Lompat ke isi

Bahasa Jawa Cirebon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ghozien (bicara | kontrib)
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memperbaiki pengalihan ganda ke Bahasa Cirebon
Tag: Perubahan target pengalihan PAWS [2.1]
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
#ALIH [[Bahasa Cirebon]]
{{riset asli}}
{{refimprove}}
'''Bahasa Jawa Cirebon''' atau disebut oleh masyarakat setempat sebagai ''basa Cerbon'' ialah sejenis dialek [[Jawa]] yang dituturkan di pesisir utara [[Jawa Barat]] terutama mulai daerah [[Pedes, Karawang|Pedes]], [[Cilamaya#Cilamaya|Cilamaya]] ([[Karawang]]), [[Blanakan, Subang|Blanakan]], [[Pamanukan, Subang|Pamanukan]], [[Pusakanagara, Subang|Pusakanagara]], ([[Subang]]), [[Jatibarang]], [[Indramayu]], sampai [[Cirebon]] dan [[Losari, Brebes|Losari Timur]], [[Brebes]], [[Jawa Tengah]].

== Pengaruh ==

Dahulu dialek ini digunakan dalam perdagangan di pesisir [[Jawa Barat]] mulai [[Cirebon]] yang merupakan salah satu pelabuhan utama, khususnya pada abad ke-15 sampai ke-17. Bahasa Cirebon dipengaruhi pula oleh [[budaya Sunda]] karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan kebudayaan [[Sunda]]. [[Dialek Cirebon]] mempertahankan bentuk-bentuk kuno [[bahasa Jawa]] seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya ingsun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tak digunakan lagi oleh [[bahasa Jawa]] Baku.

[[Dialek Cirebon]] diajarkan di sekolah-sekolah wilayah eks-Karesidenan [[Cirebon]] bersama dengan [[bahasa Sunda]]. Di wilayah eks-Karesidenan [[Cirebon]], dialek ini dituturkan oleh mayoritas penduduknya yang bertempat tinggal di sepanjang pantai utara seperti di [[kota Cirebon]], [[kabupaten Cirebon]], [[Majalengka]] bagian utara, dan [[Indramayu]] atau dinamai ''Dermayon''. Sedangkan di [[Kuningan]] pada umumnya digunakan bahasa [[Sunda]] dialek Cirebon.

Bahasa Cirebon juga memberi pengaruh pada [[bahasa Jawa Banten]], baik dalam tingkatan Bahasa Banten Standar maupun dalam tingkatan halus (bahasa ''Bebasan'' Jawa Banten). Asal muasal Kerajaan [[Banten]] memang dari laskar gabungan Cirebon-Demak yang berhasil merebut wilayah utara Kerajaan [[Pajajaran]].

Dalam Kesehariannya bahasa Cirebon terbagi menjadi dua tingkatan, yakni tingkatan bahasa Cirebon standar (Bahasa ''Bagongan'' Cirebon) dan tingkatan halus (bahasa ''Bebasan'' Cirebon).

== Perdebatan Bahasa Cirebon (Dialek Bahasa Jawa atau Bahasa Mandiri) ==

Perdebatan tentang Bahasa Cirebon sebagai Sebuah Bahasa yang Mandiri terlepas dari Bahasa Sunda dan Jawa telah menjadi perdebatan yang cukup Panjang, serta melibatkan faktor Politik Pemerintahan, Budaya serta Ilmu Kebahasaan.

=== Bahasa Cirebon Sebagai Sebuah Dialek Bahasa Jawa ===

Penelitian menggunakan kuesioner sebagai indikator pembanding kosakata anggota tubuh dan budaya dasar (makan, minum, dan sebagainya) berlandaskan metode Guiter menunjukkan perbedaan kosa kata bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 75 persen, sementara perbedaannya dengan dialek di Jawa Timur mencapai 76 persen.<ref name="PR">http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=132798 Menimbang-nimbang Bahasa Cirebon (Edisi Tahun 2009)</ref> Untuk diakui sebagai sebuah bahasa tersendiri, suatu bahasa setidaknya membutuhkan sekitar 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.<ref name="PR"/>

