Lompat ke isi

Teori penerimaan pesan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lylla08 (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
(18 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Encoding decoding.png|jmpl|350px|'''Penerimaan Pesan''']]
{{inuseBP|BP41Hillun|selesai|mulai}}
'''Teori Penerimaan Pesan''' ([[bahasa Inggris|Inggris]]: ''Audience Reception Theory'' atau ''Reception Theory'') adalah teori yang menekankan pada peran pembaca atau khalayak dalam menerima pesan, bukan pada peran pengirim pesan.<ref name="mediaandcommunication"> {{en}} {{cite book|title=Encyclopedia of Media and Communication|author=Marcel Danesi|publisher=University of Toronto Press|year=2013|page=574-575|ISBN=1442695536|url=http://books.google.co.id/books?id=GZOBAAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Encyclopedia+of+Media+and+Communication&hl=en&sa=X&ei=8xNZU7rcLY398QXDiIK4Cw&ved=0CDIQ6AEwAQ#v=onepage&q=Encyclopedia%20of%20Media%20and%20Communication&f=false}}</ref> Pemaknaan pesan bergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri.<ref name="academia"> {{en}} [http://www.academia.edu/4855031/COMMUNICATION_STRATEGIES_IN_TRANSLATION_AN_ACTIVE_RECEPTION_ANALYSIS_BETWEEN_THE_TRANSLATION_AND_READERS_RECEPTION-VENNY# ''Communication Strategies in Translation an Active Reception Analysis Between The Translation and Readers Reception'', diakses 5 April 2014]</ref> Hal ini menunjukkan bahwa makna dalam sebuah teks tidak melekat pada teks, tetapi dibentuk pada hubungan antara teks dan pembaca.<ref name="academia"/> Dalam teori yang dikemukakan oleh Stuart Hall ini, proses [[komunikasi]] (''[[encoding]]'' dan ''[[decoding]]'') berlangsung lebih [[kompleks]]. [[Khalayak]] tidak hanya menerima [[pesan]] yang disampaikan oleh pengirim pesan (pengirim-pesan-penerima), tetapi juga bisa mereproduksi pesan yang disampaikan (produksi, sirkulasi, distribusi atau konsumsi-reproduksi).<ref name="Media Studies"> {{en}} {{cite book|title=Media Studies: A Reader|author=Paul Marris, Sue Thornham|publisher=Edinburgh University Press|year=1996|page=41-48|ISBN=0748607781|url=http://libgen.org/book/index.php?md5=55A14AD9912BC0149231D534931229AD&open=0}}</ref>
[[File:Encoding decoding.png|thumb|350px|'''Penerimaan Pesan''']]
'''Teori Penerimaan Pesan''' (''Audience Reception Theory'' atau ''Reception Theory'') adalah teori yang menekankan pada peran pembaca atau khalayak dalam menerima pesan, bukan pada peran pengirim pesan <ref name="mediaandcommunication"> {{en}} Danesi, M. (2013). ''Encyclopedia of Media and Communication''. University of Toronto Press. Page 574-575 </ref>. Pemaknaan pesan bergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri <ref name="academia"> {{en}} [http://www.academia.edu/4855031/COMMUNICATION_STRATEGIES_IN_TRANSLATION_AN_ACTIVE_RECEPTION_ANALYSIS_BETWEEN_THE_TRANSLATION_AND_READERS_RECEPTION-VENNY# ''Communication Strategies in Translation an Active Reception Analysis Between The Translation and Readers Reception'', diakses 5 April 2014]</ref>. Hal ini menunjukkan bahwa makna dalam sebuah teks tidak melekat pada teks, tetapi dibentuk pada hubungan antara teks dan pembaca <ref name="academia"/>. Dalam teori yang dikemukakan oleh Stuart Hall ini, proses [[komunikasi]] (''[[encoding]]'' dan ''[[decoding]]'') berlangsung lebih [[kompleks]]. [[Khalayak]] tidak hanya menerima [[pesan]] yang disampaikan oleh pengirim pesan (pengirim-pesan-penerima), tetapi juga bisa mereproduksi pesan yang disampaikan (produksi, sirkulasi, distribusi atau konsumsi-reproduksi) <ref name="Media Studies"> {{en}} Marris, P., & Thornham, S. (1996). ''Media Studies: A Reader''. Edinburgh University Press. Page 41-48 </ref>.


