Lihat sumber Rekayasa demografi

{{Multiple image
| direction         = vertical
| image1            = Subject Nationalities of the German Alliance (1917) (cropped).jpg
| footer            = Hasil rekayasa demografi: penghapusan populasi orang-orang Yunani dan Armenia dari Anatolia dan Thrace Timur
| width             = 300
}}

'''Rekayasa demografi''' adalah upaya yang disengaja untuk menggeser keseimbangan etnis suatu daerah, terutama ketika dilakukan untuk menciptakan penduduk yang homogen secara etnis.{{Sfn|Üngör|2011|p=x}} Rekayasa demografi berkisar dari pemalsuan hasil sensus, penggambaran ulang perbatasan, [[natalisme]] diferensial untuk mengubah tingkat kelahiran kelompok penduduk tertentu, menargetkan kelompok yang tidak disukai dengan emigrasi sukarela atau paksaan, dan [[pemindahan penduduk]] dan pemukiman kembali dengan anggota kelompok yang disukai.{{Sfn|Üngör|2011|p=x}} Secara ekstrem, rekayasa demografis dilakukan melalui [[genosida]].{{Sfn|Morland|2016|p=36}}

== Definisi ==
Istilah "rekayasa demografi" terkait dengan [[pemindahan penduduk]] (migrasi paksa), [[Pembersihan etnik|pembersihan etnis]], dan—dalam kasus-kasus ekstrem—[[genosida]]. Istilah ini menunjukkan kebijakan negara (seperti pemindahan penduduk) untuk secara sengaja mempengaruhi komposisi atau distribusi penduduk.<ref name="seker2007">{{Cite journal|last=Şeker|first=Nesim|date=2007|title=Demographic Engineering in the Late Ottoman Empire and the Armenians|journal=Middle Eastern Studies|volume=43|issue=3|page=461}}</ref>

[[John McGarry]] menyatakan bahwa selama sengketa teritorial—dan terutama sebelum negosiasi—pihak-pihak yang bersengketa sering kali mencoba "untuk menciptakan 'fakta demografis' di lapangan yang melemahkan klaim pesaing, memperkuat ''klaim sendiri'', dan menghadirkan ''fait accomplis'' dalam negosiasi".{{Sfn|McGarry|1998|p=627}} Ia mengutip banyak contoh rekayasa demografi, termasuk [[Perang Yugoslavia|bekas Yugoslavia]], [[sengketa Siprus]], orang-orang Jerman di Polandia, konflik Arab-Israel, dan [[Suku Ossetia|orang-orang Ossetia]] di Georgia.{{Sfn|McGarry|1998|loc=''passim''}} Meskipun ia membatasi rekayasa demografi pada kebijakan negara, McGarry juga mencatat adanya "wilayah abu-abu di mana perwakilan negara menggunakan pengganti untuk melakukan kekerasan terhadap minoritas" atau gagal mencegah massa, seperti yang terjadi dengan pogrom anti-Yahudi [[Kristallnacht]] dan kekerasan anti-Jerman di Polandia pada masa antar perang.{{Sfn|McGarry|1998|p=622}}

== Tujuan ==
Tujuan rekayasa demografi tidak harus homogenitas etnis. Sebelum kebangkitan [[negara kebangsaan]], rekayasa demografi digunakan untuk mengamankan wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan oleh kekaisaran, atau untuk meningkatkan tingkat penduduk di daerah-daerah yang jarang penduduknya, sering kali memiliki arti penting yang strategis bagi rute perdagangan kekaisaran dan meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi dari kelompok etnis yang memiliki hak istimewa. Rekayasa demografi di era [[negara kebangsaan]], yaitu, setelah kemunduran kekaisaran, telah digunakan untuk mendukung kebangkitan [[nasionalisme]] (biasanya nasionalisme etnis, tetapi juga nasionalisme agama).<ref name="seker2007"/>

