Pembicaraan:Bahasa Indonesia
Bagian baruIni adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Bahasa Indonesia. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Bahasa Indonesia" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
ProyekWiki Indonesia | (Dinilai kelas B, Top) | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
ProyekWiki Bahasa | (Dinilai kelas B, Top) | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
Terjemahan Malayo-Polynesian
[sunting sumber]Terjemahan untuk Malayo-Polynesian itu Melayu-Polinesia atau Malayo-Polinesia? Hayabusa future 00:33, 26 Mar 2005 (UTC)
- Kalau menurut saya sih semestinya Melayu-Polinesia. Meursault2004 01:45, 26 Mar 2005 (UTC)
Nakio
|}
Menurut saya juga, lebih mudah dimengengerti kalau memakai nama Melayu-Polinesia.
Kerampong (bicara) 7 Juni 2020 14.53 (UTC)
Kamus bahasa indonesia?
[sunting sumber]Apa ada kamus Bahasa Indonesia online yg bagus? (Maksudku, kamus Indonesia-Indonesia, bukan Indonesia-Inggris). Kalau ada, enaknya ditambah di Pranala luar.
Kalau aku, belum ketemu.
Singkong 9 Juli 2005 05:38 (UTC)
sepertinya ada yg salah dalam daftar konsonatik kok tidak ada 'c', yang ada malah 'v'?
Huruf Sanskerta?
[sunting sumber]Di bagian "Sejarah" disebutkan "huruf Sanskerta". Adakah itu? Setahu saya huruf yg dipakai di Sriwijaya adalah huruf Dewanagari. Ada yg bisa konfirmasi? Kemudian, penyebutan "mirip bahasa Melayu Pasar" itu sepertinya spekulatif. Dari buku "Masa Lalu Bahasa Indonesia" disebutkan, bahasa Melayu masa Sriwijaya disebut sebagai bahasa "Melayu Kuna", yang diduga paling tidak ada dua dialek. Mungkin perlu juga disebutkan beberapa sumber yg menggunakan bhs Melayu Kuna ini (spt keping tembaga dari Manila, lalu prasasti Bukateja, Purbalingga). Mohon bagi yg lebih mengetahui untuk lebih memperbaiki teks bagian ini. Kembangraps 09:56, 9 April 2007 (UTC)
- Huruf Sanskerta tidak ada. Masa di Sriwijaya digunakan aksara Dewanagari? Setahu saya aksara ini hanya digunakan di Jawa Tengah dan lagi hanya di prasasti2 Buddhis. Akan saya coba cari bahan mas. Meursault2004ngobrol 21:43, 29 April 2007 (UTC)
Bahasa asli?
[sunting sumber]Di teks tertulis:
- Bahasa ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain. Bahasa ini bahkan lebih banyak ditemukan dalam Alkitab yang digunakan Misionaris yang mendarat di Indonesia, dibanding bahasa aslinya.
Apa yang dimaksud dengan bahasa asli? Bahasa Melayu Tinggi, bahasa-bahasa Eropa atau bahkan bahasa Ibrani dan bahasa Yunani? Meursault2004ngobrol 21:43, 29 April 2007 (UTC)
Melayu Pasar vs Melayu Tinggi
[sunting sumber]Apa benar Bahasa Indonesia dikembangkan dari Bahasa Melayu Pasar? Bisa menunjukkan rujukannya? Saya pikir "Melayu Pasar" cuma istilah lain dari bahasa Melayu sehari-hari, yang memang lebih lentur. Sedangkan istilah "Bahasa Melayu Tinggi" digunakan buat bahasa formal. --Gombang 14:26, 4 Juni 2007 (UTC)
- Tidak benar. Bhs Indonesia dikembangkan dari bahasa Melayu standar yang dipakai pada masa Kesultanan Johor-Riau dan selanjutnya Kesultanan Lingga-Riau. Lihat salah satu tulisan Harimurti Kridalaksana yang dimuat di buku "Masa Lampau Bahasa Indonesia". Pendapat yg menyatakan bhs Indonesia berasal dari Melayu Pasar atau modifikasi dari bahasa Melayu menurutnya cuma mitos. Bhs Indonesia, cf. bhs Melayu, adalah bahasa yang full-fledged. Kembangraps 15:25, 4 Juni 2007 (UTC)
- Wah baru kepikiran setelah baca komentar Bung Kembangraps. Alangkah bagusnya kalau dalam artikel Bahasa Indonesia ini ada bagian artikel yang membahas lembaga-lembaga apa saja yang telah berperan "menstandarkan" Bahasa Melayu Riau, sehingga menjadi Bahasa Indonesia. Pembahasan ini cukup penting menurut saya. Salam, Naval Scene 16:19, 4 Juni 2007 (UTC)
- Gw ga begitu ngerti. Tapi di tulisan di website diknas istilah melayu pasar memang ada, bukan mitos, walaupun dengan argumentasi bahasa melayu tinggilah yang ada di sumpah pemuda, karena dianggap dipelajari oleh kaum pelajar. Berarti di sini ada perbedaan makna. Yang gw pelajari Melayu Tinggi adalah yang digunakan dalam perjanjian2 dan lingkungan kerajaan sekitar sumatra.