== Perkembangan ==
== Perkembangan ==


[[Stuart Hall]] (1980) dan David Morley (1992) sama-sama menggunakan model komunikasi ''encoding'' dan ''decoding'' dalam penelitiannya <ref name="mediaandsociety"/>. Namun, Morley lebih tertarik untuk melihat bagaimana kelompok sosial (serikat buruh, kalangan muda dan orang dengan kulit berwarna) dibandingkan dengan individu dalam memaknai apa yang mereka lihat <ref name="mediaandsociety"/>. Gagasan mengenai penelitian khalayak sebagai kelompok sosial pun telah banyak dilakukan <ref name="mediaandsociety"/>. Misalnya saja penelitian etnografi yang dikembangkan oleh Dorothy Hobson dan Charlotte Brundson yang telah mempelajari perempuan sebagai khalayak dari opera sabun <ref name="mediaandsociety"/>. Sejumlah penelitian juga telah mengeksplorasi cara perempuan membaca teks-teks populer ([[majalah]], melodrama, novel cinta) sehingga membuat teks menjadi berarti bagi mereka <ref name="mediaandsociety"/>. Hal ini berkaitan erat dengan keadaan sosial dimana perempuan mengkonsumsi media dan bagaimana mereka menghubungkan hal tersebut pada kehidupan nyata <ref name="mediaandsociety"/>. John Fiske juga mengembangkan gagasan bahwa khalayak bisa menolak teks yang ditampilkan kepada mereka <ref name="mediaandsociety"/>. Hal ini dikarenakan khalayak mempunyai kekuatan atas teks yang mereka konsumsi. Dari penelitian-penelitian tersebut, kajian mengenai khalayak menunjukkan bagaimana mereka memaknai teks dari perspektif masing-masing <ref name="mediaandsociety"/>.
[[Stuart Hall]] (1980) dan David Morley (1992) sama-sama menggunakan model komunikasi ''encoding'' dan ''decoding'' dalam penelitiannya.<ref name="mediaandsociety"/> Namun, Morley lebih tertarik untuk melihat bagaimana kelompok sosial (serikat buruh, kalangan muda dan orang dengan kulit berwarna) dibandingkan dengan individu dalam memaknai apa yang mereka lihat.<ref name="mediaandsociety"/> Gagasan mengenai penelitian khalayak sebagai kelompok sosial pun telah banyak dilakukan.<ref name="mediaandsociety"/> Misalnya saja penelitian etnografi yang dikembangkan oleh Dorothy Hobson dan Charlotte Brundson yang telah mempelajari perempuan sebagai khalayak dari opera sabun.<ref name="mediaandsociety"/> Sejumlah penelitian juga telah mengeksplorasi cara perempuan membaca teks-teks populer ([[majalah]], melodrama, novel cinta) sehingga membuat teks menjadi berarti bagi mereka.<ref name="mediaandsociety"/> Hal ini berkaitan erat dengan keadaan sosial dimana perempuan mengkonsumsi media dan bagaimana mereka menghubungkan hal tersebut pada kehidupan nyata.<ref name="mediaandsociety"/> John Fiske juga mengembangkan gagasan bahwa khalayak bisa menolak teks yang ditampilkan kepada mereka.<ref name="mediaandsociety"/> Hal ini dikarenakan khalayak mempunyai kekuatan atas teks yang mereka konsumsi. Dari penelitian-penelitian tersebut, kajian mengenai khalayak menunjukkan bagaimana mereka memaknai teks dari perspektif masing-masing.<ref name="mediaandsociety"/>


