Avro Anson RI-003: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
'''Avro Anson RI-003''' adalah sebuah pesawat terbang multifungsi [[Twinjet|bermesin ganda]] keluaran pabrikan [[Inggris]] [[Avro]], yang merupakan pesawat terbang ketiga yang dimiliki oleh pemerintah [[Indonesia|Republik Indonesia]].<ref name="Awal"/> Pesawat Avro Anson tersebut dibeli pada awal bulan Desember 1947, diberi nomor register RI-003, dan digunakan sebagai sarana angkutan udara militer maupun sipil.<ref name="Awal"/>{{sfn|Soedarmanta|2007|pp=252}}
'''Avro Anson RI-003''' adalah sebuah pesawat terbang multifungsi [[Twinjet|bermesin ganda]] keluaran pabrikan [[Inggris]] [[Avro]], yang merupakan pesawat terbang ketiga yang dimiliki oleh pemerintah [[Indonesia|Republik Indonesia]].<ref name="Awal"/> Pesawat Avro Anson tersebut dibeli pada awal bulan Desember 1947, diberi nomor register RI-003, dan digunakan sebagai sarana angkutan udara militer maupun sipil.<ref name="Awal"/>{{sfn|Soedarmanta|2007|pp=252}}


Upaya pembelian pesawat ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Pusat Pengumpul Emas oleh [[Mohammad Hatta]] di [[Bukittinggi]] pada tanggal 27 September 1947, yang bertujuan mengumpulkan sumbangan masyarakat untuk membeli pesawat terbang, dalam rangka perlawanan terhadap [[Agresi Militer Belanda I|Agresi Militer]] [[Belanda]].<ref name="Riau Online"/> Panitia dipimpin oleh Mr A Karim, Direktur Bank Negara.<ref name="Riau Online"/> Emas sumbangan masyarakat Sumatera Barat kemudian terkumpul seberat 14 kg, dan dibelikan pesawat terbang Avro Anson di [[Thailand]], milik Paul H Keegan, warga negara Australia dan mantan penerbang RAF (Angkatan Udara Kerajaan Inggris).<ref name="Riau Online"/> Pesawat itu lalu didatangkan sendiri oleh Keegan ke lapangan udara [[Gadut, Tilatang Kamang, Agam|Gadut]], Bukittinggi.<ref name="Riau Online">{{cite web
Upaya pembelian pesawat ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Pusat Pengumpul Emas oleh [[Mohammad Hatta]] di [[Bukittinggi]] pada tanggal 27 September 1947, yang bertujuan mengumpulkan sumbangan masyarakat untuk membeli pesawat terbang, dalam rangka perlawanan terhadap [[Agresi Militer Belanda I|Agresi Militer]] [[Belanda]].<ref name="Riau Online"/> Panitia dipimpin oleh Mr A Karim, Direktur Bank Negara.<ref name="Riau Online"/> Emas sumbangan masyarakat Sumatera Barat kemudian terkumpul seberat 14 kg, dan dibelikan pesawat terbang Avro Anson di [[Thailand]], milik Paul H Keegan, warga negara Australia dan mantan penerbang [[Angkatan Udara Britania Raya|RAF]] (Angkatan Udara Kerajaan Inggris).<ref name="Riau Online"/> Pesawat itu lalu didatangkan sendiri oleh Keegan ke lapangan udara [[Gadut, Tilatang Kamang, Agam|Gadut]], Bukittinggi.<ref name="Riau Online">{{cite web
| title = Bukan Aceh, Kaum Ibu Minanglah Pertama Kali Beli Pesawat Untuk Indonesia
| title = Bukan Aceh, Kaum Ibu Minanglah Pertama Kali Beli Pesawat Untuk Indonesia
| first = Fakhrur | last = Rodzi
| first = Fakhrur | last = Rodzi

Revisi per 13 Mei 2024 11.16

Monumen peringatan Avro Anson RI-003 di Gadut, Tilatang Kamang, Agam, Sumatera Barat (0°16′18″S 100°22′03″E / 0.2717868°S 100.3675655°E / -0.2717868; 100.3675655)

Avro Anson RI-003 adalah sebuah pesawat terbang multifungsi bermesin ganda keluaran pabrikan Inggris Avro, yang merupakan pesawat terbang ketiga yang dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia.[1] Pesawat Avro Anson tersebut dibeli pada awal bulan Desember 1947, diberi nomor register RI-003, dan digunakan sebagai sarana angkutan udara militer maupun sipil.[1][2]

Upaya pembelian pesawat ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Pusat Pengumpul Emas oleh Mohammad Hatta di Bukittinggi pada tanggal 27 September 1947, yang bertujuan mengumpulkan sumbangan masyarakat untuk membeli pesawat terbang, dalam rangka perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda.[3] Panitia dipimpin oleh Mr A Karim, Direktur Bank Negara.[3] Emas sumbangan masyarakat Sumatera Barat kemudian terkumpul seberat 14 kg, dan dibelikan pesawat terbang Avro Anson di Thailand, milik Paul H Keegan, warga negara Australia dan mantan penerbang RAF (Angkatan Udara Kerajaan Inggris).[3] Pesawat itu lalu didatangkan sendiri oleh Keegan ke lapangan udara Gadut, Bukittinggi.[3]

Pada akhir bulan Desember 1947, Komodor Udara Iswahjoedi dan Komodor Udara Halim Perdanakusuma menerbangkan pesawat ini menembus blokade Belanda untuk menggalang dukungan dari Singapura dan Siam.[1] Mereka memuat peralatan perang di Songkhla, Siam,[4] tetapi pesawat kemudian jatuh di Tanjung Hantu, Malaya, dalam perjalanannya menuju Singapura, dan menewaskan semua awaknya.[1][2] Potongan pesawat tersebut tersebar di perairan Labuhan Bilik, antara Tanjung Hantu, Perak, Malaya, dan Teluk Senagih, Sumatera Utara.[4] Jenazah Perdanakusuma ditemukan, namun jenazah Iswahyudi tidak ditemukan.[4] Dompet Iswahyudi berisi tiga lembar uang kertas dan kartu bertuliskan namanya ditemukan di dekat laut, di antara puing-puing.[2] Kedua orang tersebut kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.[4] Monumen tersebut merupakan replika RI-003 (eks RAF AX505).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Soewito, Irna Hanny Nastoeti Hadi; Suyono, Nana Nurliana; Suhartono, Soedarini (2008). Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950. Angkatan Udara Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 187. ISBN 9789794616727. 
  2. ^ a b c Soedarmanta 2007, hlm. 252.
  3. ^ a b c d Rodzi, Fakhrur (23 Januari 2017). "Bukan Aceh, Kaum Ibu Minanglah Pertama Kali Beli Pesawat Untuk Indonesia". Copyright © 2016 RiauOnline. Riau Online. 
  4. ^ a b c d Adisukarjo, Sudjatmoko; Ningsih, Rini. Horizon IPS. Yudhistira Ghalia Indonesia. hlm. 13. ISBN 9789796766345. 

Bacaan lanjutan