Lihat sumber Cagar Alam Bantarbolang

{{More citations needed|date=April 2021}}
{{Infobox protected area|area=24,50 Ha|location=[[Pemalang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]|map_width=250|map=Jawa|long_s=30|long_m=23|long_d=109|long_EW=E|lat_s=40|established=1930|lat_m=0|lat_d=7|lat_NS=S|label_position=left|label=CA Bantarbolang|governing_body=[[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Balai KSDA Jawa Tengah]]|name=CA Bantarbolang}}

Cagar Alam (CA) Bantarbolang secara geografis terletak antara 7°0’40” LS dan 109°23’30” BT. Kawasan ini dapat dicapai dengan perjalanan darat dengan menempuh rute dari Ibukota Provinsi dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Rute yang ditempuh yaitu melalui jalur Pantura Semarang – Pemalang, dilanjutkan dengan rute pemalang - Bantarbolang (jalur pantura ke arah selatan) – Desa Kebongede. Lokasi kawasan terletak ± 200 meter dari jalan provinsi Pemalang-Purbalingga, sebelum mencapai pusat Kecamatan Bantarbolang. Akses ke dalam kawasan ini cukup terbuka karena lokasinya yang berbatasan dengan pemukiman penduduk. Berdasarkan cakupan wilayah administrasi pemerintahan, kawasan ini termasuk dalam wilayah Desa Kebongede, Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Sementara dalam pengelolaannya, cagar alam ini termasuk di dalam wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pemalang, BKSDA Jawa Tengah.

== Sejarah ==
Cagar Alam Bantarbolang ditunjuk pertama kali berdasarkan Keputusan ''Hoofd Inspectur'' nomor. 2980/HI tanggal 19 Mei 1930, berfungsi sebagai cagar alam botanis. Status tersebut diperkuat dengan SK Penunjukan Menteri Kehutanan No. SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004. Kawasan ini ditata batas secara definitive oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IX pada tahun 2012 dan telah tetap statusnya sebagai Cagar Alam dengan SK penetapan nomor SK.3657 /Menhut-VII/KUH/2014, dengan luas 241.968 M². Tujuan pengelolaan CA Bantarbolang sesuai dengan Keputusan ''Hoofd Inspectur'' nomor. 2980/HI tanggal 19 Mei 1930 adalah Perlindungan hutan dataran rendah dan potensi botanis berupa jenis Jati (''Tectona grandis'').

== Tanah dan Geologi ==
[[Berkas:CA Bantarbolang.png|jmpl|Landscape Cagar Alam Bantarbolang]]
Cagar alam ini terletak pada ketinggian + 100 m di atas permukaan laut dengan keadaan topografi datar. Jenis tanah yang di CA Bantarbolang adalah Mediteran Merah Tua dan Ragosol yang memiliki formasi tanah tapak dan halang dengan kedalaman air tanah 7 – 10 meter. Tanah mediteran merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah ini berkisar antara merah sampai kecoklatan. Tanah mediteran banyak terdapat pada dasar-dasar dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah kapur daripada jenis tanah kapur yang lainnya. Struktur geologi berupa formasi tapak pada bagian selatan, dan sebagian wilayah yang lain berupa formasi halang. Cagar Alam Bantarbolang termasuk dalam geologi undak dimana termasuk dalam morfologi yang berada dataran limpahan sungai.

== Tipe Iklim ==
[[Berkas:Starr 010304-0485 Tectona grandis.jpg|jmpl|Teak (''Tectona grandis'')]]
Cagar alam ini mempunyai tipe iklim B, suhu harian antara 26-28&nbsp;°C, kelembaban udara minimum 77% pada bulan September dan maksimum 85% pada bulan Januari, sedangkan curah hujan rata- rata 3.000-4.000&nbsp;mm/tahun.

== Flora & Fauna ==

* [[Berkas:Merak hijau Pavo muticus Bandung Zoo 2.jpg|jmpl|Merak Biru (''Pavo cristatus'')]]'''Flora;'''

Kawasan ini didominasi oleh pohon Jati (''Tectona grandis''). Tumbuhan lain yang ada selain Jati adalah Bambu, Wuni (''Antidesma bunius''), Gamprit (''Terminalia edulis''), Sintok Ande-andean (''Antidesma tetrandum''), Laban (''Vitex pubescens''), Sempu, Penggung (''Barringtonia racemosa''), Jonglot (''Erigeron linifolius''), Dluwak (''Grewia paniculata''), Benda (''Artocarpus elastica''), Putat (''Barringtonia acutangula'') dan Rengas (''Gluta renghas'').

* '''Fauna;'''

Fauna yang menghuni kawasan ini antara lain Monyet Ekor Panjang (''Macaca fascicularis''), Kijang (''Muntiacus muntjak''), Biawak (''Varanus sp.''), Merak (''Pavo muticus''), Tupai, Jelarang (''Ratufa affinis'') dan Elang Ular (''Spilornis cheela'').

== Referensi ==

* [https://ksdajateng.id/ Situs Balai KSDA Jawa Timur]