Lompat ke isi

Bhagiratha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{TMH Infobox|
[[Image:Ganga Mahabalipuram.jpg|thumb|230px|right|"Penebusan dosa Bhagiratha", [[relief]] di [[Mahabalipuram]].]]
| Nama = Bhagiratha
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Bhagiratha''' ([[Sansekerta]]: भगीरथ, ''Bhagīratha'') adalah nama seorang raja keturunan [[Ikswaku]], putera [[Dilipa]], yang memerintah [[Ayodhya]] sebelum masa pemerintahan dan kejayaan Raja [[Dasarata]], ayah Sri [[Rama]]. Ia dikenal karena jasanya yang besar telah mengantarkan air Gangga ke muka bumi.
| Image = Shiva Bearing the Descent of the Ganges River, folio from a Hindi manuscript by the saint Narayan LACMA M.86.345.6.jpg
| Caption = Lukisan India kuno, menggambarkan Bhagiratha (kanan) memohon kepada [[Siwa]] untuk mengeluarkan air [[Gangga (Hindu)|Gangga]].
| Devanagari = भगीरथ
| Ejaan_Sanskerta = Bhagīratha
| Asal = [[Ayodhya]], [[Kerajaan Kosala]]
}}
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Bhagiratha''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: भाघीरथ ; ''Bhāgīratha'') adalah nama seorang raja keturunan [[Ikswaku]], putera [[Dilipa]], yang memerintah [[Ayodhya]] sebelum masa pemerintahan dan kejayaan [[Dasarata]], ayah [[Rama]]. Ia dikenal karena jasanya yang besar telah mengantarkan air [[sungai Gangga|Gangga]] ke muka bumi.


== Latar belakang ==
==Pengorbanan Bhagiratha==
Sebelum Bhagiratha naik tahta, raja pendahulunya selalu wafat dalam kesedihan. Hal itu dikarenakan leluhur Bhagiratha tidak mendapatkan upacara kematian yang lengkap agar mereka mencapai surga. Para leluhurnya tewas dengan mengenaskan karena terbakar oleh sorot mata [[Resi]] [[Kapila]] yang sedang marah. Setelah Bhagiratha mengetahui nasib tersebut, ia memutuskan untuk menurunkan air [[gangga (Hindu)|Gangga]] dari surga dengan melakukan penebusan dosa dan menitipkan kerajaan kepada menteri-menterinya. Untuk memohon agar [[Gangga (Hindu)|Gangga]] turun ke bumi, Bhagiratha melakukan tapa dengan teguh. Ia menengadah ke langit dan makan hanya sebulan sekali. Dewa [[Brahma]] berkenan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Bhagiratha dan mempersilakannya mengajukan permohonan. Akhirnya Bhagiratha memohon agar sungai Gangga turun dari surga. Brahma mengabulkan permohonan tersebut namun arus Gangga yang turun ke bumi sangat deras sehingga ada yang harus menahannya. Brahma kemudian menyuruh Bhagiratha agar melanjutkan tapanya dengan memuja [[Siwa]].


Sebelum Bhagiratha naik tahta, raja pendahulunya selalu wafat dalam kesedihan. Hal itu dikarenakan roh para leluhur Bhagiratha tidak dapat beristirahat dengan tenang semenjak mereka tewas dengan mengenaskan karena terbakar oleh sorot mata [[Resi]] [[Kapila]] yang sedang marah. Saat meninggal, abu mereka tidak mendapatkan upacara kematian yang layak sehingga tidak dapat mencapai [[surga]].
Kemudian Bhagiratha memuja [[Siwa]] dan memintanya agar bersedia menahan arus [[Gangga (Hindu)|Gangga]] yang turun ke bumi. Karena berkenan dengan pengorbanan Bhagiratha, Siwa mengabulkan permohonan tersebut. Brahma menyuruh Gangga agar turun ke bumi. dengan hati yang congkak, Gangga hendak menghanyutkan Dewa Siwa serta menyapu bumi dengan arus derasnya. Siwa tahu akan maksud Gangga tersebut lalu ia membuka ikat rambutnya sehingga rambutnya yang panjang kusut tersebut terjulur bagaikan jaring yang sangat lebar, dan menjebak Gangga yang turun ke bumi. Dengan rambutnya Dewa Siwa menampung air Gangga. Dewa Siwa mengizinkan Gangga keluar dari rambutnya dengan memberikan suatu celah kecil.


