Lihat sumber Bahasa Melayu Serui

{{Infobox language
|name     = Melayu Serui
|altname  = 
|region   = [[Kabupaten Kepulauan Yapen]], [[Kabupaten Waropen]]
|speakers = 
|date     = 
|ref      =
|coordinates  = {{coord|2|S|136|E||display=inline}}
|pushpin_map  = Southeast Asia
|familycolor  = Creole<!--?-->
|fam1         = [[Bahasa dagang dan kreol Melayu|Kreol Melayu]]
|fam2         = [[Bahasa dagang dan kreol Melayu#Melayu Indonesia Timur|Melayu Indonesia Timur]]
|fam3         = [[Bahasa Melayu Papua|Melayu Papua]]
|iso3         =
|isoexception = dialect
}} 
'''Bahasa Melayu Serui''' adalah ragam [[bahasa Melayu Papua]] yang berasal dari kepulauan di bagian utara daratan utama [[Papua]]. Bahasa ini dituturkan di kota [[Serui]] dan tempat lain di [[Kepulauan Yapen]], serta di daerah pesisir terdekat di daratan utama Nugini.

Meskipun kemungkinan bahasa Melayu telah digunakan sampai batas tertentu pada abad-abad sebelumnya, penggunaannya yang meluas dan bentuknya saat ini berasal dari abad ke-20. Bahasa Melayu Serui umumnya disebut sebagai ''Bahasa Indonesia'' oleh penuturnya, tetapi bahasa ini berbeda dari [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia baku]] dalam beberapa hal.{{sfn|van Velzen|1995|p=313}} Bahasa ini mempunyai kemiripan dengan [[bahasa Melayu Ambon]],{{sfn|Kluge|2014|p=21}} tetapi van Velzen menganggapnya lebih berkaitan erat dengan [[Bahasa Melayu Maluku Utara|bahasa Melayu Ternate]].{{sfn|van Velzen|1995|p=315}}

== Sejarah ==
Sejumlah besar bahasa tempatan dituturkan di kawasan itu dan kebutuhan akan [[basantara|bahasa perantara]] yang sama telah ditekankan oleh tradisi interaksi antarkelompok yang berusia berabad-abad dalam bentuk perburuan budak, adopsi, dan kawin campur.{{sfn|van Velzen|1995|p=312}}<!--not sure if the link is made explicitly in the source-->
Kemungkinan bahasa Melayu mula-mula diperkenalkan oleh orang Biak, yang mempunyai hubungan dengan [[Kesultanan Tidore]] dan pada abad ke-19 oleh pedagang dari Tiongkok dan [[Sulawesi Selatan]] kemudian. Walau bagaimanapun, bahasa Melayu mungkin tidak tersebar luas sampai adopsi bahasa oleh misionaris Belanda yang tiba pada awal abad ke-20 dan praktik ini kemudian diikuti oleh pemerintah Belanda.{{sfn|van Velzen|1995|p=314}} Penyebaran bahasa Melayu ke kawasan yang lebih jauh dipermudah dengan program {{lang|nl|Opleiding tot Dorpsonderwizer}} ('pendidikan untuk guru desa'). Hal ini cenderung menarik banyak pria Waropen yang menyebabkan pengaruh [[bahasa Waropen]] pada ragam Melayu tempatan.{{sfn|van Velzen|1995|p=313}}

== Fonologi ==
Orang dari [[Yapen]] Barat (Woi, Ansus, Pom) menetralkan sengau akhir kata [{{IPA-link|ŋ}}]. Mereka yang berasal dari kelompok etnik lain tidak mempunyai {{IPA|[ŋ]}} karena fonem tersebut tidak ada dalam bahasa ibu mereka. Perbedaan antara /r/ dan /l/ lebih jelas dalam pertuturan orang terpelajar. Hentian langit-langit keras atau palatal sering tidak dibedakan oleh penutur yang tidak berpendidikan, yang menggantikan {{IPA|/d͡ʒ/}} dengan {{IPA|/di/}}, dan {{IPA|/t͡ʃ/}} dengan {{IPA|/ti/}}, {{IPA|/si/}} atau {{IPA|/t/}} ({{IPA|/ɡəred͡ʒa/}} Bahasa Indonesia -> {{IPA|/geredia/}}; {{IPA|t͡ʃəŋkeh}} -> {{IPA|/sieŋge/}} atau {{IPA|/sieŋke/}}).{{sfn|van Velzen|1995|p=316}} Akhir kata berhentian tak bersuara dan {{IPA|/h/}} dihilangkan: {{IPA|/sudah/}} -> {{IPA|/suda/}}, {{IPA|/takut/}} -> {{IPA|/tako/}}; {{IPA|/k/}} mungkin tidak dihilangkan: {{IPA|/balik/}} -> {{IPA|/bale/}}, {{IPA|/sibuk/}} -> {{IPA|/sibuk/}}. {{IPA|/f/}} dibedakan secara konsisten, tidak seperti dalam banyak ragam bahasa Melayu Papua.{{sfn|van Velzen|1995|pp=317–18}}