== ''Encoding'', ''Decoding'' ==
== ''Encoding'', ''Decoding'' ==


[[Konsep]] terpenting yang menjadi awal lahirnya [[teori]] penerimaan pesan adalah ''encoding'' dan ''decoding'' <ref name="criticalmediastudies"> {{en}} Ott, B.L., & Mack, R.L. (2010). ''Critical Media Studies: An Introduction''. John Wiley & Sons. Page 224-227 </ref>. ''Encoding'' merupakan proses membuat pesan yang sesuai dengan kode tertentu, sedangkan ''decoding'' merupakan proses menggunakan kode untuk memaknai pesan <ref name="criticalmediastudies"/>. ''Encoding'' dan ''decoding'' mempunyai [[struktur]] makna yang tidak selalu simetris
[[Konsep]] terpenting yang menjadi awal lahirnya [[teori]] penerimaan pesan adalah ''encoding'' dan ''decoding''.<ref name="criticalmediastudies"> {{en}} {{cite book|title=Critical Media Studies: An Introduction|author=Brian L. Ott, Robert L. Mack|publisher=John Wiley & Sons|year=2010|page=224-227|ISBN=140516185X|url=http://books.google.co.id/books?id=htwHHQJ4Sw0C&printsec=frontcover&dq=Critical+Media+Studies:+An+Introduction&hl=en&sa=X&ei=ahVZU6LNDYKB8gWM8IFY&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=Critical%20Media%20Studies%3A%20An%20Introduction&f=false}} </ref> ''Encoding'' merupakan proses membuat pesan yang sesuai dengan kode tertentu, sedangkan ''decoding'' merupakan proses menggunakan kode untuk memaknai pesan.<ref name="criticalmediastudies"/> ''Encoding'' dan ''decoding'' mempunyai [[struktur]] makna yang tidak selalu simetris.<ref name="Media Studies"/> Derajat [[simetri]] (simetris atau tidak simetrisnya pertukaran komunikasi) bergantung pada
kesetaraan hubungan yang dibentuk antara pemberi pesan dan penerima pesan (pembuat kode dan penerima kode).<ref name="Media Studies"/>
<ref name="Media Studies"/>. Derajat [[simetri]] (simetris atau tidak simetrisnya pertukaran komunikasi) bergantung pada
kesetaraan hubungan yang dibentuk antara pemberi pesan dan penerima pesan (pembuat kode dan penerima kode) <ref name="Media Studies"/>.


== Tipe Penerimaan ==
== Tipe Penerimaan ==


Terdapat tiga tipe dalam penerimaan pesan, yaitu <ref name="Media Studies"/>.
Terdapat tiga tipe dalam penerimaan pesan, yaitu.<ref name="Media Studies"/>


* Dominan
* Dominan
Ketika khalayak menerima pesan dari media secara penuh dan memaknai pesan tersebut seperti yang diinginkan oleh media maka khalayak berada pada posisi yang dominan <ref name="Media Studies"/>. Dalam hal ini berlangsung pertukaran komunikasi yang sempurna <ref name="Media Studies"/>.
Ketika khalayak menerima pesan dari media secara penuh dan memaknai pesan tersebut seperti yang diinginkan oleh media maka khalayak berada pada posisi yang dominan.<ref name="Media Studies"/> Dalam hal ini berlangsung pertukaran komunikasi yang sempurna.<ref name="Media Studies"/>
* Negosiasi
* Negosiasi
Khalayak cukup memahami apa yang ditampilkan oleh media, tetapi tidak semua dimaknai sama <ref name="Media Studies"/>. Penerimaan dalam tipe ini mengandung dua hal, yaitu unsur adaptif dan oposisi <ref name="Media Studies"/>. Hal ini berarti sebuah pesan dinegosiasikan <ref name="Media Studies"/>.
Khalayak cukup memahami apa yang ditampilkan oleh media, tetapi tidak semua dimaknai sama.<ref name="Media Studies"/> Penerimaan dalam tipe ini mengandung dua hal, yaitu unsur adaptif dan oposisi.<ref name="Media Studies"/> Hal ini menunjukkan bahwa pesan dinegosiasikan.<ref name="Media Studies"/>
* Alternatif atau Oposisi
* Alternatif atau Oposisi
Ketika khalayak sama sekali menolak pesan yang disampaikan media maka khalayak tersebut berada pada posisi [[oposisi]] <ref name="Media Studies"/>. Mereka menolak pesan tersebut karena tidak sesuai dengan pengetahuan atau nilai yang dianutnya <ref name="Media Studies"/>.
Ketika khalayak sama sekali menolak pesan yang disampaikan media maka khalayak tersebut berada pada posisi [[oposisi]].<ref name="Media Studies"/> Mereka menolak pesan tersebut karena tidak sesuai dengan pengetahuan atau nilai yang dianutnya.<ref name="Media Studies"/>


