{sfn|Badcock|1997|page=43}} Mungkin saja Origenes menganut paham Subordinasionisme dalam rangka mempertahankan ajaran tentang keesaan Allah di tengah-tengah serbuan ajaran Gnostik.{{sfn|Pollard|1970|page=95}}

== Dampak terhadap Gereja ==
[[Berkas:First Council of Nicea by V.Surikov (1876-7, GTG).jpg|jmpl|[[Athanasius|Atanasius, Batrik Aleksandria]], sangat dipengaruhi ajaran-ajaran Origenes. Atanasius digambarkan sedang berdiri dalam lukisan cat minyak dari tahun 1876 karya [[Vasily Surikov]].{{sfn|Trigg|1983|pages=249–250}}{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|Chadwick|2017}}]]

=== Sebelum krisis ===
Origenes seringkali dianggap sebagai teolog Kristen terkemuka yang pertama.{{sfn|Moore|2014}} Kendati ortodoksinya dipertanyakan di Aleksandria semasa hidupnya,{{sfn|McGuckin|2004|pages=13–17}}{{sfn|Chadwick|2017}} siksa yang ditanggung Origenes saat berlangsungnya penganiyaan terhadap umat Kristen atas perintah Kaisar Decius membuat [[Paus Dionisius dari Aleksandria]] memulihkan nama baik Origenes di Aleksandria dengan mempermaklumkannya sebagai syahid Kristen.{{sfn|McGuckin|2004|page=22}} Kemudian hari, sesudah Origenes wafat, Paus Dionisius menjadi salah seorang pendukung gigih ajaran-ajaran teologi Origenes.{{sfn|Rusch|1980|pages=15–16}}{{sfn|Chadwick|1993|page=114}}{{sfn|Trigg|1983|page=246}}<!-- Every Christian theologian who came after him was influenced by his theology, whether directly or indirectly.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} Origen's contributions to theology were so vast and complex, however, that his followers frequently emphasized drastically different parts of his teachings to the expense of other parts.{{sfn|Rusch|1980|pages=15–16}}{{sfn|Harding|2004|page=162}} Dionysius emphasized Origen's Subordinationist views,{{sfn|Rusch|1980|pages=15–16}}{{sfn|Chadwick|1993|page=114}} which led him to mengingkari keesaan Tritunggal, yang menimbulkan kontroversi di seluruh Afrika Utara.{{sfn|Rusch|1980|pages=15–16}}{{sfn|Chadwick|1993|page=114}} Pada saat yang sama, murid Origenes yang lain, [[Teognostos dari Aleksandria]], mengajarkan bahwa Sang Bapa dan Sang Putra itu sesungguhnya "sehakikat".{{sfn|Rusch|1980|page=15}}

For centuries after his death, Origen was regarded as the bastion of orthodoxy{{sfn|Olson|1999|page=99}}{{sfn|Ehrman|2003|pages=155–156}} and his philosophy practically defined Eastern Christianity.{{sfn|Olson|1999|pages=99–100}} Origen himself was revered as one of the greatest of all Christian teachers;{{sfn|McGuckin|2004|page=25}} he was especially beloved by monks, who saw themselves as continuing in Origen's ascetic legacy.{{sfn|McGuckin|2004|page=25}} As time progressed, however, Origen became criticized under the standard of orthodoxy in later eras, rather than the standards of his own lifetime.{{sfn|Harding|2004|pages=162–163}} In the early fourth century, the Christian writer [[Methodius of Olympus]] criticized some of Origen's more speculative arguments,{{sfn|Ramelli|2013|page=262}}{{sfn|Chadwick|2017}}{{sfn|Harding|2004|page=163}}{{sfn|Trigg|1983|page=247}} but otherwise agreed with Origen on all other points of theology.{{sfn|Ramelli|2013|pages=262–263}} Peter of Antioch and [[Eustathius of Antioch]] also criticized Origen as heretical.{{sfn|Harding|2004|page=163}}

Both orthodox and heterodox theologians claimed to be following in the tradition Origen had established.{{sfn|Olson|1999|pages=99–100}} [[Athanasius of Alexandria]], the most prominent supporter of the [[Holy Trinity]] at the [[First Council of Nicaea]], was deeply influenced by Origen,{{sfn|Trigg|1983|pages=249–250}}{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|Chadwick|2017}} and so were [[Basil of Caesarea]], [[Gregory of Nyssa]], and [[Gregory of Nazianzus]] (the so-called "[[Cappadocian Fathers]]").{{sfn|Trigg|1983|page=249}}{{sfn|Olson|1999|page=100}}{{sfn|Chadwick|2017}} At the same time, Origen deeply influenced [[Arius|Arius of Alexandria]] and later followers of [[Arianism]].{{sfn|Williams|2001|pages=131–134}}{{sfn|Trigg|1983|pages=249–250}}<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/topic/patristic-literature|title=Patristic literature - The post-Nicene period|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2019-10-14}}</ref><ref>{{Cite book|title=The Search for the Christian Doctrine of God: The Arian Controversy 318-381 AD|last=Hanson|first=R.P.C.|publisher=T&T Clark|year=1988|isbn=|location=|pages=61}}</ref> Although the extent of the relationship between the two is debated,{{sfn|Williams|2001|page=131}} in antiquity, many orthodox Christians believed that Origen was the true and ultimate source of the Arian heresy.{{sfn|Williams|2001|page=131}}{{sfn|Trigg|1983|pages=249–251}}

===First Origenist Crisis===
{{main|Origenist Crises}}
[[File:Domenico Ghirlandaio - St Jerome in his study.jpg|thumb|left|upright=1.2|''[[St Jerome in His Study (Ghirlandaio)|St. Jerome in His Study]]'' (1480), by [[Domenico Ghirlandaio]]. Although initially a student of Origen's teachings, [[Jerome]] turned against him during the First Origenist Crisis.{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Trigg|1983|pages=252–253}} He nonetheless remained influenced by Origen's teachings for his entire life.{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Trigg|1983|page=253}}]]

The first Origenist crisis began in the late fourth century AD, coinciding with the beginning of monasticism in Palestine.{{sfn|Harding|2004|page=163}} The first stirring of the controversy came from the [[Cyprus|Cyprian]] bishop [[Epiphanius of Salamis]], who was determined to root out all heresies and refute them.{{sfn|Harding|2004|page=163}} Epiphanius attacked Origen in his anti-heretical treatises ''Ancoratus'' (375) and ''[[Panarion]]'' (376), compiling a list of teachings Origen had espoused that Epiphanius regarded as heretical.{{sfn|Harding|2004|pages=163–164}}{{sfn|Kim|2015|page=19}}{{sfn|Trigg|1983|pages=249–250}}{{sfn|Chadwick|2017}} Epiphanius's treatises portray Origen as an originally orthodox Christian who had been corrupted and turned into a heretic by the evils of "Greek education".{{sfn|Kim|2015|page=19}} Epiphanius particularly objected to Origen's Subordinationism, his "excessive" use of allegorical hermeneutic, and his habit of proposing ideas about the Bible "speculatively, as exercises" rather than "dogmatically".{{sfn|Harding|2004|pages=163–164}}

