Sumber Q: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(46 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Sumber Q''' atau '''Q''' (''Q'' dari [[bahasa Jerman]] ''Quelle'', "sumber") adalah sebuah sumber tekstual yang dipostulasikan dan kini hilang untuk [[Injil Matius]] dan [[Injil Lukas]].
{{disambig info|Q}}'''Sumber Q''' atau '''Q''' (''Q'' dari [[bahasa Jerman]] ''Quelle'', "sumber") adalah sebuah sumber tekstual yang dipostulasikan dan kini hilang untuk [[Injil Matius]] dan [[Injil Lukas]].


Pengakuan para pakar [[Perjanjian Baru]] abad ke-19 bahwa [[Injil Matius|Matius]] dan [[Injil Lukas|Lukas]] bersama-sama menggunakan banyak bahan yang tidak ada di dalam sumber-sumber bersama mereka yang umumnya diakui, yaitu [[Injil Markus]], telah membuat orang mengusulkan tentang hadirnya sebuah sumber bersama ''kedua'', yang diistilahkan sebagai dokumen Q. Teks hipotetis yang hilang ini —yang juga disebut '''Injil Q''', '''Injil Ucapan-ucapan Q''', '''Sumber Ucapan-ucapan Sinoptik''', dan pada [[abad ke-19]] disebut '''[[Logia]]'''—tampaknya kemungkinan besar terdiri dari suatu kumpulan ucapan-ucapan [[Yesus]]. Pengakuan tentang adanya dokumen ''Q'' ini adalah inti sari dari "[[ hipotesis dua sumber]]."
Pengakuan para pakar [[Perjanjian Baru]] abad ke-19 bahwa [[Injil Matius|Matius]] dan [[Injil Lukas|Lukas]] bersama-sama menggunakan banyak bahan yang tidak ada di dalam sumber-sumber bersama mereka yang umumnya diakui, yaitu [[Injil Markus]], telah membuat orang mengusulkan tentang hadirnya sebuah sumber bersama ''kedua'', yang diistilahkan sebagai dokumen Q. Teks hipotetis yang hilang ini —yang juga disebut '''Injil Q''', '''Injil Ucapan-ucapan Q''', '''Sumber Ucapan-ucapan Sinoptik''', dan pada [[abad ke-19]] disebut '''[[Logia]]'''—tampaknya kemungkinan besar terdiri dari suatu kumpulan ucapan-ucapan [[Yesus]]. Pengakuan tentang adanya dokumen ''Q'' ini adalah inti sari dari " [[hipotesis dua sumber]]."


Hipotesis dua sumber ini merupakan solusi yang paling sederhana dan paling luas diterima terhadap [[masalah sinoptik]] yang dimunculkan oleh kesamaan-kesamaan tekstual antara kedua Injil, dengan [[Injil Markus]] sebagai sumber yang satu, dan ''Q'' sumber yang lainnya.
Hipotesis Dua Sumber ini merupakan solusi yang paling sederhana dan paling luas diterima terhadap [[masalah sinoptik]] yang dimunculkan oleh kesamaan-kesamaan tekstual antara kedua Injil, dengan [[Injil Markus]] sebagai sumber yang satu, dan ''Q'' sumber yang lainnya.


== Teori tentang sumber kedua bersama==
== Teori tentang sumber kedua bersama ==
Kehadiran Q muncul dari argumen bahwa baik Matius maupun Lukas masing-masing tidak tergantung pada satu sama lain di dalam ''tradisi ganda'' (yakni apa yang disebut oleh para pakar Perjanjian Baru sebagai bahan yang sama-sama dimiliki oleh Matius dan Lukas yang tidak muncul di dalam Markus). Namun, kesamaan verbal antara Matius dan Lukas begitu dekat dalam beberapa bagian dari tradisi ganda sehingga tradisi ganda dijelaskan sebagai suatu hubungan sastrawi yang tidak langsung, yakni, melalui penggunaan suatu sumber atau sumber-sumber tertulis bersama.
Kehadiran Q muncul dari argumen bahwa baik Matius maupun Lukas masing-masing tidak tergantung pada satu sama lain di dalam ''tradisi ganda'' (yakni apa yang disebut oleh para pakar Perjanjian Baru sebagai bahan yang sama-sama dimiliki oleh Matius dan Lukas yang tidak muncul di dalam Markus). Namun, kesamaan verbal antara Matius dan Lukas begitu dekat dalam beberapa bagian dari tradisi ganda sehingga tradisi ganda dijelaskan sebagai suatu hubungan sastrawi yang tidak langsung, yakni, melalui penggunaan suatu sumber atau sumber-sumber tertulis bersama.


