Emil Helfferich: Perbedaan antara revisi
citat |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Emil Helfferich''' (lahir di [[Neustadt]], [[Jerman]], tanggal [[17 Januari]] [[1878]] – meninggal di kota kelahirannya, pada tanggal [[22 Mei]] [[1972]] pada umur 94 tahun) adalah seorang Niagawan asal Jerman yang aktif dan memprakarsai hubungan bilateral Jerman-Indonesia dalam bidang ekonomi melalui '''''Deutscher Bund''''' sebagai kamar dagang dan industri Jerman di luar negeri. Emil secara aktif berkecimpung dalam dunia bisnis sejak Indonesia masih dalam pemerintahan [[Belanda]] (disebut dengan '''''[[Hindia Belanda]]''')'' mulai dari tahun 1899 hingga 1927. Seperti mengikuti garis keturunan, Emil berasal dari keluarga golongan menegah yang cukup berada. Ayahnya adalah seorang pengusaha tekstil dan juga bertugas sebagai ketua kamar dagang dan Industri setempat. Dibesarkan bersama dengan lima saudara laki-lakinya dan seorang saudara perempuan, Emil kecil tidak memiliki kecenderungan sama sekali tentang bisnis. Ketertarikannya jauh lebih besar ketimbang mengikuti jejak ayahnya dalam berniaga. Dalam biografinya ia mendeskripsikan dirinya dengan gambaran seseorang yang penuh daya khayal dengan emosi yang meluap, memiliki bakat di kesusastraan namun lemah dalam matematika.<ref>Helfferich, Emil, 1948. ''"Ein Leben"'' |
'''Emil Helfferich''' (lahir di [[Neustadt]], [[Jerman]], tanggal [[17 Januari]] [[1878]] – meninggal di kota kelahirannya, pada tanggal [[22 Mei]] [[1972]] pada umur 94 tahun) adalah seorang Niagawan asal Jerman yang aktif dan memprakarsai hubungan bilateral Jerman-Indonesia dalam bidang ekonomi melalui '''''Deutscher Bund''''' sebagai kamar dagang dan industri Jerman di luar negeri. Emil secara aktif berkecimpung dalam dunia bisnis sejak Indonesia masih dalam pemerintahan [[Belanda]] (disebut dengan '''''[[Hindia Belanda]]''')'' mulai dari tahun 1899 hingga 1927. Seperti mengikuti garis keturunan, Emil berasal dari keluarga golongan menegah yang cukup berada. Ayahnya adalah seorang pengusaha tekstil dan juga bertugas sebagai ketua kamar dagang dan Industri setempat. Dibesarkan bersama dengan lima saudara laki-lakinya dan seorang saudara perempuan, Emil kecil tidak memiliki kecenderungan sama sekali tentang bisnis. Ketertarikannya jauh lebih besar ketimbang mengikuti jejak ayahnya dalam berniaga. Dalam biografinya ia mendeskripsikan dirinya dengan gambaran seseorang yang penuh daya khayal dengan emosi yang meluap, memiliki bakat di kesusastraan namun lemah dalam matematika.<ref>Helfferich, Emil, 1948. ''"Ein Leben"'' (Jilid I) . Mettcker, Jever.</ref> |
||
Perjalanan Emil dengan dunia bisnis yang mengantarkannya hingga ke Indonesia diawali dengan magang di sebuah perusahaan ekspor-impor minuman keras dan anggur di Hamburg. Disinilah ia mulai menekuni kegiatan sebagai [[Pebisnis|Niagawan]] dan juga mendekatkan diri dengan dunia luar. Posisinya di Hamburg, selaku kota pelabuhan, menciptakan keinginan baru untuk mengarungi lautan pergi ke destinasi baru keluar dari eropa. Sebelum mewujudkan keinginnya ini, Emil merasa harus menuntaskan dulu kewajiban militernya. Dalam dinas tentaranya itu, ia merasanya nyaman dan terperanguh rasa patriotisme untuk mengarungi lautan sebagai Resimen [[Artileri]]. Namun karena kondisi fisiknya yang lemah, Emil menutup kemungkinan untuk menggapai cita-citanya melalui dunia Militer dan kembali ke dunia bisnis. Bersama sahabatnya, '''[[Georg Rademacher]]''', Emil naik kapal tujuan Penang yang kal itu masih menjadi bagian dari koloni pemerintahan Inggris. Baru pada bulan Mei 1901, dalam usia 23 tahun, Emil secara mandiri masuk ke Indonesia dengan tujuan [[Lampung]] karena tidak puas bekerja di belakang meja sebagai pegawai perusahan Perdagangan Jerman-Inggris.<ref>Bennett, Geoffrey, 2006. ''"The Pepper Trader: True Tales of the German East Asia Squadron and the Man who Cast them in Stone"''. Equinox Publishing, Jakarta.</ref> |
