Lompat ke isi

Buniayu, Tambak, Banyumas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rintojiang (bicara | kontrib)
k Suntingan Manualsamsung (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Great achievement
Tag: Pengembalian
 
(27 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
{{refimprove}}
{{refimprove}}

[[File:Rbtb buniayu.jpg|right|thumb|RBTB Buniayu]]
{{Desa
{{Desa
|nama = Buniayu,
|nama = Buniayu,
Baris 13: Baris 12:
'''Buniayu''' adalah sebuah [[Desa]] di [[Kecamatan]] [[Tambak, Banyumas|Tambak]], [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang berlokasi di sisi paling timur dari Kabupaten Banyumas dan berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Kebumen]].
'''Buniayu''' adalah sebuah [[Desa]] di [[Kecamatan]] [[Tambak, Banyumas|Tambak]], [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang berlokasi di sisi paling timur dari Kabupaten Banyumas dan berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Kebumen]].


Desa Buniayu tergolong sebagai desa agraris karena sebagian penduduknya berpencaharian sebagai petani.
==Kondisi geografis==
Wilayah Desa Buniayu berbukit-bukit serta bertanah subur karena diapit oleh dua sungai kecil, yaitu Sungai Ijo dan Sungai Manggis.


== Kondisi geografis ==
==Mata pencaharian penduduk==
Wilayah Desa Buniayu berbukit-bukit serta bertanah subur karena diapit oleh dua sungai kecil, yaitu Sungai Ijo dan Sungai Manggis.
Mayoritas penduduk Desa Buniayu adalah petani, sementara sebagian kecil adalah PNS dan wirausahawan. Namun, sebagian besar pemudanya pergi merantau ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sebagian juga bekerja sebagai TKI di mancanegara.


== Perekonomian penduduk ==
===Pertanian===
Mayoritas penduduk Desa Buniayu adalah petani, sementara sebagian kecil adalah PNS dan wirausahawan. Namun, sebagian besar pemudanya pergi merantau ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sebagian juga bekerja sebagai TKI di mancanegara. Para perantau sangat memberikan sumbangan terhadap kemajuan perekonomian Desa Buniayu.
[[Berkas:Angsa_di_halaman_warga.jpg|300px||thumb|right|Angsa yang dipelihara warga di halaman]]

=== Pertanian ===
[[Berkas:Angsa_di_halaman_warga.jpg|240px||jmpl|ka|Angsa yang dipelihara warga di halaman]]
Kondisi pertanian desa cukup berpotensi. Areal persawahan warga tersebar di sekeliling desa. Rata-rata panen padinya adalah dua kali per tahun serta diikuti penanaman palawija.
Kondisi pertanian desa cukup berpotensi. Areal persawahan warga tersebar di sekeliling desa. Rata-rata panen padinya adalah dua kali per tahun serta diikuti penanaman palawija.


===Obyek wisata===
=== Objek wisata ===
Desa Buniayu hanya berjarak sekitar 40 km dari Obyek Wisata Pantai Ayah/Logending, Kebumen. Desa juga dekat dengan Obyek Wisata Goa Jatijajar dan Goa Petruk, Kebumen.
Desa Buniayu hanya berjarak sekitar 40 km dari Objek Wisata Pantai Ayah/Logending, Kebumen. Desa juga dekat dengan Objek Wisata Goa Jatijajar dan Goa Petruk, Kebumen.


==Administrasi==
== Administrasi ==
===Lokasi===
=== Lokasi ===
Lokasi desa ini berada di jalur utama selatan Jawa yang padat serta dilewati lintasan Kereta Api jalur selatan. '''Terowongan Ijo''' yang pernah di pakai sebagai lokasi syuting film [[Kereta Api Terakhir]] hanya berjarak sekitar 50 meter dari tepi timur desa.
Lokasi desa ini berada di jalur utama Lintas Selatan Pulau Jawa, sekitar 27 Kilometer dari [[Banyumas, Banyumas|Kota Banyumas]] menuju [[Kota Magelang]], atau 10 Kilometer sebelum [[Gombong, Kebumen|Kota Gombong]]. Jalan utama desa berada di tengah-tengah lintasan Pereng, antara Kali Manggis dan Kali Ijo.