Argumen-argumen untuk independensi Lukas dan Matius termasuk:
Argumen-argumen untuk kemandirian Lukas dan Matius termasuk:
*Matius dan Lukas mempunyai konteks-konteks yang berbeda untuk bahan-bahan tradisi ganda material. Dikatakan bahwa lebih mudah menjelaskan pengaturan Lukas yang secara “artistik lebih jelek” terhadap tradisi ganda ke dalam konteks-konteks yang lebih primitif di dalam Injilnya karena ia tidak mengetahui kehadiran Matius.
* Matius dan Lukas mempunyai konteks-konteks yang berbeda untuk bahan-bahan tradisi ganda material. Dikatakan bahwa lebih mudah menjelaskan pengaturan Lukas yang secara “sastra mutunya lebih buruk” terhadap tradisi ganda ke dalam konteks-konteks yang lebih primitif di dalam Injilnya karena ia tidak mengetahui kehadiran Matius.
*Bentuk dari bahan-bahan ini kadang-kadang kelihatan lebih primitif dalam Matius tetapi pada kesempatan-kesempatan lainnya lebih primitif di dalam Lukas.
* Bentuk dari bahan-bahan ini kadang-kadang kelihatan lebih primitif dalam Matius tetapi pada kesempatan-kesempatan lainnya lebih primitif di dalam Lukas.
*Independensi lebih mungkin mengingat tidak digunakannya tradisi non-Markus oleh pihak yang lainnya, khususnya dalam cerita-cerita tentang kelahiran, silsilah, dan kebangkitan.<!--
* Kemandirian lebih mungkin mengingat tidak digunakannya tradisi non-Markus oleh pihak yang lainnya, khususnya dalam cerita-cerita tentang kelahiran, silsilah, dan kebangkitan Yesus.
*Menurut argumentasi, Lukas tidak mengambil tambahan-tambahan yang terdapat di dalam Matius's additions inserted into Markus material, nor does Matius Lukas's.
* Menurut argumentasi, Lukas tidak menggunakan tambahan-tambahan yang terdapat di dalam Injil Matius yang disisipkan ke dalam bahan-bahan Markus, demikian pula Matius tidak menggunakan tambahan-tambahan yang terdapat di dalam Injil Lukas.
*Doublets. Sometimes it appears that doublets in Matius dan Lukas have one-half that comes from Markus dan the other half from some common source, such as Q.
* Dua tulisan yang sama (doublet). Kadang-kadang tampak bahwa dua tulisan yang sama di Matius dan Lukas mengandung setengah bagian yang berasal dari Markus dan setengahnya lagi dari suatu sumber bersama, seperti Q.


Even if Matius dan Lukas are independent (see [[Markus priority]]), the Q hipotesis states that they used a common ''document''. Arguments for Q being a written document include:
Bahkan bila Matius dan Lukas mandiri (lihat [[prioritas Markus]]), hipotesis Q menyatakan bahwa mereka menggunakan suatu ''dokumen’' bersama. Argumen-argumen untuk Q sebagai suatu dokumen tertulis mencakup:
*Exactness in wording. Sometimes the exactness in wording is striking, for example, [[Matius 6:24]] = Lukas 16:13 (27/28 Greek words); Matius 7:7&ndash;8 = Lukas 11:9&ndash;10 (24/24 Greek words).
* Ketepatan dalam penggunaan kata-kata. Kadang-kadang ketepatan dalam penggunaan kata-kata sangat mencolok, misalnya, [[Matius 6:24]] = Lukas 16:13 (27 dari 28 kata bahasa Yunani); Matius 7:7–8 = Lukas 11:9–10 (24 dari 24 kata bahasa Yunani).
* Ada kesamaan urutan antara kedua [[Khotbah di Bukit]].
*There is commonality in order between the two [[Sermon on the Mount|Sermons on/at the Mount]].
* Kehadiran doublet, di mana Matius dan Lukas kadang-kadang menyajikan dua versi dari ucapan yang sama namun dalam konteks yang berbeda. Doublet sering kali berfungsi sebagai petunjuk tentang adanya dua sumber tertulis.
*The presence of doublets, where Matius dan Lukas sometimes present two versions of a similar saying but in different contexts. Doublets often serve as a sign of two written sources.
* Tema-tema tertentu, seperti misalnya pandangan [[Kitab Ulangan|deuteronomistik]] tentang sejarah, lebih menonjol di dalam Q ketimbang di dalam Matius atau Lukas. [http://www.aramaicnt.org/site/index.php?mode=article&entry=30] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070117132726/http://www.aramaicnt.org/site/index.php?mode=article&entry=30 |date=2007-01-17 }}
*Certain themes, such as the [[Deuteronomy|Deuteronomistic]] view of history, are more prominent in Q than in either Matius or Lukas individually.