Meski kajian Linguistik sampai saat ini menyatakan bahasa Cirebon ”hanyalah” dialek (Karena Penelitian Guiter mengatakan harus berbeda sebanyak 80% dari Bahasa terdekatnya), namun sampai saat ini '''Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003''' masih tetap mengakui Cirebon sebagai bahasa dan bukan sebagai sebuah dialek. Dengan kata lain, belum ada revisi terhadap perda tersebut. Menurut Kepala Balai Bahasa Bandung Muh. Abdul Khak, hal itu sah-sah saja karena perda adalah kajian politik. Dalam dunia kebahasaan menurut dia, satu bahasa bisa diakui atas dasar tiga hal. Pertama, bahasa atas dasar pengakuan oleh penuturnya, kedua atas dasar politik, dan ketiga atas dasar Linguistik.
Bahasa atas dasar politik, contoh lainnya bisa dilihat dari sejarah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang sebenarnya berakar dari bahasa Melayu, seharusnya dinamakan bahasa Melayu dialek Indonesia. Namun, atas dasar kepentingan politik, akhirnya bahasa Melayu yang berkembang di negara Indonesia –oleh pemerintah Indonesia– dinamakan dan diklaim sebagai bahasa Indonesia. Selain alasan politik, pengakuan Cirebon sebagai bahasa juga bisa ditinjau dari batasan wilayah geografis dalam perda itu. Abdul Khak mengatakan, Cirebon disebut sebagai dialek jika dilihat secara nasional dengan melibatkan bahasa Jawa.
Artinya, ketika perda dibuat hanya dalam lingkup wilayah Jabar, Cirebon tidak memiliki pembanding kuat yaitu bahasa Jawa. Apalagi, dibandingkan dengan bahasa Melayu Betawi dan Sunda, Cirebon memang berbeda.<ref> Amaliya. 2010. Alasan Politiklah Sebabnya. Bandung : Pikiran Rakyat </ref>

=== Bahasa Cirebon sebagai Bahasa Mandiri ===

Revisi Perda, sebenarnya memungkinkan dengan berbagai argumen linguistik. Namun, kepentingan terbesar yang dipertimbangkan dari sisi politik bisa jadi adalah penutur bahasa Cirebon, yang tidak mau disebut orang Jawa maupun orang Sunda. Ketua '''''Lembaga Basa lan Sastra Cirebon''''' Nurdin M. Noer mengatakan, bahasa Cirebon adalah persilangan bahasa Jawa dan Sunda. Meskipun dalam percakapan orang Cirebon masih bisa memahami sebagian bahasa Jawa, dia mengatakan kosakata bahasa Cirebon terus berkembang tidak hanya ”mengandalkan” kosa kata dari bahasa Jawa maupun Sunda.
::”Selain itu, bahasa Cirebon sudah punya banyak dialek. Contohnya saja dialek Plered, Jaware, dan Dermayon,” ujarnya. Jika akan dilakukan revisi atas perda tadi, kemungkinan besar masyarakat bahasa Cirebon akan memprotes.
Pakar Linguistik Chaedar Al Wasilah pun menilai, dengan melihat kondisi penutur yang demikian kuat, revisi tidak harus dilakukan. justru yang perlu dilakukan adalah melindungi bahasa Cirebon dari kepunahan..<ref> Amaliya. 2010. Alasan Politiklah Sebabnya. Bandung : Pikiran Rakyat </ref>

== Kosakata ==

Sebagian besar kosa kata asli dari bahasa ini tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa standar (Surakarta/Yogyakarta) baik secara morfologi maupun fonetik. Memang bahasa Cirebon yang dipergunakan di Cirebon dengan di Indramayu itu meskipun termasuk bahasa Jawa, mempunyai perbedaan cukup besar dengan “bahasa Jawa baku”, yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang berpegang kepada bahasa Jawa Solo. Dengan demikian, sebelum 1970-an, buku-buku pelajaran dari Solo tak dapat digunakan karena terlalu sukar bagi para murid (dan mungkin juga gurunya). Oleh karena itu, pada 1970-an, buku pelajaran itu diganti dengan buku pelajaran bahasa Sunda yang dianggap akan lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Akan tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya, yaitu bahasa Jawa dialek Cirebon. <ref> Rosidi, Ajip. 2010. "Bahasa Cirebon dan Bahasa Indramayu". : Pikiran Rakyat </ref>
<br/>
{| class="wikitable sortable" width="75%"
! Banten utara
! Cirebonan & Dermayon
! Banyumasan
! Tegal, Brebes
! Pemalang
! Solo/Jogja
! Indonesia
|-
| kita
| kita/reang/isun/ingsun
| inyong/nyong
| inyong/nyong
| nyong
| aku
| aku/saya
|-
| sire
| sira
| rika
| koen
| koe
| kowe
| kamu
|-
| pisan
| pisan
| banget
| nemen/temen
| nemen/temen/teo
| tenan
| sangat
|-
| keprimen
| kepriben/kepriwe
| kepriwe
| kepriben/priben/pribe
| keprimen/kepriben/primen/prime/priben/pribe
| piye/kepriye
| bagaimana
|-
| ore
| ora/beli
| ora
| ora/belih
| ora
| ora
| tidak
|-
| manjing
| manjing
| mlebu
| manjing/mlebu
| manjing/mlebu
| mlebu
| masuk
|-
| arep
| arep/pan
| arep
| pan
| pan/pen/ape/pak/arep
| arep
| akan
|-
| sake
| sing
| sekang
| sing
| kadi/kading
| seko
| dari
|}