Desa Buniayu dilewati lintasan Kereta Api jalur selatan. '''Terowongan Ijo''' yang pernah di pakai sebagai lokasi syuting film [[Kereta Api Terakhir]] hanya berjarak sekitar 50 meter dari tepi timur desa.
===Pembagian wilayah===

Desa Buniayu terbagi dari empat ''grumbul'' (dukuh), yaitu Bengkek, Binayu, Gandu, dan Guntur. Dukuh Gandu merupakan dukuh yang paling padat dan maju.
=== Pembagian Wilayah ===
Desa Buniayu terbagi dari empat ''grumbul'' (dukuh), yaitu Bengkek, Binayu, Gandu, dan Guntur. Dukuh Bengkek merupakan dukuh yang paling padat dan maju secara fisik bangunan rumahnya. Namun dari sisi ekonomi, gerumbul Sigandu dan Guntur merupakan wilayah dengan ekonomi yang paling mapan, hal ini diketahui dari data bahwa lahan persawahan di Desa Buniayu, sebagian besar dimiliki oleh warga Sigandu dan Guntur. Wilayah desa Buniayu, terutama Sigandu dan Guntur adalah lahan subur, sementara wilayah Gerumbul Bengkek merupakan dataran yang berbukit, dengan kontur tanah miring dan tanah liat.

Hal lain juga dapat dilihat dari Jamaah Haji yang berasal dari Desa Buniayu, umumnya berasal dari Sigandu dan Guntur, adapun strata ekonomi peringkat 3 ada di gerumbul Buniayu.


{| class="Tabel Kategori Jumlah Penduduk"
{| class="Tabel Kategori Jumlah Penduduk"
Baris 48: Baris 53:
|}
|}


== Sarana dan prasarana ==
===Perangkat desa===
=== Transportasi dan Komunikasi ===
[[File:STRUKTUR PEMERINTAHAN.jpg|thumb|Struktur Pemerintahan Desa Buniayu Tahun 2013]]
[[Berkas:Buniayu.jpg|kiri|jmpl|Kondisi jalan Desa Buniayu]]
Jalan di desa Buniayu sebagian sudah beraspal. Pada wilayah yang digunakan sebagai lahan pertanian, hampir seluruh jalan sudah dilapisi aspal.


Desa Buniayu sudah memiliki saluran listrik dan telepon.
===Organisasi warga===
[[File:Monas rbtb.jpg|thumb|Kalender RBTB]]


=== Kesehatan ===
==Sarana dan prasarana==
Sarana Bidan Desa tersedia di Desa Buniayu, bahkan Bidan yang sebelumnya menjadi Bidan Desa, saat ini masih menetap di Desa Buniayu, sehingga ada 2 bidan yang praktek di desa ini.
===Transportasi dan komunikasi===
[[File:Buniayu.jpg|left|thumb|Kondisi jalan Desa Buniayu]]
Jalan di desa Buniayu sebagian sudah beraspal. Saluran listrik dan telepon juga sudah tersedia.


===Kesehatan===
=== Pendidikan ===
[[Berkas:Sd n 3 buniayu.jpg|kiri|240px|jmpl|Bangunan SDN Buniayu 3]]

Desa Buniayu memiliki fasilitas pendidikan berupa tiga SD Negeri, yaitu SDN Buniayu 1 sampai 3. Selain itu, juga tersedia satu TK dan satu SMP Swasta serta Pondok Pesantren.
===Pendidikan===
[[Berkas:Sd n 3 buniayu.jpg|left|300px|thumb|Bangunan SDN Buniayu 3]]
Desa Buniayu memiliki fasilitas pendidikan berupa tiga SD Negeri, yaitu SDN Buniayu 1 sampai 3. Selain itu, juga tersedia satu TK dan satu SMP Swasta serta Pondok Pesantren.


SDN Buniayu 1 termasuk ke dalam SD favorit hingga ke tingkat Kabupaten Banyumas.
SDN Buniayu 1 termasuk ke dalam SD favorit hingga ke tingkat Kabupaten Banyumas.


Para santri di Pondok Pesantren Miftahul Falah juga berasal dari desa-desa sekitar. Sebagian juga berasal dari luar [[Pulau Jawa]], misalnya Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan setingkat dengan SLTP.
===Keagamaan===
Tempat ibadah yang tersedia adalah lima Masjid Jami'e.