== Contoh ==

=== Kesultanan Utsmaniyah dan Turki ===
Ada tiga fase rekayasa demografi sebagai kebijakan negara [[Kesultanan Utsmaniyah]]. Antara abad ke-16 dan ke-18, kebijakan [[pemindahan penduduk]] biasanya dilakukan untuk mencapai rekayasa demografi penduduk di wilayah yang baru ditaklukkan (jenis rekayasa demografi ini kadang-kadang disebut "restrukturisasi etnis") Pada fase kedua antara tahun 1850-an dan 1913, ribuan Muslim dipindahkan sebagai buntut dari kekalahan militer Utsmaniyah yang signifikan di Balkan. Ini juga merupakan awal dari kebijakan rekayasa demografi di Anatolia yang akhirnya meningkat menjadi genosida dalam [[Genosida Armenia]].<ref name="seker2007"/>

Menurut Turkolog Belanda Erik-Jan Zürcher, era dari tahun 1850 hingga 1950 adalah "zaman rekayasa demografi Eropa", mengutip sejumlah besar perpindahan penduduk paksa dan genosida yang terjadi. Ia menyatakan bahwa untuk sebagian besar periode ini, [[Kesultanan Utsmaniyah]] adalah "laboratorium rekayasa demografi di Eropa".{{Sfn|Zürcher|2009|pp=1000–1005}} Sejarawan Swiss Hans-Lukas Kieser menyatakan bahwa [[Komite Persatuan dan Kemajuan|Committee of Union and Progress]] "jauh di depan elite Jerman" dalam hal nasionalisme etnis dan rekayasa demografi.{{Sfn|Kieser|2018|p=317}} Kerem Öktem menghubungkan rekayasa demografis dengan upaya yang dipimpin negara untuk mengubah [[toponimi]] yang berasal dari bahasa kelompok penduduk yang tidak diinginkan selama atau setelah upaya negara untuk melakukan pengurangan atau penghapusannya (lihat [[perubahan nama geografis di Turki]]).{{Sfn|Öktem|2008}} Dilek Güven menyatakan bahwa [[pogrom Istanbul]] tahun 1955 adalah rekayasa demografis karena diprovokasi oleh negara untuk menyebabkan warga etnis minoritas ([[Bangsa Armenia|Armenia]], [[Bangsa Yunani|Yunani]], [[Orang Yahudi|Yahudi]]) pergi.<ref>{{Cite journal|last=Güven|first=Dilek|date=2011|title=Riots against the Non-Muslims of Turkey: 6/7 September 1955 in the context of demographic engineering|url=https://journals.openedition.org/ejts/4538|journal=European Journal of Turkish Studies. Social Sciences on Contemporary Turkey|language=fr|issue=12|doi=10.4000/ejts.4538|issn=1773-0546}}</ref> McGarry menyatakan bahwa puluhan juta orang Eropa tercerabut oleh proyek-proyek rekayasa demografi pada abad kedua puluh.{{Sfn|McGarry|1998|p=630}}

=== Eropa Timur setelah Perang Dunia II ===
Setelah [[Perang Dunia II]], sebagian besar etnis Jerman [[Pengusiran penduduk Jerman setelah Perang Dunia II|melarikan diri atau diusir dari negara-negara Eropa Timur]].<ref>{{Cite book|last=Weiner|first=Myron|last2=Teitelbaum|first2=Michael S.|date=2001|title=Political Demography, Demographic Engineering|url=https://archive.org/details/politicaldemogra0000wein|publisher=Berghahn Books|isbn=9781571812537|page=[https://archive.org/details/politicaldemogra0000wein/page/66 66]}}</ref>