Ketiga tipe penerimaan ini bisa dijelaskan melalui contoh yang diberikan oleh Fiske dan O'Sullivan terkait representasi perempuan di dalam iklan <ref name="mediaandsociety">{{en}} O'Shaughnessy, M., & Stadler, J. (2005). ''Media and Society''. Oxford, New York: Oxford University Press. Page 102-104 </ref>. Perempuan digambarkan sebagai objek seks dan sebagai figur Ibu <ref name="mediaandsociety"/>. Dalam hal ini, tipe dominan menerima dan setuju dengan penggambaran tersebut <ref name="mediaandsociety"/>. Sementara itu, bagi wanita karier kelas menengah, penggambaran seperti itu merupakan hal biasa untuk wanita lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri <ref name="mediaandsociety"/>. Pada keadaan ini, khalayak berada pada posisi negosiasi <ref name="mediaandsociety"/>. Lalu, bagi para [[feminis]], penggambaran tersebut sama sekali tidak terima <ref name="mediaandsociety"/>.
Ketiga tipe penerimaan ini bisa dijelaskan melalui contoh yang diberikan oleh Fiske dan O'Sullivan terkait representasi perempuan di dalam iklan.<ref name="mediaandsociety"> {{en}} {{cite book|title=Media And Society|url=https://archive.org/details/mediasocietyintr0000osha|author=Michael O'Shaughnessy, Jane Stadler|publisher=Oxford University Press|year=2005|page=[https://archive.org/details/mediasocietyintr0000osha/page/102 102]-104|ISBN=019551756-3}}</ref> Perempuan digambarkan sebagai objek seks dan sebagai figur Ibu.<ref name="mediaandsociety"/> Dalam hal ini, tipe dominan menerima dan setuju dengan penggambaran tersebut.<ref name="mediaandsociety"/> Sementara itu, bagi wanita karier kelas menengah, penggambaran seperti itu merupakan hal biasa untuk wanita lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri.<ref name="mediaandsociety"/> Pada keadaan ini, khalayak berada pada posisi negosiasi.<ref name="mediaandsociety"/> Lalu, bagi para [[feminis]], penggambaran tersebut sama sekali tidak terima.<ref name="mediaandsociety"/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2021 08.45

Penerimaan Pesan

Teori Penerimaan Pesan (Inggris: Audience Reception Theory atau Reception Theory) adalah teori yang menekankan pada peran pembaca atau khalayak dalam menerima pesan, bukan pada peran pengirim pesan.[1] Pemaknaan pesan bergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri.[2] Hal ini menunjukkan bahwa makna dalam sebuah teks tidak melekat pada teks, tetapi dibentuk pada hubungan antara teks dan pembaca.[2] Dalam teori yang dikemukakan oleh Stuart Hall ini, proses komunikasi (encoding dan decoding) berlangsung lebih kompleks. Khalayak tidak hanya menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (pengirim-pesan-penerima), tetapi juga bisa mereproduksi pesan yang disampaikan (produksi, sirkulasi, distribusi atau konsumsi-reproduksi).[3]

Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Stuart Hall (1980) dan David Morley (1992) sama-sama menggunakan model komunikasi encoding dan decoding dalam penelitiannya.[4] Namun, Morley lebih tertarik untuk melihat bagaimana kelompok sosial (serikat buruh, kalangan muda dan orang dengan kulit berwarna) dibandingkan dengan individu dalam memaknai apa yang mereka lihat.[4] Gagasan mengenai penelitian khalayak sebagai kelompok sosial pun telah banyak dilakukan.[4] Misalnya saja penelitian etnografi yang dikembangkan oleh Dorothy Hobson dan Charlotte Brundson yang telah mempelajari perempuan sebagai khalayak dari opera sabun.[4] Sejumlah penelitian juga telah mengeksplorasi cara perempuan membaca teks-teks populer (majalah, melodrama, novel cinta) sehingga membuat teks menjadi berarti bagi mereka.[4] Hal ini berkaitan erat dengan keadaan sosial dimana perempuan mengkonsumsi media dan bagaimana mereka menghubungkan hal tersebut pada kehidupan nyata.[4] John Fiske juga mengembangkan gagasan bahwa khalayak bisa menolak teks yang ditampilkan kepada mereka.[4] Hal ini dikarenakan khalayak mempunyai kekuatan atas teks yang mereka konsumsi. Dari penelitian-penelitian tersebut, kajian mengenai khalayak menunjukkan bagaimana mereka memaknai teks dari perspektif masing-masing.[4]

Encoding, Decoding

[sunting | sunting sumber]

Konsep terpenting yang menjadi awal lahirnya teori penerimaan pesan adalah encoding dan decoding.[5] Encoding merupakan proses membuat pesan yang sesuai dengan kode tertentu, sedangkan decoding merupakan proses menggunakan kode untuk memaknai pesan.[5] Encoding dan decoding mempunyai struktur makna yang tidak selalu simetris.[3] Derajat simetri (simetris atau tidak simetrisnya pertukaran komunikasi) bergantung pada kesetaraan hubungan yang dibentuk antara pemberi pesan dan penerima pesan (pembuat kode dan penerima kode).[3]

Tipe Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga tipe dalam penerimaan pesan, yaitu.[3]

  • Dominan

Ketika khalayak menerima pesan dari media secara penuh dan memaknai pesan tersebut seperti yang diinginkan oleh media maka khalayak berada pada posisi yang dominan.[3] Dalam hal ini berlangsung pertukaran komunikasi yang sempurna.[3]

  • Negosiasi

Khalayak cukup memahami apa yang ditampilkan oleh media, tetapi tidak semua dimaknai sama.[3] Penerimaan dalam tipe ini mengandung dua hal, yaitu unsur adaptif dan oposisi.[3] Hal ini menunjukkan bahwa pesan dinegosiasikan.[3]

  • Alternatif atau Oposisi

Ketika khalayak sama sekali menolak pesan yang disampaikan media maka khalayak tersebut berada pada posisi oposisi.[3] Mereka menolak pesan tersebut karena tidak sesuai dengan pengetahuan atau nilai yang dianutnya.[3]

Ketiga tipe penerimaan ini bisa dijelaskan melalui contoh yang diberikan oleh Fiske dan O'Sullivan terkait representasi perempuan di dalam iklan.[4] Perempuan digambarkan sebagai objek seks dan sebagai figur Ibu.[4] Dalam hal ini, tipe dominan menerima dan setuju dengan penggambaran tersebut.[4] Sementara itu, bagi wanita karier kelas menengah, penggambaran seperti itu merupakan hal biasa untuk wanita lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri.[4] Pada keadaan ini, khalayak berada pada posisi negosiasi.[4] Lalu, bagi para feminis, penggambaran tersebut sama sekali tidak terima.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Inggris) Marcel Danesi (2013). Encyclopedia of Media and Communication. University of Toronto Press. hlm. 574-575. ISBN 1442695536. 
  2. ^ a b (Inggris) Communication Strategies in Translation an Active Reception Analysis Between The Translation and Readers Reception, diakses 5 April 2014
  3. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Paul Marris, Sue Thornham (1996). Media Studies: A Reader. Edinburgh University Press. hlm. 41-48. ISBN 0748607781. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) Michael O'Shaughnessy, Jane Stadler (2005). Media And Society. Oxford University Press. hlm. 102-104. ISBN 019551756-3. 
  5. ^ a b (Inggris) Brian L. Ott, Robert L. Mack (2010). Critical Media Studies: An Introduction. John Wiley & Sons. hlm. 224-227. ISBN 140516185X.