Lompat ke isi

Ratna Moetoe Manikam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Kutipan: minor cosmetic change
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[File:Ratna Moetoe Manikam promotional picture.jpg|thumb|250px|Cuplikan promosi]]
[[Berkas:Ratna Moetoe Manikam ad, Poestaka Timoer 66 (15 Oct 1941), p6.jpg|jmpl|300px|Iklan dalam majalah ''Poestaka Timoer'']]
'''''Ratna Moetoe Manikam''''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: ''Ratna Mutu Manikam''), juga dikenal dengan judul '''''Djoela Djoeli Bintang Tiga''''' (EYD: ''Jula Juli Bintang Tiga''), adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]).
'''''Ratna Moetoe Manikam''''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: ''Ratna Mutu Manikam''), juga dikenal dengan judul '''''Djoela Djoeli Bintang Tiga''''' (EYD: ''Jula Juli Bintang Tiga''), adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]).


==Alur==
== Alur ==
Film ini berkisah tentang tiga dewi, Ratna Mutu Manikam ([[Ratna Asmara]]) dan adik-adiknya Laila Kesuma dan Kumala Juwita. Ratna dan Kumala jatuh cinta dengan seorang raja manusia bernama Sultan Darsyah Alam ([[Astaman]]) dan bersaing memperebutkan hatinya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}} Ketika Darsyah memilih Ratna, Kumala begitu geram dan berencana menghancurkannya. Laila menguping amarah Kumala dan memberitahu kakaknya. Ratna meminta pendapat [[Batara Guru]]. Dewa tua tersebut memberitahu Ratna bahwa Darsyah akan menjadi pasangan hidupnya. Dengan bantuan cincin magisnya yang bernama Ratna, Darsyah mampu menggagalkan balas dendam Kumala.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}}
Film ini berkisah tentang tiga dewi, Ratna Mutu Manikam ([[Ratna Asmara]]) dan adik-adiknya Laila Kesuma dan Kumala Juwita. Ratna dan Kumala jatuh cinta dengan seorang raja manusia bernama Sultan Darsyah Alam ([[Astaman]]) dan bersaing memperebutkan hatinya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}} Ketika Darsyah memilih Ratna, Kumala begitu geram dan berencana menghancurkannya. Laila menguping amarah Kumala dan memberitahu kakaknya. Ratna meminta pendapat [[Batara Guru]]. Dewa tua tersebut memberitahu Ratna bahwa Darsyah akan menjadi pasangan hidupnya. Dengan bantuan cincin magisnya yang bernama Ratna, Darsyah mampu menggagalkan balas dendam Kumala.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}}


==Produksi==
== Produksi ==
''Ratna Moetoe Manikam'' disutradarai Sutan Usman Karim dengan nama samaran Suska.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}} Ia sebelumnya bekerja sebagai editor di harian ''Persamaan'' di [[Padang]] dan menyutradarai ''Panggilan Darah'' (1941) untuk New Java Industrial Film milik [[The Teng Chun]]. Terinspirasi oleh kesuksesan ''[[The Thief of Bagdad (film 1940)|The Thief of Bagdad]]'' (1940), Suska menyadari bahwa cerita klasik yang dibuatkan versi modernnya akan berhasil di pasaran.{{sfn|Biran|2009|pp=216, 276–277}} Ia lantas merancang alur ''Ratna Moetoe Manikam'' dengan mengadaptasi sebuah drama panggung berjudul ''Djoela Djoeli Bintang Tiga'', drama yang lazim dipertunjukkan oleh kelompok sandiwara ''stamboel'' waktu itu.{{sfn|Biran|2009|pp=216, 276–277}}
''Ratna Moetoe Manikam'' disutradarai Sutan Usman Karim dengan nama samaran Suska.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}} Ia sebelumnya bekerja sebagai editor di harian ''Persamaan'' di [[Padang]] dan menyutradarai ''Panggilan Darah'' (1941) untuk New Java Industrial Film milik [[The Teng Chun]]. Terinspirasi oleh kesuksesan ''[[The Thief of Bagdad (film 1940)|The Thief of Bagdad]]'' (1940), Suska menyadari bahwa cerita klasik yang dibuatkan versi modernnya akan berhasil di pasaran.{{sfn|Biran|2009|pp=216, 276–277}} Ia lantas merancang alur ''Ratna Moetoe Manikam'' dengan mengadaptasi sebuah drama panggung berjudul ''Djoela Djoeli Bintang Tiga'', drama yang lazim dipertunjukkan oleh kelompok sandiwara ''stamboel'' waktu itu.{{sfn|Biran|2009|pp=216, 276–277}}


Baris 14: Baris 14:
Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}
Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}