{{kelurahan-stub}}

Desa Buniayu mempunyai segudang cerita rakyat yang turun temurun sampai anak cucu,sebagai contoh legenda Panembahan Perawan Sunti yang konon ceritanya, di Desa Buniayu akan selalu ada pemuda ataupun pemudi yang tidak menikah dalam satu masa. Desa Buniayu lebih masuk dalam kategori desa agraris , yang sebagian penduduknya berpencaharian sebagai petani karena sebagian besar masyarakatnya sebagai petani maka tidak jarang desa buniayu termasuk salah satu desa pemasok kebutuhan pokok dalam negri ini yang salah satunya adalah beras.
kalau kita ngomong masalah kata buniayu mungkin orang kurang familiar dengan kata kata tersebut tapi inilah desa kita , desa yang asri ,sejuk dan segar.
-----------------------
LEGENDA DESA BUNIAYU
Legenda dari Buniayu cukup unik, Kata Buniayu berasal dari kata "Ibune + Ayu" = Ibunya Cantik, Kecantikannya begitu mempesona. Buniayu, sebutan ini awalnya adalah dari para pengagum sang pemimpin desa ini dimasa awal, seorang Ibu pemimpin yang rela untuk tidak menikah demi memimpin sebuah desa. Ibu inilah yang kemudian disebut "Perawan Sunti" atau Perawan Suci. Seorang gadis yang bertahan hidup tanpa menikah hingga akhir hayatnya, dan tetap mempertahankan kesuciannya.


=== Keagamaan ===
Konon Ibu Sunti ini adalah anak dari "Mbah Buyut Lekor". Mbah Buyut Lekor merupakan orang yang pertama kali babat desa Buniayu. Kepemimpinan Ibu Sunti tidak perlu diragukan lagi. Seorang Pemimpin Desa yang begitu bijaksana namun tegas dalam bersikap, rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Ibu Sunti begitu mempesona, keliling desa naik kuda menyambangi warganya.
Tempat ibadah yang tersedia adalah lima Masjid Jami'e.


== Legenda ==
Makam dari Ibu Sunti berada di Grumbul Sigandu, makamnya sebelah barat jalan. Sedangkan Orang Tuanya, "Mbah Buyut Lekor" ada disisi timur dipinggir kali Ijo. Makam inilah yang saat ini disebut sebagai Panembahan. Makam Ibu Sunti disebut "Panembahan Perawan Sunti" dan dan Makam Mbah Buyut Lekor disebut "Panembahan Buyut Lekor".
Penduduk Desa Buniayu memiliki banyak cerita rakyat yang turun-temurun. Misalnya adalah legenda Panembahan Perawan Sunti yang konon menyatakan bahwa di Desa Buniayu akan selalu ada pemuda ataupun pemudi yang tidak menikah dalam satu masa.


=== Asal Mula Nama Desa Buniayu ===
Panembahan Perawan Sunti banyak didatangi para Gadis yang nyekar, bertawasul dan berdo'a disana untuk dimudahkan mendapatkan Jodohnya. Ada himbauan dari Mbah Juru Kunci bahwa bila ada gadis yang disakiti oleh lelaki karena cinta, sangatlah "DILARANG DATANG" ke Panembahan Perawan Sunti, karena kalo bila ia bertawasul dan berdo'a di Makam ini dan menyebut nama Lekaki yang menyakitinya maka lelaki itu akan tergila-gila, obatnya adalah hanya dengan menikahinya.
Kata ''Buniayu'' berasal dari kata dalam [[bahasa Jawa]], yaitu "''Ibune''" (Ibunya) dan "''Ayu''" (cantik), sehingga secara utuh diterjemahkan sebagai ''Ibunya Cantik''. Sebutan ini awalnya digunakan untuk menyebut seorang wanita pemimpin desa pada masa awal yang rela untuk tidak menikah demi memimpin desanya. Ibu ini kemudian disebut '''Perawan Sunti''' atau ''Perawan Suci'' karena tidak menikah hingga akhir hayatnya dan tetap mempertahankan kesuciannya.


