Lompat ke isi

Kawanishi N1K-J: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Beberapa penambahan penjelasan dan koreksi pada kecepatan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Penambahan Bagian "Pengembangan dan Desain" Belum selesai
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 19: Baris 19:
}}
}}
|}
|}
'''Kawanishi N1K-J ''Shiden''''' (紫電 "Petir Ungu", [[kode sekutu]]:"'''George'''") merupakan [[pesawat tempur]] [[pesawat terbang berbasis darat|berbasis darat]] yang digunakan oleh [[Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] selama [[Perang Dunia II]].
'''Kawanishi N1K-J ''Shiden''''' (紫電 "Petir Ungu", [[kode sekutu]] "'''George'''") merupakan [[pesawat tempur]] [[pesawat terbang berbasis darat|berbasis darat]] yang digunakan oleh [[Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] selama [[Perang Dunia II]].


Pada fase akhir Perang Dunia II, Jepang kekurangan peralatan perang termasuk pesawat tempur. Untuk membuat pesawat tempur baru, Jepang memilih [[Kawanishi N1K|Kawanishi N1K1 Kyoufuu]] yang aslinya merupakan [[pesawat terbang terapung]] untuk diubah ke pesawat terbang berbasis darat. Hasil konversi tersebut ternyata cukup berhasil dan pesawat tempur baru itu diberi nama N1K1-J Shiden.
Pada fase akhir Perang Dunia II, Jepang kekurangan peralatan perang termasuk pesawat tempur. Untuk membuat pesawat tempur baru, Jepang memilih [[Kawanishi N1K|Kawanishi N1K1 Kyoufuu]] yang merupakan [[pesawat terbang terapung]] untuk diubah ke pesawat terbang berbasis darat. Hasil konversi tersebut ternyata cukup berhasil dan pesawat tempur baru itu diberi nama N1K1-J Shiden.


==Pengembangandan Desain==
Namun, mulai tahun 1943 Jepang mengalami kekalahan di banyak front dan bomber Amerika mulai mengebom daratan utama Jepang. Sehingga, terdapat masalah produksi N1K1-J. Pengeboman oleh pesawat Amerika yang menargetkan pabrik-pabrik di daratan utama Jepang menambah kesulitan pasokan dan produksi.
Pada akhir tahun 1941, ketika Kawanishi N1K1 Kyōfū masih dalam pengembangan, beberapa insinyur sudah mengusulkan untuk mengubahnya menjadi Pesawat tempur berbasis darat dengan nama N1K1-J, Versi ini terbang pada 27 Desember 1942, ditenagai oleh mesin radial 18 silinder Nakajima NK9A Homare 11, menggantikan Mitsubishi MK4C Kasei 13 yang kurang bertenaga dari N1K1 kyofu, N1K1-J Shiden diproduksi pada bulan Agustus 1943 dan mulai beroperasi di Pasifik pada Mei 1944


N1K1-J Shiden diproduksi pada bulan Agustus 1943 dan mulai beroperasi di Pasifik pada Mei 1944. Meskipun ada masalah dibidang produksi, sejumlah besar N1K1-J Shiden dapat diproduksi lebih dari 1.400 buah sampai perang berakhir.


Kawanishi memutuskan untuk lebih memfokuskan pengembangan versi pesawat tempur berbasis darat. Meskipun beberapa insinyur Angkatan Laut menunjukkan kekhawatiran bahwa Kawanishi tidak akan menjadi perancang pesawat darat yang cocok karena sedikitnya pengalaman yang mereka miliki di darat, pesawat tersebut masih menunjukkan potensi besar dan dengan cepat dievaluasi oleh Angkatan Laut. Walaupun desain ini memiliki masalah yang bisa dibilang kurang menguntungkan pilot karena posisi sayap yang berada di tengah sehingga meningkatkan Blind-Spot saat mereka melakukan dogfight dan Landing Gear panjang yang mudah rusak karena hentakan saat mendarat, tetapi Angkatan Laut sangat terkesan karena kecepatannya jauh lebih cepat daripada A6M dan jangkauan maksimum melebihi J2M Raiden
Salah satu fitur unggulan dari pesawat itu adalah flap tempur otomatis. Fitur unik ini membantu [[pilot]] untuk membuat manuver tempur ekstrim dengan memberi mereka daya angkat lebih sehingga menjadikannya sangat cepat dalam bermanuver. Hal tersebut menjadikannya salah satu pesawat tempur mematikan di [[Palagan Pasifik Barat Daya dalam Perang Dunia II|teater Pasifik]].