- Secara pribadi gw percaya bahasa melayu pasar yang dipakai (dengan asumsi melayu tinggi=bahasa tingkat kerjaan di daerah malaka). Sebab melayu tinggi tidak bisa dipahami semua orang (siapa yang bisa memiliki pendidikan tinggi pada masa itu?), sementara yang mengikuti kongres sumpah pemuda berasal dari berbagai golongan dan daerah. Bahasa melayu tinggi juga berhubungan erat dengan balai pustaka (yang waktu itu bisa dilihat afiliasinya ke mana).
- Anyway bisa dilihat juga warisan kelenturan melayu pasar dalam bahasa Indonesia sekarang.
- Gw bukan ahli bahasa, ilmu gw pasti kalah ama kembangraps & meurasault. Cuma mencoba berargumentasi aja =P~ Hariadhi - Ngobrol 15:41, 11 Juni 2007 (UTC)
- Wah baru kepikiran setelah baca komentar Bung Kembangraps. Alangkah bagusnya kalau dalam artikel Bahasa Indonesia ini ada bagian artikel yang membahas lembaga-lembaga apa saja yang telah berperan "menstandarkan" Bahasa Melayu Riau, sehingga menjadi Bahasa Indonesia. Pembahasan ini cukup penting menurut saya. Salam, Naval Scene 16:19, 4 Juni 2007 (UTC)
Kutipan dari artikel sumpah pemuda:
- Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond.
Cuma pengen nanya, dengan keragaman kaya gitu, apa yang terjadi kalau bahasa yang digunakan melayu tinggi? Hariadhi - Ngobrol 16:00, 11 Juni 2007 (UTC)
Gw anggap bukan adu argumentasi kok Har. Nyante aja. Sekalian ngasah kemampuan gw juga buat ngejelasin sesuatu yg engga betul2 jelas. Let me try. Kalo rajin baca2 internet pasti bisa punya gambaran situasi kebahasaan wkt itu. Buku2 dari Balai Pustaka dengan bahasa "Melayu Tinggi" beredar di kalangan terpelajar dan kelas menengah atas (itu juga beda2 lho, ada yg pakai "rasa Minang", "rasa Medan", dll. , sementara di kalangan Tionghoa pakai bahasa Melayu Tionghoa yg contoh konkretnya bisa dilihat dari tulisan Toean Tjamboek Berdoeri dan luas dipakai di koran2 waktu itu. Waktu kongres Pemuda: Bhs Melayu (baku) sdh diajarkan di sekolah-sekolah, jadi buat kalangan jongen waktu itu, bukan masalah buat memahami. Lisan? Jangan underestimate Nederlands. Sekali ada kata2 Melayu yang ngga jelas, keluarlah ik, jij, dsb. Waktu itu, bhs Melayu pasar (bukan dialek, tp bhs campuran) sudah dianggap bhs "kalangan rendah", bahkan sampai sekarang.
Sebetulnya, pemilihan Bhs Melayu standar jadi BI bukan tanpa debat panjang. Kongres Bhs Indonesia I di Solo (! bukan di Sumatera) sudah menunjukkan bibit2 itu (baca deh Har, buku yg gw sebut di atas itu, asyik kok tulisan2nya, ngga mbosenin). Dan, BI sampai sekarang pun masih harus "menderita" deraan bentuk2 informal (kayak yg gw pake sekarang di tulisan ini), sama spt keraguan elo yg ngga bisa mbayangin bhs Melayu bisa dipake buat komunikasi bermacam2 jongen itu. Toh, kita masih bisa bangga: kita berbahasa Indonesia! Aneh kan? Kembangraps 16:34, 11 Juni 2007 (UTC) O iya, yg mitos bukan bhs melayu pasarnya, tapi pendapat yg menyatakan BI berasal dari melayu pasar.