=== Kuwait ===
Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, berbagai kebijakan [[pemerintah Kuwait]] telah dicirikan sebagai rekayasa demografi, khususnya yang berkaitan dengan [[Bidun]] tanpa kewarganegaraan Kuwait dan sejarah naturalisasi di [[Kuwait]].<ref name="new">{{Cite web|year=2019|title=Kuwait's humanitarian disaster Inter-generational erasure, ethnic cleansing and genocide of the Bedoon|url=https://uprdoc.ohchr.org/uprweb/downloadfile.aspx?filename=7585&file=EnglishTranslation|publisher=[[OHCHR]]}}</ref><ref name="s">{{Cite web|year=2020|title=Kuwait's Laws and Policies of Ethnic Discrimination, Erasure and Genocide Against The Bedoon Minority Submission on 'Human Rights Protections for Minorities Recognised in the UN System'|url=https://www.academia.edu/43213716|website=Susan Kennedy Nour al Deen}}</ref><ref name="una">{{Cite web|title=Kuwait Bedoon - Special Rapporteurs, United Nations, Requesting Investigation of Kuwait's Treatment of the Bedoon|url=https://www.academia.edu/39817003}}</ref><ref name="politicalnaturalization"/><ref name="extralegal"/><ref name="herb"/><ref name="pl">{{Cite web|last=Andrzej Kapiszewski|year=2005|title=Non-indigenous citizens and "stateless" residents in the Gulf monarchies. The Kuwaiti bidun.|url=https://core.ac.uk/download/pdf/214930677.pdf|page=70}}</ref>

