Lompat ke isi

Agastyaparwa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angg (bicara | kontrib)
+jv
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
 
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
<b>Agastyaparwa</b> adalah sebuah karya [[sastra Jawa Kuna]] berbentuk [[prosa]]. Isinya mirip [[Brahmandapurana]]. Meski Agastyaparwa tertulis dalam [[bahasa Jawa]] Kuna, namun banyak disisipi [[seloka|seloka-seloka]] dalam [[bahasa Sansekerta]].
'''Agastyaparwa''' adalah sebuah karya [[sastra Jawa Kuno]] berbentuk [[prosa]]. Isinya mirip [[Brahmandapurana]]. Meski Agastyaparwa tertulis dalam [[bahasa Jawa]] Kuno, tetapi banyak disisipi [[seloka|seloka-seloka]] dalam [[bahasa Sanskerta]].


Isinya mengenai hal-ikhwal seorang suci yang disebut sang Dredhasyu yang berdiskusi dan meminta pengajaran kepada ayahnya sang bagawan [[Agastya]]. Salah satu hal yang dibicarakan adalah soal mengapa seseorang naik ke [[sorga]] atau jatuh ke [[neraka]].
Isinya mengenai hal-ihwal seorang suci yang disebut sang Dredhasyu yang berdiskusi dan meminta pengajaran kepada ayahnya sang bagawan [[Agastya]]. Salah satu hal yang dibicarakan adalah soal mengapa seseorang naik ke [[surga]] atau jatuh ke [[neraka]].


==Bacaan lebih lanjut==
== Bacaan lebih lanjut ==
*[[Jan Gonda]], [[1933]]-[[1936]], ‘Agastyaparwa’, diterbitkan, diterjemahkan dan diberi komentar dalam jurnal <i>BKI</i> 90:329-419, 92:389-458 dan 94:223-285.
* [[Jan Gonda]], [[1933]]-[[1936]], ‘Agastyaparwa’, diterbitkan, diterjemahkan dan diberi komentar dalam jurnal ''BKI'' 90:329-419, 92:389-458 dan 94:223-285.


[[kategori:Sastra Jawa Kuna]]
[[Kategori:Sastra Jawa Kuna]]
[[jv:Agastyaparwa]]

Revisi terkini sejak 21 Juli 2021 07.47

Agastyaparwa adalah sebuah karya sastra Jawa Kuno berbentuk prosa. Isinya mirip Brahmandapurana. Meski Agastyaparwa tertulis dalam bahasa Jawa Kuno, tetapi banyak disisipi seloka-seloka dalam bahasa Sanskerta.

Isinya mengenai hal-ihwal seorang suci yang disebut sang Dredhasyu yang berdiskusi dan meminta pengajaran kepada ayahnya sang bagawan Agastya. Salah satu hal yang dibicarakan adalah soal mengapa seseorang naik ke surga atau jatuh ke neraka.

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Jan Gonda, 1933-1936, ‘Agastyaparwa’, diterbitkan, diterjemahkan dan diberi komentar dalam jurnal BKI 90:329-419, 92:389-458 dan 94:223-285.