Lompat ke isi

Kebulatan vokal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Berbuah salak (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{sedang dikembangkan}} {{about|kebulatan pada vokal|kebulatan pada konsonan|pembibiran|kegunaan lain|kebulatan (disambiguisasi)}} {{about|pembulatan bibir|pembulatan dalam mulut|pengaluran}} {{IPA notice}} Dalam fonetik, '''kebulatan vokal''' ialah bagaimana bibir membulat saat mengucapkan suatu vokal. Ketika suatu vokal ''bulat'' diucapkan, bibir akan membentuk bukaan yang bulat, dan vokal ''takbulat'' diucapkan dengan bibir yang rileks atau tak me...'
Tag: tanpa kategori [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Berbuah salak (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 5: Baris 5:


Dalam [[fonetik]], '''kebulatan vokal''' ialah bagaimana [[bibir]] membulat saat mengucapkan suatu [[vokal]]. Ketika suatu vokal ''bulat'' diucapkan, bibir akan membentuk bukaan yang bulat, dan vokal ''takbulat'' diucapkan dengan bibir yang rileks atau tak membulat. Dalam banyak bahasa, [[vokal depan]] cenderung tak bulat, dan [[vokal belakang]] cenderung dibulatkan. Namun, dalam beberapa bahasa, misalnya [[bahasa Prancis]], [[Bahasa Jerman|Jerman]] dan [[Bahasa Islandia|Islandia]], membedakan [[vokal depan]] yang bulat dan takbulat yang [[tinggi vokal|tinggi]]nya (tinggi lidah saat mengucapkan) sama, dan [[bahasa Vietnam]] membedakan [[vokal belakang]] yang bulat dan takbulat yang tingginya juga sama. Ada juga beberapa bahasa yang inventaris vokalnya tak mempunyai pembedaan kebulatan, misalnya [[bahasa Alekano]] yang hanya mempunyai vokal takbulat.{{sfnp|Deibler|1992}} Dalam tabel vokal [[Alfabet Fonetik Internasional|Alfabet Fonetik Internasional (AFI)]], vokal yang bulat muncul sebelah kanan vokal yang takbulat dan berpasangan dengannya. [[Diakritik]] {{unichar|0339|COMBINING RIGHT HALF RING BELOW|ulink=Phonetic symbols in Unicode|cwith=◌}} (cincin setengah kanan gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang lebih dan diakritik {{unichar|031C|COMBINING LEFT HALF RING BELOW|ulink=Phonetic symbols in Unicode|cwith=◌}} (cincin setengah kiri gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang kurang. Sehingga, vokal {{IPA|[o̜]}} mempunyai pembulatan yang kurang daripada vokal {{IPA|[o]}}, dan {{IPA|[o̹]}} mempunyai pembulatan yang lebih. Diakritik itu juga dapat digunakan pada vokal yang takbulat, misalnya vokal {{IPA|[ɛ̜]}} diucapkan dengan bibir yang lebih lebar daripada vokal {{IPA|[ɛ]}}, dan vokal {{IPA|[ɯ̹]}} diucapkan dengan bibir yang kurang lebar daripada vokal {{IPA|[ɯ]}}.<ref>'Further report on the 1989 Kiel Convention', ''Journal of the International Phonetic Association'' 20:2 (December 1990), p. 23.</ref>
Dalam [[fonetik]], '''kebulatan vokal''' ialah bagaimana [[bibir]] membulat saat mengucapkan suatu [[vokal]]. Ketika suatu vokal ''bulat'' diucapkan, bibir akan membentuk bukaan yang bulat, dan vokal ''takbulat'' diucapkan dengan bibir yang rileks atau tak membulat. Dalam banyak bahasa, [[vokal depan]] cenderung tak bulat, dan [[vokal belakang]] cenderung dibulatkan. Namun, dalam beberapa bahasa, misalnya [[bahasa Prancis]], [[Bahasa Jerman|Jerman]] dan [[Bahasa Islandia|Islandia]], membedakan [[vokal depan]] yang bulat dan takbulat yang [[tinggi vokal|tinggi]]nya (tinggi lidah saat mengucapkan) sama, dan [[bahasa Vietnam]] membedakan [[vokal belakang]] yang bulat dan takbulat yang tingginya juga sama. Ada juga beberapa bahasa yang inventaris vokalnya tak mempunyai pembedaan kebulatan, misalnya [[bahasa Alekano]] yang hanya mempunyai vokal takbulat.{{sfnp|Deibler|1992}} Dalam tabel vokal [[Alfabet Fonetik Internasional|Alfabet Fonetik Internasional (AFI)]], vokal yang bulat muncul sebelah kanan vokal yang takbulat dan berpasangan dengannya. [[Diakritik]] {{unichar|0339|COMBINING RIGHT HALF RING BELOW|ulink=Phonetic symbols in Unicode|cwith=◌}} (cincin setengah kanan gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang lebih dan diakritik {{unichar|031C|COMBINING LEFT HALF RING BELOW|ulink=Phonetic symbols in Unicode|cwith=◌}} (cincin setengah kiri gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang kurang. Sehingga, vokal {{IPA|[o̜]}} mempunyai pembulatan yang kurang daripada vokal {{IPA|[o]}}, dan {{IPA|[o̹]}} mempunyai pembulatan yang lebih. Diakritik itu juga dapat digunakan pada vokal yang takbulat, misalnya vokal {{IPA|[ɛ̜]}} diucapkan dengan bibir yang lebih lebar daripada vokal {{IPA|[ɛ]}}, dan vokal {{IPA|[ɯ̹]}} diucapkan dengan bibir yang kurang lebar daripada vokal {{IPA|[ɯ]}}.<ref>'Further report on the 1989 Kiel Convention', ''Journal of the International Phonetic Association'' 20:2 (December 1990), p. 23.</ref>