Epiphanius asked [[John II, Bishop of Jerusalem|John, the bishop of Jerusalem]] to condemn Origen as a heretic. John refused on the grounds that a person could not be retroactively condemned as a heretic after the person had already died.{{sfn|Harding|2004|page=164}} In 393, a monk named Atarbius advanced a petition to have Origen and his writings to be censured.{{sfn|Harding|2004|page=164}} [[Tyrannius Rufinus]], a priest at the monastery on the [[Mount of Olives]] who had been ordained by John of Jerusalem and was a longtime admirer of Origen, rejected the petition outright.{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Trigg|1983|page=252}} Rufinus's close friend and associate [[Jerome]], who had also studied Origen, however, came to agree with the petition.{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Trigg|1983|page=252}} Around the same time, [[John Cassian]], a [[Semipelagianism|Semipelagian]] monk, introduced Origen's teachings to the West.{{sfn|Trigg|1983|pages=248–249}}{{sfn|Chadwick|2017}}

In 394, Epiphanius wrote to John of Jerusalem, again asking for Origen to be condemned, insisting that Origen's writings denigrated human sexual reproduction and accusing him of having been an [[Encratites|Encratite]].{{sfn|Harding|2004|page=164}} John once again denied this request.{{sfn|Harding|2004|page=164}} By 395, Jerome had allied himself with the anti-Origenists and begged John of Jerusalem to condemn Origen, a plea which John once again refused.{{sfn|Harding|2004|page=164}} Epiphanius launched a campaign against John, openly preaching that John was an Origenist deviant.{{sfn|Harding|2004|page=164}} He successfully persuaded Jerome to break communion with John and ordained Jerome's brother Paulinianus as a priest in defiance of John's authority.{{sfn|Harding|2004|page=164}}

Meanwhile, in 397, Rufinus published a Latin translation of Origen's ''On First Principles''.{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Heine|2010|page=125}}{{sfn|Trigg|1983|pages=252–253}}{{sfn|McGuckin|2004|page=36}} Rufinus was convinced that Origen's original treatise had been interpolated by heretics and that these interpolations were the source of the heterodox teachings found in it.{{sfn|Heine|2010|page=125}} He therefore heavily modified Origen's text, omitting and altering any parts which disagreed with contemporary Christian orthodoxy.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}}{{sfn|Heine|2010|page=125}} In the introduction to this translation, Rufinus mentioned that Jerome had studied under Origen's disciple [[Didymus the Blind]], implying that Jerome was a follower of Origen.{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Trigg|1983|page=252}} Jerome was so incensed by this that he resolved to produce his own Latin translation of ''On the First Principles'', in which he promised to translate every word exactly as it was written and lay bare Origen's heresies to the whole world.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}}{{sfn|Harding|2004|page=164}}{{sfn|Trigg|1983|pages=252–253}} Jerome's translation has been lost in its entirety.{{sfn|McGuckin|2004|page=36}}

In 399, the Origenist crisis reached Egypt.{{sfn|Harding|2004|page=164}} [[Pope Theophilus of Alexandria]] was sympathetic to the supporters of Origen{{sfn|Harding|2004|page=164}} and the church historian, [[Sozomen]], records that he had openly preached the Origenist teaching that God was incorporeal.{{sfn|Wessel|2004|page=24}} In his ''Festal Letter'' of 399, he denounced those who believed that God had a literal, human-like body, calling them illiterate "simple ones".{{sfn|Wessel|2004|page=24}}{{sfn|Harding|2004|pages=164–165}}{{sfn|Trigg|1983|page=253}} A large mob of Alexandrian monks who regarded God as anthropomorphic rioted in the streets.{{sfn|Harding|2004|page=165}} According to the church historian [[Socrates Scholasticus]], in order to prevent a riot, Theophilus made a sudden about-face and began denouncing Origen.{{sfn|Harding|2004|page=165}}{{sfn|Trigg|1983|page=253}} In the year 400, Theophilus summoned a council in Alexandria, which condemned Origen and all his followers as heretics for having taught that God was incorporeal, which they decreed contradicted the only true and orthodox position, which was that God had a literal, physical body resembling that of a human.{{sfn|Harding|2004|page=165}}{{sfn|MacGregor|1982|page=57}}{{sfn|Wessel|2004|pages=24–25}}{{efn|[[Socrates Scholasticus]] describes this condemnation as a deception to gain the confidence of the Alexandrian monastic community, which vehemently upheld the teaching of an anthropomorphic Deity.{{sfn|Wessel|2004|page=24}}}}

Theophilus labelled Origen himself as the "hydra of all heresies"{{sfn|MacGregor|1982|page=57}} and persuaded [[Pope Anastasius I]] to sign the letter of the council, which primarily denounced the teachings of the [[Nitria (monastic site)|Nitrian monks]] associated with [[Evagrius Ponticus]].{{sfn|Harding|2004|page=165}} In 402, Theophilus expelled Origenist monks from Egyptian monasteries and banished the four monks known as the "[[Tall Brothers]]", who were leaders of the Nitrian community.{{sfn|Harding|2004|page=165}}{{sfn|Trigg|1983|page=253}} [[John Chrysostom]], the [[Ecumenical Patriarch of Constantinople|Patriarch of Constantinople]], granted the Tall Brothers asylum, a fact which Theophilus used to orchestrate John's condemnation and removal from his position at the [[Synod of the Oak]] in July of 403.{{sfn|Harding|2004|page=165}}{{sfn|Trigg|1983|page=253}} Once John Chrysostom had been deposed, Theophilus restored normal relations with the Origenist monks in Egypt and the first Origenist crisis came to an end.{{sfn|Harding|2004|page=165}}

===Second Origenist Crisis===
{{main|Origenist Crises}}
[[File:Mosaic of Justinianus I - Basilica San Vitale (Ravenna).jpg|thumb|The Emperor [[Justinian I]], shown here in a contemporary mosaic portrait from [[Ravenna]], denounced Origen as a heretic{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26}}{{sfn|Chadwick|2017}} and ordered all of his writings to be burned.{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26}}{{sfn|Chadwick|2017}}]]

The Second Origenist Crisis occurred in the sixth century, during the height of [[Eastern Christian monasticism#Byzantine monasticism|Byzantine monasticism]].{{sfn|Harding|2004|page=165}} Although the Second Origenist Crisis is not nearly as well documented as the first,{{sfn|Harding|2004|page=165}} it seems to have primarily concerned the teachings of Origen's later followers, rather than anything Origen himself had actually written.{{sfn|Harding|2004|page=165}} Origen's disciple Evagrius Ponticus had advocated [[Christian contemplation#Contemplative prayer|contemplative, noetic prayer]],{{sfn|Harding|2004|page=165}} but other monastic communities prioritized asceticism in prayer, emphasizing fasting, labors, and vigils.{{sfn|Harding|2004|page=165}} Some Origenist monks in Palestine, referred to by their enemies as "Isochristoi" (meaning "those who would assume equality with Christ"), emphasized Origen's teaching of the pre-existence of souls and held that all souls were originally equal to Christ's and would become equal again at the end of time.{{sfn|Harding|2004|page=165}} Another faction of Origenists in the same region instead insisted that Christ was the "leader of many brethren", as the first-created being.{{sfn|Harding|2004|pages=165–166}} This faction was more moderate and they were referred to by their opponents as "Protoktistoi" ("First Createds").{{sfn|Harding|2004|pages=165–166}} Both factions accused the other of heresy and other Christians accused both of them of heresy.{{sfn|Harding|2004|page=166}}

