Lompat ke isi

Asakusa: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 35°42′52″N 139°47′48″E / 35.71444°N 139.79667°E / 35.71444; 139.79667
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 3: Baris 3:
[[File:Sensoji at night 5.JPG|thumb|Sensō-ji di malam hari]]
[[File:Sensoji at night 5.JPG|thumb|Sensō-ji di malam hari]]
[[File:Kaminarimon from above - 2020 9 11 various 23 56 11 827000.jpeg|thumb|upright|Pemandangan Asakusa]]
[[File:Kaminarimon from above - 2020 9 11 various 23 56 11 827000.jpeg|thumb|upright|Pemandangan Asakusa]]
{{nihongo|'''Asakusa'''|浅草}} adalah sebuah distrik di [[Taitō, Tokyo|Taitō]], [[Tokyo]], [[Jepang]]. Kawasan ini populer di kalangan wisatawan karena keberadaan [[Sensō-ji]], sebuah [[Kuil Buddha di Jepang|kuil Buddha]] yang dipersembahkan untuk [[bodhisatwa]] [[Kwan Im|Kannon]]. Selain itu, terdapat pula beberapa kuil lain, dan kawasan ini sering mengadakan berbagai perayaan seperti [[Sanja Matsuri]].
{{nihongo|'''Asakusa'''|浅草}} adalah sebuah distrik di [[Taitō, Tokyo|Taitō]], [[Tokyo]], [[Jepang]]. Kawasan ini populer di kalangan wisatawan karena keberadaan [[Sensō-ji]], sebuah [[Kuil Buddha di Jepang|kuil Buddha]] yang dipersembahkan untuk [[Dewi]] [[Kwan Im|Kannon]]. Selain itu, terdapat pula beberapa kuil lain, dan kawasan ini sering mengadakan berbagai perayaan seperti [[Sanja Matsuri]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==

Revisi terkini sejak 30 Mei 2022 04.16

35°42′52″N 139°47′48″E / 35.71444°N 139.79667°E / 35.71444; 139.79667

Kaminarimon dengan chōchin, gerbang luar kuil Sensō-ji
Sensō-ji di malam hari
Pemandangan Asakusa

Asakusa (浅草) adalah sebuah distrik di Taitō, Tokyo, Jepang. Kawasan ini populer di kalangan wisatawan karena keberadaan Sensō-ji, sebuah kuil Buddha yang dipersembahkan untuk Dewi Kannon. Selain itu, terdapat pula beberapa kuil lain, dan kawasan ini sering mengadakan berbagai perayaan seperti Sanja Matsuri.

Perkembangan Asakusa sebagai pusat hiburan selama zaman Edo tak bisa dilepaskan dari distrik tetangganya, Kuramae. Kuramae merupakan distrik yang menjadi lokasi lumbung beras. Para penjaga (fudasashi) lumbung ini pada awalnya bekerja dengan gaji yang sedikit, tetapi setelah bertahun-tahun mereka mulai menukar beras dengan uang atau menjualnya kepada pemilik toko lokal dengan harga murah.[1] Melalui perdagangan itu, para fudasashi mulai hidup makmur yang perlahan-lahan memunculkan teater dan rumah geisha di Asakusa.

Pada abad ke-20, Asakusa tetap menjadi distrik hiburan utama di Tokyo. Rokku atau "Distrik Keenam" secara khusus terkenal sebagai distrik teater, yang di dalamnya terdapat berbagai bioskop terkenal seperti Denkikan. Masa keemasan Asakusa digambarkan dengan jelas dalam novel karya Yasunari Kawabata yang berjudul The Scarlet Gang of Asakusa. Daerah ini rusak parah akibat serangan bom pasukan AS selama Perang Dunia II, khususnya pada pengeboman Tokyo 10 Maret 1945. Daerah ini dibangun kembali setelah perang, tetapi statusnya sebagai pusat hiburan di Tokyo telah diambil alih oleh Distrik Shinjuku.

Asakusa adalah distrik kota (ward) di Kota Tokyo. Pada tahun 1947, ketika kota tersebut diubah menjadi kota metropolis, Asakusa digabungkan dengan Shitaya membentuk Distrik Taitō. Asakusa sendiri terletak di bagian timur Distrik Taitō.

Asakusa berada di timur laut Tokyo, di ujung timur jalur Tokyo Metro Ginza. Asakusa menjadi daerah utama di kawasan Shitamachi, yang secara harfiah berarti "bawah kota", mengacu pada ketinggiannya yang lebih rendah. Daerah Shitamachi memiliki suasana Jepang yang lebih tradisional daripada beberapa daerah lain di Tokyo karena banyak dihuni oleh rakyat jelata yang hidup sederhana, berbeda dengan daerah Yamanote yang banyak didiami kalangan pejabat.

