Lompat ke isi

Revaluasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Yahya Tamrin (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Kebijakan ekonomi menggunakan HotCat
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Revaluasi''' adalah suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan cara meningkatkan nilai [[mata uang]] dalam negeri terhadap mata uang asing atau luar negeri. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Revaluasi, Pengaruh, Dampak dan Contoh Revaluasi Dalam Bisnis Lengkap – Pelajaran Sekolah Online|url=https://www.pelajaran.co.id/2019/14/pengertian-revaluasi-pengaruh-dampak-dan-contoh-revaluasi-dalam-bisnis.html|language=en-US|access-date=2020-10-28}}</ref>
'''Revaluasi''' adalah suatu [[kebijakan ekonomi]] yang dikeluarkan oleh [[pemerintah]] dengan cara meningkatkan nilai [[mata uang]] dalam negeri terhadap [[mata uang]] asing atau luar negeri.<ref>{{Cite book|last=Hadi, dkk.|url=http://www.kopertis12.or.id/wp-content/uploads/2013/08/buku-dasar-penyusunan-APBN.pdf|title=Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia|publisher=Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan|isbn=978-602-17675-0-4|editor-last=Purwiyanto|pages=71|url-status=live}}</ref> Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melakukan [[intervensi]] agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Revaluasi, Pengaruh, Dampak dan Contoh Revaluasi Dalam Bisnis Lengkap – Pelajaran Sekolah Online|url=https://www.pelajaran.co.id/2019/14/pengertian-revaluasi-pengaruh-dampak-dan-contoh-revaluasi-dalam-bisnis.html|language=en-US|access-date=2020-10-28}}</ref> Perdagangan luar negeri suatu negara dappat dipertahankan dengan melakukan revaluasi.<ref>{{Cite book|last=Warjiyo, P., dan Solikin|date=2003|url=https://ipief.umy.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/6.-Kebijakan-Moneter-di-Indonesia-1.pdf|title=Kebijakan Moneter di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan|isbn=979-3363-06-1|pages=10|url-status=live}}</ref>

== Penetapan ==

=== Sistem kurs tetap ===
Pemerintah suatu negara atau [[bank sentral]] dapat menetapkan [[Nilai tukar|kurs]] secara resmi dalam sistem kurs tetap. Dalam penetapan ini, bank sentral atau pemerintah akan selalu melakukan [[intervensi]] secara aktif. Tujuan intervensi ini adalah untuk menjaga nilai kurs yang telah ditetapkan selalu pada kondisi yang stabil. Bank sentral atau pemerintah akan melakukan kegiatan revaluasi atau [[devaluasi]] ketika kurs resmi dapat membahayakan [[sistem perekonomian]] negara. Cara yang dilakukan umumnya adalah [[pinjaman]] asing, pengetatan [[keuangan]], pengendalian [[harga]] dan [[upah]], serta pembatasan aliran [[modal]] keluar.<ref>{{Cite book|last=Kartawinata, dkk.|date=2014|url=https://www.researchgate.net/profile/Aditya-Wardhana/publication/327068991_Bisnis_Internasional/links/5b76628e92851ca65064f0dc/Bisnis-Internasional.pdf|title=Bisnis Internasional|location=Bandung|publisher=PT. Karya Manunggal Lithomas|isbn=978-602-99118-7-9|pages=39|url-status=live}}</ref>

== Pengaruh ==
Revaluasi mampu mempengaruhi [[harga]] barang [[impor]] dan harga barang [[ekspor]] dalam konsep [[keseimbangan kemampuan berbelanja]]. Nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing dapat mempengaruhi harga barang-barang ekspor dan impor suatu negara. Pada revaluasi, harga barang ekspor menjadi lebih mahal sedangkan harga barang impor menjadi lebih murah.<ref>{{Cite book|last=Simorangkir, I., dan Suseno|url=http://lib.ibs.ac.id/materi/BI%20Corner/Terbitan%20BI/Seri%20Kebanksentralan/12.%20Sistem%20dan%20Nilai%20kebijakan%20Nilai%20Tukar.pdf|title=Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar|publisher=Pusat Pendidikan dan Studi Kebankstentrakan, Bank Indonesia|pages=31|url-status=live}}</ref>