The Protoktistoi appealed to the Emperor [[Justinian I]] to condemn the Isochristoi of heresy through Pelagius, the papal ''[[apocrisarius]]''.{{sfn|Harding|2004|page=166}} In 543 AD, Pelagius presented Justinian with documents, including a letter denouncing Origen written by Patriarch [[Ecumenical Patriarch Mennas of Constantinople|Mennas of Constantinople]],<ref name="Origen and Origenism"/><ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/encyc01.html?term=apocatastasis Apocatastasis{{snd}} §2. Opponents] in New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, Vol_ I, Aachen{{snd}} Basilians at Christian Classics Ethereal Library</ref><ref>{{Cite book|title=Origenes der Diamantene |last=Sträuli |first=Robert | year=1987 | publisher = ABZ Verlag | location = Zurich | isbn = 978-3-85516-005-1 | pages = 71, 355–357 }}</ref>{{sfn|Harding|2004|page=166}} along with excerpts from Origen's ''On First Principles'' and several anathemata against Origen.{{sfn|Harding|2004|page=166}} A [[Synod of Constantinople (543)|domestic synod convened to address the issue]] concluded that the Isochristoi's teachings were heretical and, seeing Origen as the ultimate culprit behind the heresy, denounced Origen himself as a heretic as well.{{sfn|Harding|2004|page=166}}{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26}}{{sfn|Chadwick|2017}} Emperor Justinian ordered for all of Origen's writings to be burned.{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26}}{{sfn|Chadwick|2017}} In the west, the ''[[Decretum Gelasianum]]'', which was written sometime between 519 and 553, listed Origen as an author whose writings were to be categorically banned.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}}

In 553, during the early days of the [[Second Council of Constantinople]] (the Fifth Ecumenical Council), when [[Pope Vigilius]] was still refusing to take part in it, despite Justinian holding him hostage, the bishops at the council ratified an open letter which condemned Origen as the leader of the Isochristoi.{{sfn|Harding|2004|page=166}} The letter was not part of the official acts of the council and it more or less repeated the edict issued by the Synod of Constantinople in 543.{{sfn|Harding|2004|page=166}} It cites objectionable writings attributed to Origen, but all the writings referred to in it were actually written by Evagrius Ponticus.{{sfn|Harding|2004|page=166}} After the council officially opened, but while Pope Vigillius was still refusing to take part, Justinian presented the bishops with the problem of a text known as ''[[Three-Chapter Controversy|The Three Chapters]]'', which attacked the Antiochene Christology.{{sfn|Harding|2004|page=166}}

The bishops drew up a list of anathemata against the heretical teachings contained within ''The Three Chapters'' and those associated with them.{{sfn|Harding|2004|page=166}} In the official text of the eleventh anathema, Origen is condemned as a Christological heretic,{{sfn|Harding|2004|page=166}}{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} but Origen's name does not appear at all in the ''Homonoia'', the first draft of the anathemata issued by the imperial [[Chancery (medieval office)|chancery]],{{sfn|Harding|2004|page=166}} nor does it appear in the version of the conciliar proceedings that was eventually signed by Pope Vigillius, a long time afterwards.{{sfn|Harding|2004|page=166}} These discrepancies may indicate that Origen's name may have been retrospectively inserted into the text after the Council.{{sfn|Harding|2004|page=166}} Some authorities believe these anathemata belong to an earlier local synod.<ref>{{Cite book|first=Rowan A. |last=Greer |title=Origen |publisher=Paulist Press |location=[[New York City]] |year=1979 |page=3 |isbn=978-0-8091-2198-4}}</ref> Even if Origen's name did appear in the original text of the anathema, the teachings attributed to Origen that are condemned in the anathema were actually the ideas of later Origenists, which had very little grounding in anything Origen himself had actually written.{{sfn|Harding|2004|page=166}}<ref name="Origen and Origenism"/>{{sfn|MacGregor|1982|page=57}} In fact, Popes Vigilius (537–555), [[Pope Pelagius I|Pelagius I]] (556–61), [[Pope Pelagius II|Pelagius II]] (579–90), and [[Pope Gregory I|Gregory the Great]] (590–604) were only aware that the Fifth Council specifically dealt with ''The Three Chapters'' and make no mention of Origenism or Universalism, nor spoke as if they knew of its condemnation—even though Gregory the Great was opposed to Universalism.<ref name="Origen and Origenism"/>

===After the anathemas===
{{rquote|right|If orthodoxy were a matter of intention, no theologian could be more orthodox than Origen, none more devoted to the cause of the Christian faith.|[[Henry Chadwick (theologian)|Henry Chadwick]], scholar of early Christianity, in ''[[Encyclopædia Britannica]]''{{sfn|Chadwick|2017}}}}
As a direct result of the numerous condemnations of his work, only a tiny fraction of Origen's voluminous writings have survived.{{sfn|McGuckin|2004|pages=25–26}}{{sfn|Ehrman|2003|pages=155–156}} Nonetheless, these writings still amount to a massive number of Greek and Latin texts, very few of which have yet been translated into English.{{sfn|McGuckin|2004|page=25}} Many more writings have survived in fragments through quotations from later Church Fathers.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} It is likely that the writings containing Origen's most unusual and speculative ideas have been lost to time,{{sfn|MacGregor|1982|page=56}} making it nearly impossible to determine whether Origen actually held the heretical views which the anathemas against him ascribed to him.{{sfn|MacGregor|1982|page=56}} Nonetheless, in spite of the decrees against Origen, the church remained enamored of him{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} and he remained a central figure of Christian theology throughout the first millennium.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} He continued to be revered as the founder of Biblical exegesis{{sfn|McGuckin|2004|page=26}} and anyone in the first millennium who took the interpretation of the scriptures seriously would have had knowledge of Origen's teachings.{{sfn|McGuckin|2004|page=26}}

Jerome's Latin translations of Origen's homilies were widely read in western Europe throughout the Middle Ages{{sfn|Chadwick|2017}} and Origen's teachings greatly influenced those of the Byzantine monk [[Maximus the Confessor]] ({{circa}} 550–662) and the Irish theologian [[John Scotus Eriugena]] ({{circa}} 810–877).{{sfn|Chadwick|2017}} Since the [[Renaissance]], the debate over Origen's orthodoxy has continued to rage.{{sfn|Chadwick|2017}} [[Basilios Bessarion]] (1403–1472), a Greek refugee who fled to Italy after the [[Fall of Constantinople]] in 1453, produced a Latin translation of Origen's ''Contra Celsum'', which was printed in 1481.{{sfn|Trigg|1983|page=255}} Major controversy erupted in 1487, after the [[Renaissance humanism|Italian humanist]] scholar [[Giovanni Pico della Mirandola]] (1463–1494) issued a thesis arguing that "it is more reasonable to believe that Origen was saved than he was damned."{{sfn|Trigg|1983|page=255}} A papal commission condemned Pico's position on account of the anathemas against Origen, but not until after the debate had received considerable attention.{{sfn|Trigg|1983|page=255}}