Negara Kuwait secara resmi memiliki [[Undang-Undang Kewarganegaraan Kuwait|Undang-Undang Kewarganegaraan]] resmi yang memberikan jalur hukum bagi orang yang bukan warga negara untuk mendapatkan kewarganegaraan.<ref name="humanrightwatch">{{Cite web|year=2000|title=IV. DISCRIMINATION BASED ON ORIGIN AND STATUS: THE BIDUN|url=https://www.hrw.org/reports/2000/kuwait/kuwait-04.htm|website=[[Human Rights Watch]]}}</ref> Namun, karena akses ke kewarganegaraan di Kuwait dikendalikan secara otokratis oleh keluarga penguasa [[Wangsa Sabah|Al Sabah]], hal ini tidak tunduk pada pengawasan peraturan eksternal.<ref name="politicalnaturalization"/><ref name="humanrightwatch" /> Ketentuan-ketentuan naturalisasi dalam Undang-Undang Kewarganegaraan diterapkan secara sewenang-wenang dan kurang transparan.<ref name="humanrightwatch" /><ref name="politicalnaturalization" /> Kurangnya transparansi mencegah orang yang bukan warga negara menerima kesempatan yang adil untuk mendapatkan kewarganegaraan.<ref name="unitednations">{{Cite web|date=17 February 2021|title=Human Rights Council, Forty-sixth session, 22 February–19 March 2021, Agenda item 3, Promotion and protection of all human rights, civil, political, economic, social and cultural rights, including the right to development. Written statement* submitted by International Council. Supporting Fair Trial and Human Rights, a nongovernmental organization in special consultative status. The Secretary-General has received the following written statement which is circulated in accordance with Economic and Social Council resolution 1996/31.|url=https://undocs.org/pdf?symbol=en%2FA%2FHRC%2F46%2FNGO%2F33|website=[[United Nations]]|page=2|access-date=2022-09-25|archive-date=2021-04-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210405164006/https://undocs.org/pdf?symbol=en%2FA%2FHRC%2F46%2FNGO%2F33|dead-url=yes}}</ref><ref name="politicalnaturalization" /> Akibatnya, keluarga penguasa Al Sabah telah mampu memanipulasi naturalisasi untuk alasan-alasan yang bermotif politik.<ref name="politicalnaturalization" /><ref name="extralegal"/><ref name="naturalize" /><ref name="rivka" /><ref name="herb"/><ref name="unitednations" /><ref name="foreignpolicy" /><ref name="carn">{{Cite web|last=Justin Gengler|date=August 29, 2016|title=The Political Economy of Sectarianism in the Gulf|url=https://carnegieendowment.org/2016/08/29/political-economy-of-sectarianism-in-gulf-pub-64410|website=[[Carnegie Endowment for International Peace]]}}</ref><ref name="jadaliyya">{{Cite web|last=John Warner|date=April 17, 2013|title=Questioning Sectarianism in Bahrain and Beyond: An Interview with Justin Gengler|url=https://www.jadaliyya.com/Details/28458/Questioning-Sectarianism-in-Bahrain-and-Beyond-An-Interview-with-Justin-Gengler|publisher=[[Jadaliyya]]}}</ref> Dalam tiga dasawarsa setelah [[Sejarah Kuwait|kemerdekaan pada tahun 1961]], keluarga penguasa Al Sabah menaturalisasi ratusan ribu imigran Badui asing yang sebagian besar berasal dari Arab Saudi.<ref name="rivka">{{Cite book|last=Rivka Azoulay|year=2020|url=https://books.google.com/books?id=gurvDwAAQBAJ&pg=PA21|title=Kuwait and Al-Sabah: Tribal Politics and Power in an Oil State|isbn=9781838605063|page=21}}</ref><ref name="pl"/><ref name="foreignpolicy">{{Cite web|last=Gwenn Okruhlik|date=February 8, 2012|title=The identity politics of Kuwait's election|url=https://foreignpolicy.com/2012/02/08/the-identity-politics-of-kuwaits-election/|website=[[Foreign Policy]]}}</ref><ref name="extralegal" /><ref name="carn" /><ref name="naturalize">{{Cite book|date=February 2018|url=https://books.google.com/books?id=g5NODwAAQBAJ&pg=PA186|title=Beyond Sunni and Shia: The Roots of Sectarianism in a Changing Middle East|isbn=9780190911195|editor-last=[[Frederic Wehrey]]|page=186|quote=To counter the strong influence of Arab nationalism in the decades after independence in 1961, Kuwait naturalized more than 200,000 Bedouin tribesmen to serve as a reliable pro-government bloc in parliament.}}</ref><ref name="unitednations" /><ref name="jadaliyya" /><ref name="alshahed" /> Pada tahun 1980, sebanyak 200.000 imigran dinaturalisasi di.<ref name="pl" /> Sepanjang tahun 1980-an, kebijakan naturalisasi bermotif politik Al Sabah terus berlanjut.<ref name="pl" /><ref name="politicalnaturalization" /> Naturalisasi tidak diatur atau disetujui oleh undang-undang Kuwait.<ref name="politicalnaturalization" /><ref name="extralegal" /><ref name="rivka" /><ref name="alshahed" /> Jumlah pasti naturalisasi tidak diketahui, tetapi diperkirakan hingga 400.000 imigran dinaturalisasi secara tidak sah di Kuwait.<ref name="alshahed">{{Cite web|last=Sheikh Sabah Al-Mohammad Al-Sabah|date=February 10, 2018|title=اتقوا الله وجنِّسوا الكويتيين البدون|url=https://alshahedkw.com/182290|website=Al-Shahed Newspaper|language=ar}}</ref><ref name="rivka" /> Para imigran Badui asing terutama dinaturalisasi untuk mengubah susunan demografis penduduk dengan cara yang membuat kekuasaan keluarga penguasa Al Sabah lebih aman.<ref name="herb" /><ref name="politicalnaturalization" /><ref name="extralegal" /><ref name="rivka" /> Sebagai hasil dari naturalisasi yang bermotif politik, jumlah warga negara yang dinaturalisasi melebihi jumlah orang Bidun di Kuwait.<ref name="unitednations" /> Keluarga penguasa Al Sabah secara aktif mendorong imigran Badui asing untuk bermigrasi ke Kuwait.<ref name="pl" /> Keluarga penguasa Al Sabah lebih menyukai naturalisasi imigran Bedouin karena mereka dianggap setia kepada keluarga penguasa, tidak seperti ekspatriat Palestina, Lebanon, dan Suriah yang aktif secara politik di Kuwait. Warga negara yang dinaturalisasi sebagian besar adalah imigran [[Suni|Sunni]] Saudi dari suku-suku selatan.<ref name="jadaliyya" /><ref name="rivka" /><ref name="extralegal" /> Oleh karena itu, tak satu pun orang Bidun tanpa kewarganegaraan di Kuwait yang berasal dari suku Ajman.<ref name="extralegal" />