Saat Bhagiratha dilantik menjadi raja, [[Dilipa]] membeberkan masalah tersebut kepadanya. Dilipa mengatakan bahwa abu para leluhurnya harus disucikan dengan air [[Gangga]]. Setelah Bhagiratha tahu, ia bersumpah akan membawa air Gangga turun ke bumi. Akhirnya ia memutuskan untuk menurunkan air Gangga dari surga dengan cara melakukan penebusan dosa. Ia menitipkan kerajaan kepada para menterinya.
==Lihat pula==

== Pengorbanan Bhagiratha ==
[[Berkas:Ganga Mahabalipuram.jpg|kiri|240px|jmpl|Relief yang berjudul "Penebusan dosa Bhagiratha", terdapat di [[Mahabalipuram]].]]
Untuk memohon agar sungai Gangga turun ke bumi, Bhagiratha melakukan tapa dengan teguh. Ia menengadah ke langit dan makan hanya sebulan sekali. Dewa [[Brahma]] berkenan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Bhagiratha dan mempersilakannya mengajukan permohonan. Akhirnya Bhagiratha memohon agar [[sungai Gangga]] turun dari [[surga]]. Brahma mengabulkan permohonan tersebut namun arus Gangga yang turun ke bumi sangat deras sehingga ada yang harus menahannya. Brahma kemudian menyuruh Bhagiratha agar melanjutkan tapanya dengan memuja [[Siwa]].

== Turunnya Gangga ==

Bhagiratha memuja [[Siwa]] dan memintanya agar bersedia menahan arus [[Gangga (Hindu)|Gangga]] yang turun ke bumi. Karena berkenan dengan pengorbanan Bhagiratha, Siwa mengabulkan permohonan tersebut. Brahma menyuruh Gangga agar turun ke bumi. Dengan hati yang congkak, Gangga hendak menghanyutkan Siwa serta menyapu bumi dengan arus derasnya. Siwa tahu akan maksud Gangga tersebut, lalu ia membuka ikat rambutnya sehingga rambutnya yang panjang kusut tersebut terjulur bagaikan jaring yang sangat lebar, dan menjebak Gangga yang turun ke bumi. Dengan rambutnya, Siwa menampung air Gangga.

== Mengeluarkan Gangga dari rambut Siwa ==
[[Berkas:Ravi Varma-Descent of Ganga.jpg|ka|jmpl|Lukisan "Turunnya Gangga" karya [[Raja Ravi Varma]].]]

Setelah menjebak Gangga dengan rambutnya, Siwa melakukan [[meditasi]] yang sangat dalam. Hal itu membuat Bhagiratha tidak berani mengganggunya. Untuk mengeluarkan Gangga tanpa menimbulkan kemurkaan Siwa, Bhagiratha memohon kepada [[Parwati]], istri Siwa, supaya diberi jalan keluar. Parwati memanggil kedua puteranya, yaitu [[Ganesa]] dan [[Kartikeya]]. Atas saran Ganesa, Bhagiratha meminta bantuan Resi Gotama sebab hanya dia yang dapat membuat Siwa terkesan. Ganesa, Bhagiratha dan Kartikeya menuju asrama [[Resi]] [[Gotama (resi)|Gotama]] dengan menyamar sebagai kaum [[brahmana]]. Dengan kekuatan pikirannya, Ganesa membuat sapi di asrama tersebut menjadi gila. Mengetahui hal tersebut, sang resi memukul sapi tersebut hingga mati.

Setelah Resi Gotama membunuh seekor sapi, suasana asrama menjadi gempar sebab sang resi melakukan sebuah dosa besar. Ganesa menyarankan agar sang resi menyucikan dirinya dengan air Gangga yang terdapat di dalam rambut Siwa. Sang resi mematuhi saran tersebut, lalu ia memuja Siwa dan memberinya persembahan sehingga Siwa terkesan. Atas permintaan Resi Gotama, Siwa mengizinkan Gangga keluar dari rambutnya dengan memberikan suatu celah kecil. Air tersebut menyucikan sang resi.

Setelah air Gangga menyucikan Resi Gotama, Ganesa meminta ma'af kepada sang resi karena ia telah membuat sang resi melakukan kesalahan. Resi Gotama tersentuh dengan kejujuran Ganesa. Ia juga memberkati Bhagiratha setelah tahu bahwa raja tersebut telah membuat Gangga turun ke bumi.

== Lihat pula ==
* [[Gangga (Hindu)|Dewi Gangga]]
* [[Gangga (Hindu)|Dewi Gangga]]


Baris 14: Baris 39:
before=[[Dilipa]]|
before=[[Dilipa]]|
years=|
years=|
title=[[Dinasti Surya|Raja Hastinapura]]|
title=[[Dinasti Surya|Raja Ayodhya]]|
after=Sruta}}
after=Sruta}}
{{end box}}
{{end box}}


{{tokoh mitologi hindu}}
[[Kategori:Tokoh dalam Mitologi Hindu]]


[[Kategori:Raja dalam mitologi Hindu]]
[[en:Bhagiratha]]
[[fr:Bhagiratha]]
[[ja:バギーラタ]]
[[tr:Bhagiratha]]

Revisi terkini sejak 17 Mei 2021 02.22

Bhagiratha
भगीरथ
Lukisan India kuno, menggambarkan Bhagiratha (kanan) memohon kepada Siwa untuk mengeluarkan air Gangga.
Lukisan India kuno, menggambarkan Bhagiratha (kanan) memohon kepada Siwa untuk mengeluarkan air Gangga.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaBhagiratha
Ejaan Dewanagariभगीरथ
Ejaan IASTBhagīratha
AsalAyodhya, Kerajaan Kosala