Konon, Ibu Sunti adalah putri dari ''Mbah Buyut Lekor'', yaitu orang yang pertama kali ''membabat alas'' (membuka hutan) untuk membangun Desa Buniayu. Ia dikisahkan memimpin desa dengan sangat bijaksana, tetapi tegas dalam bersikap, bahkan rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Dalam kisah turun-menurun, Ibu Sunti dikatakan berkeliling desa dengan mengendarai kuda untuk menyambangi warganya.
Ibu Sunti tidak ingin anak cucunya tidak menikah karena sakit hati, Ibu Sunti tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya daripada dia menikah dan meninggalkan warga yang dicintainya. "Ibu Sunti tidak menikah bukan karena patah hati atau kecewa dengan Lelaki" Makanya Ibu Sunti tidak rela kalo anak cucunya ada yang tidak nikah. Mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan dalam bidang sosial itu mungkin benar adanya. Mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah dan menjadi perawan sunti adalah suatu pilihan. Kita harus menghormatinya, asal bukan karena alasan sakit hati lalu tidak menikah. Ibu Sunti sangat membencinya, dan itu tidak bisa dijadikan alasan. Pesannya : "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat".
-----------------------------
Cerita tentang legenda desa ini cukup banyak seperti :
1. Cerita perseteruan antara Mbah Buyut Lekor dengan Ki Tambak Waringin,
2. Perjanjian tapal batas "Jati Teken" antara Mbah Buyut Lekor dan Ki Tambak Waringin.
3. Kisah Sebrang Kulon dan Sebrang Wetan dan Mitos Larangannya.
4. Sejarah Kendil Wesi.
5. Ritual Limolasan di Talang, setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan.


Makam Ibu Sunti berada di Grumbul Sigandu, sisi sebelah barat jalan. Sedangkan makam Mbah Buyut Lekor berada di sisi timur di dekat Kali Ijo. Makam Ibu Sunti disebut "Panembahan Perawan Sunti" dan Makam Mbah Buyut Lekor disebut "Panembahan Buyut Lekor".
Bila anda tertarik dengan kisah ini, datanglah ke Desa Buniayu. Lokasinya ada di Lintas Selatan Pulau Jawa, sekitar 27 Km dari Kota Banyumas menuju Magelang via Buntu, atau 10 KM sebelum kota Gombong. Bila anda dari arah Jakarta maka desa ini ada disisi kanan. Jalan utama desa ini ada di tengah-tengah lintasan Pereng, antara Kali Manggis dan Kali Ijo.


Makam Panembahan Perawan Sunti banyak didatangi para gadis untuk menyekar, bertawasul, dan berdoa agar dimudahkan mendapatkan jodoh. Ada himbauan dari Juru Kunci makam, jika ada gadis yang disakiti oleh lelaki karena cinta, sangat dilarang untuk datang ke Makam Panembahan Perawan Sunti. Jika larangan ini dilanggar, ada kepercayaan bahwa bila ia berdoa di makam ini dan menyebut nama pria yang menyakitinya, pria itu akan menjadi tergila-gila padanya dan obatnya adalah hanya dengan menikahinya.
Di Desa Buniayu, terdapat pondok pesantren dengan nama Miftahul Falah dan para santrinya berasal dari desa-desa sekitar dan ada juga dari luar jawa seperti Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan tidak semata-mata pelajaran diniyah tapi juga pendidikan formal setingkat SLTP.


Ibu Sunti tidak ingin anak-cucunya tidak menikah karena sakit hati, karena ia sendiri tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya, daripada iia menikah kemudian meninggalkan warga yang dicintainya. Itulah sebabnya Ibu Sunti tidak rela jika anak-cucunya ada yang tidak menikah. Ia berpesan, "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat."
Pembangunan di desa buniayu juga lumayan biar kata lambat tapi di sisi lain juga ada baiknya juga, di daerah yang sebagian wilayahnya digunakan sebagai lahan pertanian pembangunan yang utama di sektor jalannya, hampir keselurahan sampai pelosok-pelosok jalan diaspal/ dibeton
tp agak miris kelihatannya dibanding wilayah sekitar yang notabene mempunyai kedudukan yang sama tapi tingkat perkembangannya berbeda jauh,dari segi ekonomi desa buniayu masih kurang adanya campur tangan dari pihak pemerintah daerah setempat, kemajuan perekonomian di buniayu lebih banyak atas usaha pribadi warganya yang merantau ke luar daerah bahkan sampai ke luar negri,sedang pemerintah daerah setempat kurang adanya penjembatanannya


Namun, terdapat mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan Ibu Sunti dalam bidang sosial, yaitu dengan mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah.