== Kasus ==

=== Mata uang di Eropa ===
Negara-negara di [[Eropa]] pernah mengalami ketidakstabilan pada [[pasar valuta asing]] akibat revaluasi. Kondisi yang terjadi ialah [[fluktuasi]] nilai kurs antara yen, [[mark]] dan dolar. Ketiga kurs ini masih tetap stabil sampai akhir berlakunya [[Sistem Bretton Woods]]. Revaluasi hanya terjadi pada kurs mark pada tahun 1961. Pada [[periode]]-periode selanjutnya, mata uang negara lainnya melemah akibat kenaikan nilai mata uang dolar Amerika Serikat. Pada akhir 1970an, penurunan nilai terhadap mark oleh dolar mencapai setengah dari nilai awalnya. Revaluasi dolar kembali terjadi pada tahun 1985 dengan nilai penaikan hingga 100 [[Persentase|persen]]. Revaluasi ini dilakukan dengan pemotongan separuh nilai eksternal dolar terhadap mark. Hal yang sama berlaku pada matauang Euro, [[franc]], [[pound sterling]] dan [[lira]] dengan kondisi devaluasi pada akhir [[abad]] ke 20 dan awal abad ke-21 [[Masehi]].<ref>{{Cite book|last=Dullien, dkk.|date=2016|url=http://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/12720.pdf|title=Kapitalisme yang Layak|location=Jakarta|publisher=Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia|isbn=978 0 7453 3109 6|edition=2|pages=15|url-status=live}}</ref>

=== Renminbi - Dolar Amerika Serikat ===
Pada tanggal [[21 Juli]] [[2005]], kurs [[Renminbi]] terhadap [[Dolar Amerika Serikat]] (USD-CNY) dipatok ulang dari sebelumnya 8,28 Yuan menjadi 8,11 Yuan untuk US$ 1.

== Revaluasi aset ==
Revaluasi terhadap dapat dilakukan terhadap [[aset]] secara berkala. Tujuan revaluasi ini adalah untuk menentukan keseimbangan kas yang diterima dan diberikan dalam investasi terbatas yang beredar. Syarat dalam revaluasi aset ialah sumber informasi yang dapat diukur dan keandalan informasi dengan sifat tepercaya.<ref>{{Cite book|last=Harahap, dkk.|date=2010|url=http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_publikasi/E-BOOK%20-%20AKUNTANSI%20PERBANKAN%20SYARIAH%20(Sofyan,%20Wiroso,%20Yusuf,%20LPFE%20Usakti,%202010).pdf|title=Akuntansi Perbankan Syariah|location=Jakarta Barat|publisher=Penerbit LPFE Usakti|isbn=979-3634-05-7|edition=4|pages=66-67|url-status=live}}</ref>
{| class="wikitable"
|}


== Revaluasi di dunia ==
Pada tanggal [[21 Juli]] [[2005]], kurs [[Renminbi]] terhadap [[Dolar Amerika Serikat]] (USD-CNY) dipatok ulang dari sebelumnya 8,28 yuan menjadi 8,11 yuan untuk US$ 1.
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

* [[Devaluasi]]
* [[Devaluasi]]
{{ekonomi-stub}}


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />

[[Kategori:Kebijakan ekonomi]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2021 13.15

Revaluasi adalah suatu kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan cara meningkatkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau luar negeri.[1] Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.[2] Perdagangan luar negeri suatu negara dappat dipertahankan dengan melakukan revaluasi.[3]

Penetapan

[sunting | sunting sumber]

Sistem kurs tetap

[sunting | sunting sumber]