'''N1K2-J Shiden-Kai'''

Desain ulang dimulai hanya empat hari setelah uji terbang pertama N1K1-J, desain ulang ini kemudian diberi nama N1K2-J yang dimana mengatasi kelemahan utama N1K1-J, terutama sayap yang dipasang di tengah dan roda pendaratan yang panjang. Sayap dipindahkan ke posisi rendah, sehingga memungkinkan penggunaan Landing Gear yang pendek. Badan pesawat diperpanjang dari 8.85 meter menjadi 9.35 meter dan ekor didesain ulang.

Untuk memudahkan saat produksi seluruh bagian pesawat dibuat lebih sederhana, lebih ringan 250 kg, lebih cepat dan lebih andal dibandingkan pendahulunya. Meskipun masalah mesin masih menjadi masalah, Mesin Homare 21 tidak dapat diganti karena tidak ada alternatif lain. Uji terbang pertama pesawat baru ini diterbangkan pada tanggal 1 Januari 1944, menyelesaikan uji coba Angkatan Laut pada bulan April, dan segera diproduksi sebagai N1K2-J Shiden-Kai






N1K2-J, S

hiden Kai



Model baru ini dirancang bukan hauntuk nya memperbaiki kekurangan model awal tetapi juga mampu diproduksi lebih cepat. N1K2-J Shiden-Kai dipersenjatai dengan 4 meriam otomatis 20mm yang mampu menembak jatuh pengebom [[B-29 Superfortress]] dan bom seberat 250kg, sehingga N1K2-J Shiden-Kai bisa menjadi [[pesawat serang darat]] apabila diperlukan.

N1K2-J Shiden-Kai mampu dipacu hingga kecepatan 650km/jam pada ketinggian 6000 meter dan dapat memanjat 1km dalam waktu semenit. Performa N1K2-J Shiden-Kai sama dengan performa [[Supermarine Spitfire]] bermesin [[Roll-Royce Merlin]] dan [[Messerschmitt Bf 109|Messerschmitt Bf 109 F4]]. Akan tetapi masih sedikit kalah dengan [[Grumman F6F Hellcat]].





Kawanishi memutuskan untuk lebih memfokuskan pengembangan N1K1-J, Meskipun beberapa insinyur Angkatan Laut khawatir bahwa Kawanishi tidak akan menjadi perancang pesawat berbasis darat yang cocok karena sedikitnya pengalaman mereka merancang pesawat tempur berbasis darat, namun pesawat tersebut masih menunjukkan potensi besar dan dengan cepat dievaluasi oleh Angkatan Laut. Merrka sangat terkesan karena kecepatannya jauh lebih cepat daripada A6M, jangkauan maksimumnya melampaui J2M Raide


Namun, dari tahun 1943 Jepang mengalami kekalahan di banyak front dan bomber Amerika mulai mengebom daratan utama Jepang yang menargetkan daerah industri. Sehingga, terdapat masalah produksi N1K1 mulai dari kurangnya tenaga yang handal dan kurangnga Pasokan produksi, M

Meskipun ada masalah dibidang produksi, sejumlah bes 1K1-J Shari berbagai versi diden dapat diproduksi lebih dari 1.400 buah sampai perang be, yang paling banyak berasal dari pabrik Naruyu dan Himeya yang memproduksi kurang lebih 1000 unitTotal pabrik di Naruyu dan Himeya membangun sekitar 1000 pesawat N1K1-J berbagai versiTotal pabrik di Naruyu dan Himeya membangun sekitar 1000 pesawat N1K1-J berbagai versiakhir.