=== Ritual Limolasan di Talang ===
Keanggotaan di Buniayu RBTB,
Ritual Limosan di Talang diadakan setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan.
http://rakyatbuniayu.blogspot.com/
Tradisi ini mulai menghilang perlahan sejak kurang lebih tahun 2005. Masyarakat sudah mulai melupakan seiring dengan perubahan generasi. Kondisi Talang sendiri sekarang sudah tidak seramai dulu.

Revisi terkini sejak 18 April 2021 04.36

Buniayu,
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanyumas
KecamatanTambak
Kode pos
53196
Kode Kemendagri33.02.08.2007 Edit nilai pada Wikidata


Buniayu adalah sebuah Desa di Kecamatan Tambak, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia, yang berlokasi di sisi paling timur dari Kabupaten Banyumas dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen.

Desa Buniayu tergolong sebagai desa agraris karena sebagian penduduknya berpencaharian sebagai petani.

Kondisi geografis

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Desa Buniayu berbukit-bukit serta bertanah subur karena diapit oleh dua sungai kecil, yaitu Sungai Ijo dan Sungai Manggis.

Perekonomian penduduk

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Desa Buniayu adalah petani, sementara sebagian kecil adalah PNS dan wirausahawan. Namun, sebagian besar pemudanya pergi merantau ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sebagian juga bekerja sebagai TKI di mancanegara. Para perantau sangat memberikan sumbangan terhadap kemajuan perekonomian Desa Buniayu.

Pertanian

[sunting | sunting sumber]
Angsa yang dipelihara warga di halaman

Kondisi pertanian desa cukup berpotensi. Areal persawahan warga tersebar di sekeliling desa. Rata-rata panen padinya adalah dua kali per tahun serta diikuti penanaman palawija.

Objek wisata

[sunting | sunting sumber]

Desa Buniayu hanya berjarak sekitar 40 km dari Objek Wisata Pantai Ayah/Logending, Kebumen. Desa juga dekat dengan Objek Wisata Goa Jatijajar dan Goa Petruk, Kebumen.

Administrasi

[sunting | sunting sumber]

Lokasi desa ini berada di jalur utama Lintas Selatan Pulau Jawa, sekitar 27 Kilometer dari Kota Banyumas menuju Kota Magelang, atau 10 Kilometer sebelum Kota Gombong. Jalan utama desa berada di tengah-tengah lintasan Pereng, antara Kali Manggis dan Kali Ijo.

Desa Buniayu dilewati lintasan Kereta Api jalur selatan. Terowongan Ijo yang pernah di pakai sebagai lokasi syuting film Kereta Api Terakhir hanya berjarak sekitar 50 meter dari tepi timur desa.

Pembagian Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Desa Buniayu terbagi dari empat grumbul (dukuh), yaitu Bengkek, Binayu, Gandu, dan Guntur. Dukuh Bengkek merupakan dukuh yang paling padat dan maju secara fisik bangunan rumahnya. Namun dari sisi ekonomi, gerumbul Sigandu dan Guntur merupakan wilayah dengan ekonomi yang paling mapan, hal ini diketahui dari data bahwa lahan persawahan di Desa Buniayu, sebagian besar dimiliki oleh warga Sigandu dan Guntur. Wilayah desa Buniayu, terutama Sigandu dan Guntur adalah lahan subur, sementara wilayah Gerumbul Bengkek merupakan dataran yang berbukit, dengan kontur tanah miring dan tanah liat.

Hal lain juga dapat dilihat dari Jamaah Haji yang berasal dari Desa Buniayu, umumnya berasal dari Sigandu dan Guntur, adapun strata ekonomi peringkat 3 ada di gerumbul Buniayu.

No Nama Dukuh Jumlah Penduduk Kategori
1. Sigandu jiwa Padat
2. Bengkek jiwa Padat
3. Guntur jiwa Padat
4. Binayu jiwa Padat

Sarana dan prasarana

[sunting | sunting sumber]

Transportasi dan Komunikasi

[sunting | sunting sumber]
Kondisi jalan Desa Buniayu

Jalan di desa Buniayu sebagian sudah beraspal. Pada wilayah yang digunakan sebagai lahan pertanian, hampir seluruh jalan sudah dilapisi aspal.