The most prominent advocate of Origen during the Renaissance was the Dutch humanist scholar [[Desiderius Erasmus]] (1466 – 1536), who regarded Origen as the greatest of all Christian authors{{sfn|Trigg|1983|page=255}} and wrote in a letter to [[John Eck]] that he learned more about Christian philosophy from a single page of Origen than from ten pages of Augustine.{{sfn|Trigg|1983|page=255}} Erasmus especially admired Origen for his lack of rehetorical flourishes, which were so common in the writings of other Patristic authors.{{sfn|Trigg|1983|page=255}} Erasmus also borrowed heavily from Origen's defense of free will in ''On First Principles'' in his 1524 treatise ''[[De libero arbitrio diatribe sive collatio|On Free Will]]'', now considered his most important theological work.{{sfn|Trigg|1983|page=255}} In 1527, Erasmus translated and published the portion of Origen's ''Commentary on the Gospel of Matthew'' that survived only in Greek{{sfn|Trigg|1983|page=256}} and, in 1536, he published the most complete edition of Origen's writings that had ever been published at that time.{{sfn|Trigg|1983|page=255}} While Origen's emphasis on the human effort in attaining salvation appealed to the Renaissance humanists, it made him far less appealing to the proponents of the [[Reformation]].{{sfn|Trigg|1983|page=256}} [[Martin Luther]] (1483–1546) deplored Origen's understanding of salvation as irredeemably defective{{sfn|Trigg|1983|page=256}} and declared "in all of Origen there is not one word about Christ."{{sfn|Trigg|1983|page=256}} Consequently, he ordered for Origen's writings to be banned.{{sfn|Trigg|1983|page=256}} Nonetheless, the earlier Czech reformer [[Jan Hus]] ({{circa}} 1369–1415) had taken inspiration from Origen for his view that the church is a spiritual reality rather than an official hierarchy{{sfn|Trigg|1983|page=256}} and Luther's contemporary, the Swiss reformer [[Huldrych Zwingli]] (1484–1531), took inspiration from Origen for his interpretation of the eucharist as symbolic.{{sfn|Trigg|1983|page=256}}

In the seventeenth century, the English [[Cambridge Platonists|Cambridge Platonist]] [[Henry More]] (1614 – 1687) was a devoted Origenist{{sfn|Hutton|2006|page=205}} and, although he did reject the notion of universal salvation,{{sfn|Hutton|2006|page=205}} he accepted most of Origen's other teachings.{{sfn|Hutton|2006|page=205}} [[Pope Benedict XVI]] expressed admiration for Origen,{{sfn|Pope Benedict XVI|2007|pages=24–27}} describing him in a sermon as part of a series on the Church Fathers as "a figure crucial to the whole development of Christian thought", "a true 'maestro'", and "not only a brilliant theologian but also an exemplary witness of the doctrine he passed on".{{sfn|Pope Benedict XVI|2007|page=24}} He concludes the sermon by inviting his audience to "welcome into your hearts the teaching of this great master of the faith".{{sfn|Pope Benedict XVI|2007|page=27}} Modern Protestant evangelicals admire Origen for his passionate devotion to the scriptures,{{sfn|Franke|2003}} but are frequently baffled or even appalled by his allegorical interpretation of them, which many believe ignores the literal, historical truth behind them.{{sfn|Franke|2003}}-->