Pepet bahasa Indonesia /{{IPA-link|ə}}/ mempunyai berbagai pewujudan, kadang kala disertai dengan perubahan posisi tekanan: sebagai {{IPA|/i/}} ({{IPA|/pərˈɡi/}} -> {{IPA|/ˈpiɡi/}}), sebagai {{IPA|/a/}} ({{IPA|/səˈnaŋ/}} -> {{IPA|/saˈnaŋ/}}), sebagai {{IPA|/o/}} ({{IPA|/pəlˈuk/}} -> {{IPA|/ˈpolo/}}), sebagai {{IPA|/e/}} ({{IPA|/t͡ʃəˈpat/}} -> {{IPA|/t͡ʃeˈpat/}}), atau dihilangkan sama sekali ({{IPA|/təˈrus/}} -> {{IPA|/ˈtrus/}}).{{sfn|van Velzen|1995|pp=319–20}} {{IPA|/ai/}} dan {{IPA|/au/}} bahasa Indonesia berpadanan dengan {{IPA|/e/}} dan {{IPA|/o/}} masing-masing: {{IPA|/pakai/}} -> {{IPA|/pake/}}, {{IPA|/pulau/}} -> {{IPA|/pulo/}}.{{sfn|van Velzen|1995|pp=318–19}}

== Tata bahasa ==

Morfologi bahasa ini lebih terbatas daripada bahasa Indonesia baku. Misalnya, [[bentuk pasif]] atau [[fokus objek]] tidak ditandai dengan kata kerja dan dasar kata kerja umumnya digunakan tanpa [[imbuhan]].{{sfn|van Velzen|1995|pp=321–23}} Jumlah imbuhan turunan yang digunakan lebih sedikit daripada bahasa Indonesia. Awalan kata kerja produktif adalah sebagai berikut:{{sfn|van Velzen|1995|pp=321, 323–325}}
*{{lang|pmy|ba-/bar-}} (berpadanan dengan {{lang|id|ber-}}) bahasa Indonesia: {{lang|pmy|isi}} 'isi' -> {{lang|pmy|baisi}} 'berisi', {{lang|pmy|ana}} 'anak' -> {{lang|pmy|barana}} 'beranak';
*{{lang|pmy|ta-/tar-}} (berpadanan dengan {{lang|id|ter-}} bahasa Indonesia): {{lang|pmy|toki}} 'kalah' -> {{lang|pmy|tatoki}} 'terkalahkan'
*{{lang|pmy|maN-}} ({{lang|id|meN-}} bahasa Indonesia). Jarang digunakan: {{lang|pmy|lawan}} 'lawan' -> {{lang|pmy|malawan}} 'melawan'
*{{lang|pmy|baku-}} (tidak ada dalam bahasa Indonesia baku, tetapi ada dalam bahasa Melayu Ambon, Ternate, dan Manado. Ini mempunyai arti saling: {{lang|pmy|pukul}} 'pukul' -> {{lang|pmy|bakupukul}} 'pukul-memukul' (saling memukul), {{lang|pmy|mayari}} 'menggoda' -> {{lang|pmy|bakumayari}} 'goda-menggoda' (saling menggoda);
*{{lang|pmy|paN-}} diturunkan dari kata kerja tak transitif: {{lang|pmy|malas}} 'enggan' -> {{lang|pmy|pamalas}} 'tidak suka'.
Perulangan juga digunakan dengan beberapa arti, baik dengan kata benda maupun kata kerja: {{lang|pmy|tatawa}} 'tertawa' -> {{lang|pmy|tatawa-tatawa}} 'tertawa-tawa', {{lang|pmy|ronda}} 'berjalan' -> {{lang|pmy|ronda-ronda}} 'berjalan-jalan', {{lang|pmy|ana}} 'anak' -> {{lang|pmy|ana-ana}} 'anak-anak', {{lang|pmy|lap}} 'lap' -> {{lang|pmy|lap-lap}} 'lap pembersih'.{{sfn|van Velzen|1995|pp=321, 322, 325}}

Kebanyakan penutur tidak membedakan antara kata ganti orang pertama [[Klusivitas|inklusif dan eksklusif]] ({{lang|id|kami}} dan {{lang|id|kita}} dalam bahasa Indonesia baku) meskipun perbedaan ini ada dalam sebagian besar bahasa daerah di kawasan tersebut.{{sfn|van Velzen|1995|p=326}}