Pemerintah suatu negara atau bank sentral dapat menetapkan kurs secara resmi dalam sistem kurs tetap. Dalam penetapan ini, bank sentral atau pemerintah akan selalu melakukan intervensi secara aktif. Tujuan intervensi ini adalah untuk menjaga nilai kurs yang telah ditetapkan selalu pada kondisi yang stabil. Bank sentral atau pemerintah akan melakukan kegiatan revaluasi atau devaluasi ketika kurs resmi dapat membahayakan sistem perekonomian negara. Cara yang dilakukan umumnya adalah pinjaman asing, pengetatan keuangan, pengendalian harga dan upah, serta pembatasan aliran modal keluar.[4]

Revaluasi mampu mempengaruhi harga barang impor dan harga barang ekspor dalam konsep keseimbangan kemampuan berbelanja. Nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing dapat mempengaruhi harga barang-barang ekspor dan impor suatu negara. Pada revaluasi, harga barang ekspor menjadi lebih mahal sedangkan harga barang impor menjadi lebih murah.[5]

Mata uang di Eropa

[sunting | sunting sumber]

Negara-negara di Eropa pernah mengalami ketidakstabilan pada pasar valuta asing akibat revaluasi. Kondisi yang terjadi ialah fluktuasi nilai kurs antara yen, mark dan dolar. Ketiga kurs ini masih tetap stabil sampai akhir berlakunya Sistem Bretton Woods. Revaluasi hanya terjadi pada kurs mark pada tahun 1961. Pada periode-periode selanjutnya, mata uang negara lainnya melemah akibat kenaikan nilai mata uang dolar Amerika Serikat. Pada akhir 1970an, penurunan nilai terhadap mark oleh dolar mencapai setengah dari nilai awalnya. Revaluasi dolar kembali terjadi pada tahun 1985 dengan nilai penaikan hingga 100 persen. Revaluasi ini dilakukan dengan pemotongan separuh nilai eksternal dolar terhadap mark. Hal yang sama berlaku pada matauang Euro, franc, pound sterling dan lira dengan kondisi devaluasi pada akhir abad ke 20 dan awal abad ke-21 Masehi.[6]

Renminbi - Dolar Amerika Serikat

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 21 Juli 2005, kurs Renminbi terhadap Dolar Amerika Serikat (USD-CNY) dipatok ulang dari sebelumnya 8,28 Yuan menjadi 8,11 Yuan untuk US$ 1.

Revaluasi aset

[sunting | sunting sumber]

Revaluasi terhadap dapat dilakukan terhadap aset secara berkala. Tujuan revaluasi ini adalah untuk menentukan keseimbangan kas yang diterima dan diberikan dalam investasi terbatas yang beredar. Syarat dalam revaluasi aset ialah sumber informasi yang dapat diukur dan keandalan informasi dengan sifat tepercaya.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hadi, dkk. Purwiyanto, ed. Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia (PDF). Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. hlm. 71. ISBN 978-602-17675-0-4. 
  2. ^ "Pengertian Revaluasi, Pengaruh, Dampak dan Contoh Revaluasi Dalam Bisnis Lengkap – Pelajaran Sekolah Online" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-28. 
  3. ^ Warjiyo, P., dan Solikin (2003). Kebijakan Moneter di Indonesia (PDF). Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan. hlm. 10. ISBN 979-3363-06-1. 
  4. ^ Kartawinata, dkk. (2014). Bisnis Internasional (PDF). Bandung: PT. Karya Manunggal Lithomas. hlm. 39. ISBN 978-602-99118-7-9. 
  5. ^ Simorangkir, I., dan Suseno. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar (PDF). Pusat Pendidikan dan Studi Kebankstentrakan, Bank Indonesia. hlm. 31. 
  6. ^ Dullien, dkk. (2016). Kapitalisme yang Layak (PDF) (edisi ke-2). Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia. hlm. 15. ISBN 978 0 7453 3109 6. 
  7. ^ Harahap, dkk. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah (PDF) (edisi ke-4). Jakarta Barat: Penerbit LPFE Usakti. hlm. 66–67. ISBN 979-3634-05-7.