Desa Buniayu sudah memiliki saluran listrik dan telepon.

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Sarana Bidan Desa tersedia di Desa Buniayu, bahkan Bidan yang sebelumnya menjadi Bidan Desa, saat ini masih menetap di Desa Buniayu, sehingga ada 2 bidan yang praktek di desa ini.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Bangunan SDN Buniayu 3

Desa Buniayu memiliki fasilitas pendidikan berupa tiga SD Negeri, yaitu SDN Buniayu 1 sampai 3. Selain itu, juga tersedia satu TK dan satu SMP Swasta serta Pondok Pesantren.

SDN Buniayu 1 termasuk ke dalam SD favorit hingga ke tingkat Kabupaten Banyumas.

Para santri di Pondok Pesantren Miftahul Falah juga berasal dari desa-desa sekitar. Sebagian juga berasal dari luar Pulau Jawa, misalnya Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan setingkat dengan SLTP.

Keagamaan

[sunting | sunting sumber]

Tempat ibadah yang tersedia adalah lima Masjid Jami'e.

Penduduk Desa Buniayu memiliki banyak cerita rakyat yang turun-temurun. Misalnya adalah legenda Panembahan Perawan Sunti yang konon menyatakan bahwa di Desa Buniayu akan selalu ada pemuda ataupun pemudi yang tidak menikah dalam satu masa.

Asal Mula Nama Desa Buniayu

[sunting | sunting sumber]

Kata Buniayu berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu "Ibune" (Ibunya) dan "Ayu" (cantik), sehingga secara utuh diterjemahkan sebagai Ibunya Cantik. Sebutan ini awalnya digunakan untuk menyebut seorang wanita pemimpin desa pada masa awal yang rela untuk tidak menikah demi memimpin desanya. Ibu ini kemudian disebut Perawan Sunti atau Perawan Suci karena tidak menikah hingga akhir hayatnya dan tetap mempertahankan kesuciannya.

Konon, Ibu Sunti adalah putri dari Mbah Buyut Lekor, yaitu orang yang pertama kali membabat alas (membuka hutan) untuk membangun Desa Buniayu. Ia dikisahkan memimpin desa dengan sangat bijaksana, tetapi tegas dalam bersikap, bahkan rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Dalam kisah turun-menurun, Ibu Sunti dikatakan berkeliling desa dengan mengendarai kuda untuk menyambangi warganya.

Makam Ibu Sunti berada di Grumbul Sigandu, sisi sebelah barat jalan. Sedangkan makam Mbah Buyut Lekor berada di sisi timur di dekat Kali Ijo. Makam Ibu Sunti disebut "Panembahan Perawan Sunti" dan Makam Mbah Buyut Lekor disebut "Panembahan Buyut Lekor".

Makam Panembahan Perawan Sunti banyak didatangi para gadis untuk menyekar, bertawasul, dan berdoa agar dimudahkan mendapatkan jodoh. Ada himbauan dari Juru Kunci makam, jika ada gadis yang disakiti oleh lelaki karena cinta, sangat dilarang untuk datang ke Makam Panembahan Perawan Sunti. Jika larangan ini dilanggar, ada kepercayaan bahwa bila ia berdoa di makam ini dan menyebut nama pria yang menyakitinya, pria itu akan menjadi tergila-gila padanya dan obatnya adalah hanya dengan menikahinya.

Ibu Sunti tidak ingin anak-cucunya tidak menikah karena sakit hati, karena ia sendiri tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya, daripada iia menikah kemudian meninggalkan warga yang dicintainya. Itulah sebabnya Ibu Sunti tidak rela jika anak-cucunya ada yang tidak menikah. Ia berpesan, "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat."

Namun, terdapat mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan Ibu Sunti dalam bidang sosial, yaitu dengan mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah.

Ritual Limolasan di Talang

[sunting | sunting sumber]

Ritual Limosan di Talang diadakan setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan. Tradisi ini mulai menghilang perlahan sejak kurang lebih tahun 2005. Masyarakat sudah mulai melupakan seiring dengan perubahan generasi. Kondisi Talang sendiri sekarang sudah tidak seramai dulu.