== Pendapat yang menolak teori tentang sumber kedua bersama ==
[http://www.aramaicnt.org/site/index.php?mode=article&entry=30]
Austin Farrer, Michael Goulder, dan Mark Goodacre mengajukan pendapatnya yang menentang Q, sementara mempertahankan keutamaan (prioritas) Markus, sambil mengklaim bahwa Matius digunakan oleh Lukas. Para pakar lainnya menolak Q karena mereka berpegang pada keutamaan Matius. Argumen-argumen mereka antara lain mengatakan:


* Ada "kasus ''[[prima facie]]''" bahwa dua dokumen bersama-sama mengoreksi bahasa Markus, menambahkan kisah tentang kelahiran dan epilog tentang kebangkitan, dan menambahkan sejumlah besar bahan-bahan ucapan yang kemungkinan sekali saling mengetahui kehadiran yang lainnya, jadi cakupan yang serupa itu tidak terjadi secara kebetulan.
==The case against a sumber kedua bersama==
* Secara spesifik ada 347 kesempatan (menurut perhitungan Neirynck) di mana satu atau lebih kata ditambahkan ke dalam teks yang berasal dari Markus dalam Injil Matius dan Lukas; semuanya ini disebut sebagai "kesepakatan kecil " menentang Markus. 198 kasus melibatkan satu kata, 82 melibatkan dua kata, 35 melibatkan tiga kata, 16 empat kata, dan 16 kesempatan melibatkan lima kata atau lebih dalam teks-teks yang telah hilang dari Matius dan Lukas dibandingkan dengan Markus passages.
Austin Farrer, Michael Goulder, dan Mark Goodacre have argued against Q, while maintaining Markus priority, claiming the use of Matius by Lukas. Other scholars argue against Q because they hold to Matthean priority. Their arguments include:
* Sementara para pendukung mengatakan bahwa penemuan [[Injil Tomas]] mendukung konsep tentang adanya sebuah " Injil ucapan-ucapan," Goodacre menunjukkan bahwa Q mempunyai suatu struktur naratif yang dibangun dan bukan cuma sekadar daftar ucapan-ucapan Yesus.
* Sebagian orang mengajukan argumen yang didasarkan pada kenyataan bahwa salinan Q yang tersisa tidak ada dan bahwa tidak ada satupun penulis Gereja perdana yang merujuk (secara tegas) kepada dokumen Q.
* Para pakar seperti William Farmer berpendapat bahwa Matius adalah Injil yang pertama, Lukas kedua, dan bahwa Markus meringkaskan Matius dan Lukas ( [[hipotesis Griesbach]]). Q, bagian dari [[Hipotesis Dua Sumber]], tidak akan pernah ada apabila prioritas Matius memang benar, karena Lukas tentu memperoleh bahan-bahan tradisi tiga-lapisnya ("Markus") dan tradisi ganda ("Q") dari Matius.
* Sarjana-sarjana seperti misalnya [[John Wenham]] memegang [[hipotesis Augustinian]] bahwa Matius adalah Injil yang pertama, Markus kedua, dan Lukas yang ketiga, dan berdasarkan alasan-alasan yang sama menentang mereka yang berpegang pada hipotesis Griesbach. Dalam pandangan ini, mereka mendapatkan dukungan dari tradisi Gereja.
* Selain itu, [[Eta Linnemann]] menolak hipotesis dokumen Q dan menyangkal bahwa [[masalah sinoptik]] itu memang ada.[http://www.biblicalstudies.org.uk/pdf/q_linnemann.pdf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070629150351/http://www.biblicalstudies.org.uk/pdf/q_linnemann.pdf |date=2007-06-29 }}


== Sejarah ==
*There is a "''[[prima facie]]'' case" that two documents both correcting Markuss language, adding birth narratives dan a resurrection epilogue, dan adding a large amount of sayings material are likely to know each other, rather than to have such similar scope by coincidence.
Bila Q memang pernah ada, dokumen ini tentunya telah lenyap pada masa yang sangat dini, karena tidak ada satu salinan pun yang pernah ditemukan dan tidak ada catatan-catatan yang pasti yang pernah dibuat pada masa kuno (namun lihat diskusi tentang kesaksian Papias di bawah).
*Specifically, there are 347 instances (by Neirynck's count) where one or more words are added to the Markus text in both Matius dan Lukas; these are called the "minor agreements" against Markus. One hundred ninety-eight instances involve one word, 82 involve two words, 35 three, 16 four, dan 16 instances involve five or more words in the extant texts of Matius dan Lukas as compared to Markus passages.
*While supporters say that the discovery of the [[Injil of Thomas]] supports the concept of a "sayings Injil," Goodacre points out that Q has a narrative structure as reconstructed dan is not simply a list of sayings.
*Some make an argument based on the fact that there is no extant copy of Q dan that no early church writer makes a (unambiguous) reference to a Q document.
*Scholars such as William Farmer maintain that Matius was the first Injil, Lukas the second, dan that Markus abbreviated Matius dan Lukas (the [[Griesbach hipotesis]]). Q, part of the [[Hipotesis dua sumber]], would not have existed if Matthean priority is true, as Lukas would have gotten his triple tradisi ("Markus") dan tradisi ganda ("Q") material from Matius.
*Scholars such as [[John Wenham]] hold to the [[Augustinian hipotesis]] that Matius was the first Injil, Markus the second, dan Lukas the third, dan object on similar grounds to those who hold to the Griesbach hipotesis. They enjoy the support of church tradisi on this point.
*In addition, [[Eta Linnemann]] rejects the Q document hipotesis dan denies there is a [[Masalah sinoptik]] at all.[http://www.biblicalstudies.org.uk/pdf/q_linnemann.pdf]