Kurangnya wewenang sistem peradilan Kuwait untuk memutuskan kewarganegaraan semakin memperumit krisis Bidun, sehingga orang-orang Bidun tidak memiliki akses ke peradilan untuk mengajukan bukti dan memohon kasus kewarganegaraan mereka.<ref name="unitednations"/> Meskipun warga non-warga negara mencakup 70% dari total penduduk Kuwait, keluarga penguasa Al Sabah tetap menolak kewarganegaraan bagi sebagian besar warga non-warga negara, termasuk mereka yang sepenuhnya memenuhi persyaratan untuk naturalisasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kewarganegaraan resmi negara. Pihak berwenang Kuwait mengizinkan pemalsuan ratusan ribu naturalisasi bermotif politik sementara secara bersamaan menolak kewarganegaraan bagi orang-orang Bidun.<ref name="unitednations" /><ref name="alshahed"/> Naturalisasi bermotif politik ini dicatat oleh [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]], aktivis politik, cendekiawan, peneliti dan bahkan anggota keluarga Al Sabah.<ref name="unitednations" /><ref name="politicalnaturalization">{{Cite book|last=Rivka Azoulay|year=2020|url=https://books.google.com/books?id=gurvDwAAQBAJ&pg=PA100|title=Kuwait and Al-Sabah: Tribal Politics and Power in an Oil State|isbn=9781838605063|page=100-110|quote=Political naturalizations of tribesmen}}</ref><ref name="extralegal">{{Cite web|last=Claire Beaugrand|title=Statelessness and Transnationalism in Northern Arabia: Biduns and State Building in Kuwait, 1959–2009|url=https://core.ac.uk/download/pdf/46519156.pdf|page=137|quote=Extra-Legal Naturalisations and Population Statistics}}</ref><ref name="rivka"/><ref name="herb">{{Cite book|last=[[Michael Herb]]|date=18 December 2014|url=https://books.google.com/books?id=laODBQAAQBAJ&pg=PT59|title=The Wages of Oil: Parliaments and Economic Development in Kuwait and the UAE|isbn=9780801454684|quote=How then do we explain the naturalizations that have occurred in the Gulf states in the past, such as the granting of citizenship to thousands of bedu (bedouin) by Kuwait in the 1960s and 1970s? Typically these naturalizations were imposed by the ruling families and were designed to alter the demographic makeup of the citizen society in a way that made the power of the ruling families more secure}}</ref><ref name="naturalize"/><ref>{{Cite thesis|url=http://scholarworks.gsu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1040&context=history_theses|title=The Shia Migration from Southwestern Iran to Kuwait: Push-Pull Factors during the Late Nineteenth and Early Twentieth Centuries|publisher=[[Georgia State University]]|year=2010|last=Mohammad E. Alhabib}}</ref><ref name="foreignpolicy"/><ref name="pl"/><ref name="carn"/><ref name="alshahed" /> Hal ini secara luas dianggap sebagai bentuk rekayasa demografi yang disengaja dan telah disamakan dengan kebijakan naturalisasi bermotif politik Bahrain.<ref name="politicalnaturalization" /><ref name="herb" /><ref name="jadaliyya"/> Di negara-negara [[Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk|GCC]], kebijakan naturalisasi bermotif politik disebut sebagai "naturalisasi politis" (التجنيس السياسي).<ref name="politicalnaturalization" />

=== Israel ===
Sejumlah kebijakan pemerintah Israel telah dicirikan oleh para cendekiawan dan organisasi-organisasi hak asasi manusia sebagai rekayasa demografi.{{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}<ref name="RouhanaHuneidi2017">{{Cite book|last=Nadim N. Rouhana|last2=Sahar S. Huneidi|date=February 2017|url=https://books.google.com/books?id=ipzDDQAAQBAJ&pg=PA166|title=Israel and its Palestinian Citizens: Ethnic Privileges in the Jewish State|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1-107-04483-8|pages=166–}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Abdulla|first=Rinad|date=2016|title=Colonialism and Apartheid Against Fragmented Palestinians: Putting the Pieces Back Together|journal=State Crime Journal|volume=5|issue=1|pages=51–80|doi=10.13169/statecrime.5.1.0051|quote="Israel has used deliberate demographic engineering in the entire Palestine–Israel region to fragment territory and people to create and maintain dominance of an immigrant Jewish population: demographically, economically and politically."}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-04-27|title=A Threshold Crossed|url=https://www.hrw.org/report/2021/04/27/threshold-crossed/israeli-authorities-and-crimes-apartheid-and-persecution|website=Human Rights Watch|access-date=2021-05-23}}</ref> Laporan [[Human Rights Watch]] yang menuduh Israel melakukan [[kejahatan apartheid]] menyebutkan bahwa kebijakannya yang memecah-belah penduduk Palestina di wilayah pendudukan memfasilitasi "rekayasa demografi yang merupakan kunci untuk melestarikan kontrol politik oleh Yahudi Israel."<ref>{{Cite web|date=2021-04-27|title=A Threshold Crossed|url=https://www.hrw.org/report/2021/04/27/threshold-crossed/israeli-authorities-and-crimes-apartheid-and-persecution|website=Human Rights Watch|access-date=2021-05-25|ref={{sfnref | Human Rights Watch | 2021}}}}</ref>