== Keterangan ==
{{notelist}}

== Rujukan ==
{{reflist|20em}}

=== Daftar pustaka ===
{{refbegin|30em}}
* {{citation|last=Badcock|first=Gary D.|date=1997|title=Light of Truth and Fire of Love: A Theology of the Holy Spirit|url=https://books.google.com/?id=qnDyjaXPwooC&pg=PA43&dq=Origen+Subordinationist#v=onepage&q=Origen%20Subordinationist&f=false|location=GrandRapids, Michigan|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing Company|isbn=978-0-8028-4288-6|ref=harv}}
* {{citation|author=Pope Benedict XVI|authorlink=Pope Benedict XVI|chapter=Origen of Alexandria: Life and Work|title=Church Fathers: From Clement of Rome to Augustine|date=25 April 2007|publisher=Libreria Editrice Vaticana|location=Vatican City|isbn=978-1-68149-472-2|pages=24–27|chapter-url=https://books.google.com/?id=D5azDAAAQBAJ&pg=PT24&dq=Origen+of+Alexandria+Church+Father#v=onepage&q=Origen%20of%20Alexandria%20Church%20Father&f=false|ref=harv}}
* {{citation|last=Bostock |first=Gerald |year=2003 |title=Origen: the Alternative to Augustine? |journal=The Expository Times |volume=114 |issue=10 |page=327 |doi=10.1177/001452460311401001}}
* {{citation|last=Brock|first=Peter|date=1972|title=Pacifism in Europe to 1914|url=https://books.google.com/?id=HlR9BgAAQBAJ&pg=PA12&dq=Origen+pacifism#v=onepage&q=Origen%20pacifism&f=false|location=Princeton, New Jersey|publisher=Princeton University Press|isbn=978-0-691-61972-9|ref=harv}}
* {{citation|last=Cahill|first=Lisa Sowle|date=1994|title=Love Your Enemies: Discipleship, Pacifism, and Just War Theory|url=https://books.google.com/?id=gVSTCudbNd8C&pg=PA53&dq=Origen+pacifism#v=onepage&q=Origen%20pacifism&f=false|location=Minneapolis, Minnesota|publisher=Fortress Press|isbn=978-0-8006-2700-3|ref=harv}}
* {{citation|last=Caspary|first=Gerard E.|date=1979|title=Politics and Exegesis: Origen and the Two Swords|url=https://books.google.com/?id=9MKaj6bZMZcC&pg=PA126&dq=Origen+pacifism#v=onepage&q=Origen%20pacifism&f=false|location=Berkeley, California|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-03445-7|ref=harv}}
* {{citation|last=Chadwick|first=Henry|author-link=Henry Chadwick (theologian)|date=1993|orig-year=1968|title=The Early Church|series=The Penguin History of the Church|volume=1|edition=reprint|location=London, England|publisher=Penguin Books|isbn=978-0-140-23199-1|ref=harv}}
* {{citation|last=Chadwick|first=Henry|date=14 June 2017|title=Origen|website=Encyclopædia Britannica|url=https://www.britannica.com/biography/Origen|ref=harv}}
* {{citation|last=Charles|first=J. Daryl|date=2005|title=Between Pacifism and Jihad: Just War and Christian Tradition|url=https://books.google.com/?id=DqCrSXNfwCYC&pg=PA36&dq=Origen+pacifism#v=onepage&q=Origen%20pacifism&f=false|location=Downers Grove, Illinois|publisher=InterVarsity Press|isbn=978-0-8308-2772-5|ref=harv}}
* {{citation|last=Crouzel|first=Henri|date=1989|title=Origen|publisher=T & T Clark|location=Edinburgh|edition=First|isbn=978-0-567-09500-8}}
* {{citation|last1=Eddy|first1=P. R.|last2=Beilby|first2=J.|date=2008|article=Atonement|title=Global Dictionary of Theology: A Resource for the Worldwide Church|editor1-last=Dyrness|editor1-first=William A.|editor2-last=Kärkkäinen|editor2-first=Veli-Matti|url=https://books.google.com/?id=ncqkZnDSeo4C&pg=PA86&dq=ransom+theology#v=onepage&q=ransom%20theology&f=false|location=Downers Grove, Illinois and Nottingham, England|publisher=IVP Academic|isbn=978-0-8308-2454-0|pages=84–92|ref=harv}}
* {{citation|last=Ehrman|first=Bart D.|authorlink=Bart D. Ehrman|date=2003|title=Lost Christianities: The Battles for Scriptures and the Faiths We Never Knew|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-514183-2|ref=harv|url-access=registration|url=https://archive.org/details/lostchristianiti00ehrm}}
* {{citation|last=Franke|first=John R.|date=2003|title=Origen: Friend or Foe?: By turns bizarre and insightful, Origen's allegorical forays remain fascinating reading today.|url=http://www.christianitytoday.com/history/issues/issue-80/origen-friend-or-foe.html|magazine=Christianity Today|issue=80: The First Bible Teachers|ref=harv}}
* {{citation|last=Grafton|first=Anthony|authorlink=Anthony Grafton|date=2011|title=Worlds Made by Words: Scholarship and Community in The Modern West|location=Cambridge Massachusetts|publisher=Harvard University Press|url=https://books.google.com/books/about/Worlds_Made_by_Words.html?id=6lE-OdAQPJsC|isbn=978-0-674-03257-6|ref=harv}}
* {{citation|last1=Kugel|first1=James L.|last2=Greer|first2=Rowan A.|date=1986|title=Early Biblical Interpretation|url=https://books.google.com/?id=P8nSwyxkCrwC&pg=PA183&dq=Origen+contradictions+in+the+Synoptic+Gospels#v=onepage&q=Origen%20contradictions%20in%20the%20Synoptic%20Gospels&f=false|location=Philadelphia, Pennsylvania|publisher=The Westminster Press|isbn=978-0-664-25013-3|ref=harv}}
* {{citation|last=Grant|first=Robert M.|authorlink=Robert M. Grant (theologian)|date=1967|title=Origen|encyclopedia=The Encyclopedia of Philosophy|editor-last=Edwards|editor-first=Paul|volume=5|location=New York City, New York|publisher=The MacMillan Company & The Free Press|pages=551–552|ref=harv}}
* {{citation|last=Greggs|first=Tom|date=2009|title=Barth, Origen, and Universal Salvation: Restoring Particularity|url=https://books.google.com/?id=etQjYHmwiv4C&pg=PA55&dq=Origen+preexistence+of+souls#v=onepage&q=Origen%20preexistence%20of%20souls&f=false|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-956048-6|ref=harv}}
* {{citation|ref=harv|last=Griggs |first=C. Wilfred |authorlink=C. Wilfred Griggs|title=Early Egyptian Christianity: From Its Origins to 451 CE|url=https://books.google.com/books?id=2E3GnQEACAAJ|year=2000|publisher=Brill|isbn=978-90-04-11926-0}}
* {{citation|last=Harding|first=E. M.|date=2004|chapter=Origenist Crises|title=The Westminster Handbook to Origen|location=Louisville, Kentucky|editor-last=McGuckin|editor-first=John Anthony|publisher=Westminster John Knox Press|isbn=978-0-664-22472-1|pages=162–167|ref=harv}}
* {{citation|last=Heine|first=Ronald E.|date=3 May 2004|chapter=The Alexandrians|title=The Cambridge History of Early Christian Literature|editor1-last=Young|editor1-first=Francis|editor2-last=Ayres|editor2-first=Lewis|editor3-last=Louth|editor3-first=Andrew|editor4-last=Casiday|editor4-first=Augustine|location=Cambridge, England|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-46083-5|ref=harv}}
* {{citation|last=Heine|first=Ronald E.|date=2010|title=Origen: Scholarship in the Service of the Church|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-920908-8|ref=harv}}
* {{citation|last=Hutton|first=Sarah|date=2006|chapter=Chapter 10: Iconisms, Enthusiasm and Origen: Henry More Reads the Bible|title=Scripture and Scholarship in Early Modern England|chapter-url=https://books.google.com/?id=P0bObTmMazAC&pg=PA205&dq=Origen+modern+views#v=onepage&q=Origen%20modern%20views&f=false|editor1-last=Hessayon|editor1-first=Ariel|editor2-last=Keene|editor2-first=Nicholas|location=Farnham, England|publisher=Ashgate Publishing|isbn=978-0-7546-3893-3|ref=harv}}
* {{Schaff-Herzog|title=Origen}}
* {{citation|last=Keefer|first=Kyle|date=2006|title=The Branches of the Gospel of John: The Reception of the Fourth Gospel in the Early Church|url=https://books.google.com/?id=pa6oAwAAQBAJ&pg=PA75&dq=Origen+contradictions+in+the+Synoptic+Gospels#v=onepage&q=Origen%20contradictions%20in%20the%20Synoptic%20Gospels&f=false|location=New York City, New York and London, England|publisher=T & T Clark|isbn=9780567028617|ref=harv}}
* {{citation|last=Kelly|first=Henry Ansgar|date=2006|title=Satan: A Biography|url=https://books.google.com/?id=gPIpQg0lRbMC&pg=PA12&dq=intitle:satan+inauthor:kelly#v=onepage&q=&f=false|location=Cambridge, England|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0521604024|ref=harv}}
* {{citation|last=Kim|first=Young R.|date=2015|title=Epiphanius of Cyprus: Imagining an Orthodox World|url=https://books.google.com/?id=rrR0CgAAQBAJ&pg=PA19&dq=Origen+Epiphanius#v=onepage&q=Origen%20Epiphanius&f=false|location=Ann Arbor, Michigan|publisher=University of Michigan Press|isbn=978-0-472-11954-7|ref=harv}}