Kepemilikan dinyatakan menggunakan {{lang|pmy|punya}} (atau bentuk singkatnya {{lang|pmy|pu}}):{{sfn|van Velzen|1995|pp=327–28}}
{{interlinear|indent=3|lang=pmy
|sa pu spatu
|Saya {{gcl|POSS|punya}} sepatu
|'sepatu saya'}}

== Kosakata ==
Bahasa Melayu Serui berbeda dalam beberapa hal dari bahasa Indonesia dalam perbendaharaan katanya. Terdapat kata-kata yang diperluas atau diubah artinya dibandingkan dengan bahasa Indonesia:{{sfn|van Velzen|1995|pp=328–30}}
*{{lang|id|kumis}} berarti "kumis" dalam bahasa Indonesia baku, tetapi kata ini telah berkembang dengan arti yang lebih luas dalam bahasa Melayu Serui: "kumis, janggut, bulu dada, bufet"
*{{lang|id|motor}} ("motor, sepeda motor" dalam bahasa Indonesia) juga mempunyai arti "motor, kano motor, sepeda motor, ikan paru"
*{{lang|id|bunuh}} bahasa Indonesia berpadanan dengan {{lang|pmy|bunu}} bahasa Melayu Serui, yang telah mengembangkan arti tambahan "matikan"
*{{lang|id|pengayuh}} adalah kata benda dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam bahasa Melayu Serui, {{lang|pmy|panggayu}} adalah kata kerja yang berarti 'mendayung, mengayuh'. Perubahan yang sangat berlawanan telah terjadi dengan kata kerja {{lang|id|dayung}}, yang menjadi kata benda {{lang|pmy|dayung}}.

Terdapat banyak kata dalam bahasa Melayu Serui yang tidak dijumpai dalam bahasa Indonesia Baku:{{sfn|van Velzen|1995|pp=330–33}}
*{{lang|pmy|bia}} 'kerang'
*{{lang|pmy|tete}} 'kakek'
*{{lang|pmy|soa-soa}} 'biawak'
*{{lang|pmy|caparuni}} 'berantakan' (kata serapan dari bahasa Melayu Ambon)
*{{lang|pmy|rica}} 'cabai'
*{{lang|pmy|kaskado}} 'kudis'
*{{lang|pmy|lolaro/olaro}} 'bakau')
*{{lang|pmy|duri babi}} 'bulu babi')
*{{lang|pmy|molo}} 'selam bebas'
*{{lang|pmy|sema}} 'penyihir hitam'
*{{lang|pmy|koming}} 'Papua'<!--in source: 'reference term for all indigenous Irianese')-->
*{{lang|pmy|tai yakis}} 'seruan perlawanan'
*{{lang|pmy|mayari}} 'goda'
*{{lang|pmy|bilolo}} 'kelomang'.

Bahasa Melayu Serui telah meminjam kosakata dari bahasa Belanda, Portugis, ragam bahasa Melayu lain, dan bahasa daerah:
*{{lang|pmy|testa}} 'kepala' (dari bahasa Portugis {{lang|pt|testa}})
*{{lang|pmy|kadera}} 'kursi' (dari bahasa Portugis {{lang|pt|cadera}})
*{{lang|pmy|spir}} 'otot' (dari bahasa Belanda {{lang|nl|spier}})
*{{lang|pmy|firkan}} 'persegi' (dari bahasa Belanda {{lang|nl|vierkant}})
*{{lang|pmy|spok}} 'memberi seseorang waktu yang sulit' (dari bahasa Belanda {{lang|nl|spook}})
*{{lang|pmy|boswesen}} 'departemen kehutanan' (dari bahasa Belanda {{lang|nl|boswezen}}).

== Rujukan ==
{{Reflist}}

=== Daftar pustaka ===
*{{cite thesis|last = Kluge| first = Angela Johanna Helene| year = 2014| title = A grammar of Papuan Malay|type = PhD|institution = Leiden University|series = LOT Dissertation Series 361| hdl = 1887/25849}}
*{{cite book|last = Velzen| first = Paul van| chapter = Sone notes on the variety of Malay used in Serui and vicinity| pages = 311–43| title = Tales from a concave world : liber amicorum Bert Voorhoeve|editor1= Connie Baak |editor2=Mary Bakker |editor3=Dick van der Maij| year = 1995| isbn = 9073006066| publisher = Department of Languages and Cultures of South-East Asia and Oceania, Leiden University| ref = {{harvid|van Velzen|1995}} }}

[[Kategori:Pijin dan kreol berdasarkan Melayu]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia|Melayu Serui]]
[[Kategori:Budaya Papua]]
[[Kategori:Kepulauan Yapen]]
[[Kategori:Bahasa di Papua|Melayu Serui]]
[[Kategori:Bahasa kreol|Melayu Serui]]