Dalam mitologi Hindu, Bhagiratha (Sanskerta: भाघीरथ ; Bhāgīratha) adalah nama seorang raja keturunan Ikswaku, putera Dilipa, yang memerintah Ayodhya sebelum masa pemerintahan dan kejayaan Dasarata, ayah Rama. Ia dikenal karena jasanya yang besar telah mengantarkan air Gangga ke muka bumi.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Sebelum Bhagiratha naik tahta, raja pendahulunya selalu wafat dalam kesedihan. Hal itu dikarenakan roh para leluhur Bhagiratha tidak dapat beristirahat dengan tenang semenjak mereka tewas dengan mengenaskan karena terbakar oleh sorot mata Resi Kapila yang sedang marah. Saat meninggal, abu mereka tidak mendapatkan upacara kematian yang layak sehingga tidak dapat mencapai surga.

Saat Bhagiratha dilantik menjadi raja, Dilipa membeberkan masalah tersebut kepadanya. Dilipa mengatakan bahwa abu para leluhurnya harus disucikan dengan air Gangga. Setelah Bhagiratha tahu, ia bersumpah akan membawa air Gangga turun ke bumi. Akhirnya ia memutuskan untuk menurunkan air Gangga dari surga dengan cara melakukan penebusan dosa. Ia menitipkan kerajaan kepada para menterinya.

Pengorbanan Bhagiratha[sunting | sunting sumber]

Relief yang berjudul "Penebusan dosa Bhagiratha", terdapat di Mahabalipuram.

Untuk memohon agar sungai Gangga turun ke bumi, Bhagiratha melakukan tapa dengan teguh. Ia menengadah ke langit dan makan hanya sebulan sekali. Dewa Brahma berkenan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Bhagiratha dan mempersilakannya mengajukan permohonan. Akhirnya Bhagiratha memohon agar sungai Gangga turun dari surga. Brahma mengabulkan permohonan tersebut namun arus Gangga yang turun ke bumi sangat deras sehingga ada yang harus menahannya. Brahma kemudian menyuruh Bhagiratha agar melanjutkan tapanya dengan memuja Siwa.

Turunnya Gangga[sunting | sunting sumber]

Bhagiratha memuja Siwa dan memintanya agar bersedia menahan arus Gangga yang turun ke bumi. Karena berkenan dengan pengorbanan Bhagiratha, Siwa mengabulkan permohonan tersebut. Brahma menyuruh Gangga agar turun ke bumi. Dengan hati yang congkak, Gangga hendak menghanyutkan Siwa serta menyapu bumi dengan arus derasnya. Siwa tahu akan maksud Gangga tersebut, lalu ia membuka ikat rambutnya sehingga rambutnya yang panjang kusut tersebut terjulur bagaikan jaring yang sangat lebar, dan menjebak Gangga yang turun ke bumi. Dengan rambutnya, Siwa menampung air Gangga.

Mengeluarkan Gangga dari rambut Siwa[sunting | sunting sumber]

Lukisan "Turunnya Gangga" karya Raja Ravi Varma.

Setelah menjebak Gangga dengan rambutnya, Siwa melakukan meditasi yang sangat dalam. Hal itu membuat Bhagiratha tidak berani mengganggunya. Untuk mengeluarkan Gangga tanpa menimbulkan kemurkaan Siwa, Bhagiratha memohon kepada Parwati, istri Siwa, supaya diberi jalan keluar. Parwati memanggil kedua puteranya, yaitu Ganesa dan Kartikeya. Atas saran Ganesa, Bhagiratha meminta bantuan Resi Gotama sebab hanya dia yang dapat membuat Siwa terkesan. Ganesa, Bhagiratha dan Kartikeya menuju asrama Resi Gotama dengan menyamar sebagai kaum brahmana. Dengan kekuatan pikirannya, Ganesa membuat sapi di asrama tersebut menjadi gila. Mengetahui hal tersebut, sang resi memukul sapi tersebut hingga mati.

Setelah Resi Gotama membunuh seekor sapi, suasana asrama menjadi gempar sebab sang resi melakukan sebuah dosa besar. Ganesa menyarankan agar sang resi menyucikan dirinya dengan air Gangga yang terdapat di dalam rambut Siwa. Sang resi mematuhi saran tersebut, lalu ia memuja Siwa dan memberinya persembahan sehingga Siwa terkesan. Atas permintaan Resi Gotama, Siwa mengizinkan Gangga keluar dari rambutnya dengan memberikan suatu celah kecil. Air tersebut menyucikan sang resi.

Setelah air Gangga menyucikan Resi Gotama, Ganesa meminta ma'af kepada sang resi karena ia telah membuat sang resi melakukan kesalahan. Resi Gotama tersentuh dengan kejujuran Ganesa. Ia juga memberkati Bhagiratha setelah tahu bahwa raja tersebut telah membuat Gangga turun ke bumi.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Didahului oleh:
Dilipa
Raja Ayodhya Diteruskan oleh:
Sruta