Upaya Israel untuk memastikan mayoritas Yahudi telah mempengaruhi kebijakannya terhadap [[Wilayah pendudukan Israel|wilayah-wilayah yang diduduki Israel]] dari waktu ke waktu. [[David Ben-Gurion]] pada awalnya mendukung penarikan diri karena tingkat kelahiran yang jauh lebih tinggi dari penduduk Palestina di wilayah-wilayah yang baru diduduki dan "untuk menjamin kelangsungan hidup, sebuah negara Yahudi harus setiap saat mempertahankan mayoritas Yahudi yang tak tergoyahkan di dalam perbatasannya sendiri".{{Sfn|Morland|2016|p=155}} [[Yigal Allon]] mendukung untuk mempertahankan [[Lembah Yordania]], yang jarang penduduknya, sementara mengizinkan otonomi untuk sisa Tepi Barat yang lebih padat penduduknya sehingga "Hasilnya akan menjadi Seluruh Tanah secara strategis dan sebuah negara Yahudi secara demografis".{{Sfn|Morland|2016|p=156}} Imigrasi Yahudi Rusia dalam skala besar ke Israel diharapkan, oleh sayap kanan Israel yang lebih menyukai mempertahankan wilayah-wilayah itu, menjadi penyangga yang cukup untuk memungkinkan penyerapan wilayah-wilayah itu dan mempertahankan mayoritas Yahudi.{{Sfn|Morland|2016|p=155}} [[Tembok Pemisah Israel|Pembatas Tepi Barat]] mengikuti rute untuk memaksimalkan masuknya pemukim Yahudi di Tepi Barat dan meminimalkan penduduk Palestina, dengan [[Ariel Sharon]] mengatakan kepada [[Arnon Soffer]] "Bagi dunia, ini adalah pagar keamanan, tetapi bagi Anda dan saya, Arnon, ini adalah pagar demografi."{{Sfn|Morland|2016|p=159}}

Upaya Israel untuk membangun mayoritas Yahudi yang akan memastikan kontrol atas penduduk Palestina meluas ke Israel. Usai serangan oleh pasukan Yahudi di [[Lod]] yang menyebabkan 20.000 orang Palestina melarikan diri atau diusir dari kota, penduduk Palestina berusaha untuk kembali ke rumah mereka. Tanggapan Israel adalah untuk menolak mereka dengan serangan militer dan untuk menempatkan sejumlah besar imigran Yahudi di properti yang sekarang disita yang telah ditinggalkan. Sementara 1.030 orang Arab diizinkan untuk tetap tinggal di Lod, pada tahun-tahun segera setelah perang 1948, lebih dari 10.000 imigran Yahudi menetap di kota itu. Sebuah rencana induk baru untuk kota ini melihat pembangunan besar-besaran perumahan dan infrastruktur lainnya untuk penduduk Yahudi, tidak seperti pembongkaran intensif yang dilakukan di pusat kawasan Arab di kota tersebut.{{Sfn|Tzfadia|Yacobi|2007|p=439–441}}