Pada masa modern, orang pertama yang menghipotesiskan sumber seperti Q adalah seorang Inggris, Herbert Marsh, pada [[1801]] dalam sebuah pemecahan yang rumit terhadap masalah sinoptik sehingga rekan-rekan sezamannya mengabaikannya. Marsh memberikan label kepada sumber ini dengan huruf Ibrani, ''beth''.
==History==
If Q ever existed, it must have disappeared very early, since no copies of it have been recovered dan no definitive notices of it have been recorded in antiquity (but see the discussion of the Papias testimony below).


Orang berikutnya yang mengajukan hipotesis Q adalah seorang Jerman yang bernama [[Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher|Schleiermacher]] pada [[1832]], yang menafsirkan suatu pernyataan misterius oleh penulis Kristen perdana [[Papias]] dari [[Hierapolis]], sekitar tahun 125: "Matius menyusun ucapan-ucapan ([[bahasa Yunani]]: ''logia'') Tuhan dalam cara bicara dalam [[bahasa Ibrani]]." Bukannya penafsiran tradisional bahwa Papias mengacu kepada tulisan-tulisan Matius dalam bahasa Ibrani, Schleiermacher percaya bahwa Papias sesungguhnya sedang memberikan kesaksian terhadap suatu kumpulan ucapan yang tersedia bagi para [[penulis Injil]].
In modern times, the first person to hypothesize a Q-like source was an Englishman, Herbert Marsh, in [[1801]] in a complicated solution to the masalah sinoptik that his contemporaries ignored. Marsh labeled this source with the Hebrew letter ''beth''.


Pada [[1838]] seorang Jerman lainnya, [[Christian Hermann Weisse]], mengangkat pendapat Schleiermacher tentang suatu sumber ucapan dan menggabungkannya dengan gagasan mengenai [[Prioritas Markus]] untuk meruuskan apa yang kini dikenal sebagai Hipotesis Dua Sumber, di mana baik Matius maupun Lukas menggunakan Markus dan sumber yang berisi ucapan-ucapan. [[Heinrich Julius Holtzmann]] mendukung pendekatan ini dalam suatu pembahasan yang berpengaruh tentang masalah sinoptik pada [[1863]], dan sejak itu Hipotesis Dua Sumber tetap dominan
The next person to advance the Q hipotesis was the German [[Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher| Schleiermacher]] in [[1832]], who interpreted an enigmatic statement by the early Christian writer [[Papias]] of [[Hierapolis]], ''circa'' 125: "Matius compiled the oracles ([[Greek language|Greek]]: ''logia'') of the Lord in a [[Hebrew language|Hebrew]] manner of speech." Rather than the tradisional interpretation that Papias was referring to the writing of Matius in Hebrew, Schleiermacher believed that Papias was actually giving witness to a sayings collection that was available to the [[Evangelist]]s.


Pada masa itu, Q biasanya disebut sebagai ''Logia'' berdasarkan pernyataan Papias, dan memberikannya lambang Lambda (Λ). Namun, menjelang akhir abad ke-19, muncul keragu-raguan tentang seberapa tepatnya mengandalkan keberadaan kumpulan ucapan-ucapan di dalam kesaksian Papias itu. Karena itu, lambang Q yang netral (yang diciptakan oleh Johannes Weiss berdasarkan kata dalam bahasa Jerman ''Quelle'', yang berarti ''sumber'') diterima supaya para pakar dapat tetap mandiri terhadap kumpulan ucapan-ucapan itu dan hubungannya dengan Papias.
In [[1838]] another German, [[Christian Hermann Weisse]], took Schleiermacher's suggestion of a sayings source dan combined it with the idea of [[Markus priority]] to formulate what is now called the Hipotesis dua sumber, in which both Matius dan Lukas used Markus dan the sayings source. [[Heinrich Julius Holtzmann]] endorsed this approach in an influential treatment of the masalah sinoptik in [[1863]], dan the Hipotesis dua sumber has maintained its dominance ever since.