Restrukturisasi artikel
[sunting sumber]Perasaan struktur artikelnya jelek banget ya? Bagian pendahuluan terlalu detail kayaknya. Juga, isi dan terjemahan prasasti kayaknya tidak perlu dimuat di sini. Bagaimana kalau artikel ini dioverhaul lagi? Kembangraps 22:20, 3 November 2007 (UTC)
- Menurut saya, isi artikel ini tidak jelek. Penambahan isi artikel yang saya lakukan, antara lain:
- Mengenai sejarah Melayu Kuna beserta potongan bunyi batu bertulis Kedukan Bukit beserta terjemahannya adalah untuk menjelaskan saja seperti apa kalimah dalam prasasti itu sepaya orang-orang mengetahui. Juga menguatkan kenyataan bahwa Bahasa Melayu berasal dari Sumatra Selatan, Indonesia,
- Mengenai pendahuluan yang begitu panjang, menurut saya itu untuk penjelas umum bagi isi artikel ini agar layaknya artikel yang sudah representatif dari pustaka-pustaka atau halaman web yang tepercaya,
- dan masih banyak lagi.
Tujuan saya menambah isi artikel Bahasa Indonesia ini yaitu untuk menyempurnakan dengan melengkapi dari kekurangan yang mengakibatkan artikel ini lemah untuk dimaklumatkan. Untuk susunannya sendiri, silakan Anda dan/atau pihak lain untuk memperbaikinya tanpa menghapus bagian-bagian artikel ini.
Yang harus diperhatikan di sini, mengapa kode terbaru bahasa Indonesia pada Wikipedia bahasa Indonesia yaitu INZ? Padahal kode bahasa Indonesia yang sesungguhnya yaitu Ind menurut Sil. Silakan Anda atau pihak lain mencari tahu. Satu lagi yaitu kode terbaru bahasa Melayu. Mengapa kode bahasa Melayu pada Wikipedia bahasa Indonesia yaitu MLI (Malimping = bahasa di Sulawesi)? Sesungguhnya kode bahasa Melayu di Indonesia dan mancanegara itu banyak, misal Melayu Jambi, Riau (Melayu Tinggi), dsb. Silakan Anda cari tahu lagi.
Banyak pula artikel bahasa Indonesia ini yang mengandungi kesalahan, seperti kesalahan tahun dan kesalahan rujukan, bahkan tidak ada rujukan (beberapa isi yang keliru sudah saya perbaiki sesuai dengan taraf pengetahuan saya). Lagipula artikel bahasa Melayu di Wikipedia bahasa Indonesia kurang lengkap. Saya harap persoalan ini segera ditindaklanjuti agar artikel bahasa Indonesia ini dan artikel bahasa Melayu menjadi artikel yang dapat dipercaya oleh khalayak ramai dan pelbagai pihak lainnya. Firman Putra 08:00, 5 November 2007 (UTC)
Pertanyaan
[sunting sumber](dipindah dari Artikel Sanko (bicara) 20:58, 6 April 2011 (UTC) dibuat oleh IP:182.6.25.201)
katanya orang zaman dulu itu tidak mengenal tulisan dan tidak bisa membaca bukan ? tetapi mengapa mereka bisa menciptakan bahasa merkea sendiri ? siapa yang mengajarkan ? dan dari mana mereka mendapatkannya ?
- Zaman moden ini pun ada orang tidak bisa membaca tetapi masih mampu berkomunikasi. Tulisan hanya untuk merekod pertuturan.Yosri (bicara) 29 Agustus 2012 00.27 (UTC)
- (kurang paham mengapa dipindah ke sini). Mungkin Asal mula bahasa dapat membantu, karena ini sudah masuk ranah filsafat bahasa. ‑Bennylin 「cakap」 16.37, 16 Desember 2012 (WIB)
External links found that need fixing (Oktober 2023)
[sunting sumber]Hello fellow editors,
I have found one or more external links on Bahasa Indonesia that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/145414 is considered to be dead, however has been found to be alive. Recommend removing the dead flag from the URL.
- http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/350/315 is considered to be dead, however has been found to be alive. Recommend removing the dead flag from the URL.
- https://cltr.asia.edu.tw/files/15-1028-57989,c1693-1.php?Lang=en is considered to be dead, however has been found to be alive. Recommend removing the dead flag from the URL.
- https://www.cambridgeinternational.org/programmes-and-qualifications/cambridge-igcse-indonesian-foreign-language-0545/ is considered to be dead, however has been found to be alive. Recommend removing the dead flag from the URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 25 Oktober 2023 22.09 (UTC)
External links found that need fixing (Desember 2023)
[sunting sumber]Hello fellow editors,
I have found one or more external links on Bahasa Indonesia that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000387388.locale=en is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20231120200342/https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000387388.locale=en to the original URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 18 Desember 2023 15.16 (UTC)
External links found that need fixing (September 2024)
[sunting sumber]Hello fellow editors,
I have found one or more external links on Bahasa Indonesia that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- http://english.vietnamnet.vn/fms/education/217807/indonesian-language-officially-taught-at-vietnam-national-university.html is considered to be dead, however has been found to be alive. Recommend removing the dead flag from the URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 15 September 2024 00.56 (UTC)