<br />
Berikut ini contoh kalimat dalam bahasa Cirebon :
* ''Kepriben kabare, cung?'' — Bagaimana kabarnya, nak?
* ''Isun lunga sing umah'' — Aku pergi dari rumah
* ''Aja gumuyu bae'' — Jangan tertawa saja
* ''Sira arep mendhi?'' — Kamu mau ke mana?
* ''Sira arep njaluk beli?'' — Kamu mau minta ga?

Dalam bahasa pantura (Pemalang) :

* ''Keprimen kabare, kang?''
* ''Nyong lungo kading umah''
* ''Ojo gemuyu bae''
* ''Koe pan aring endi?''
* ''Koe pan njaluk pora?''

<br/>

== Dialek Bahasa Cirebon ==

Menurut Bapak Nurdin M. Noer Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon, Bahasa Cirebon memiliki setidaknya tiga Dialek, yakni Bahasa Cirebon dialek Dermayon atau yang dikenal sebagai Bahasa Indramayuan, Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) atau Bahasa Jawa Separuh. dan Bahasa Cirebon dialek Plered.

=== Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh)===

Dialek Jawareh atau disebut juga sebagai Jawa Sawareh (separuh) merupakan dialek dari Bahasa Cirebon yang berada disekitar perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Brebes, atau sekitar Perbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kuningan. Dialek Jawareh ini merupakan gabungan dari separuh Bahasa Jawa dan separuh bahasa Sunda. <ref> Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian" : PT Gramedia Pustaka Utama </ref>

=== Bahasa Cirebon dialek Dermayon ===

Dialek Dermayon merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan secara luas diwilayah [[Kabupaten Indramayu]], menurut Metode Guiter, dialek Dermayon ini memiliki perbedaan sekitar 30% dengan Bahasa Cirebon sendiri. Ciri utama dari penutur dialek Dermayon adalah dengan menggunakan kata "Reang" sebagai sebutan untuk kata "Saya" dan bukannya menggunakan kata "Isun" seperti halnya yang digunakan oleh penutur Bahasa Cirebon.

=== Bahasa Cirebon dialek Plered (Cirebon Barat) ===

Dialek Plered merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan diwilayah sebelah barat [[Kabupaten Cirebon]], dialek ini dikenal dengan cirinya yaitu penggunaan huruf "o" yang kental, misalkan pada Bahasa Cirebon standar menggunakan kata "Sira", dialek Kabupaten Cirebon bagian Barat ini menggunakan kata "Siro" untuk mengartikan "Kamu", kata "Apa" menjadi "Apo" dan Jendela menjadi "Jendelo". Penutur dialek yang menempati kawasan barat [[Kabupaten Cirebon]] ini lebih mengekspresikan dirinya dengan sebutan '''''"Wong Cirebon"''''', berbeda dengan Penduduk Kota Cirebon yang menggunakan Bahasa Cirebon standar (Sira) yang menyebut diri mereka sebagai '''''"Tiang Grage"''''', walaupun antara "Wong Cirebon" dan "Tiang Grage" memiliki arti yang sama, yaitu "Orang Cirebon" <ref> Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian" : PT Gramedia Pustaka Utama </ref>

<br />
== Kamus Kecil ==
Berikut ini adalah kamus ''alit'' (kecil) tentang ''bebasan''<ref>Disusun oleh Kang Busyrol Karim dan Ricky Pratama</ref>:

{| class="wikitable sortable"
|-
! Standar Cirebon !! Bebasan Cirebon !! Bahasa Indonesia !! Penjelasan
|-
| Ana || Wenten || Ada ||
|-
| Banyu || Toya || Air||
|-
| Mlaku || Mlampah || Berjalan ||
|-
| Adoh || Tebih || Jauh ||
|-
| Bae || Mawon || Saja ||
|-
| Delengkaken || Sanggine || Biarkan||
|-
| Uwis || Sampun || Sudah ||
|-
| Akeh || Katah || Banyak||
|-
| Bocah || Lare || Anak ||
|-
| Ambir || Supadon || Biar||
|-
| Batur || Rencang || Kawan||
|-
| Dudu || Dudu / Sanes || Bukan||
|-
| Arep || Ajeng || Akan||
|-
| Bener || Leres || Benar||
|-
| Duwe || Gadah || Punya ||
|-
| Bengi || Dalu || Malam||
|-
| Dodol || Sadean || Dagang||
|-
| Abang || Abrit|| Merah||
|-
| Beras || Uwos || Beras||
|-
| Dake || Gadah || Punya (Dapat)||
|-
| Apik|| Eca|| Bagus||
|-
| Cungur || Irung || Hidung||
|-
| Cilik || Alit || Kecil||
|-
|Dalan||Dermagi||Jalan||
|-
|Dewek||Piyambek||Sendiri||
|-
|Buri||Wingking||Belakang|| Nang Buri, Teng Wingking (Di Belakang)
|-
|Nang Arep||Teng Ajeng||Di Depan||
|-
|Nang Mendhi||Teng Pundi||Dimana||
|-
|Diantarane||Diantawise||Diantaranya||
|-
|Njagong||Linggih||Duduk||
|-
|Endas||Sirah||Kepala||
|-
|Gawe||Damel||Kerja||
|-
|Gede||Ageng||Besar||
|-
|Gula||Gendis||Gula||
|-
|Entek||Telas||Habis||
|-
|Isor||Andap||Bawah||
|-
|Jare||Cape||Kata (Ucap)|| Cape sinten? (Kata (ucap) siapa?)
|-
|Kabeh||Sedanten||Semua||
|-
|Sira||Panjenengan||Anda||
|-
|Sira||Penjenengan||Kamu||
|-
|Kanggo||Kangge||Untuk||
|-
|Karena||Keranten||Karena||
|-
|Karo||Kalian||Dengan||Teng bioskop kalian sinten inggih? (Di bioskop dengan siapa, ya?)
|-
|Katon||Ketingal||Dapat dilihat||
|-
|?||Kajaba||Kecuali||
|-
|Mengana||Mrika||Kesana||
|-
|Mene||Mriki||Kesini||
|-
|Klambi||Rasukan||Pakaian||
|-
|Kurang||Kirang||Kurang||
|-
|Laka||Mboten wenten||Tidak Ada||
|-
|Lamun||Umpami||Umpama||
|-
|Lamun||Bilih||Seandainya||
|-
|Lanang||Jaler||Laki-laki||
|-
|Lenga||Lisa||Minyak||
|-
|Lenga Latung||Lisa latung||Minyak tanah||
|-
|Loro||Kalih||Dua||
|-
|Lunga||Kesah||Pergi||
|-
|Mangkat||Kesa||Berangkat||
|-
|Luru||Ngilari||Cari||
|-
|Luru||Nggulati||Cari||
|-
|Luwih||Langkung||Lebih||
|-
|Maca||Maos||Baca||
|-
|Larang||Awis||Mahal||
|-
|Mangan||Dahar||Makan||
|-
|Maning||Malih||Lagi||
|-
|Manjing||Mlebet||Masuk||
|-
|Mata||Soca||Mata||
|-
|Pate||Padem||Padam||
|-
|arep mendhi||Bade pundi||Mau ke mana?||
|-
|Gelem||Bade||Mau||
|-
|Melu||Milet||Ikut||
|-
|Metu||Medal||Keluar||
|-
|Mlayu||Mlajeng||Lari||
|-
|Engko||Mengkin||Nanti||
|-
|Ndeleng||Ningali||Melihat||
|-
|Ngaji||Ngaos||Mengaji||
|-
|Gawa||Bakta||Bawa|| mbakta (Membawa)
|-
|Nginum||Ngombe||Minum||
|-
|Rungu||Pireng||Dengar|| Ngrungu, Mireng (Mendengar)
|-
|Upai||Sukani||Beri|| Ngupai, Nyukani (Memberi)
|-
|Nguyu||Nyeni||Kencing||
|-
|Jaga||Raksa||Jaga|| Njaga, Ngraksa (Menjaga)
|-
|Nyilih||Nyambut||Pinjam||
|-
|Nyoba||Nyobi||Coba||
|-
|Beli / Ora||Mboten||Tidak||
|-
|Sekien||Saniki||Sekarang||
|-
|Wong||Tiyang||Orang||
|-
|Olih||Angsal||Mendapat||
|-
|Pada bae||Sami mawon||Sama saja||
|-
|Pada||Sami||Sama||
|-
|Papat||Sekawan||Empat||
|-
|Pasar||Peken||Pasar||
|-
|Parek||Caket||Dekat||
|-
|Percaya||Percanten||Percaya||
|-
|Pira||Pinten||Berapa||
|-
|Umah||Griya||Rumah||
|-
|Sapa||Sinten||Siapa|| (Kaliyan Sinten? "Sama Siapa?")