Dalam dua dekade pertama dari [[abad ke-20]], dibuatlah lebih dari selusin rekonstruksi dari Q. Namun, rekonstruksi-rekonstruksi ini sangat berbeda satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada satu ayat pun dari Matius yang hadir di dalam semuanya. Akibatnya, minat terhadap Q menyusut dan teori ini diabaikan selama beberapa dasawarsa.
At this time, Q was usually called the ''Logia'' on account of the Papias statement, dan Holtzmann gave it the symbol Lambda (&Lambda;). Toward the end of the abad ke-19, namun, doubts began to grow on the propriety of anchoring the existence of the collection of sayings in the testimony of Papias, so a neutral symbol Q (which was devised by Johannes Weiss based on the German ''Quelle'', meaning ''source'') was adopted to remain neutrally independent of the collection of sayings dan its connection to Papias.


Keadaan ini berubah pada tahun [[1960-an]] setelah tersedianya terjemahan-terjemahan dari kumpulan ucapan-ucapan yang baru ditemukan dan analog, yaitu ''[[Injil Tomas]]''. James M. Robinson dan Helmut Koester mengusulkan bahwa kumpulan ucapan-ucapan seperti Q dan Thomas mewakili bahan-bahan Kristen yang paling awal pada suatu masa yang dini dalam suatu perjalanan yang akhirnya menghasilkan Injil yang kanonik.
In the first two decades of the [[abad ke-20]], more than a dozen reconstructions of Q were made. Namun, these reconstructions differed so much from each other that not a single verse of Matius was present in all of them. As a result, interest in Q subsided dan it was neglected for many decades.


Ledakan minat ini menyebabkan semakin canggihnya rekonstruksi-rekonstruksi sastrawi dan redaksional terhadap Q, khsuusnya karya John S. Kloppenborg. Kloppenborg, dengan menganalisis gejala-gejala sastrawi tertentu, berpendapat bahwa Q disusun dalam tiga tahap. Tahap yang paling awal adalah pengumpulan ucapan-ucapan hikmat yang mencakup masalah-masalah seperti kemiskinan dan kemuridan. Lalu kumpulan ini diperluas dengan mencakup suatu lapisan yang berisi ucapan-ucapan penghakiman yang diarahkan kepada "keturunan ini." Tahap terakhir meliputi pencobaan Yesus.
This state of affairs changed in the [[1960s]] after translations of a newly discovered dan analogous sayings collection, the ''[[Injil of Thomas]]'', became available. James M. Robinson dan Helmut Koester proposed that collections of sayings such as Q dan Thomas represented the earliest Christian materials at an early point in a trajectory that eventually resulted in the canonical Injil.


Meskipun Kloppenborg memperingatkan agar orang tidak menganggap bahwa penyusunan sejarah Q itu sama dengan sejarah tradisi Yesus (artinya bahwa lapisan yang paling tua dari Q dengan sendirinya merupakan yang paling tua dan murni dari tradisi Yesus), beberapa peneliti mutakhir dari [[Yesus historis]], termasuk para anggota dari [[Seminar Yesus]], justru melakukan hal ini. Berdasarkan rekonstruksi-rekonstruksi mereka terutama terhadap Injil Tomas dan lapisan Q yang paling tua, mereka mengusulkan bahwa Yesus berfungsi sebagai seorang guru hikmat yang lebih analog dengan seorang [[filsuf]] [[Sinik]] Yunani, ketimbang seorang [[rabi]] Yahudi.
This burst of interest led to increasingly more sophisticated literary dan redactional reconstructions of Q, notably the work of John S. Kloppenborg. Kloppenborg, by analyzing certain literary phenomena, argued that Q was composed in three stages. The earliest stage was a collection of wisdom sayings involving such issues as poverty dan discipleship. Then this collection was expanded by including a layer of judgmental sayings directed against "this generation." The final stage included the Temptation of Yesus.

Although Kloppenborg cautioned against assuming that the composition history of Q is the same as the history of the Yesus tradisi (i.e. that the oldest layer of Q is necessarily the oldest dan pure-layer Yesus tradisi), some recent seekers of the [[Historical Yesus]], including the members of the [[Yesus Seminar]], have done just that. Basing their reconstructions primarily on the Injil of Thomas dan the oldest layer of Q, they propose that Yesus functioned as a wisdom sage more analogous to a Greek [[Cynic]] [[philosopher]] than to a Jewish [[rabbi]].-->