Laporan tahun 2017 oleh [[Richard A. Falk]], [[Emeritus|professor emeritus]] [[hukum internasional]] di [[Universitas Princeton|Princeton University]], dan Virginia Tilley, seorang ilmuwan politik dari [[Southern Illinois University Carbondale]], menulis bahwa "Kebijakan umum pertama Israel adalah salah satu rekayasa demografi, untuk membangun dan mempertahankan mayoritas Yahudi yang luar biasa."<ref>{{Cite journal|date=2020-07-22|title=Falk & Tilley (ECSWA), Israel Practices towards the Palestinian People and the Question of Apartheid|journal=The Palestine Yearbook of International Law Online|publisher=Brill|volume=20|issue=1|page=233|doi=10.1163/22116141_020010010|issn=2211-6141}}</ref>

=== Suriah ===
Selama periode kolonial, Prancis menggunakan rekayasa demografi, di antara langkah-langkah lain, untuk menahan nasionalisme Arab. Misalnya, para pengungsi yang "setia" dimukimkan di daerah-daerah strategis yang penting.<ref>{{Cite book|last=Cimino|first=Matthieu|date=2020|title=Syria: Borders, Boundaries, and the State|publisher=Springer Nature|isbn=9783030448776|page=51}}</ref>

Tindakan pemerintah Suriah di Homs selama [[Perang Saudara Suriah]] digambarkan sebagai rekayasa demografi yang berusaha "untuk memanipulasi penduduk secara permanen di sepanjang garis sektarian untuk mengkonsolidasikan basis kekuatan pemerintah."<ref>{{Cite web|title=No Return to Homs: A Case Study on Demographic Engineering in Syria|url=https://www.alnap.org/help-library/no-return-to-homs-a-case-study-on-demographic-engineering-in-syria|website=ALNAP|access-date=26 December 2021}}</ref>

== Bentuk-bentuk ==
Bentuk-bentuk rekayasa demografi dalam beberapa dekade terakhir meliputi:

* pengukuran penduduk;{{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}
* kebijakan [[Natalisme|pronatalis]];{{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}
* asimilasi;{{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}
* perubahan batas wilayah;{{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}
* tekanan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung);{{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}
* pemindahan penduduk ([[pencairan etnis]], [[konsolidasi etnis]] dan [[pembersihan etnis]]){{Sfn|Bookman|2002|pp=25–51}}

== Lihat pula ==

* [[Asimilasi (sosial)|Asimilasi budaya]]
* [[Deportasi]]
* [[Pembersihan etnik]]
* [[Nasionalisme etnis]]
* [[Genosida]]
* [[Imigrasi]]
* [[Segregasi ras]]
* [[Kolonialisme pemukim]]

