Lompat ke isi

Tapi Omas Ihromi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nononia01 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nononia01 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7: Baris 7:


== Karier ==
== Karier ==
Pada awal tahun [[1960-an]] Tapi Omas mendapat kesempatan melanjutkan studinya di [[Universitas Cornell]] dan lulus dengan gelar [[M.A.]]. Pada saat yang bersamaan, suaminya, [[Ihromi]], mengambil gelar [[M.A.]] di [[Universitas Harvard]] dalam bidang studi bahasa-bahasa [[Semit]]. Tapi Omas kemudian mengajar di Fakultas Hukum [[Universitas Indonesia]] dan kemudian berhasil mendapatkan gelar [[doktor]] dalam bidang [[antropologi hukum]] pada [[1978]], dengan menulis disertasi dengan judul "Adat perkawinan Toraja Sa'dan dan tempatnya dalam hukum positip masa kini".
Pada awal tahun [[1960-an]], Omas mendapat kesempatan melanjutkan studinya di [[Universitas Cornell]] dan lulus dengan gelar [[M.A.]]. Pada saat yang bersamaan, suaminya, [[Ihromi]], mengambil gelar [[M.A.]] di [[Universitas Harvard]] dalam bidang studi bahasa-bahasa [[Semit]]. Omas kemudian mengajar di Fakultas Hukum [[Universitas Indonesia]] dan kemudian berhasil mendapatkan gelar [[doktor]] dalam bidang [[antropologi hukum]] pada [[1978]], dengan menulis disertasi dengan judul "Adat perkawinan Toraja Sa'dan dan tempatnya dalam hukum positip masa kini".


Sebagai seorang pakar hukum adat, Tapi Omas aktif membela kepelbagaian adat-istiadat di Indonesia. Ia berpendapat, penyeragaman hukum di Indonesia seperti yang dilakukan oleh pemerintah [[Orde Baru]] hanya akan menimbulkan masalah di masyarakat.
Sebagai seorang pakar hukum adat, Omas aktif membela kepelbagaian adat-istiadat di Indonesia. Ia berpendapat, penyeragaman hukum di Indonesia seperti yang dilakukan oleh pemerintah [[Orde Baru]] hanya akan menimbulkan masalah di masyarakat.


Selain itu, Tapi Omas juga dikenal sebagai seorang pembela kedudukan [[perempuan]] dalam masyarakat Indonesia. Dikenal sebagai pelopor studi dan gerakan [[Feminisme|feminis]] di Indonesia, Tapi Omas ikut mendirikan Pusat Kajian Perempuan di Universitas Indonesia pada [[1979]].
Selain itu, Omas juga dikenal sebagai seorang pembela kedudukan [[perempuan]] dalam masyarakat Indonesia. Dikenal sebagai pelopor studi dan gerakan [[Feminisme|feminis]] di Indonesia, Omas ikut mendirikan Pusat Kajian Perempuan di Universitas Indonesia pada [[1979]].


== Keluarga ==
== Keluarga ==

Revisi per 13 Juli 2024 10.26

Tapi Omas Simatupang (dikenal sebagai Tapi Omas Ihromi; 2 April 1930 – 5 Agustus 2018) adalah seorang antropolog Indonesia. Ia lahir dari pasangan Simon Simatupang dengan Mina Sibuea, sebagai anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya seorang pegawai kantor pos. Kehidupannya sekeluarga sederhana. Gaji yang diterima ayahnya setiap bulan selalu habis dikirim kepada Omas dan saudara-saudaranya yang belajar di Jawa.

Omas masuk ke sekolah guru dan pernah mengajar di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Namun kemudian ia melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan selesai pada 1958.

Karier

Pada awal tahun 1960-an, Omas mendapat kesempatan melanjutkan studinya di Universitas Cornell dan lulus dengan gelar M.A.. Pada saat yang bersamaan, suaminya, Ihromi, mengambil gelar M.A. di Universitas Harvard dalam bidang studi bahasa-bahasa Semit. Omas kemudian mengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan kemudian berhasil mendapatkan gelar doktor dalam bidang antropologi hukum pada 1978, dengan menulis disertasi dengan judul "Adat perkawinan Toraja Sa'dan dan tempatnya dalam hukum positip masa kini".

Sebagai seorang pakar hukum adat, Omas aktif membela kepelbagaian adat-istiadat di Indonesia. Ia berpendapat, penyeragaman hukum di Indonesia seperti yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru hanya akan menimbulkan masalah di masyarakat.

Selain itu, Omas juga dikenal sebagai seorang pembela kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia. Dikenal sebagai pelopor studi dan gerakan feminis di Indonesia, Omas ikut mendirikan Pusat Kajian Perempuan di Universitas Indonesia pada 1979.

Keluarga

Tapi Omas Simatupang menikah dengan Ihromi, pemuda Sunda yang dikenalnya sebagai sesama anggota GMKI. Mereka dikaruniai dua orang anak perempuan, yaitu Nia Kurniati dan Ade Satiawati. Dari kedua anak ini, pasangan ini mendapatkan empat orang cucu, yakni Astrid Saraswati, Kristi Helena Ratnaningsih, Manendra Muhtar, dan Saut Benyamin.

Bibliografi

Sebagian dari karya tulis Tapi Omas Ihromi:

  • Pengawasan sosial - 1960
  • Antropologi sosial dan budaja - 1963
  • Toba-Batak kinship system: a preliminary description - 1963
  • The status of women and family planning in Indonesia - 1973
  • Kedudukan wanita dan keluarga berencana di Indonesia - 1973
  • Adat perkawinan Toraja Sa'dan dan tempatnya dalam hukum positip masa kini - 1981
  • Peranan dan kedudukan wanita Indonesia: bunga rampai tulisan-tulisan (ko-editor bersama Maria Ulfah Subadio) - 1983
  • Bianglala hukum: hukum dan antropologi, hukum dan integrasi bangsa, hukum dan kedudukan wanita, antropologi hukum dan polisi, wanita dan kesadaran hukum - 1986
  • Para ibu yang berperan tunggal dan berperan ganda: laporan penelitian (editor) - 1990
  • Kisah kehidupan wanita untuk mempertahankan kelestarian ekonomi rumah tangga: kajian terhadap wanita golongan penghasilan rendah dan menengah (ko-editor bersama S. Suryochondro dan Soeyatni) - 1991
  • Kajian wanita dalam pembangunan - 1995
  • Bunga rampai sosiologi keluarga - 1999
  • Penghapusan diskriminasi terhadap wanita (ko-editor bersama Sulistyowati Irianto dan Achie Sudiarti Luhulima) - 2000

Referensi

Pranala luar