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[http://www.earlychristianwritings.com/q.html Teks dan sumber-sumber on-line untuk Injil Q yang berisi Ucapan-ucapan yang hilang]
* [http://www.earlychristianwritings.com/q.html Teks dan sumber-sumber on-line untuk Injil Q yang berisi Ucapan-ucapan yang hilang]
*[http://www.tyndale.cam.ac.uk/Scriptures/www.innvista.com/scriptures/pseudep/nt17.htm Uraian tentang teori dua sumber dan empat sumber]
* [http://www.tyndale.cam.ac.uk/Scriptures/www.innvista.com/scriptures/pseudep/nt17.htm Uraian tentang teori dua sumber dan empat sumber] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060209183915/http://www.tyndale.cam.ac.uk/Scriptures/www.innvista.com/scriptures/pseudep/nt17.htm |date=2006-02-09 }}

[[Category:Alkitab]]
[[Category:Kritik Alkitab]]
[[Category:Tulisan yang hilang]]
[[Category:Perjanjian Baru]]


[[Kategori:Alkitab]]
[[de:Logienquelle Q]]
[[en:Q document]]
[[Kategori:Kritik Alkitab]]
[[Kategori:Tulisan yang hilang]]
[[es:Fuente Q]]
[[Kategori:Perjanjian Baru]]
[[eo:Q-Evangelio]]
[[fr:Source Q]]
[[nl:Bron Q]]
[[ja:Q&#36039;&#26009;]]
[[fi:Q-lähde]]
[[sv:Q-källan]]

Revisi terkini sejak 23 Juni 2021 11.41

Sumber Q atau Q (Q dari bahasa Jerman Quelle, "sumber") adalah sebuah sumber tekstual yang dipostulasikan dan kini hilang untuk Injil Matius dan Injil Lukas.

Pengakuan para pakar Perjanjian Baru abad ke-19 bahwa Matius dan Lukas bersama-sama menggunakan banyak bahan yang tidak ada di dalam sumber-sumber bersama mereka yang umumnya diakui, yaitu Injil Markus, telah membuat orang mengusulkan tentang hadirnya sebuah sumber bersama kedua, yang diistilahkan sebagai dokumen Q. Teks hipotetis yang hilang ini —yang juga disebut Injil Q, Injil Ucapan-ucapan Q, Sumber Ucapan-ucapan Sinoptik, dan pada abad ke-19 disebut Logia—tampaknya kemungkinan besar terdiri dari suatu kumpulan ucapan-ucapan Yesus. Pengakuan tentang adanya dokumen Q ini adalah inti sari dari " hipotesis dua sumber."

Hipotesis Dua Sumber ini merupakan solusi yang paling sederhana dan paling luas diterima terhadap masalah sinoptik yang dimunculkan oleh kesamaan-kesamaan tekstual antara kedua Injil, dengan Injil Markus sebagai sumber yang satu, dan Q sumber yang lainnya.

Teori tentang sumber kedua bersama[sunting | sunting sumber]

Kehadiran Q muncul dari argumen bahwa baik Matius maupun Lukas masing-masing tidak tergantung pada satu sama lain di dalam tradisi ganda (yakni apa yang disebut oleh para pakar Perjanjian Baru sebagai bahan yang sama-sama dimiliki oleh Matius dan Lukas yang tidak muncul di dalam Markus). Namun, kesamaan verbal antara Matius dan Lukas begitu dekat dalam beberapa bagian dari tradisi ganda sehingga tradisi ganda dijelaskan sebagai suatu hubungan sastrawi yang tidak langsung, yakni, melalui penggunaan suatu sumber atau sumber-sumber tertulis bersama.

Argumen-argumen untuk kemandirian Lukas dan Matius termasuk:

  • Matius dan Lukas mempunyai konteks-konteks yang berbeda untuk bahan-bahan tradisi ganda material. Dikatakan bahwa lebih mudah menjelaskan pengaturan Lukas yang secara “sastra mutunya lebih buruk” terhadap tradisi ganda ke dalam konteks-konteks yang lebih primitif di dalam Injilnya karena ia tidak mengetahui kehadiran Matius.
  • Bentuk dari bahan-bahan ini kadang-kadang kelihatan lebih primitif dalam Matius tetapi pada kesempatan-kesempatan lainnya lebih primitif di dalam Lukas.
  • Kemandirian lebih mungkin mengingat tidak digunakannya tradisi non-Markus oleh pihak yang lainnya, khususnya dalam cerita-cerita tentang kelahiran, silsilah, dan kebangkitan Yesus.
  • Menurut argumentasi, Lukas tidak menggunakan tambahan-tambahan yang terdapat di dalam Injil Matius yang disisipkan ke dalam bahan-bahan Markus, demikian pula Matius tidak menggunakan tambahan-tambahan yang terdapat di dalam Injil Lukas.
  • Dua tulisan yang sama (doublet). Kadang-kadang tampak bahwa dua tulisan yang sama di Matius dan Lukas mengandung setengah bagian yang berasal dari Markus dan setengahnya lagi dari suatu sumber bersama, seperti Q.