== Referensi ==
{{reflist}}

== Bacaan lebih lanjut ==

* {{Cite book|last=Bookman|first=Milica Zarkovic|date=2013|title=The Demographic Struggle for Power: The Political Economy of Demographic Engineering in the Modern World|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-24829-1|language=en|orig-year=1997}}
* {{Cite journal|last=Bookman|first=Milica Zarkovic|date=2002|title=Demographic Engineering and The Struggle for Power|url=http://www.jstor.org/stable/24357882|journal=Journal of International Affairs|volume=56|issue=1|pages=25–51|jstor=24357882}}
* {{Cite book|last=Kieser|first=Hans-Lukas|date=2018|title=[[Talaat Pasha: Father of Modern Turkey, Architect of Genocide]]|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-8963-1|language=en|author-link=Hans-Lukas Kieser}}
** Lay summary in: .mw-parser-output cite.citation{font-style:inherit;word-wrap:break-word}.mw-parser-output .citation q{quotes:"\"""\"""'""'"}.mw-parser-output .citation:target{background-color:rgba(0,127,255,0.133)}.mw-parser-output .id-lock-free a,.mw-parser-output .citation .cs1-lock-free a{background:linear-gradient(transparent,transparent),url("//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/65/Lock-green.svg")right 0.1em center/9px no-repeat}.mw-parser-output .id-lock-limited a,.mw-parser-output .id-lock-registration a,.mw-parser-output .citation .cs1-lock-limited a,.mw-parser-output .citation .cs1-lock-registration a{background:linear-gradient(transparent,transparent),url("//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d6/Lock-gray-alt-2.svg")right 0.1em center/9px no-repeat}.mw-parser-output .id-lock-subscription a,.mw-parser-output .citation .cs1-lock-subscription a{background:linear-gradient(transparent,transparent),url("//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/aa/Lock-red-alt-2.svg")right 0.1em center/9px no-repeat}.mw-parser-output .cs1-ws-icon a{background:linear-gradient(transparent,transparent),url("//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4c/Wikisource-logo.svg")right 0.1em center/12px no-repeat}.mw-parser-output .cs1-code{color:inherit;background:inherit;border:none;padding:inherit}.mw-parser-output .cs1-hidden-error{display:none;color:#d33}.mw-parser-output .cs1-visible-error{color:#d33}.mw-parser-output .cs1-maint{display:none;color:#3a3;margin-left:0.3em}.mw-parser-output .cs1-format{font-size:95%}.mw-parser-output .cs1-kern-left{padding-left:0.2em}.mw-parser-output .cs1-kern-right{padding-right:0.2em}.mw-parser-output .citation .mw-selflink{font-weight:inherit}Kieser, Hans-Lukas. "Pasha, Talat". 1914-1918-online. International Encyclopedia of the First World War.
* {{Cite journal|last=McGarry|first=John|date=1998|title='Demographic engineering': the state-directed movement of ethnic groups as a technique of conflict regulation|journal=Ethnic and Racial Studies|volume=21|issue=4|pages=613–638|doi=10.1080/014198798329793}}
* {{Cite book|last=Morland|first=Paul|date=2016|title=Demographic Engineering: Population Strategies in Ethnic Conflict|publisher=Routledge|isbn=978-1-317-15292-7|language=en}}
* {{Cite journal|last=Öktem|first=Kerem|date=2008|title=The Nation's Imprint: Demographic Engineering and the Change of Toponymes in Republican Turkey|url=https://journals.openedition.org/ejts/2243|journal=European Journal of Turkish Studies. Social Sciences on Contemporary Turkey|language=en|issue=7|doi=10.4000/ejts.2243|issn=1773-0546}}
* {{Cite journal|last=Schad|first=Thomas|date=2016|title=From Muslims into Turks? Consensual demographic engineering between interwar Yugoslavia and Turkey|journal=Journal of Genocide Research|volume=18|issue=4|pages=427–446|doi=10.1080/14623528.2016.1228634}}
* {{Cite book|last=Tirtosudarmo|first=Riwanto|date=2019|title=The Politics of Migration in Indonesia and Beyond|publisher=Springer|isbn=978-981-10-9032-5|pages=49–68|language=en|chapter=Demographic Engineering and Displacement}}
* {{Cite journal|last=Tzfadia|first=Erez|last2=Yacobi|first2=Haim|year=2007|title=Identity, Migration, and the City: Russian Immigrants in Contested Urban Space in Israel|journal=[[Urban Geography (journal)|Urban Geography]]|publisher=Tayloy & Francis|volume=28|issue=5|pages=436–455|doi=10.2747/0272-3638.28.5.436|issn=0272-3638}}
* {{Cite book|last=Üngör|first=Uğur Ümit|date=2011|title=The Making of Modern Turkey: Nation and State in Eastern Anatolia, 1913–1950|title-link=The Making of Modern Turkey|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-965522-9|language=en|author-link=Uğur Ümit Üngör}}
* {{Cite book|last=Weiner|first=Myron|last2=Teitelbaum|first2=Michael S.|date=2001|title=Political Demography, Demographic Engineering|url=https://archive.org/details/politicaldemogra0000wein|publisher=Berghahn Books|isbn=978-1-57181-254-4|language=en}}
* {{Cite journal|last=Zürcher|first=Erik-Jan|date=2009|title=The Late Ottoman Empire as Laboratory of Demographic Engineering|url=https://www.torrossa.com/en/resources/an/2411979|journal=Il Mestiere di Storico|language=en|issue=1|pages=1000–1012|doi=10.1400/148038}}
[[Kategori:Migrasi manusia]]
[[Kategori:Demografika]]