Model awal Shiden memiliki beberapa masalah kronis. Sayap yang dipasang di tengah badan pesawat menghasilkan jarak pandang yang buruk, masalah serius bagi pilot saat mereka dogfight dengan pesawat tempur lawan. Roda pendaratan juga sering rusak akibat konstruksi aslinya dibuat untuk khusus mendarat di laut.
Model awal Shiden memiliki beberapa masalah kronis. Sayap yang dipasang di tengah badan pesawat menghasilkan jarak pandang yang buruk, masalah serius bagi pilot saat mereka dogfight dengan pesawat tempur lawan. Roda pendaratan juga sering rusak akibat konstruksi aslinya dibuat untuk khusus mendarat di laut.

Revisi per 9 Juni 2024 13.22

N1K-J
Kawanishi N1K2-J Shiden Kai
Jenis Pesawat tempur berbasis darat
Pembuat Kawanishi Aircraft Company
Penerbangan perdana N1K1-J: 27 Desember 1942 [1]
N1K2-J: 31 Desember 1943 [2]
Diperkenalkan 1943
Dipensiunkan 1945
Pengguna utama Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
Jumlah 1.422

Kawanishi N1K-J Shiden (紫電 "Petir Ungu", kode sekutu "George") merupakan pesawat tempur berbasis darat yang digunakan oleh Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.

Pada fase akhir Perang Dunia II, Jepang kekurangan peralatan perang termasuk pesawat tempur. Untuk membuat pesawat tempur baru, Jepang memilih Kawanishi N1K1 Kyoufuu yang merupakan pesawat terbang terapung untuk diubah ke pesawat terbang berbasis darat. Hasil konversi tersebut ternyata cukup berhasil dan pesawat tempur baru itu diberi nama N1K1-J Shiden.

Pengembangandan Desain

Pada akhir tahun 1941, ketika Kawanishi N1K1 Kyōfū masih dalam pengembangan, beberapa insinyur sudah mengusulkan untuk mengubahnya menjadi Pesawat tempur berbasis darat dengan nama N1K1-J, Versi ini terbang pada 27 Desember 1942, ditenagai oleh mesin radial 18 silinder Nakajima NK9A Homare 11, menggantikan Mitsubishi MK4C Kasei 13 yang kurang bertenaga dari N1K1 kyofu, N1K1-J Shiden diproduksi pada bulan Agustus 1943 dan mulai beroperasi di Pasifik pada Mei 1944


Kawanishi memutuskan untuk lebih memfokuskan pengembangan versi pesawat tempur berbasis darat. Meskipun beberapa insinyur Angkatan Laut menunjukkan kekhawatiran bahwa Kawanishi tidak akan menjadi perancang pesawat darat yang cocok karena sedikitnya pengalaman yang mereka miliki di darat, pesawat tersebut masih menunjukkan potensi besar dan dengan cepat dievaluasi oleh Angkatan Laut. Walaupun desain ini memiliki masalah yang bisa dibilang kurang menguntungkan pilot karena posisi sayap yang berada di tengah sehingga meningkatkan Blind-Spot saat mereka melakukan dogfight dan Landing Gear panjang yang mudah rusak karena hentakan saat mendarat, tetapi Angkatan Laut sangat terkesan karena kecepatannya jauh lebih cepat daripada A6M dan jangkauan maksimum melebihi J2M Raiden


N1K2-J Shiden-Kai

Desain ulang dimulai hanya empat hari setelah uji terbang pertama N1K1-J, desain ulang ini kemudian diberi nama N1K2-J yang dimana mengatasi kelemahan utama N1K1-J, terutama sayap yang dipasang di tengah dan roda pendaratan yang panjang. Sayap dipindahkan ke posisi rendah, sehingga memungkinkan penggunaan Landing Gear yang pendek. Badan pesawat diperpanjang dari 8.85 meter menjadi 9.35 meter dan ekor didesain ulang.