Bahkan bila Matius dan Lukas mandiri (lihat prioritas Markus), hipotesis Q menyatakan bahwa mereka menggunakan suatu dokumen’' bersama. Argumen-argumen untuk Q sebagai suatu dokumen tertulis mencakup:

  • Ketepatan dalam penggunaan kata-kata. Kadang-kadang ketepatan dalam penggunaan kata-kata sangat mencolok, misalnya, Matius 6:24 = Lukas 16:13 (27 dari 28 kata bahasa Yunani); Matius 7:7–8 = Lukas 11:9–10 (24 dari 24 kata bahasa Yunani).
  • Ada kesamaan urutan antara kedua Khotbah di Bukit.
  • Kehadiran doublet, di mana Matius dan Lukas kadang-kadang menyajikan dua versi dari ucapan yang sama namun dalam konteks yang berbeda. Doublet sering kali berfungsi sebagai petunjuk tentang adanya dua sumber tertulis.
  • Tema-tema tertentu, seperti misalnya pandangan deuteronomistik tentang sejarah, lebih menonjol di dalam Q ketimbang di dalam Matius atau Lukas. [1] Diarsipkan 2007-01-17 di Wayback Machine.

Pendapat yang menolak teori tentang sumber kedua bersama[sunting | sunting sumber]

Austin Farrer, Michael Goulder, dan Mark Goodacre mengajukan pendapatnya yang menentang Q, sementara mempertahankan keutamaan (prioritas) Markus, sambil mengklaim bahwa Matius digunakan oleh Lukas. Para pakar lainnya menolak Q karena mereka berpegang pada keutamaan Matius. Argumen-argumen mereka antara lain mengatakan:

  • Ada "kasus prima facie" bahwa dua dokumen bersama-sama mengoreksi bahasa Markus, menambahkan kisah tentang kelahiran dan epilog tentang kebangkitan, dan menambahkan sejumlah besar bahan-bahan ucapan yang kemungkinan sekali saling mengetahui kehadiran yang lainnya, jadi cakupan yang serupa itu tidak terjadi secara kebetulan.
  • Secara spesifik ada 347 kesempatan (menurut perhitungan Neirynck) di mana satu atau lebih kata ditambahkan ke dalam teks yang berasal dari Markus dalam Injil Matius dan Lukas; semuanya ini disebut sebagai "kesepakatan kecil " menentang Markus. 198 kasus melibatkan satu kata, 82 melibatkan dua kata, 35 melibatkan tiga kata, 16 empat kata, dan 16 kesempatan melibatkan lima kata atau lebih dalam teks-teks yang telah hilang dari Matius dan Lukas dibandingkan dengan Markus passages.
  • Sementara para pendukung mengatakan bahwa penemuan Injil Tomas mendukung konsep tentang adanya sebuah " Injil ucapan-ucapan," Goodacre menunjukkan bahwa Q mempunyai suatu struktur naratif yang dibangun dan bukan cuma sekadar daftar ucapan-ucapan Yesus.
  • Sebagian orang mengajukan argumen yang didasarkan pada kenyataan bahwa salinan Q yang tersisa tidak ada dan bahwa tidak ada satupun penulis Gereja perdana yang merujuk (secara tegas) kepada dokumen Q.
  • Para pakar seperti William Farmer berpendapat bahwa Matius adalah Injil yang pertama, Lukas kedua, dan bahwa Markus meringkaskan Matius dan Lukas ( hipotesis Griesbach). Q, bagian dari Hipotesis Dua Sumber, tidak akan pernah ada apabila prioritas Matius memang benar, karena Lukas tentu memperoleh bahan-bahan tradisi tiga-lapisnya ("Markus") dan tradisi ganda ("Q") dari Matius.
  • Sarjana-sarjana seperti misalnya John Wenham memegang hipotesis Augustinian bahwa Matius adalah Injil yang pertama, Markus kedua, dan Lukas yang ketiga, dan berdasarkan alasan-alasan yang sama menentang mereka yang berpegang pada hipotesis Griesbach. Dalam pandangan ini, mereka mendapatkan dukungan dari tradisi Gereja.
  • Selain itu, Eta Linnemann menolak hipotesis dokumen Q dan menyangkal bahwa masalah sinoptik itu memang ada.[2] Diarsipkan 2007-06-29 di Wayback Machine.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Bila Q memang pernah ada, dokumen ini tentunya telah lenyap pada masa yang sangat dini, karena tidak ada satu salinan pun yang pernah ditemukan dan tidak ada catatan-catatan yang pasti yang pernah dibuat pada masa kuno (namun lihat diskusi tentang kesaksian Papias di bawah).