Perjalanan Emil dengan dunia bisnis yang mengantarkannya hingga ke Indonesia diawali dengan magang di sebuah perusahaan ekspor-impor minuman keras dan anggur di Hamburg. Disinilah ia mulai menekuni kegiatan sebagai [[Pebisnis|Niagawan]] dan juga mendekatkan diri dengan dunia luar. Posisinya di Hamburg, selaku kota pelabuhan, menciptakan keinginan baru untuk mengarungi lautan pergi ke destinasi baru keluar dari eropa. Sebelum mewujudkan keinginnya ini, Emil merasa harus menuntaskan dulu kewajiban militernya. Dalam dinas tentaranya itu, ia merasanya nyaman dan terperanguh rasa patriotisme untuk mengarungi lautan sebagai Resimen [[Artileri]]. Namun karena kondisi fisiknya yang lemah, Emil menutup kemungkinan untuk menggapai cita-citanya melalui dunia Militer dan kembali ke dunia bisnis. Bersama sahabatnya, '''[[Georg Rademacher]]''', Emil naik kapal tujuan Penang yang kal itu masih menjadi bagian dari koloni pemerintahan Inggris. Baru pada bulan Mei 1901, dalam usia 23 tahun, Emil secara mandiri masuk ke Indonesia dengan tujuan [[Lampung]] karena tidak puas bekerja di belakang meja sebagai pegawai perusahan Perdagangan Jerman-Inggris.<ref>Bennett, Geoffrey, 2006. ''"The Pepper Trader: True Tales of the German East Asia Squadron and the Man who Cast them in Stone"''. Equinox Publishing, Jakarta.</ref> |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
* Damhäuser, Berthold/Muntenbeck-Tullney, Ulrike, (Ed.) 1996. ''"Nelkenduft in Wolkenkratzern. Deutsche Experten über Indonesien"''. Katalis, Jakarta. |
* Damhäuser, Berthold/Muntenbeck-Tullney, Ulrike, (Ed.) 1996. ''"Nelkenduft in Wolkenkratzern. Deutsche Experten über Indonesien"''. Katalis, Jakarta. |
||
* Siebert, Rüdiger, 2002. ''"Berjejak di Indonesia : Kisah Hidup Sepuluh Tokoh Jerman"''. Katalis, Jakarta. |
* Siebert, Rüdiger, 2002. ''"Berjejak di Indonesia : Kisah Hidup Sepuluh Tokoh Jerman"''. Katalis, Jakarta. |
||
[[Kategori:Pebisnis Jerman]] |
[[Kategori:Pebisnis Jerman]] |
Revisi per 16 Oktober 2017 05.06
Emil Helfferich (lahir di Neustadt, Jerman, tanggal 17 Januari 1878 – meninggal di kota kelahirannya, pada tanggal 22 Mei 1972 pada umur 94 tahun) adalah seorang Niagawan asal Jerman yang aktif dan memprakarsai hubungan bilateral Jerman-Indonesia dalam bidang ekonomi melalui Deutscher Bund sebagai kamar dagang dan industri Jerman di luar negeri. Emil secara aktif berkecimpung dalam dunia bisnis sejak Indonesia masih dalam pemerintahan Belanda (disebut dengan Hindia Belanda) mulai dari tahun 1899 hingga 1927. Seperti mengikuti garis keturunan, Emil berasal dari keluarga golongan menegah yang cukup berada. Ayahnya adalah seorang pengusaha tekstil dan juga bertugas sebagai ketua kamar dagang dan Industri setempat. Dibesarkan bersama dengan lima saudara laki-lakinya dan seorang saudara perempuan, Emil kecil tidak memiliki kecenderungan sama sekali tentang bisnis. Ketertarikannya jauh lebih besar ketimbang mengikuti jejak ayahnya dalam berniaga. Dalam biografinya ia mendeskripsikan dirinya dengan gambaran seseorang yang penuh daya khayal dengan emosi yang meluap, memiliki bakat di kesusastraan namun lemah dalam matematika.[1]
Perjalanan Emil dengan dunia bisnis yang mengantarkannya hingga ke Indonesia diawali dengan magang di sebuah perusahaan ekspor-impor minuman keras dan anggur di Hamburg. Disinilah ia mulai menekuni kegiatan sebagai Niagawan dan juga mendekatkan diri dengan dunia luar. Posisinya di Hamburg, selaku kota pelabuhan, menciptakan keinginan baru untuk mengarungi lautan pergi ke destinasi baru keluar dari eropa. Sebelum mewujudkan keinginnya ini, Emil merasa harus menuntaskan dulu kewajiban militernya. Dalam dinas tentaranya itu, ia merasanya nyaman dan terperanguh rasa patriotisme untuk mengarungi lautan sebagai Resimen Artileri. Namun karena kondisi fisiknya yang lemah, Emil menutup kemungkinan untuk menggapai cita-citanya melalui dunia Militer dan kembali ke dunia bisnis. Bersama sahabatnya, Georg Rademacher, Emil naik kapal tujuan Penang yang kal itu masih menjadi bagian dari koloni pemerintahan Inggris. Baru pada bulan Mei 1901, dalam usia 23 tahun, Emil secara mandiri masuk ke Indonesia dengan tujuan Lampung karena tidak puas bekerja di belakang meja sebagai pegawai perusahan Perdagangan Jerman-Inggris.[2]
Referensi
- Damhäuser, Berthold/Muntenbeck-Tullney, Ulrike, (Ed.) 1996. "Nelkenduft in Wolkenkratzern. Deutsche Experten über Indonesien". Katalis, Jakarta.
- Siebert, Rüdiger, 2002. "Berjejak di Indonesia : Kisah Hidup Sepuluh Tokoh Jerman". Katalis, Jakarta.