Tempat wisata dan situs bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Karena menyimpan begitu banyak tempat keagamaan, Asakusa sering mengadakan matsuri, di mana baik kuil Shinto maupun Buddha menyelenggarakan setidaknya satu matsuri dalam setahun. Festival yang terbesar dan paling populer adalah Sanja Matsuri yang digelar pada bulan Mei, ketika jalan-jalan ditutup sejak fajar hingga larut malam. Penyair Matsuo Bashō menceritakan kuil Buddha di Asakusa dalam salah satu haiku karyanya.

Makanan dan minuman

[sunting | sunting sumber]
Dua geisha sedang bersantai setelah bekerja; inset menunjukkan lonceng Asakusa. Gambar cukil kayu (Ukiyo-e) oleh Yōshū Chikanobu, 1888

Asakusa memiliki banyak restoran dan tempat makan untuk mencoba makanan tradisional Jepang. Salah satu suguhan yang terpopuler adalah satsuma imo, olahan ubi jalar. Camilan lainnya adalah chikuwa kamaboko, kue ikan yang dibakar. Asakusa juga terkenal akan rempah-rempah khas seperti shichimi dan sanshō.

Di Asakusa, hanya ada sedikit bangunan berusia lebih dari 50 tahun yang tersisa akibat masifnya pengeboman di masa perang. Asakusa memiliki konsentrasi bangunan yang lebih besar pada tahun 1950-an dan 1960-an daripada daerah lain di Tokyo.

Untuk tempat menginap, terdapat sejumlah ryokan tradisional dan bangunan apartemen berukuran kecil yang tersebar di seluruh penjuru distrik.

Asakusa juga menjadi lokasi sekelompok besar toko peralatan rumah tangga di Kappabashi-dori, yang sering dikunjungi oleh warga Tokyo untuk membeli perabotan. Di sebelah pekarangan kuil Sensō-ji, terdapat taman hiburan kecil bernama Hanayashiki, yang diklaim sebagai taman hiburan tertua di Jepang. Teater di Asakusa kebanyakan menyajikan film-film Jepang klasik, karena kebanyakan turis domestik adalah orang Jepang berusia tua.

Atraksi lainnya termasuk berpesiar menyusuri Sungai Sumida yang bertolak dari pelabuhan yang berjarak lima menit jalan kaki dari Kuil Sensō-ji.

Karena bangunan-bangunan yang beraneka warna, letaknya yang tak jauh dari pusat kota, dan suasananya yang lebih santai, Asakusa adalah tujuan wisata yang populer bagi para turis dengan anggaran terbatas.

Kawasan Asakusa terkenal dengan karnaval budaya Brasil tahunan. Ini karena Asakusa menyimpan komunitas pendatang Brasil dalam jumlah besar. Sebuah sekolah samba juga berdiri di sana.[2][3]

Sanja Matsuri

[sunting | sunting sumber]

Meskipun ada banyak festival di Asakusa, satu yang paling terkenal adalah Sanja Matsuri, juga dikenal sebagai Festival Sanja, yang berlangsung pada bulan Mei.[4] Dalam festival ini, mikoshi (kuil portabel) dan kendaraan hias diarak mengitari jalan-jalan sambil diiringi teriakan keras. Selama 3 hari festival, 1,5 juta orang datang untuk menyaksikan.[5]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Distrik ini memiliki dua stasiun kereta api dengan nama yang sama:

  • Jalur Tobu Skytree (TS-01)
  • Jalur Toei Asakusa (A-18)
  • Jalur Tokyo Metro Ginza (G-19)
  • Stasiun Asakusa
  • Tsukuba Express (TX-03)

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]
  • Kawabata Yasunari, The Scarlet Gang of Asakusa (1930)
  • Kankichi Ryotsu, tokoh utama serial anime dan manga KochiKame, lahir di Asakusa.
  • "Corn Dog," Musim 1, Episode 2 Midnight Diner, Tokyo Stories, sebuah serial Netflix (2016), yang menceritakan seorang komedian yang tinggal di Asakusa.
  • Anime Sarazanmai mengambil latar di Asakusa.
  • Serial anime dan manga populer, Demon Slayer, Bab 14-17 & Episode 7-10, mengambil latar di Asakusa era Taishō.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Asakusa: The Heart of Old Tokyo". furthereast.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-03. 
  2. ^ Tamborins.com.br (in Portuguese) Diarsipkan 2007-10-09 di Wayback Machine.
  3. ^ "Senso-Ji Temple-Tokyo: 5 Top Amazing Attractions Places To Visit". 
  4. ^ "About Asakusa – Tokyo Travel Guide | Planetyze". Planetyze (dalam bahasa Inggris). 
  5. ^ "About Sanja Matsuri (Sanja Festival) – Tokyo Travel Guide | Planetyze". Planetyze (dalam bahasa Inggris). 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]