Lompat ke isi

Story:Aristoteles: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ariyanto (bicara | kontrib)
k menambahkan kategori, agar tidak masuk filter halaman tanpa kategori (via JWB)
Ariyanto (bicara | kontrib)
k fix categories - (via JWB)
 
Baris 14: Baris 14:
Manusia melampaui fisika ketika ia mulai berpikir saat sedang melakukan pengamatan. Selama berpikir, akal manusia melepaskan diri dari pengamatan yang menggunakan indra untuk merasakan segala yang dapat dirasakan keberadaannya. Pengetahuan yang bersifat umum kemudian diketahui dari hal yang partikular dan nyata.
Manusia melampaui fisika ketika ia mulai berpikir saat sedang melakukan pengamatan. Selama berpikir, akal manusia melepaskan diri dari pengamatan yang menggunakan indra untuk merasakan segala yang dapat dirasakan keberadaannya. Pengetahuan yang bersifat umum kemudian diketahui dari hal yang partikular dan nyata.


Wikistories
wikistories___

Revisi terkini sejak 6 Juni 2024 03.35

Aristoteles
Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani yang menjadi guru dari Alexander Agung. Ia menjadi murid dari Plato ketika berada di Athena. Aristoteles belajar dari Plato selama 20 tahun, mulai pada umur 17 tahun.
Eric Gaba (User:Sting)
Aristoteles lahir di sebuah kota kecil bernama Stagira pada tahun 384 SM. Kota ini merupakan bagian dari semenanjung Kalkidiki. Pengasuhan Aristoteles dilakukan oleh keluarganya di Atarneus, Anatolia.
Tak diketahuiUnknown author
Pada awalnya, Aristoteles merupakan murid dari Plato. Namun ia kemudian menolak beberapa pemikiran Plato dan memulai pemikiran filsafatnya sendiri. Aristoteles mendirikan sebuah pusat pendidikan dan penelitian bernama Lyceum. Melalui tempat ini, ia menyampaikan pemikiran-pemikirannya yang kemudian memengaruhi pemikiran dari para filsuf, teolog atau ilmuwan lain.
Photo: Anderson
Aristoteles meyakini bahwa abstraksi menjadi pembentuk kategori yang dapat diterapkan ke objek pemikiran. Aristoteles menganggap bahwa pemikiran manusia melebihi tiga jenis abstraksi yang membentuk filsafat, yaitu fisika, matematika dan metafisika.
After Lisipos
Manusia melampaui fisika ketika ia mulai berpikir saat sedang melakukan pengamatan. Selama berpikir, akal manusia melepaskan diri dari pengamatan yang menggunakan indra untuk merasakan segala yang dapat dirasakan keberadaannya. Pengetahuan yang bersifat umum kemudian diketahui dari hal yang partikular dan nyata.
Jabril ibn Bukhtishu