* {{citation|last=La Due|first=William J.|date=2003|title=Trinity Guide to the Trinity|url=https://books.google.com/?id=0WvgLlSKW7oC&pg=PA37&dq=Origen+Trinity#v=onepage&q=Origen%20Trinity&f=false|location=Harrisburg, Pennsylvania|publisher=Trinity Press International|isbn=978-1-56338-395-3|ref=harv}}
* {{citation|last=Layton|first=Richard A.|date=2004|title=Didymus the Blind and His Circle in Late-antique Alexandria: Virtue and Narrative in Biblical Scholarship|url=https://books.google.com/?id=BcDvNnWyyUEC&pg=PA86&dq=Didymus+the+Blind+Origen#v=onepage&q=Didymus%20the%20Blind%20Origen&f=false|location=Urbana and Chicago, Illinois|publisher=University of Illinois Press|isbn=978-0-252-02881-6|ref=harv}}
* {{citation|last=Lockett|first=Darian R.|date=2017|title=Letters from the Pillar Apostles: The Formation of the Catholic Epistles as a Canonical Collection|url=https://books.google.com/?id=UTSzDQAAQBAJ&pg=PA72&dq=letters+of+Origen#v=onepage&q=letters%20of%20Origen&f=false|location=Eugene, Oregon|publisher=Pickwick Publications|isbn=978-1-5326-1517-7|ref=harv}}
* {{citation|last=Ludlow|first=Morwenna|date=2013|chapter=Spirit and Letter in Origen and Augustine|title=The Spirit and the Letter: A Tradition and a Reversal|chapter-url=https://books.google.com/?id=ldzUAAAAQBAJ&pg=PA90&lpg=PA90&dq=Origen+meat,+spirit+and+soul+of+scripture#v=onepage&q=Origen%20meat%2C%20spirit%20and%20soul%20of%20scripture&f=false|series=T&T Clark Theology|editor1-last=Fiddes|editor1-first=Paul S.|editor2-last=Bader|editor2-first=Günther|location=New York City, New York and London, England|publisher=Bloomsbury T&T Clark|pages=87–102|isbn=978-0-567-21885-8|ref=harv}}
* {{citation |last=MacGregor |first=Geddes |authorlink=Geddes MacGregor |date=1982 |title=Reincarnation as a Christian Hope |url=https://books.google.com/?id=HsCwCwAAQBAJ&pg=PA56&dq=Did+Origen+believe+in+reincarnation#v=onepage&q=Did%20Origen%20believe%20in%20reincarnation%3F&f=false |location=New York City, New York |publisher=Springer|isbn=978-1-349-06094-8|ref=harv}}
* {{citation|last=MacMullen|first=Ramsey|authorlink=Ramsay MacMullen|title=Enemies of the Roman Order: Treason, Unrest, and Alienation in the Empire|location=New York City, New York|publisher=[[Routledge]]|origyear=1966|date=1992|isbn=978-0-415-08621-9|ref=harv}}
* {{citation|last=Marcos|first=Natalio Fernández|date=2000|title=The Septuagint in Context: Introduction to the Greek Version of the Bible|url=https://books.google.com/?id=8MbvEZ4bgdwC&pg=PA205&dq=Did+Origen+speak+Hebrew#v=onepage&q=Did%20Origen%20speak%20Hebrew%3F&f=false|location=Leiden, The Netherlands|publisher=Brill|isbn=978-90-04-11574-3|ref=harv}}
* {{citation|last=McGuckin|first=John Anthony|date=2004|title=The Westminster Handbook to Origen|url=https://books.google.com/?id=riEdrWEDFq0C&pg=PA13&dq=Origen+ordination#v=onepage&q=Origen%20ordination&f=false|location=Louisville, Kentucky|publisher=Westminster John Knox Press|isbn=978-0-664-22472-1|ref=harv}}
* {{citation|last=Moore|first=Edward|date=2005|title=Origen of Alexandria and St. Maximus the Confessor: An Analysis and Critical Evaluation of their Eschatological Doctrines|url=https://books.google.com/?id=MmMV9P3jMn0C&pg=PA96&dq=Origen+divine+fire#v=onepage&q=Origen%20divine%20fire&f=false|location=Boca Raton, Florida|publisher=Universal Publishers|isbn=978-1-58112-261-9|ref=harv}}
* {{citation|last=Moore|first=Edward|date=2014|title=Origen of Alexandria (185—254 C.E.)|website=Internet Encyclopedia of Philosophy: A Peer-Reviewed Academic Resource|url=https://www.iep.utm.edu/origen-of-alexandria/|issn=2161-0002|ref=harv}}
* {{citation|last=Olson|first=Roger E.|date=1999|title=The Story of Christian Theology: Twenty Centuries of Tradition & Reform|url=https://books.google.com/?id=zexBAwAAQBAJ&pg=PA100&dq=Origen+Father+of+Theology#v=onepage&q=Origen%20Father%20of%20Theology&f=false|location=Downers Grove, Illinois|publisher=InterVarsity Press|isbn=978-0-8308-1505-0|ref=harv}}
* {{citation|last1=Olson|first1=Roger E.|last2=Hall|first2=Christopher A.|date=2002|title=The Trinity|url=https://books.google.com/?id=SUAidAp8AgEC&pg=PA24&dq=Origen+Trinity#v=onepage&q=Origen%20Trinity&f=false|location=Grand Rapids, Michigan|publisher=Wm. B. Eerdman's Publishing Co.|isbn=978-0-8028-4827-7|ref=harv}}
* {{citation|last=Perkins|first=Pheme|date=2007|title=Introduction to the Synoptic Gospels|url=https://books.google.com/?id=lMUZhdgmOR8C&pg=PA24&dq=Is+the+Gospel+of+Mark+based+on+the+Odyssey#v=onepage&q=Is%20the%20Gospel%20of%20Mark%20based%20on%20the%20Odyssey%3F&f=false|location=Grand Rapids, Michigan and Cambridge, England|publisher=William B. Eerdmans Publishing Company|isbn=978-0-8028-6553-3|ref=harv}}
* {{citation|last1=Plantinga|first1=Richard J.|last2=Thompson|first2=Thomas J.|last3=Lundberg|first3=Matthew D.|date=2010|title=An Introduction to Christian Theology|url=https://books.google.com/?id=nV3cAwAAQBAJ&pg=PT318&dq=ransom+theology#v=onepage&q=ransom%20theology&f=false|location=Cambridge, England|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-69037-9|ref=harv}}
* {{citation|last=Pollard|first=T. E.|date=1970|title=Johannine Christology and the Early Church|journal=Society for New Testament Studies Monograph Series 13|publisher=Cambridge University Press|page=95|isbn=978-0-521-07767-5|ref=harv}}
* {{citation|last=Ramelli|first=Ilaria|date=2013|title=The Christian Doctrine of ''Apokatastasis''|url=https://books.google.com/?id=YfGZAAAAQBAJ&pg=PA262&dq=Origen+Methodius#v=onepage&q=Origen%20Methodius&f=false|location=Leiden, The Netherlands|publisher=Koninklijke Brill|isbn=978-90-04-24570-9|ref=harv}}
* {{citation|last=Rusch|first=William G.|date=1980|title=The Trinitarian Controversy|url=https://books.google.com/?id=mpx4k5yFIWMC&pg=PA15&dq=Origen+Subordinationist#v=onepage&q=Origen%20Subordinationist&f=false|location=Minneapolis, Minnesota|publisher=Fortress Press|isbn=978-0-8006-1410-2|ref=harv}}
* {{citation|last=Scott|first=Mark S. M.|date=2012|title=Journey Back to God: Origen on the Problem of Evil|url=https://books.google.com/?id=T3URDAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Origen+preexistence+of+souls#v=onepage&q=preexistence%20of%20souls&f=false|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-984114-1|ref=harv}}
* {{citation|last=Soler|first=Fernando|date=2019|title=The Theological Use of Eating and Drinking Metaphors in Origen’s De Principiis|url=https://www.degruyter.com/view/j/zac.2019.23.issue-1/zac-2019-0001/zac-2019-0001.xml|journal=Zeitschrift für Antikes Christentum|volume=23|issue=1|pages=4–20|doi=10.1515/zac-2019-0001|issn=1612-961X}}
* {{citation|last=Somos|first=Róbert|date=2015|title=Logic and Argumentation in Origen|url=https://books.google.com/?id=eztOrgEACAAJ&dq=Logic+and+Argumentation+in+Origen|series=Adamantiana: Texte und Studien zu Origines und seinem Erbe|editor1-last=Fürst|editor1-first=Alfons|volume=7|location=Münster, Germany|publisher=Aschendorff Verlag|isbn=978-3-402-13717-8|ref=harv}}
* {{citation|last=Trigg|first=Joseph Wilson|date=1983|title=Origen: The Bible and Philosophy in the Third-Century Church|location=Atlanta, Georgia|publisher=John Knox Press|isbn=978-0-804-20945-8|ref=harv}}
* {{citation|last=Watts|first=Edward J.|date=2008|title=City and School in Late Antique Athens and Alexandria|url=https://books.google.com/?id=MKolDQAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=City+and+School+in+Late+Antique+Athens+and+Alexandria#v=onepage&q=Hypatia&f=false|location=Berkeley and Los Angeles, California|publisher=University of California Press|isbn=9780520258167|ref=harv}}
* {{citation|last=Wessel|first=Susan|date=2004|title=Cyril of Alexandria and the Nestorian Controversy: The Making of a Saint and of a Heretic|url=https://books.google.com/?id=YcgSDAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Cyril+of+Alexandria+and+the+Nestorian+controversy#v=onepage&q&f=true|series=Oxford Early Christian Studies|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-926846-7|ref=harv}}
* {{citation|last=Williams|first=Rowan|date=2001|orig-year=1987|title=Arius: Heresy and Tradition|url=https://books.google.com/?id=5QoRowuRAWMC&pg=PA131&dq=Origen+Arius#v=onepage&q=Origen%20Arius&f=false|location=Grand Rapids, Michigan|publisher=William B. Eerdmans Publishing Company|isbn=978-0-8028-4969-4|ref=harv}}
{{refend}}