|-
|Apa||Punapa||Apa||
|-
|Sedang||Siweg||Sedang (Melakukan)|| (Siweg Punapa? "Sedang Apa")
|-
|Sawah||Sabin||Sawah||
|-
|Salah||Sawon||Salah||
|-
|Setitik||Sakedik||Sedikit||
|-
|Sega||Sekul||Nasi||
|-
|Siji||Setunggal||Satu||
|-
|Srog||Mangga||Silahkan||
|-
|Aja||Sampun||Jangan|| (Sampun teng Riku! = "Jangan Disitu!"
|-
|ning kono ||Teng Riku||Di situ||
|-
|Ning / Nang||Teng||Di||
|-
|Tamu||Sema||Tamu||
|-
|Turu||Kilem / Tilem / Kulem ||Tidur||
|-
|Tuku||Tumbas||Beli||
|-
|Duit||Yatra||Uang||
|-
|Urip||Gesang||Hidup||
|-
|Wadon||Istri||Perempuan||
|-
|Wanci||Wayah||Saat||
|-
|Wareg||Tuwuk||Kenyang||
|-
|Wulan||Sasi||Bulan||
|-
|?||Diterasken||Diteruskan||
|-
|Yambu||Wikan||Sanggup (Bisa)||
|-
|?||Liya-liya||Lain-lain|| (Mangga diterasken Liya-liya ae = "Silahkan diteruskan lain-lainnya")
|-
|Punten||Hampura||Maaf||
|-
|Isun||Ingsun / Kula||Saya||
|-
|Karo||Sareng||Dengan|| (Garam sareng Gendhis dicampur mawon Kang! = "Garam dengan Gula dicampur aja Kang!")
|-
|?||Lan||Dan||
|-
|Nang Isor||Teng Andap||Di Bawah||
|-
|Gen||Ugi||Juga||
|-
|?||Awan||Siang||
|-
|Ilang||Ical||Hilang||
|-
|Getek||?||Geli||
|-
|Rewel||?||Cerewet||
|-
|Mencleng||?||Lompat||
|-
|Bulit||?||Curang||
|-
|?||Jentik||Kelingking||
|-
|?||Dileb||Ditutup|| (Penggunaan Pada "Pintu")
|-
|Sekiki||?||Besok||
|-
|Bobad||?||Bohong||
|-
|Demplon||?||Sexy||
|-
|Kari||?||Sisa (Tinggal Terakhir)||
|-
|Nguntap||?||Durhaka||
|-
|Bonggan||?||Awas!|| Digunakan ketika kesal pada sesuatu atau Menantang
|-
|Pancal||?||Tendang||
|-
|Bendrongan||?||Main Musik|| (Main Musik Dengan Alat Seadanya disebut "Bendrongan"
|-
|Dawuk||?||Dewasa||
|-
|Tua||Sepuh||Tua||
|-
|Erti||Uning||Tahu|| (Hampura Inggih, Ingsun Mboten Uning Panjenengan Kih Sinten? = Maah ya, saya tidak tahu anda ini siapa?)
|-
|Erti||Ertos||Arti||(Ngertos = Mengerti) (Basa Iku alat Komunikasi, Umpami panjenengan ngertos ya leres! = Bahasa itu alat komunikasi kalau anda mengerti ya bagus!)
|-
|?||Kados||Seperti|| (Kados Mekoten = Sepeti Begitu / Seperti Itu)
|-
|Mengkonon||Mekoten||Begitu||
|-
|?||Maksad||Maksud|| (Maksadipun = Maksudnya)
|-
|?||Wiraos||Bicara|| (Nyrios = Berbicara)
|-
|Dadi||Dados||Jadi||
|-
|?||Sinau / Ginau||Belajar||
|-
|?||Alih||Pindah|| (Ingsun sampun ngalih teng Kuningan = Saya sudah pindah ke Kuningan)
|-
|Balik||Wangsul||Pulang||
|-
|Dina||Dinten||Hari|| (Sedinten-dinten = Sehari-hari)
|-
|?||Waktos||Waktu|| (Waktosipun = Sewaktu)
|-
|Aturan||Pakem||Aturan||
|-
|Amarga||Amargi||Akibat|| (amargi ingsun mboten uning kepripun pakemipun basa Bebasan Cirebon ingkang leres = akibatnya saya tidak tahu bagaimana peraturan bahasa Bebasan Cirebon yang benar)
|-
|Kuwe||Kuh / Puniku||Itu|| (jauh dari si pembicara)
|-
|Kie||Kih / Puniki||Ini||
|-
|?||Kah||Itu || (dekat dari si pembicara)
|-
|?||Waras||Sehat||
|-
|Bokat||?||Takut / Kali|| "aja ning ngerep nok..!!, bokat ketendang!" (jangan di depan nak!! (perempuan), takut/nanti tertendang!)
"isun arep ngulur batur-batur nang alun-alun, bokat bae ana mengkana" (saya hendak mencari anak-anak di alun-alun, barangkali saja ada di sana)
|-
|Kuwayang||?||Terbayang||
|-
|Ketuwon||?||Percuma / tidak dilayani dengan baik||
|-
|?||Kelanjengan||Kelanjutan||
|}
<br />