Untuk memudahkan saat produksi seluruh bagian pesawat dibuat lebih sederhana, lebih ringan 250 kg, lebih cepat dan lebih andal dibandingkan pendahulunya. Meskipun masalah mesin masih menjadi masalah, Mesin Homare 21 tidak dapat diganti karena tidak ada alternatif lain. Uji terbang pertama pesawat baru ini diterbangkan pada tanggal 1 Januari 1944, menyelesaikan uji coba Angkatan Laut pada bulan April, dan segera diproduksi sebagai N1K2-J Shiden-Kai




N1K2-J, S

hiden Kai


Model baru ini dirancang bukan hauntuk nya memperbaiki kekurangan model awal tetapi juga mampu diproduksi lebih cepat. N1K2-J Shiden-Kai dipersenjatai dengan 4 meriam otomatis 20mm yang mampu menembak jatuh pengebom B-29 Superfortress dan bom seberat 250kg, sehingga N1K2-J Shiden-Kai bisa menjadi pesawat serang darat apabila diperlukan.

N1K2-J Shiden-Kai mampu dipacu hingga kecepatan 650km/jam pada ketinggian 6000 meter dan dapat memanjat 1km dalam waktu semenit. Performa N1K2-J Shiden-Kai sama dengan performa Supermarine Spitfire bermesin Roll-Royce Merlin dan Messerschmitt Bf 109 F4. Akan tetapi masih sedikit kalah dengan Grumman F6F Hellcat.



Kawanishi memutuskan untuk lebih memfokuskan pengembangan N1K1-J, Meskipun beberapa insinyur Angkatan Laut khawatir bahwa Kawanishi tidak akan menjadi perancang pesawat berbasis darat yang cocok karena sedikitnya pengalaman mereka merancang pesawat tempur berbasis darat, namun pesawat tersebut masih menunjukkan potensi besar dan dengan cepat dievaluasi oleh Angkatan Laut. Merrka sangat terkesan karena kecepatannya jauh lebih cepat daripada A6M, jangkauan maksimumnya melampaui J2M Raide


Namun, dari tahun 1943 Jepang mengalami kekalahan di banyak front dan bomber Amerika mulai mengebom daratan utama Jepang yang menargetkan daerah industri. Sehingga, terdapat masalah produksi N1K1 mulai dari kurangnya tenaga yang handal dan kurangnga Pasokan produksi, M

Meskipun ada masalah dibidang produksi, sejumlah bes 1K1-J Shari berbagai versi diden dapat diproduksi lebih dari 1.400 buah sampai perang be, yang paling banyak berasal dari pabrik Naruyu dan Himeya yang memproduksi kurang lebih 1000 unitTotal pabrik di Naruyu dan Himeya membangun sekitar 1000 pesawat N1K1-J berbagai versiTotal pabrik di Naruyu dan Himeya membangun sekitar 1000 pesawat N1K1-J berbagai versiakhir.

Model awal Shiden memiliki beberapa masalah kronis. Sayap yang dipasang di tengah badan pesawat menghasilkan jarak pandang yang buruk, masalah serius bagi pilot saat mereka dogfight dengan pesawat tempur lawan. Roda pendaratan juga sering rusak akibat konstruksi aslinya dibuat untuk khusus mendarat di laut.

Dari hasil evaluasi kekurangan pada mode awal, Jepang membuat model baru yaitu N1K2-J Shiden-Kai. Model baru ini dirancang bukan hanya memperbaiki kekurangan model awal tetapi juga mampu diproduksi lebih cepat. N1K2-J Shiden-Kai dipersenjatai dengan 4 meriam otomatis 20mm yang mampu menembak jatuh pengebom B-29 Superfortress dan bom seberat 250kg, sehingga N1K2-J Shiden-Kai bisa menjadi pesawat serang darat apabila diperlukan.