== Bacaan lanjutan ==
{{refbegin|30em}}
* Bigg, Charles. ''[https://archive.org/details/thechristianplat00bigguoft The Christian Platonists of Alexandria]''. 1886, revised 1913.
* Martens, Peter. ''Origen and Scripture: The Contours of the Exegetical Life.'' Oxford: Oxford University Press, 2012.
* Pelikan, Jaroslav. ''The Emergence of the Catholic Tradition: 100–600''. Chicago: University of Chicago Press, 1977.
* Thomas P. Scheck. ''Origen and the History of Justification: The Legacy of Origen's Commentary on Romans''. Notre Dame, IN: University of Notre Dame Press, 2008.
* [[Hans Urs von Balthasar|von Balthasar, Hans Urs]]. ''Origen, Spirit and Fire: A Thematic Anthology of His Writings''. Washington, DC: Catholic University of America Press, 1984.
* Westcott, B. F. "[https://archive.org/stream/dictionaryofchri00waceuoft#page/768/mode/2up Origenes]", ''[[Dictionary of Christian Biography]]''.
* [[Rowan Williams|Williams, Rowan]]. "Origen: Between Orthodoxy and Heresy", in W. A. Bienert and U. Kuhneweg, eds., ''Origeniana Septima'', 1999, pp.&nbsp;3–14.
* {{Cite book|title=Fathers and Heretics |last=Prestige |first=G. L. |year=1940 |chapter=Origen: or, The Claims of Religious Intelligence |series=Bampton Lectures |publisher=SPCK |location=London |chapterurl=http://www.earlychurch.org.uk/pdf/origen_prestige.pdf |accessdate=4 September 2009}}
* {{cite journal |title=The salvation of Satan|first=C.&nbsp;A.|last=Patrides|authorlink=Constantinos Patrides|journal=Journal of the History of Ideas|volume=28|date=Oktober–Desember 1967|jstor=2708524|ref=harv|issue=4 |doi=10.2307/2708524}} cetak ulang di {{cite book |chapter='A principle of infinite love': The salvation of Satan|title=Premises and motifs in Renaissance literature|journal=Journal of the History of Ideas|volume=28|issue=4|first=C. A.|last=Patrides|origyear=1967|year=1982|jstor=2708524|ref=harv|publisher=Princeton University Press|location=Princeton, New Jersey |authorlink=Constantinos A. Patrides|doi=10.2307/2708524}}
* {{cite book|last1=Runia|first1=David T.|title=Philo and the Church Fathers: A Collection of Papers|date=1995|publisher=E. J. Brill|location=Leiden, Germany|isbn=978-90-04-10355-9|url=https://books.google.com/?id=3JyM1kul504C&printsec=frontcover&dq=Origen+of+Alexandria+Church+Father#v=onepage&q=Origen&f=false}}
* {{cite book|last1=Litfin|first1=Bryan M.|title=Getting to Know the Church Fathers: An Evangelical Introduction|date=2016|orig-year=2007|publisher=Baker Academic|location=Grand Rapids, Michigan|isbn=978-1-4934-0478-0|page=unpaginated|url=https://books.google.com/?id=9RdGDAAAQBAJ&pg=PT124&dq=Origen+of+Alexandria+Church+Father#v=onepage&q=Origen%20of%20Alexandria%20Church%20Father&f=false}}
* Joel C. Elowsky (penyunting), ''John 1-10. Ancient Christian Commentary on Scripture: New Testament, Jilid 4a.'', (InterVarsity Press Academic, 2007). {{ISBN|978-0-8308-1489-3}}
* {{Cite web|url=https://www.trismegistos.org/nam/detail.php?record=4745|title=Trismegistos People|website=www.trismegistos.org|access-date=2018-07-02|ref={{sfnref|Trismesgistos}}}}
* {{LSJ|ada/mas|ἀδάμας|ref|ref={{sfnref|LSJ}}}}
* {{cite dictionary|title=adamant|url=http://www.etymonline.com/index.php?allowed_in_frame=0&search=adamant&searchmode=none|dictionary=[[Online Etymology Dictionary]] |accessdate=2014-08-20|ref={{sfnref|Etymonline}}}}
* {{cite book|author= Richard Finn | year= 2009| title= Origen and his ascetic legacy, dalam: Asceticism in the Graeco-Roman World|pages= 100–130|publisher= Cambridge University Press| doi= 10.1017/CBO9780511609879.005| chapter= Origen and his ascetic legacy| isbn= 9780511609879|ref={{sfnref|Finn|2009}}}}
* {{cite book|author=Eusebius|title=Historia Ecclesiastica|ref={{sfnref|EusebiusHistoria}}}}
* {{Cite journal|first=Shawn W. J. |last=Keough |year=2008 |volume=03 |issue=30 |title=Christoph Markschies, ''Origenes und sein Erbe: Gesammelte Studien. Texte und Untersuchungen zur Geschichte der altchristlichen Literatur 160'' |journal=Bryn Mawr Classical Review |url=http://ccat.sas.upenn.edu/bmcr/2008/2008-03-30.html |accessdate=2009-01-25|ref={{sfnref|Keough|2008}}}}
* {{cite CE1913 |last=Prat |first=Ferdinand |wstitle=Origen and Origenism |volume=11|ref={{sfnref|Prat}}}}
* {{cite book|first=William|last=Placher|title=A History of Christian Theology: An Introduction|location=Philadelphia|publisher=Westminster Press|year=1983|ref={{sfnref|Placher|1983}}}}
* {{cite book|title=The Emergence of Christianity|first=Cynthia|last=White|publisher=Greenwood Press|year=2007|ref={{sfnref|White|2007}}}}
* {{cite web|url=http://christianbookshelf.org/pamphilius/church_history/chapter_xxxix_the_persecution_under_decius.htm |title=Eusebius, ''Sejarah Gereja'', jilid ke-6, bab 39 |publisher=Christianbookshelf.org |date= |accessdate=2014-04-24|ref={{sfnref|Christianbookshelf.org}}}}
* {{cite book|first=Timothy David|last=Barnes|title=Constantine and Eusebius|publisher=Cambridge, Mass.; London: Harvard University Press|year=1981|isbn=0-674-16530-6|ref={{sfnref|Barnes|1981}}}}
* {{Cite book|author=Jerome |title=De viris illustribus (On Illustrious Men) |chapter=[[s:De Viris Illustribus#Chapter 54 (Origen, surnamed Adamantius)|Chapter 54 (Origen, surnamed Adamantius)]] |authorlink=Jerome|title-link=De Viris Illustribus (Jerome) |ref={{sfnref|Jerome}}}}
* {{cite book|last=Trigg|first=Joseoph W.|title=Origen - The Early Church Fathers|year=1998|location=Routledge, London dan New York|ref={{sfnref|Trigg|1998}}}}
* {{cite news |agency=Associated Press |date=12 Juni 2012 |url=https://news.yahoo.com/vatican-reports-discovery-ancient-documents-175855191.html |title=Vatican reports discovery of ancient documents |accessdate=28 April 2014|ref={{sfnref|Associated Press|2012}}}}
* {{cite web|url=http://www.roger-pearse.com/weblog/2012/06/11/greek-text-found-of-origens-homilies-on-the-psalms/ |title=Greek text found of Origen's homilies on the Psalms! at Roger Pearse |publisher=Roger-pearse.com |date=2012-06-11 |accessdate=2014-04-24|ref={{sfnref|Roger-pearse.com|2012}}}}
* {{cite web|url=http://alinsuciu.com/2012/06/12/lorenzo-perrone-about-origens-newly-discovered-homilies-on-the-psalms/ |title=Lorenzo Perrone About Origen's Newly Discovered Homilies on the Psalms |publisher=Alin Suciu |date=2012-06-12 |accessdate=2014-04-24|ref={{sfnref|Alin Suciu|2012}}}}
* {{cite web|url=http://ssrn.com/abstract=1653073|first=C.G.|last=Bateman|title=Origen’s Role in the Formation of the New Testament Canon|year=2010|archive=https://web.archive.org/web/20121102173142/http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1653073|ref={{sfnref|Bateman|2010}}}}
* {{cite book|last=McGuckin|first=John A.|title=Origen as Literary Critic in the Alexandrian Tradition|location=Pisa|date=27–31 Agustus 2001|ref={{sfnref|McGuckin|2001}}}}
* {{cite book|last=Vicchio|first=Stephen J.|title=Job in the Medieval World|url=https://books.google.com/books?id=wotLAwAAQBAJ&pg=PA23|date=4 Oktober 2006|publisher=Wipf and Stock Publishers|isbn=978-1-59752-533-6|page=23 n. 2|quote=Origenes menghasilkan sebuah penjelasan lengkap dan panjang lebar mengenai Kitab Ayub, demikian pula muridnya, Avagrius. Sisa-sisa ulasan Origenes terlestarikan dalam ''Patrologia Graeca'' terbitan Jacques Paul Migne, dengan judul “Bagian-Bagian Pilihan dari Kitab Ayub” dan “Penjabaran-Penjabaran Kitab Ayub.” Ulasan lain Kitab Ayub yang disebut-sebut sebagai karangan Origenes dan terlestarikan dalam tiga jilid terjemahan Latin sesungguhnya bukan karangan Origenes. Para ahli pada permulaan abad ke-20 sepakat bahwa ''Commenttarium mengenai Iob'' adalah karya tulis Maksiminus, seorang pujangga Kristen Arian pada abad ke-4. A third anonymous work on Job preserved in the Migne interprets the book of Ayub from 1:1 to 3:19. This text also mistakenly has been attributed to Origenes. This writer takes the penderitaan Ayub sebagai lambang dari kesengsaraan Kristus. Ia juga menyalahkan setan sebagai biang keladi penderitaan Ayub. Dalam ulasan ini, setan digambarkan sebagai tokoh jahat. Sisa-sisa sebuah naskah yang lebih ringkas mengenai Kitab Ayub karangan Atanasius, Uskup Aleksandria dari tahun 328 sampai tahun 373, juga sintas dalam the ''Patrologia Graeca'' dengan judul “Exerpta dalam Kitab Ayub." Two other selections in Migne, tafsir Kitab Ayub karya Didimus si Buta meniru susunan ulasan Origenes, dan sebuah naskah khotbah Eusebius dari Emesa, also attest to the interest in Job on the part of the Christian Alexandrian school|ref={{sfnref|Vicchio|2006}}}}
* {{cite book|last1=Scheck|first1=Thomas P.|last2=Erasmus|first2=Desiderius|title=Erasmus's Life of Origen|url=https://books.google.com/books?id=wEONCwAAQBAJ&pg=PA132|date=1 February 2016|publisher=CUA Press|isbn=978-0-8132-2801-3|ref={{sfnref|Scheck & Erasmus|2016}}}}
* {{cite book|author=Pseudo-Origen|editor=Carl Heinrich Eduard Lommatzsch|title=Origenis Opera omnia quae graece vel latine tantum exstant et ejus nomine circumferuntur.|url=https://books.google.com/books?id=P70NAAAAYAAJ&pg=PR2|volume=XVI. Anonymi in Job commentarius. Adamantii de recta in Deum fide|year=1844|publisher=Sumtibus Haude et Spener|quote=Images of [https://books.google.com/books?id=P70NAAAAYAAJ&pg=PR2&img=1&zoom=3&hl=en&sig=ACfU3U0kNcOG6gATC3MUF4YqlYFInktGWw Title&nbsp;page&nbsp;i.] & [https://books.google.com/books?id=P70NAAAAYAAJ&pg=PR3&img=1&zoom=3&hl=en&sig=ACfU3U02480n76RFKGzxKAgDcqz-FpUHSw Title&nbsp;page&nbsp;ii.] di [[Google Books]]|ref={{sfnref|Pseudo-Origen|1844}}}}
{{refend}}

