Lompat ke isi

Warahan Lampung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Jwanpaca (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
Warahan adalah sastra tutur berasal dari daerah Lampung. Warahan disampaikan oleh satu orang yang disebut pewarah. Pada awalnya warahan tidak disertai musik, namun pada perkembangannya diiringi dengan alat musik tradisional yang disebut gambus lunik. Warahan atau disebut juga wawarahan dalam bahasa Lampung berarti berita atau cerita. Pada masa lalu warahan dipertunjukkan di depan penonton dengan menggunakan penerangan lampu semprong.<ref>{{Cite book|title=Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 Buku Dua|last=|first=|date=2018|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|isbn=|location=Jakarta|pages=67|url-status=live}}</ref> Warahan menyampaikan kisah-kisah seperti kepahlawanan, asal mula suku Lampung dan cerita anak-anak.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/warahan-lampung-warisan-budaya-takbenda-indonesia-2016/|title=Warahan Lampung, Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016|last=Wildan|first=Mohammad|date=15 November 2016|website=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Indonesiana Platform Kebudayaan|access-date=18 Januari 2020}}</ref>
Warahan adalah sastra tutur berasal dari daerah Lampung. Warahan disampaikan oleh satu orang yang disebut pewarah. Pada awalnya warahan tidak disertai musik, namun pada perkembangannya diiringi dengan alat musik tradisional yang disebut gambus lunik. Warahan atau disebut juga wawarahan dalam bahasa Lampung berarti berita atau cerita yang berasal dari kata dalam bahasa Lampung yakni wakha. Pada masa lalu warahan dipertunjukkan di depan penonton dengan menggunakan penerangan lampu semprong.<ref>{{Cite book|title=Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 Buku Dua|last=|first=|date=2018|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|isbn=|location=Jakarta|pages=67|url-status=live}}</ref> Warahan menyampaikan kisah-kisah seperti kepahlawanan, asal mula suku Lampung dan cerita anak-anak.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/warahan-lampung-warisan-budaya-takbenda-indonesia-2016/|title=Warahan Lampung, Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016|last=Wildan|first=Mohammad|date=15 November 2016|website=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Indonesiana Platform Kebudayaan|access-date=18 Januari 2020}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 18 Mei 2024 05.21

Warahan adalah sastra tutur berasal dari daerah Lampung. Warahan disampaikan oleh satu orang yang disebut pewarah. Pada awalnya warahan tidak disertai musik, namun pada perkembangannya diiringi dengan alat musik tradisional yang disebut gambus lunik. Warahan atau disebut juga wawarahan dalam bahasa Lampung berarti berita atau cerita yang berasal dari kata dalam bahasa Lampung yakni wakha. Pada masa lalu warahan dipertunjukkan di depan penonton dengan menggunakan penerangan lampu semprong.[1] Warahan menyampaikan kisah-kisah seperti kepahlawanan, asal mula suku Lampung dan cerita anak-anak.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 Buku Dua. Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. 2018. hlm. 67. 
  2. ^ Wildan, Mohammad (15 November 2016). "Warahan Lampung, Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Indonesiana Platform Kebudayaan. Diakses tanggal 18 Januari 2020.