Kepandiran: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 4: Baris 4:


== Konsep ==
== Konsep ==
Pada tahun 1995, Andreas Maercker  mendefinisikan kepandiran sebagai pemikiran yang kaku, dogmatis, dan tidak luwes yang menimbulkan perasaan pahit dan mungkin jengkel. Hal ini dianggap sebagai dasar ilusi keagungan seperti kemahatahuan, kemahakuasaan, dan tidak dapat diganggu gugat.{{cn|date=Februari 2018}}
Pada tahun 1995, [[Andreas Maercker]] mendefinisikan kepandiran sebagai pemikiran yang kaku, dogmatis, dan tidak luwes yang menimbulkan perasaan pahit dan mungkin jengkel. Hal ini dianggap sebagai dasar ilusi [[kemulukan]] seperti [[kemahatahuan]], [[kemahakuasaan]], dan sifat tidak dapat diganggu gugat.{{cn|date=Februari 2018}}


Beberapa peribahasa dari ''[[Kitab Amsal]]'' mencirikan ciri-ciri kepandiran (kebodohan atau kebebalan).<ref>Eldon Woodcock, ''Proverbs: A Topical Study'', [https://books.google.com/books?id=tbVKAwAAQBAJ&pg=PA20 p. 20] {{ISBN|9781579108182}}</ref>
Beberapa peribahasa dari ''[[Kitab Amsal]]'' mencirikan ciri-ciri kepandiran (kebodohan atau kebebalan).<ref>Eldon Woodcock, ''Proverbs: A Topical Study'', [https://books.google.com/books?id=tbVKAwAAQBAJ&pg=PA20 p. 20] {{ISBN|9781579108182}}</ref>


==Lihat pula==
==Lihat pula==

Revisi terkini sejak 13 Mei 2024 06.21

Stultitia oleh Giotto—dari lukisan dinding tujuh kebajikan dan kebalikannya di Kapel Scrovegni. Stultitia (kepandiran) ditampilkan sebagai kebalikan dari Prudentia (kebijaksanaan).

Kepandiran, kebahlulan, ketololan, disebut juga keahmakan[1] atau kehamikan[2] (Inggris: foolishness) adalah ketidakmampuan atau kegagalan untuk bertindak menurut akal karena kurangnya pertimbangan, kebodohan, sifat keras kepala, dan lain-lain.[3] Hal-hal seperti keimpulsifan datau pengaruh dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang masuk akal.[butuh rujukan] Alasan lain yang menunjukkan kepandiran termasuk sifat naif, mudah tertipu, dan mudah percaya. Kepandiran berbeda dengan kebodohan, yaitu kurangnya kecerdasan.[4] Perbuatan pandir disebut kepandiran, sedangkan orang yang pandir disebut si pandir. Lawan dari kepandiran adalah kebijaksanaan. [5]

Konsep[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1995, Andreas Maercker mendefinisikan kepandiran sebagai pemikiran yang kaku, dogmatis, dan tidak luwes yang menimbulkan perasaan pahit dan mungkin jengkel. Hal ini dianggap sebagai dasar ilusi kemulukan seperti kemahatahuan, kemahakuasaan, dan sifat tidak dapat diganggu gugat.[butuh rujukan]

Beberapa peribahasa dari Kitab Amsal mencirikan ciri-ciri kepandiran (kebodohan atau kebebalan).[6]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Indonesia) Arti kata ahmak dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  2. ^ (Indonesia) Arti kata hamik dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  3. ^ Kamus Bahasa Inggris Warisan Amerika
  4. ^ Robert J. Sternberg (2003), "Smart People Are Not Stupid, But They Sure Can Be Foolish", Why Smart People Can Be So Stupid, Yale University Press, hlm. 232 et seq, ISBN 9780300101706 
  5. ^ Nathan Rosenstreich, "Prudence and Folly", American Philosophical Quarterly, vol. 22, issue 2, 1985, JSTOR 20014085, p.  93.
  6. ^ Eldon Woodcock, Proverbs: A Topical Study, p. 20 ISBN 9781579108182

Pranala luar[sunting | sunting sumber]