Pada masa modern, orang pertama yang menghipotesiskan sumber seperti Q adalah seorang Inggris, Herbert Marsh, pada 1801 dalam sebuah pemecahan yang rumit terhadap masalah sinoptik sehingga rekan-rekan sezamannya mengabaikannya. Marsh memberikan label kepada sumber ini dengan huruf Ibrani, beth.

Orang berikutnya yang mengajukan hipotesis Q adalah seorang Jerman yang bernama Schleiermacher pada 1832, yang menafsirkan suatu pernyataan misterius oleh penulis Kristen perdana Papias dari Hierapolis, sekitar tahun 125: "Matius menyusun ucapan-ucapan (bahasa Yunani: logia) Tuhan dalam cara bicara dalam bahasa Ibrani." Bukannya penafsiran tradisional bahwa Papias mengacu kepada tulisan-tulisan Matius dalam bahasa Ibrani, Schleiermacher percaya bahwa Papias sesungguhnya sedang memberikan kesaksian terhadap suatu kumpulan ucapan yang tersedia bagi para penulis Injil.

Pada 1838 seorang Jerman lainnya, Christian Hermann Weisse, mengangkat pendapat Schleiermacher tentang suatu sumber ucapan dan menggabungkannya dengan gagasan mengenai Prioritas Markus untuk meruuskan apa yang kini dikenal sebagai Hipotesis Dua Sumber, di mana baik Matius maupun Lukas menggunakan Markus dan sumber yang berisi ucapan-ucapan. Heinrich Julius Holtzmann mendukung pendekatan ini dalam suatu pembahasan yang berpengaruh tentang masalah sinoptik pada 1863, dan sejak itu Hipotesis Dua Sumber tetap dominan

Pada masa itu, Q biasanya disebut sebagai Logia berdasarkan pernyataan Papias, dan memberikannya lambang Lambda (Λ). Namun, menjelang akhir abad ke-19, muncul keragu-raguan tentang seberapa tepatnya mengandalkan keberadaan kumpulan ucapan-ucapan di dalam kesaksian Papias itu. Karena itu, lambang Q yang netral (yang diciptakan oleh Johannes Weiss berdasarkan kata dalam bahasa Jerman Quelle, yang berarti sumber) diterima supaya para pakar dapat tetap mandiri terhadap kumpulan ucapan-ucapan itu dan hubungannya dengan Papias.

Dalam dua dekade pertama dari abad ke-20, dibuatlah lebih dari selusin rekonstruksi dari Q. Namun, rekonstruksi-rekonstruksi ini sangat berbeda satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada satu ayat pun dari Matius yang hadir di dalam semuanya. Akibatnya, minat terhadap Q menyusut dan teori ini diabaikan selama beberapa dasawarsa.

Keadaan ini berubah pada tahun 1960-an setelah tersedianya terjemahan-terjemahan dari kumpulan ucapan-ucapan yang baru ditemukan dan analog, yaitu Injil Tomas. James M. Robinson dan Helmut Koester mengusulkan bahwa kumpulan ucapan-ucapan seperti Q dan Thomas mewakili bahan-bahan Kristen yang paling awal pada suatu masa yang dini dalam suatu perjalanan yang akhirnya menghasilkan Injil yang kanonik.

Ledakan minat ini menyebabkan semakin canggihnya rekonstruksi-rekonstruksi sastrawi dan redaksional terhadap Q, khsuusnya karya John S. Kloppenborg. Kloppenborg, dengan menganalisis gejala-gejala sastrawi tertentu, berpendapat bahwa Q disusun dalam tiga tahap. Tahap yang paling awal adalah pengumpulan ucapan-ucapan hikmat yang mencakup masalah-masalah seperti kemiskinan dan kemuridan. Lalu kumpulan ini diperluas dengan mencakup suatu lapisan yang berisi ucapan-ucapan penghakiman yang diarahkan kepada "keturunan ini." Tahap terakhir meliputi pencobaan Yesus.

Meskipun Kloppenborg memperingatkan agar orang tidak menganggap bahwa penyusunan sejarah Q itu sama dengan sejarah tradisi Yesus (artinya bahwa lapisan yang paling tua dari Q dengan sendirinya merupakan yang paling tua dan murni dari tradisi Yesus), beberapa peneliti mutakhir dari Yesus historis, termasuk para anggota dari Seminar Yesus, justru melakukan hal ini. Berdasarkan rekonstruksi-rekonstruksi mereka terutama terhadap Injil Tomas dan lapisan Q yang paling tua, mereka mengusulkan bahwa Yesus berfungsi sebagai seorang guru hikmat yang lebih analog dengan seorang filsuf Sinik Yunani, ketimbang seorang rabi Yahudi.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]