N1K2-J Shiden-Kai mampu dipacu hingga kecepatan 650km/jam pada ketinggian 6000 meter dan dapat memanjat 1km dalam waktu semenit. Performa N1K2-J Shiden-Kai sama dengan performa Supermarine Spitfire bermesin Roll-Royce Merlin dan Messerschmitt Bf 109 F4. Akan tetapi masih sedikit kalah dengan Grumman F6F Hellcat.

Meskipun N1K2-J Shiden-Kai merupakan pesawat tempur terbaru Jepang yang memiliki potensi luar biasa, akan tetapi kebanyakan pesawat tersebut digunakan oleh pilot yang masih hijau untuk melancarkan serangan bunuh diri atau kamikaze. Sehingga catatan prestasi N1K2-J Shiden-Kai sangat sedikit di medan laga.

Galeri

Shiden-Kai milik Kōkūtai 343, yang ditemukan pada 18 November 1978 di Teluk Jyoen Hisayoshi. Pesawat ini dipajang di Nanreku Misho Koen, Prefektur Ehime, Jepang.[3] Kemungkinan pesawat ini dipiloti oleh Kaneyoshi Muto.

Referensi

Catatan

  1. ^ Francillon 1979, p. 321.
  2. ^ Francillon 1979, p. 325.
  3. ^ Pacific Wrecks, IJN 343 Kōkūtai, N1K2-J Model 21

Daftar pustaka

  • Angelucci, Enzo and Paolo Matricardi. World Aircraft: World War II, Volume II (Sampson Low Guides). Maidenhead, UK: Sampson Low, 1978. ISBN 0-562-00096-8.
  • Francillon, PhD., René J. Japanese Aircraft of the Pacific War. London: Putnam & Company Ltd., 1970. second edition 1979. ISBN 0-370-30251-6.
  • Francillon, PhD., René J. Kawanishi Kyofu, Shiden and Shiden Kai Variants (Aircraft in Profile 213). Windsor, Berkshire, UK: Profile Publications Ltd., 1971.
  • Galbiati, Fabio. "Battaglia Aerea del 19 Marzo su Kure.(in Italian)." Storia Militare magazine, Albertelli edizioni, N.166, July 2007.
  • Green, William. Famous Fighters of the Second World War. Garden City, NY: Doubleday & Company, 1960.
  • Green, William. Warplanes of the Second World War, Volume Three: Fighters. London: Macdonald & Co. (Publishers) Ltd., 1961 (seventh impression 1973). ISBN 0-356-01447-9.
  • "Corporation Report III: Kawanishi Aircraft Company, Ltd." United States Strategic Bombing Survey Aircraft Division., Washington, D.C. 1947.
  • Koseski, Krystian. Kawanishi N1K1/N1k2-J "Shiden/Kai" (in Polish). Warszawa, Poland: Wydawnictwo Susei, 1991. ISBN 83-900216-0-9.
  • Mondey, David. The Hamlyn Concise Guide to Axis Aircraft of World War II. London: Bounty Books, 2006. ISBN 0-7537-1460-4.
  • Sakaida, Henry. Imperial Japanese Navy Aces, 1937–45. Botley, Oxford, UK: Osprey Publishing, 1998. ISBN 1-85532-727-9.
  • Sakaida, Henry and Koji Takaki. Genda's Blade: Japan's Squadron of Aces, 343 Kōkūtai. Hersham, Surrey, UK: Classic Publications, 2003. ISBN 1-903223-25-3.
  • Tillman, Barrett. Whirlwind: The Air War Against Japan, 1942–1945. New York: Simon & Schuster, 2010. ISBN 978-1-41658-441-4.
  • United States Air Force Museum Guidebook. Wright-Patterson AFB, Ohio: Air Force Museum Foundation, 1975.
  • Werneth, Ron. "Rebirth of a Forgotten Japanese Navy Fighter." Flight Journal, Volume 13, Number 3, June 2008.

Pranala luar