== Perbandingan Bahasa ==
Berikut ini adalah perbandingan antara ''bebasan'' (Bahasa Halus) Cirebon, ''bebasan'' Pemalangan, dengan ''bebasan'' Serang (Jawa Banten)

{| class="wikitable sortable" width="75%"
! Banten utara
! Cirebonan & Dermayon
! Pemalangan/Tegalan
! Indonesia
|-
| Kasih
| Jeneng
| Jeneng/nami/asmi
| Nama
|-
| Boten
| Mboten
| Mboten
| Tidak
|-
| Teteh
| Rara
| Mbak/mbakyu
| Kakak perempuan (mbak)
|-
| Koh/iku/puniku
| Kuh/puniku
| Puniku/niku
| Itu
|-
| Kepetuk
| Kepetak / Kepanggih
| Kepanggih
| Ketemu
|-
|Iki
|Kih
|Niki
|Ini
|-
|nggih
|Inggih
|Inggih/nggih
|Ya
|-
|Ugi
|Ugi
|Ugi
|Juga
|-
|Kelipun
|Punapa
|Kenging nopo
|Kenapa
|-
|Hampura
|Hampura
|Ngampunten
|Maaf
|-
|Sege
|Sekul
|Sekul
|Nasi
|-
|Linggar
|Kesah
|Tindak/kesah
|Pergi
|-
|Darbe
|Gadah
|Gadah
|Punya
|-
|Seniki
|Saniki
|Sakniki
|Sekarang
|-
|Matur nuhun
|Matur nuwun/kesuwun
|Matur nuwun
|Terima kasih
|-
|Ayun ning pundi
|Bade teng pundi
|Bade teng pundi
|Mau kemana?
|-
|Pasar
|Peken
|Peken
|Pasar
|-
|Salah
|Sawon
|Salah
|Salah
|-
|Kule
|Kula
|Kulo
|Saya
|-
|Uning
|Uning
|Ngertos
|Tahu
|-
|Bangkit
|Saged
|Saged
|Bisa
|-
|Napik
|Sampun
|Sampun
|Jangan
|-
|Nire
|Panjenengan
|Sampeyan
|Anda
|-
|Cepe
|Cape
|Capeh
|Kata
|-
|Gelem
|Bade
|Bade
|Mau
|-
|Sare
|Kilem
|Tilem
|Tidur
|}