===Rujukan===
{{reflist}}

Revisi per 14 Juli 2024 06.34

Dalam fonetik, kebulatan vokal ialah bagaimana bibir membulat saat mengucapkan suatu vokal. Ketika suatu vokal bulat diucapkan, bibir akan membentuk bukaan yang bulat, dan vokal takbulat diucapkan dengan bibir yang rileks atau tak membulat. Dalam banyak bahasa, vokal depan cenderung tak bulat, dan vokal belakang cenderung dibulatkan. Namun, dalam beberapa bahasa, misalnya bahasa Prancis, Jerman dan Islandia, membedakan vokal depan yang bulat dan takbulat yang tingginya (tinggi lidah saat mengucapkan) sama, dan bahasa Vietnam membedakan vokal belakang yang bulat dan takbulat yang tingginya juga sama. Ada juga beberapa bahasa yang inventaris vokalnya tak mempunyai pembedaan kebulatan, misalnya bahasa Alekano yang hanya mempunyai vokal takbulat.[1] Dalam tabel vokal Alfabet Fonetik Internasional (AFI), vokal yang bulat muncul sebelah kanan vokal yang takbulat dan berpasangan dengannya. Diakritik U+0339 ◌̹ combining right half ring below (cincin setengah kanan gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang lebih dan diakritik U+031C ◌̜ combining left half ring below (cincin setengah kiri gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang kurang. Sehingga, vokal [o̜] mempunyai pembulatan yang kurang daripada vokal [o], dan [o̹] mempunyai pembulatan yang lebih. Diakritik itu juga dapat digunakan pada vokal yang takbulat, misalnya vokal [ɛ̜] diucapkan dengan bibir yang lebih lebar daripada vokal [ɛ], dan vokal [ɯ̹] diucapkan dengan bibir yang kurang lebar daripada vokal [ɯ].[2]

Rujukan

  1. ^ Deibler (1992).
  2. ^ 'Further report on the 1989 Kiel Convention', Journal of the International Phonetic Association 20:2 (December 1990), p. 23.