== Pranala luar ==
{{Wikiquote|:en:Origen|Origen}}
{{Wikisource author|Origen}}
{{commons category|Origen|Origen art}}
* Telaan dan kritik
** Zaman Modern
*** [http://www.copticchurch.net/topics/patrology/schoolofalex2/Pandangan Gereja Koptik tentang Origenes]
*** Bahan renungan tentang Origenes dari Paus Benediktus XVI: [http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/audiences/2007/documents/hf_ben-xvi_aud_20070425_en.html 25 April 25 2007] dan [http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/audiences/2007/documents/hf_ben-xvi_aud_20070502_en.html 2 Mei 2007].
** Abad Kuno
*** [http://www.comparativereligion.com/anathemas.html Anatema Terhadap Origenes]
*** [http://web.archive.org/web/20061122010408/http://www.theandros.com/evagrius.html Evagrius Pontikus dan Pelaknatan Origenes]
* Saduran ringkas
** {{cite SEP |url-id=origen |title=Origen |last=Edwards |first=Mark J.}}
** [http://www.iep.utm.edu/o/origen.htm Lema Origenes di Ensiklopedia Filsafat Internet]
** [http://web.archive.org/web/20060814231356/http://www.1911encyclopedia.org/Origen Origenes] dalam 1911 [[Encyclopædia Britannica]] tahun 1911
** [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=128&letter=O&search=Origen Ensiklopedia Yahudi: Origenes]
** [http://www.tlogical.net/bioorigen.htm Origenes] dari ''New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge''
* Kepustakaan
** [http://www.earlychurch.org.uk/origen.php EarlyChurch.org.uk] Daftar pustaka dan artikel daring.
* Teks asli
** [http://www.documentacatholicaomnia.eu/30_20_0185-0254-_Origenes.html Greek and Latin Opera Omnia by Migne Patrologia Graeca, with Analytical Indexes and Concordances (Lexicon Proprium)]
* Sumber lain
** [http://www.john-uebersax.com/plato/origen2.htm Tabel Karya Tulis Origenes beserta Tautan ke teks-teks dan terjemahan-terjemahan]

[[Kategori:Kelahiran 182]]
[[Kategori:Kematian 251]]
[[Kategori:Bapa Gereja]]
[[Kategori:Bidah Kristen]]
[[Kategori:Kekristenan Romawi Kuno]]
[[Kategori:Orang kasim]]
[[Kategori:Teolog]]
[[Kategori:Vegetarian]]