==Referensi==
== Referensi ==
{{refs|30em}}
{{refs|30em}}


==Kutipan==
== Kutipan ==
{{refbegin|40em}}
{{refbegin|40em}}
* {{cite book
* {{cite book
|title = [[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
|title = [[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
|trans_title = History of Film 1900–1950: Making Films in Java
|trans_title = History of Film 1900–1950: Making Films in Java
|language = Indonesian
|language = Indonesian
|last = Biran
|last = Biran
|first = Misbach Yusa
|first = Misbach Yusa
|authorlink = Misbach Yusa Biran
|authorlink = Misbach Yusa Biran
|location = Jakarta
|location = Jakarta
|publisher = Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
|publisher = Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
|year = 2009
|year = 2009
|isbn = 978-979-3731-58-2
|isbn = 978-979-3731-58-2
|ref = harv
|ref = harv
}}
}}
*{{cite book
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
Baris 50: Baris 50:
| location = Jakarta
| location = Jakarta
| accessdate = 27 July 2012
| accessdate = 27 July 2012
| archiveurl = http://www.webcitation.org/69SSo6mpk
| archiveurl = https://www.webcitation.org/69SSo6mpk?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r041-41-475190_ratna-moetoe-manikam-djoela-djoeli-bintang-tiga
| archivedate = 27 July 2012
| archivedate = 2012-07-27
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}}
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam}}
| dead-url = no
}}
}}
* {{cite web
* {{cite web
| title = Ratna Moetoe Manikam (Djoela Djoeli Bintang Tiga) {{!}} Kredit
| title = Ratna Moetoe Manikam (Djoela Djoeli Bintang Tiga) {{!}} Kredit
|trans_title=Ratna Moetoe Manikam (Djoela Djoeli Bintang Tiga) {{!}} Credits
| trans_title = Ratna Moetoe Manikam (Djoela Djoeli Bintang Tiga) {{!}} Credits
| url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r041-41-475190_ratna-moetoe-manikam-djoela-djoeli-bintang-tiga/credit
| url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r041-41-475190_ratna-moetoe-manikam-djoela-djoeli-bintang-tiga/credit
| work = filmindonesia.or.id
| work = filmindonesia.or.id
Baris 62: Baris 63:
| location = Jakarta
| location = Jakarta
| accessdate = 27 January 2013
| accessdate = 27 January 2013
| archiveurl = http://www.webcitation.org/6Dyzlwine
| archiveurl = https://www.webcitation.org/6Dyzlwine?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r041-41-475190_ratna-moetoe-manikam-djoela-djoeli-bintang-tiga/credit
| archivedate = 27 January 2013
| archivedate = 2013-01-27
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kredit}}
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kredit}}
| dead-url = no
}}
}}
{{refend}}
{{refend}}

{{Italic title}}


[[Kategori:Film Hindia Belanda]]
[[Kategori:Film Hindia Belanda]]
[[Kategori:Film hilang]]
[[Kategori:Film hilang]]
[[Kategori:Film romansa tahun 1940-an]]
[[Kategori:Film romantis]][[Kategori:Film tahun 1940-an]]
{{Italic title}}

Revisi terkini sejak 30 Januari 2022 00.59

Iklan dalam majalah Poestaka Timoer

Ratna Moetoe Manikam (EYD: Ratna Mutu Manikam), juga dikenal dengan judul Djoela Djoeli Bintang Tiga (EYD: Jula Juli Bintang Tiga), adalah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Alur[sunting | sunting sumber]

Film ini berkisah tentang tiga dewi, Ratna Mutu Manikam (Ratna Asmara) dan adik-adiknya Laila Kesuma dan Kumala Juwita. Ratna dan Kumala jatuh cinta dengan seorang raja manusia bernama Sultan Darsyah Alam (Astaman) dan bersaing memperebutkan hatinya.[1] Ketika Darsyah memilih Ratna, Kumala begitu geram dan berencana menghancurkannya. Laila menguping amarah Kumala dan memberitahu kakaknya. Ratna meminta pendapat Batara Guru. Dewa tua tersebut memberitahu Ratna bahwa Darsyah akan menjadi pasangan hidupnya. Dengan bantuan cincin magisnya yang bernama Ratna, Darsyah mampu menggagalkan balas dendam Kumala.[1]

Produksi[sunting | sunting sumber]

Ratna Moetoe Manikam disutradarai Sutan Usman Karim dengan nama samaran Suska.[1] Ia sebelumnya bekerja sebagai editor di harian Persamaan di Padang dan menyutradarai Panggilan Darah (1941) untuk New Java Industrial Film milik The Teng Chun. Terinspirasi oleh kesuksesan The Thief of Bagdad (1940), Suska menyadari bahwa cerita klasik yang dibuatkan versi modernnya akan berhasil di pasaran.[2] Ia lantas merancang alur Ratna Moetoe Manikam dengan mengadaptasi sebuah drama panggung berjudul Djoela Djoeli Bintang Tiga, drama yang lazim dipertunjukkan oleh kelompok sandiwara stamboel waktu itu.[2]

Film ini dibintangi Ratna Asmara, Astaman, Ali Yugo, dan Inoe Perbatasari.[1] Ratna Asmara dan Astaman pada waktu itu juga sedang terlibat dalam pembuatan film Noesa Penida yang disutradarai Andjar Asmara.[3] Hajopan Bajo Angin menjadi pengarah artistiknya.[4]

Menurut sutradara Tan Tjoei Hock, pembuatannya terganggu oleh pendudukan Jepang pada awal 1942;[1] pasukan Jepang menutup semua rumah produksi lokal, termasuk New JIF.[5] Tan kabarnya menyelesaikan pembuatan film ini sesuai perintah militer Jepang.[6] Sejarawan film Indonesia Misbach Yusa Biran menulis bahwa film ini dirilis pada masa pendudukan, namun tahunnya tidak disebutkan.[6]

Film ini bisa jadi tergolong film hilang. Antropolog visual Amerika Serikat Karl G. Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.[7] Akan tetapi, Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Dinas Informasi Pemerintah Belanda.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Filmindonesia.or.id, Ratna Moetoe Manikam.
  2. ^ a b Biran 2009, hlm. 216, 276–277.
  3. ^ Biran 2009, hlm. 278.
  4. ^ Filmindonesia.or.id, Kredit.
  5. ^ Biran 2009, hlm. 284.
  6. ^ a b Biran 2009, hlm. 218.
  7. ^ Heider 1991, hlm. 14.
  8. ^ Biran 2009, hlm. 351.

Kutipan[sunting | sunting sumber]