<br />

'''Contoh kalimat dalam ''bebasan'' Cirebon'''
* ''Pripun kabar ae? Panjenengan bade teng pundi?''
* ''Sampun dahar dereng?''
* ''Permios, Kula mboten uning griya ae rara Astutiningsih kuh teng pundi?''
* ''Jeneng ae sinten?''
* ''Jeneng ae Astutiningsih lamun mboten sawon''
* ''Oh, wenten teng ajeng kuh''
* ''Kesuwun inggih, kang!''
* ''Yewis, sampun dolanan mawon inggih''
* ''rara Astutiningsih! Ning pundi mawon? mboten ilok kepetak!''
* ''Sampun mekoten, inggih''
* ''Kula kesa kaliyan yu Toyah teng peken''
* ''Bade tumbas sate bandeng setunggal.''

<br />

'''Perbandingan dengan ''bebasan'' Serang (Jawa Banten)'''
* ''Pripun kabare? Sampean ayun ning pundi?''
* ''Sampun dahar dereng?''
* ''Permios, kule boten uning griyane Astutiningsih niku ning pundi?''
* ''Kasihe sinten?''
* ''Kasihe Astutiningsih lamun boten salah.''
* ''Oh, wenten ning payun koh.''
* ''Matur nuhun nggih, kang.''
* ''Yewis, napik dolanan saos nggih!''
* ''Astutiningsih! Ning pundi saos? boten ilok kepetuk!
* ''Napik mengkoten, geh!''
* ''Kule linggar sareng teh Toyah ning pasar.''
* ''Ayun tumbas sate bandeng sios.''

<br />
'''Perbandingan dengan bahasa ''Ngapak'' Pemalang'''
* ''Primen Kabare? Koe pan aring endi?''
* ''Wis mangan durung?''
* ''Ngampurone, nyong ora ngerti umahe Mbak Astutiningsih kuwe nang endi?''
* ''Arane sapa?''
* ''Arane Astutiningsih ning ora salah.''
* ''Oh, nang ngarep kuwe.''
* ''Matur nuwun yo, kang.''
* ''Yo wis, ojo dolanan bae yo!''
* ''Mbak Astutiningsih! Nang endi bae? ora tau ketemu!''
* ''Ojo kaya kuwe, yo!''
* ''Nyong lungo karo Mbak Toyah aring pasar.''
* ''Pan tuku sate Bandeng siji.''

<br />
'''Perbandingan dengan ''bebasan''/''[[krama]]'' Pemalang'''
* ''Pripun kabare/pawartose? Panjenengan bade teng pundi?''
* ''Sampun dahar nopo dereng?''
* ''Ngampuntene, kulo mboten ngertos griyone Mbak Astutiningsih niku teng pundi?''
* ''Naminipun sinten?''
* ''Naminipun Astutiningsih yen mboten salah.''
* ''Oh, teng ngajeng niku.''
* ''Matur nuwun nggih, kang.''
* ''Nggih mpun, ampun dolanan mawon nggih!''
* ''Mbak Astutiningsih! Teng pundi mawon? mboten nate kepanggih!''
* ''Ampun kados niku, nggih!''
* ''Kulo tindak kalih Mbak Toyah teng peken.''
* ''Bade tumbas sate Bandeng setunggal.''

<br />
'''Arti dalam bahasa Indonesia'''
* Bagaimana kabar Anda? Kamu mau ke mana?
* Sudah makan belum?
* Maaf, saya tidak tahu rumah Mbak Astutiningsih itu di mana?
* Namanya siapa?
* Namanya Astutiningsih kalau tidak salah.
* Oh, di depan tuh.
* Terima kasih.
* Ya sudah, jangan bermain saja ya!
* Mbak Astutiningsih! Kemana saja? Tidak pernah bertemu!
* Jangan begitu!
* Saya pergi dengan Toyah ke pasar.
* Mau beli satu sate bandeng.
<br />

Ada juga kata-kata yg sering digunakan oleh orang-orang tua dahulu seperti
* ''Sruwal'': Celana
* ''Pinggan'': Mangkok
* ''Mangan durung?'': Sudah makan belum
* ''Jonong aja ning kono'': Awas jangan di situ

== Catatan kaki ==
{{reflist}}

{{bahasa Jawa}}

[[Kategori:Bahasa Jawa]]

[[jv:Dhialèk Cerbonan]]
[[map-bms:Dialek Cirebon]]

Revisi terkini sejak 15 September 2022 20.12

Mengalihkan ke: