Lompat ke isi

Rongorongo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Karakter kontrol Unicode)
 
(25 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|sistem penulisan|nenek moyang dari beberapa suku Māori|Rongorongo (mitologi)|kependudukan|Pulau Beru}}
{{short description|Teks yang belum diuraikan dari Pulau Paskah}}
{{about|sistem penulisan|nenek moyang dari beberapa suku Māori|Rongorongo (mitologi)|kependukukan|pulau Beru}}
{{distinguish|Ngorongoro}}
{{distinguish|Ngorongoro}}

{{Infobox writing system
{{Infobox writing system
|name = Rongorongo
|name = Rongorongo
|type = Belum diuraikan
|type = Belum diuraikan
|time = Waktu penciptaan tidak diketahui, banyak tulisan dan tablet hilang ataupun hancur pada tahun 1860-an
|time = Waktu pembuatan tidak diketahui; penggunaanya sudah hilang dan kebanyakan tablet hilang ataupun hancur pada tahun 1860-an
|languages = Diasumsikan sebagai [[bahasa Rapa Nui|Rapa Nui]]
|languages = Diperkirakan merupakan bagian dari [[bahasa Rapa Nui|Rapa Nui]]
|sample = Rongorongo_B-v_Aruku-Kurenga_(color)_edit1.jpg
|sample = Rongorongo_B-v_Aruku-Kurenga_(color)_edit1.jpg
|iso15924 = Roro
|iso15924 = Roro
|direction = Boustrofedon terbalik
|direction2 = Boustrofedon terbalik
}}
}}
'''Rongorongo''' {{IPAc-en|ˈ|r|ɒ|ŋ|ɡ|oʊ|ˈ|r|ɒ|ŋ|ɡ|oʊ}} ([[Rapa Nui language|Rapa Nui]]: {{IPA-poly|ˈɾoŋoˈɾoŋo|}}) merupakan sistem [[glif]] yang ditemukan pada sekitar abad ke-19 Masehi di [[Pulau Paskah]] yang sepertinya berupa sistem penulisan]] ataupun [[proto-sistem penulisan]] dari bentuknya. Banyak percobaan [[Penguraian rongorongo|penguraian]] telah dilakukan, dan tidak ada satupun yanh berhasil. Walaupun beberapa kalendrikal dan apa yang mungkin mrmbuktikan informasi genealogikal yang terkandung dalamnya sudah diidentifikasi, tidak ada satupun dari glif ini yang dapat benar-benar dibaca. Jika rongorongo memang terbukti sebagai sistem penulisan dan terbukti sebagai penciptaan independen, maka sisten penulisan ini akan jadi salah satu dari sangat sedikit [[ciptaan tulisan]] independen dalam sejarah manusia.<ref>{{cite book | title=Writing and Script: A Very Short Introduction | author=Robinson, Andrew | publisher=Oxford University Press | year=2009 | section=The death of RongoRongo | url=https://books.google.com/books?id=zcXH52jICOEC| isbn=9780191579165 }}</ref>
'''Rongorongo''' {{IPAc-en|ˈ|r|ɒ|ŋ|ɡ|oʊ|ˈ|r|ɒ|ŋ|ɡ|oʊ}} ([[Bahasa Rapa Nui|Rapa Nui]]: {{IPA-poly|ˈɾoŋoˈɾoŋo|}}) merupakan sebuah sistem [[glif]] yang ditemukan pada abad ke-19 di [[Pulau Paskah]] yang kemungkinan berupa [[sistem penulisan]] ataupun [[proto-tulisan|proto sistem penulisan]]. Terdapat beberapa percobaan untuk [[penguraian rongorongo|menguraikan]] tulisan tersebut, tetapi tidak ada yang berhasil. Tidak ada satupun dari glif tersebut yang dapat benar-benar dibaca, walaupun beberapa petunjuk yang kemungkinan merupakan bukti terhadap adanya informasi genealogikal telah ditemukan. Jika rongorongo terbukti sebagai sistem penulisan dan ciptaan independen, maka ia akan menjadi salah satu dari segelintir kecil ciptaan sistem penulisan independen yang ada pada sejarah manusia.<ref>{{cite book | title=Writing and Script: A Very Short Introduction | author=Robinson, Andrew | publisher=Oxford University Press | year=2009 | section=The death of RongoRongo | url=https://books.google.com/books?id=zcXH52jICOEC| isbn=9780191579165 }}</ref>
{{short description|Teks yang belum terurai dari Pulau Paskah}}


Sekitar dua lusin objek yang terbuat dari kayu menguatkan keberadaan inskripsi rongorongo, beberapa diantaranya terbakar, lapuk, bahkan rusak secara parah. Objek-objek ini dikumpulkan di akhir abad ke-19 dan sekarang tersebar di museum-museum dan koleksi pribadi, dan tidak ada yang tersisa di Pulau Paskah. Objek tersebut kebanyakan berupa tablet yang terbentuk dari papan kayu dengan bentuk tak biasa, terkadang juga terbuat dari kayu apung, termasuk tongkat kepala suku, patung [[Tangata manu|manusia burung]], dan dua ornamen ''[[reimiro]]''. Ada juga beberapa [[petroglif]] yang mungkin termasuk dalam prasasti rongorongo pendek. Sejarah lisan menuturkan bahwa hanya segelintir kalangan yang dapat membaca huruf dan apa yang terkandung dalam tablet itu suci.
Sekitar dua lusin objek kayu yang digolongkan sebagai prasasti rongorongo dikumpulkan pada akhir abad ke-19 dan sekarang tersebar di berbagai musium, beberapa diantaranya mengalami pelapukan parah, terbakar, ataupun rusak. Sedangkan tidak ada prasasti rongorongo yang tersisa di Pulau Paskah. Objek-objek tersebut kebanyakan berupa tablet yang berbentuk tidak beraturan dan terbuat dari kayu ataupun kayu apung. Terdapat juga beberapa [[petroglif]] yang mengandung tulisan rongorongo pendek didalamnya. Berdasarkan sejarah dari lisan ke lisan, hanya sejumlah kecil orang berilmu ataupun petinggi yang dapat membaca tulisan tersebut, juga, tablet yang ada dianggap sebagai barang yang sakral.


Teks rongorongo otentik ditulis dalam arah bergantian, sebuah sistem yang disebut [[boustrofedon]] terbalik. Di sepertiga tablet, garis dari teks diukir ke kayu secara dangkal. Glif yabg terdapat dalam rongorongo dapat melambangkan manusia, hewan, tumbuhan [[artefak budaya|artefak]] dan simbol geometris. Anyak dari glif figur manusia dan hewan seperti glif {{nowrap|'''200''' {{Roro|200|14px}}}} dan {{nowrap|'''280''' {{Roro|280|14px}},}} mrmoloki karakteristik protuberansis di setiap sisi kepala, dan kemungkinan melambangkan mata.
Teks rongorongo otentik ditulis dengan arah penulisan alternatif, sebuah sistem yang disebut sebagai [[boustrofedon]] terbalik. Selain itu, terdapat [[ukiran (arsitektur)|ukiran]] melintang pada sepertiga dari tablet. Glif yang terdapat pada teks-teks merupakan garis luar dari manusia, hewan, tumbuhan, [[artefak budaya|artefak]], dan bentuk-bentuk geometris. Banyak dari glif berbentuk manusia dan hewan, seperti glif {{nowrap|'''200''' {{Roro|200|14px}}}} dan {{nowrap|'''280''' {{Roro|280|14px}},}} memiliki garis lekukan pada sisi kepala, kemungkinan digunakan untuk melambangkan mata.


Teks individual secara konvensional dikenal sebagai huruf kapital besar dan sebuah nama, seperti [[Rongorongo_text_C|Tablet '''C''']], Tablet ''Mamari''. Variabel nama lainnya mungkin saja deskriptif arau mengindikasikan dimana objek tersebut disimpan, seperti Oar, ''the Snuffbox'', ''the Small Santiago Tablet'', dan ''the Santiago Staff''.
Secara konvensional, teks rongorongo individual dinamai sebagai huruf kapital tunggal ataupun diberikan sebuah nama, seperti [[Teks_rongorongo_C|Tablet '''C''']] dan Tablet ''Mamari''. Selain itu, penamaan tablet dapat berupa nama deskriptif atau indikasikan dimana objek tersebut disimpan, seperti ''Oar'', ''the Snuffbox'', Tablet Santiago Kecil, dan Tongkat Santiago.


==Etimologi dan nama lainnya==
==Etimologi dan nama lainnya==
{{lang|rap|Rongorongo}} merupakan penamaan baru untuk inskripsi ini, dalam [[bahasa Rapa Nui]], kata ini berarti "untuk membaca, untuk menyatakan, untuk melantunkan".{{#tag:ref|[[Sebastian Englert]] mendefinisikan {{lang|rap|rogorogo}} sebagai "{{lang|es|recitar, declamar, leer cantando}}" (untuk membaca, menyatakan, membaca syair), dan {{lang|rap|tagata rogorogo}} (orang rongorongo) sebagai "{{lang|es|hombre que sabía leer los textos de los}} {{lang|rap|kohau rogorogo}}, {{lang|es|o sea, de las tabletas con signos para la recitación}}" (seseorang yang dapat membaca {{lang|rap|kohau rongorongo}}, yang tertera dalam tablet-tablet yang memuat tanda-tanda untuk dibacakan). {{lang|rap|Rongorongo}} merupakan [[reduplikasi]] dari {{lang|rap|rongo}} "{{lang|es|recado, orden o mandato, mensaje, noticia}}" (sebuah pesan, utusan, perhatian), {{lang|rap|tagata rogo}} merupakan "{{lang|es|mensajero}}" (pembawa pesan).<ref name=Englert1993/>
{{lang|rap|Rongorongo}} dalam [[bahasa Rapa Nui]] berarti "untuk membaca, untuk menyatakan, untuk melantunkan".{{#tag:ref|[[Sebastian Englert]] mendefinisikan {{lang|rap|rogorogo}} sebagai "{{lang|es|recitar, declamar, leer cantando}}" (untuk membaca, menyatakan, membaca syair), sementara {{lang|rap|tagata rogorogo}} (orang rongorongo) berarti "{{lang|es|hombre que sabía leer los textos de los}} {{lang|rap|kohau rogorogo}}, {{lang|es|o sea, de las tabletas con signos para la recitación}}" (seseorang yang dapat membaca {{lang|rap|kohau rongorongo}} yang tertera dalam tablet-tablet yang memuat simbol-simbol untuk dibaca). Kata {{lang|rap|Rongorongo}} sendiri merupakan [[pengulangan]] dari {{lang|rap|rongo}} "{{lang|es|recado, orden o mandato, mensaje, noticia}}" (sebuah pesan, utusan, perhatian), sedangkan {{lang|rap|tagata rogo}} berarti "{{lang|es|mensajero}}" (pembawa pesan).<ref name=Englert1993/>

{{lang|rap|Kohau}} dalam gugus kata tersebut didefinisikan sebagai "{{lang|es|líneas tiradas a hilo}} {{lang|rap|hau}} {{lang|es|sobre tabletas o palos para la inscripción de signos}}" (garis yang tertoreh dengan menggunakan benang ({{lang|rap|hau}}) diatas tablet atau tongkat untuk inskripsi tanda yang anda didalamnya).<ref name=Englert1993/>

Kata {{lang|rap|rongo}} {{IPA|/ɾoŋo/}} dalam bahasa Rapanui memiliki [[kata kerabat|keterkaitan]] dengan kebanyakan [[bahasa Austronesia]], mulai dari [[bahasa Melayu]] {{lang|ms|dengar}} {{IPA|/dəŋar/}} sampai [[bahasa Fiji]] {{lang|fj|rogoca}} {{IPA|/roŋoða/}} dan juga [[bahasa Hawaii]] {{lang|haw|lono}} {{IPA|/lono/}}, dimana kata-kata tersebut memiliki arti sebagai "medengarkan".|group="catatan"|name="def"}}

Nama asli—ataupun mungkin nama deskriptif—dari aksara tersebut kemungkinan adalah ''{{lang|rap|kohau motu mo rongorongo}}'', nama tersebut berarti "garis yang ditorehkan untuk menyairkan", atau diringkas menjadi ''{{lang|rap|kohau rongorongo}}'' atau "garis [untuk] menyairkan" menurut beberapa cerita lisan.<ref name=Englert1993>Englert 1993</ref> Terdapat juga beberapa nama spesifik lain yang pernah digunakan sebelumnya untuk menamai sebuah teks yang didasarkan pada topik yang ada didalam teks. Sebagai contoh, {{wikt-lang|rap|kohau ta{{saltillo}}u}} ("garis suatu masa") merupakan penggambaran terhadap suatu sejarah, {{wikt-lang|rap|kohau îka}} ("garis atas banyak ikan") merupakan penggambaran orang-orang yang meninggal dan terbunuh dalam perang ({{wikt-lang|rap|îka}} "ikan" secara homofonus merupakan figur dan lambang yang melambangkan "kerusakan atas perang), dan {{wikt-lang|rap|kohau ranga}} "barisan pelarian" adalah daftar pengungsi perang.<ref group=catatan name="def"/>

Beberapa sumber jurnal telah memahami benar bahwa {{wikt-lang|rap|ta{{saltillo}}u}} dalam {{lang|rap|kohau ta{{saltillo}}u}} merupakan sebuah sistem penulisan yang berbeda dan terpisah dari ''rongorongo.'' [[Thomas Barthel]] menyatakan bahwa: "Penduduk pulau tersebut memiliki sistem penulisan yang lain (dan dinamakan sebagai aksara "''ta{{saltillo}}u''") yang menceritakan sejarah mereka dan hal-hal sekuler lainnya, tetapi bukti atas tulisan ini telah hilang."<ref>Barthel 1958:66</ref> Akan tetapi, Fischer menuliskan bahwa "{{lang|rap|ta{{saltillo}}u}} aslinya merupakan jenis lain dari inskripsi {{lang|rap|rongorongo}}. Dan pada tahun 1880-an, sekelompok petinggi menciptakan sebuah "aksara" turunan [yang juga] disebut sebagai {{lang|rap|ta{{saltillo}}u}} yang kemudian digunakan untuk mendekorasi ukiran-ukiran yang dipergunakan untuk meningkatkan harga jual barang tersebut. Dan aksara ini merupakan bentuk imitasi primitif dari {{lang|rap|rongorongo}}."<ref>Fischer 1997:667</ref> Selain itu, terdapat aksara ketiga yang diduga tercantum dalam beberapa publikasi pada pertengahan abad ke-20 merupakan sebuah "ciptaan geometrik [ataupun dekoratif yang diciptakan] pada awal abad ke-20", yang dinamakan sebagai {{lang|rap|mama}} atau {{lang|rap|va{{saltillo}}eva{{saltillo}}e}}.<ref>Fischer 1997:ix</ref>

==Bentuk dan susunan==
[[Image:Rongorongo G-r Small Santiago (raw).jpg|thumb|right|''The Small Santiago Tablet'' atau dikenal sebagai tablet '''G''' memiliki [[galur (arsitektur)|garis]] melintang yang diukir seiringan dengan aksara yang ditulis.]]
Bentuk dari glif ini biasanya terbentuk dari makhluk hidup dengan kontur yang dibakukan dan bentuk-bentuk geometris dengan panjang sekitar satu centimeter. Bentuk dari tablet kayu kebanyakan tidak beraturan, dan ukiran galur terdapat dalam kebanyakan tablet (seperti tablet '''B''', '''E''', '''G''', '''H''', '''O''', '''Q''', dan mungkin '''T'''), dengan glif diukir secara dangkal, seperti yang bisa dilihat di tablet '''G''' disamping. Diasumsikan bahwa bentuk tidak beraturan ataupun hanya diampil dari potongan kayu dan tidak dibentuk sebagai balok dikarenakan karena nilai magis dari kayu di hutan pulau tersebut.<ref>Fischer 1997:382</ref>

===Media penulisan===
[[Image:Rongorongo K-v London (edge).jpg|thumb|right|Teks mengalami perubahan ukuran dikarenakan penyempitan area penulisan pada ujung tablet '''K'''.]]
Beberapa teks glif rongorongo yang masih tersisa saat ini biasanya dibuat dan diukir diatas kayu, dan teks yang diukir diatas batu (lihat [[#Petroglif|bagian petroglif]]) ataupun digambar diatas [[kain kulit kayu]] hanya tersisa dalam jumlah yang sangat kecil.
Menurut tradisi setempat, tablet-tablet ini dibuat dari kayu [[toromiro]]. Akan tetapi pada tahun 2005, Orliac menemukan tujuh objek (tablet '''B''', '''C''', '''G''', '''H''', '''K''', '''Q''', dan {{lang|rap|reimiro}} '''L''') yang terbuat dari ''[[Thespesia populnea]]'' dengan menggunakan [[mikroskop pemindai elektron]] dan [[mikroskop pembanding]]; dan identifikasi yang serupa telah dilakukan untuk tablet '''M''' pada 1934. Pohon tersebut dikenal sebagai {{lang|rap|mako{{saltillo}}i}} dalam bahasa Rapanui, dan "kayu mawar Pasifik" dikarenakan warna dari batangnya. Jenis pohon dengan tinggi sekitar 15 meter tersebut telah digunakan sebagai bahan untuk membuat ukiran-ukiran sakral di daerah-daerah Polinesia yang kemudian dibawa ke pulau Paskah oleh penduduk paling awal yang menetap di pulau tersebut.<ref>Skjølsvold 1994, dikutip dalam dalam Orliac 2005</ref> Akan tetapi, tidak semua kayu yang digunakan berasal dari Pulau Paskah: Orliac (2007) mengemukakan bahwa tablet '''N''', '''P''', dan '''S''' dibuat dari [[Podocarpus latifolius|Kayu Kuning Afrika Selatan (''Podocarpus latifolius'')]] yang dibawa oleh bangsa barat yang bersinggah ke pulau tersebut. Selain itu, Fischer mendeskripsikan tablet '''P''' sebagai "Oar Amerika ataupun Eropa yang telah rusak dan dibentuk kembali", serupa dengan bahan baku untuk membuat tablet '''A''' (yang terbuat dari [[Fraxinus excelsior|Pohn Ash Eropa, ''Fraxinus excelsior'']]) dan '''V'''; terdapat juga kemungkinan bahwa kayu untuk tablet rongorongo didapatkan dari serpihan kayu kapal bangsa barat menurut beberpa penuturan setempat. Selain itu, tablet '''P''' dan '''S''' digunakan kembali sebagai papan kayu untuk membuat kapal kecil Rapanui, yang menunjukkan bahwa pada masa itu, tablet-tablet tersebut tidak terlalu penting untuk penduduk pulau.<ref>Fischer 1997:483</ref> Beberapa teks diukir pada [[kayu apung]].<ref>Fischer 1997:497</ref> Penggunaan kayu apung sebagai media penulisan berdampak pada struktur dari aksara itu sendiri, seperti adanya [[ligatur tipografik|lingatur]] dan kemungkinan ditulis menggunakan [[Telegrafis|gaya telegrafik]] yang mempersulit analisis tekstual. Walaupun begitu, para penduduk pulau lebih menggunakan kayu apung dibandingkan kayu dikarenakan biaya pembuatannya yang lebih murah, selain itu, kayu apung juga mudah untuk didapatkan.<ref>Fischer 1997:382–383; Lihat juga [[Penguraian rongorongo]]</ref>

[[File:Red Banana leaf veins.jpg|thumb|left|Tablet rongorongo kemungkinan dipengaruhi oleh penulisan pada [[daun pisang]].]]

<!--[[Penguraian rongorongo#Thomson|William J. Thomson]] melaporkan bahwa sebuah [[labu air]] yang ditemukan didalam sebuah batu prasasti dan "ditutupi oleh hiroglif yang mirip dengan yang ditemukan pada tablet yang sudah ditemukan" menghilang. -->Pada masa awal dari periode penelitian yang dimulai pada tahun 1864, dilaporkan bahwa wanita pulau memakai [[kain Tapa|kain kulit kayu]] yang dihiasi dengan "simbol"; [[teks Rongorongo Ragitoki|sebagian kecil]] dari salah satu dari simbol-simbol tersebut masih selamat hingga saat ini dan kemudian menjadi penyusun simbol-simbol rongorongo.

Menutur penuturan penduduk setempat, dikarenakan kayu memiliki nilai yang sangat berharga, hanya petinggi suku yang boleh menggunakan, sementara penduduk biasa hanya menulis pada [[daun pisang]]. Seorang [[etnologis]] Jerman, [[Thomas Barthel]], mempercayai bahwa ukiran pada kayu merupakan tahap perkembangan sekunder dari aksara tersebut yang didasarkan pada tahap awal yabg menggunakan daun pisang ataupun sayatan dari batang pisang dengan alat pengukir yang terbuat dari tulang, hal ini menyebabkan penggunaan daun pisang berkurang dalam menulis aksara tersebut dengan maksud agar tablet kayu dapat lebih banyak dibuat.<ref>Barthel 1971:1168</ref> Dia bereksperimen dengan menggunakan daun pisang dan menemukan bahwa glif yang ditulis dapat terlihat dengan jelas dikarenakan sayatan yang terbentuk dan mengering diatas permukaannya. Akan tetapi, daun tersebut menjadi sangat rawan dan tidak akan bertahan lama setelah mengering.<ref>Fischer 1997:386</ref>

Barthel berspekulasi bahwa daun pisang kemungkinan digunakan sebagai prototipe untuk tulisan pada tablet, sedangkan galur yang ada pada permukaan tablet merupakan gambaran dari struktur pembuluh daun itu sendiri:
{{clear}}
{{quotation|Eksperimen praktikal dengan material yang ada pada [Pulau Paskah] telah membuktikan bahwa bagian atas dari pohon pisang tidak hanya merupakan media penulisan yang ideal, tetapi juga memiliki korespondensi yang selaras antara jarak aksara yang dituliskan dengan jarak diantara jaringan pembuluh dan tulang dari pohon pisang. Inskripsi klasik dapat dibuat dalam dua kelompok menurut tingginya (10–12&nbsp;mm dan 15&nbsp;mm); dan tinggi tersebut dapat berubah-ubah, tergantung diposisi jarak antara jaringan pembuluh dan penopang batang pisang (rata-rata setinggi 10&nbsp;mm pada bagian lebih bawah dari pohon berukuran sedang) ataupun pada daun pisang ([...] maksimal setinggi&nbsp;15mm).|Barthel 1971:1169}}

===Arah penulisan===
[[Image:Rongo-rongo script.jpg|thumb|left|Pada gambar Tablet Santiago Kecil yang diperbesar ini, baris 3 berada di paling bawah, sedangkan baris 7 berada paling atas. Glif pada baris 3, 5, dan 7 ditulis pada arah sisi kanan ke atas, sedangkan 4 dan 6 merupakan sisi kiri ke bawah.]]
Glif rongorongo ditulis dalam arah [[boustrofendon|boustrofendon terbalik]], dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Sehingga pembaca harus memulai dari sisi kiri paling bawah, dan membaca dari arah kiri ke kanan, kemudian tablet diputar 180 derajat untuk melanjutkan bacaan pada baris berikutnya. Saat membaca satu baris, garis pada sisi atas dan bawah akan terlihat terbalik seperti pada gambar di{{if mobile|1=bawah ini|2=samping kiri}}.

Akan tetapi, jika tulisan masih dilanjutkan pada sisi kedua dari tablet yang menghasilkan nilai ganjil, seperti dalam tablet '''K''', '''N''', '''P''', dan '''Q''', maka, baris paling awal dari tablet akan mulai pada pojok "atas" bagian kiri dan arah penulisannya akan berganti menjadi dari atas ke bawah.

Inskripsi pada tablet yang lebih besar ataupun pada sebatang tongkat mungkin dapat dibaca tanpa diputar jika pembaca dapat membacanya tanpa memutarbalikkan media penulisannya.<ref>Fischer 1997:353</ref>

Arah penulisan ditentukan oleh adanya glif yang menjadi simbol perbalikan arah, glif tersebut diletakkan pada akhir setiap kata ataupun pesan paralel antara tablet satu dengan yang lainnya saat tablet tidak memiliki satupun penanda.

===Instrumen penulisan {{anchor|Instrumen penulisan}}===
[[Image:Rongorongo Gv4 (section).jpg|thumb|right|Kebanyakan dari glif pada '''Gv4''' diukir dengan menggunakan gigi hiu. Akan tetapi, dua bagian dari glif kedua dari kanan ({{Roro|070|8px}} dan [[Image:RR 062V.png|8px|Bulb on line]]) dihubungkan dengan garis samar-samar menyerupai rambut yang kemungkinan diukir menggunakan obsidian. (Tanda
{{Roro|003|4px}} juga dihubungkan oleh garis serupa (akan tetapi terlalu samar untuk dilihat pada gambar ini) yang menghubungkan simbol tersebut dengan tangan dari glif figur manusia.)]]
Menurut sejarah yang dituturkan, para pengukir menggunakan [[Obsidian|pecahan obsidian]] ataupun [[gigi hiu]] kecil, alat tersebut diduku juga digunakan untuk memotong kayu di daerah Polinesia, membuat galur ataupun memoles tablet, dan untuk kegunaan penulisan glif itu sendiri.<ref>Métraux 1940:404</ref> Kebanyakan glif sering dibuat dengan ukiran yang dalam dan halus, walaupun beberapa ukiran dangkal dan garis tipis juga ditemukan. Dalam gambar {{if mobile|diatas|disamping}}, sebuah glif terdiri atas dua bagian yang dihubungkan oleh garis tipis. Beberapa peneliti, termasik Barthel, mempercayai bahwa potongan kecil tersebut dibuat dengan menggunakan serpihan obsidian, dan teks tersebut diukir dalam dua tahapan: sketsa teks dibuat dengan menggunakan obsidian, sedangkan penebalan dan penambahan kedalaman ukiran dibuat dengan menggunakan gigi hiu.<ref>Horley 2009</ref> Sedangkan potongan tipis yang lain merupakan sebuah kesalahan, konvensi desain, ataupun sebagai unsur dekoratif.
===Glif===
[[Image:Rongorongo B-v Aruku-Kurenga (end).jpg|thumb|right|Sebuah fotografik negatif dari salah satu ujung tablet '''B'''. Angka yang tertera merupakan urutan baris; ''Fin de 13'' berarti "akhir dari [baris ke-]13".]]

Glif yang ada memiliki bentuk menyerupai manusia, hewan, sayuran, dan bentuk bentuk geometris, dan sering juga berupa [[ligatur tipografik|bentuk gabungan]]. Hampir semua glif yang memiliki kepala, bagian kepala diposisikan menghadap ke atas ataupun ke pembaca, dan dapat ditambahkan penanda di sisi kanan glif tersebut dengan cara menghubungkan langsung garis luar antara kedua komponen glif. Masih belum diketahui alasan pasti dari glif kepala yang tidak pernah diukir menghadap kiri ataupun bawah. Kepala pada glif sering memiliki karakteristik berupa proyeksi pada kedua sisinya yang kemungkinan menggambarkan bagian mata (seperti pada glif [[penyu]] dibawah ini) ataupun telinga (seperti dalam petroglif antromorpik di bagian selanjutnya). Selain itu, glif juga sering berbentuk burung ataupun unggas; banyak diantaranya melambangkan [[cikalang|burung cikalang]] (lihat gambar dibawah) yang memiliki keterkaitan dengan maha dewa [[Makemake (mitologi)|Makemake]].<ref>Guy 2006</ref>{{#tag:ref|Akan tetapi, glif yang melambangkan ayam jantan ataupun betina tidak ditemukan, walaupun ayam merupakan salah satu dari sumber ekonomi utama dan menjadi bagian frasa dari beberapa tablet yang berbunyi "berapa banyak orang [kepala suku] yang telah dibunuh, berapa banyak ayam yang dia curi".<ref>Routledge 1919:251</ref>|group="catatan"}} Glif lain mengambil bentuk dari ikan ataupun antropoda. Beberapa diantaranya mirip denhan [[petroglif]] yang ditemukan di seluruh penjuru pulau.


[[File:Rongorongo-sample-en.png|thumb|center|upright=2|Beberapa dari glif rongorongo ikonik. Pria yang digambarkan sedang duduk [bagian kiri bawah] dianggap sebagai gabungan glif. Gambar ini berasal dari Barthel (1958). Keterangan di kolom sebelah kanan hanyalah penamaan deskriptif.]]
{{lang|rap|Kohau}} didefinisikan sebagai "{{lang|es|líneas tiradas a hilo}} {{lang|rap|hau}} {{lang|es|sobre tabletas o palos para la inscripción de signos}}" (garis yang tertoreh dengan menggunakan benang ({{lang|rap|hau}}) diatas tablet atau tongkat untuk inskripsi tanda yang anda didalamnya).<ref name=Englert1993/>


==Penguraian==
{{lang|rap|rongo}} dalam bahasa Rapanui {{IPA|/ɾoŋo/}} memiliki [[kata kerabat]] yang dapat dijumpai dengan kebanyakan dari [[bahasa Austronesia]], dari [[bahasa Melayu]] {{lang|ms|dengar}} {{IPA|/dəŋar/}} sampai [[bahasa Fiji]] {{lang|fj|rogoca}} {{IPA|/roŋoða/}} dan [[bahasa Hawaiian]] {{lang|haw|lono}} {{IPA|/lono/}}, dimana kata-kata tersebut memiliki arti sebagai "medengarkan".|group="note"|name="def"}}
{{main article|Penguraian rongorongo}}
Seperti kebanyakan aksara yang belum terurai, terdapat banyak interpretasi dan penerjemahan terstruktur dari rongorongo yang pernah dibuat. Namun, terlepas dari salah satu tablet yang menunjukan [[kalender bulan]] dari [[kalender Rapa Nui]], tidak ada satupun dari teks tersebut yang dapat dibaca. Terdapat tiga kendala serius saat menguraikan aksara ini jika aksara ini benar-benar merupakan suatu sistem penulisan, yakni: kecilnya jumplah teks yang tersisa saat ini, konteks yang cukup kurang, dan penelitian yang sangat minim terhadap bahasa Rapanui Kuno, dikarenakan [[bahasa Rapa Nui|bahasa Rapanui moderen]] telah tercampur secara kental dengan [[bahasa Tahitian]], dan kemungkinan bahasa tersebut tidak dapat dicocokkan dengan tablet tersebut sama sekali.<ref>Englert 1970:80</ref>


Terdapat juga beberapa gagasan bahwasanya rongorongo bukanlah sistem penulisan yang sesungguhnya, namun sebuah [[proto-penulisan]], atau bahkan dalam cangkupan yang lebih kecil dapat berupa sarana [[mnemonik]] untuk kegunaan geanalogi, koreografi, navigasi, astronomi, ataupun agrikultur. Sebagai contoh, ''Atlas of Languages'' menyatakan bahwa: "Aksara ini kemungkinan digunakan untuk hafalan ataupun untuk tujuan dekoratif, dan bukan suatu sistem penulisan bagi penduduk pulau untuk bahasa Rapanui."<ref>Comrie ''et al.'' 1996:100</ref> Jika aksara ini memang bukan suatu sistem penulisan, maka, hanya terdapat sedikit kemungkinan bahwa aksara ini dapat diuraikan.{{#tag:ref|Contoh lain dari proto-tulisan, seperti [[aksara Dongba]] di dataran Tiongkok telah dianggap dan terbukti mustahil untuk dibaca dengan tanpa bantuan. Namun, kesimpulan awal bahwa rongorongo tidak mendeskripsikan dan merekam bahasa tersebut mungkin didasarkan pada kata palsu. Lihat [[Penguraian rongorongo]] untuk lebih jelasnya.|group="catatan"}} Aksara ini kemungkinan merupakan [[logografik]] ataupun [[silabaris|silabik]], walaupun aksara ini tidak muncul sebagai logografi murni, ataupun silabik murni, dan penentuan jenis ini telah menjadi perdebatan diantara kalangan yang menganggap bahwa rongorongo merupakan sistem penulisan.<ref>Pozdniakov & Pozdniakov, 2007</ref>
Nama asli—atuapun mungkin nama deskripsi—dari aksara ini kemungkinan merupakan {{lang|rap|kohau motu mo rongorongo}} menurut beberapa kisah, dimana berarti sebagai "garis yang ditorehkan untuk menyairkan", atau diringkas menjadi {{lang|rap|kohau rongorongo}} atau "garis [untuk] menyairkan".<ref name=Englert1993>Englert 1993</ref> Terdapat juga beberapa nama spesifik lain yang lernah diceritakan sebelumnua untuk sebuah teks yang didasarkan pada topik dari bacaan tersebut. Sebagai contoh, {{wikt-lang|rap|kohau ta{{saltillo}}u}} ("garis suatu masa") merupakan suatu sejarah, gimana {{wikt-lang|rap|kohau îka}} ("garis atas banyak ikan") merupakan daftar orang-orang yang meninggal dan terbunuh dalam perang ({{wikt-lang|rap|îka}} "ikan" secara homofonus merupakan figur dan lambang yang melambangkan "kerusakan atas perang), dan {{wikt-lang|rap|kohau ranga}} "barisan pelarian" adalah daftar pengungsi perang.<ref group=note name="def"/>


{| class=wikitable width=500px style="margin: 1em auto;"
Beberapa penulis telah memahami benar bahwa {{wikt-lang|rap|ta{{saltillo}}u}} dalam {{lang|rap|kohau ta{{saltillo}}u}} merupakan sebuah tulisan yang berbeda dan terpisah dari ''rongorongo.'' [[Thomas Barthel]] menyatakan bahwa: "Penduduk pulau tersebut memiliki sistem penulisan yang lain (dan dinamakan sebagai aksara "''ta{{saltillo}}u''") yang menceritakan sejarah mereka hal-hal sekuler lainnya, namun bukti atas tulisan ini telah hilang."<ref>Barthel 1958:66</ref> Tetapi, Fischer menuliskan bahwa "{{lang|rap|ta{{saltillo}}u}} aslinya merupakan tipe inskripsi {{lang|rap|rongorongo}}. Dan pada tahun 1880-an, sekelompok sesepuh menciptakan sebuah "aksara" derivatif [yang juga] disebut sebagai {{lang|rap|ta{{saltillo}}u}} yang dimana digunakan untuk mendekorasi ukiran-ukiran yang dipergunakan untuk meningkatkan harga jual barang tersebut. Dan aksara ini merupakan imitasi primitif dari {{lang|rap|rongorongo}}."<ref>Fischer 1997:667</ref> Juga terdapat aksara ketiga yang diduga dideskripsikan dalam beberapa publikasi pertengahan abad ke-20 yang merupakan "ciptaan geometrik [dekoratif yang diciptakan] pada awal abad ke-20", yang dinamakan sebagai {{lang|rap|mama}} atau {{lang|rap|va{{saltillo}}eva{{saltillo}}e}}.<ref>Fischer 1997:ix</ref>
|- align=center
| {{Roro|001}} || {{Roro|002}} || {{Roro|003}} || {{Roro|004}} || {{Roro|005}} || {{Roro|006}} || {{Roro|007}} || {{Roro|008}} || {{Roro|009}} || {{Roro|010}} || {{Roro|014}} || {{Roro|015}} || {{Roro|016}}
|- align=center
! '''01''' || '''02''' || '''03''' || '''04''' || '''05''' || '''06''' || '''07''' || '''08''' || '''09''' || '''10''' || '''14''' || '''15''' || '''16'''
|- align=center
| {{Roro|022}} || {{Roro|025}} || {{Roro|027}} || {{Roro|028}} || {{Roro|034}} || {{Roro|038}} || {{Roro|041}} || {{Roro|044}} || {{Roro|046}} || {{Roro|047}} || {{Roro|050}} || {{Roro|052}} || {{Roro|053}}
|- align=center
! '''22''' || '''25''' || '''27AB''' || '''28''' || '''34''' || '''38''' || '''41''' || '''44''' || '''46''' || '''47''' || '''50''' || '''52''' || '''53'''
|- align=center
| {{Roro|059}} || {{Roro|060}} || {{Roro|061}} || {{Roro|062}} || {{Roro|063}} || {{Roro|066}} || {{Roro|067}} || {{Roro|069}} || {{Roro|070}} || {{Roro|071}} || {{Roro|074}} || {{Roro|076}} || {{Roro|091}}
|- align=center
! '''59''' || '''60''' || '''61''' || '''62''' || '''63''' || '''66''' || '''67''' || '''69''' || '''70''' || '''71''' || '''74''' || '''76''' || '''91'''
|- align=center
| {{Roro|095}} || {{Roro|099}} || {{Roro|200}} || {{Roro|240}} || {{Roro|280}} || {{Roro|380}} || {{Roro|400}} || {{Roro|530}} || {{Roro|660}} || {{Roro|700}} || {{Roro|720}} || {{Roro|730}} || {{Roro|901}}
|- align=center
! '''95''' || '''99''' || '''200''' || '''240''' || '''280''' || '''380''' || '''400''' || '''530''' || '''660''' || '''700''' || '''720''' || '''730''' || '''901'''
|- bgcolor=white
| colspan=13| Kotak manuskrip dasar dari rongorongo yang diproposalkan oleh Pozdniakov & Pozdniakov (2007), yang digunakan pada 99.7% teks terkait, kecuali untuk simbol idiodinkratik.
|}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Penguraian rongorongo]]
* [[Penguraian rongorongo]]


==Catatan==
<references group="catatan"/>
==Referensi==
{{Reflist}}
==Bacaan lebih lanjut==
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://web.archive.org/web/20071017022436/http://www.rongorongo.org/ The Rongorongo of Easter Island]– the most complete and balanced description of rongorongo on the internet. (Offline since 2009. Incompletely archived from [http://www.rongorongo.org/index.html the original]{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071017022436/http://www.rongorongo.org/ |date=2007-10-17 }} on 2007 October 17. [http://web.archive.org/web/*/http://www.rongorongo.org Earlier archives] available.)
* [http://web.archive.org/web/20071017022436/http://www.rongorongo.org/ The Rongorongo of Easter Island]– the most complete and balanced description of rongorongo on the internet. (Offline since 2009. Incompletely archived from [http://www.rongorongo.org/index.html the original]{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071017022436/http://www.rongorongo.org/ |date=2007-10-17 }} on 2007 October 17. [http://web.archive.org/web/*/http://www.rongorongo.org Earlier archives] available.)

Revisi terkini sejak 10 November 2022 06.18

Rongorongo
Jenis aksara
Belum diuraikan
BahasaDiperkirakan merupakan bagian dari Rapa Nui
Periode
Waktu pembuatan tidak diketahui; penggunaanya sudah hilang dan kebanyakan tablet hilang ataupun hancur pada tahun 1860-an
Arah penulisanCampuran (Boustrofedon terbalik)
ISO 15924
ISO 15924Roro, 620 Sunting ini di Wikidata, ​Rongorongo
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Rongorongo /ˈrɒŋɡˈrɒŋɡ/ (Rapa Nui: [ˈɾoŋoˈɾoŋo]) merupakan sebuah sistem glif yang ditemukan pada abad ke-19 di Pulau Paskah yang kemungkinan berupa sistem penulisan ataupun proto sistem penulisan. Terdapat beberapa percobaan untuk menguraikan tulisan tersebut, tetapi tidak ada yang berhasil. Tidak ada satupun dari glif tersebut yang dapat benar-benar dibaca, walaupun beberapa petunjuk yang kemungkinan merupakan bukti terhadap adanya informasi genealogikal telah ditemukan. Jika rongorongo terbukti sebagai sistem penulisan dan ciptaan independen, maka ia akan menjadi salah satu dari segelintir kecil ciptaan sistem penulisan independen yang ada pada sejarah manusia.[1]


Sekitar dua lusin objek kayu yang digolongkan sebagai prasasti rongorongo dikumpulkan pada akhir abad ke-19 dan sekarang tersebar di berbagai musium, beberapa diantaranya mengalami pelapukan parah, terbakar, ataupun rusak. Sedangkan tidak ada prasasti rongorongo yang tersisa di Pulau Paskah. Objek-objek tersebut kebanyakan berupa tablet yang berbentuk tidak beraturan dan terbuat dari kayu ataupun kayu apung. Terdapat juga beberapa petroglif yang mengandung tulisan rongorongo pendek didalamnya. Berdasarkan sejarah dari lisan ke lisan, hanya sejumlah kecil orang berilmu ataupun petinggi yang dapat membaca tulisan tersebut, juga, tablet yang ada dianggap sebagai barang yang sakral.

Teks rongorongo otentik ditulis dengan arah penulisan alternatif, sebuah sistem yang disebut sebagai boustrofedon terbalik. Selain itu, terdapat ukiran melintang pada sepertiga dari tablet. Glif yang terdapat pada teks-teks merupakan garis luar dari manusia, hewan, tumbuhan, artefak, dan bentuk-bentuk geometris. Banyak dari glif berbentuk manusia dan hewan, seperti glif 200 Glif 200 dan 280 Glif 280, memiliki garis lekukan pada sisi kepala, kemungkinan digunakan untuk melambangkan mata.

Secara konvensional, teks rongorongo individual dinamai sebagai huruf kapital tunggal ataupun diberikan sebuah nama, seperti Tablet C dan Tablet Mamari. Selain itu, penamaan tablet dapat berupa nama deskriptif atau indikasikan dimana objek tersebut disimpan, seperti Oar, the Snuffbox, Tablet Santiago Kecil, dan Tongkat Santiago.

Etimologi dan nama lainnya

[sunting | sunting sumber]

Rongorongo dalam bahasa Rapa Nui berarti "untuk membaca, untuk menyatakan, untuk melantunkan".[catatan 1]

Nama asli—ataupun mungkin nama deskriptif—dari aksara tersebut kemungkinan adalah kohau motu mo rongorongo, nama tersebut berarti "garis yang ditorehkan untuk menyairkan", atau diringkas menjadi kohau rongorongo atau "garis [untuk] menyairkan" menurut beberapa cerita lisan.[2] Terdapat juga beberapa nama spesifik lain yang pernah digunakan sebelumnya untuk menamai sebuah teks yang didasarkan pada topik yang ada didalam teks. Sebagai contoh, kohau taꞌu ("garis suatu masa") merupakan penggambaran terhadap suatu sejarah, kohau îka ("garis atas banyak ikan") merupakan penggambaran orang-orang yang meninggal dan terbunuh dalam perang (îka "ikan" secara homofonus merupakan figur dan lambang yang melambangkan "kerusakan atas perang), dan kohau ranga "barisan pelarian" adalah daftar pengungsi perang.[catatan 1]

Beberapa sumber jurnal telah memahami benar bahwa taꞌu dalam kohau taꞌu merupakan sebuah sistem penulisan yang berbeda dan terpisah dari rongorongo. Thomas Barthel menyatakan bahwa: "Penduduk pulau tersebut memiliki sistem penulisan yang lain (dan dinamakan sebagai aksara "taꞌu") yang menceritakan sejarah mereka dan hal-hal sekuler lainnya, tetapi bukti atas tulisan ini telah hilang."[3] Akan tetapi, Fischer menuliskan bahwa "taꞌu aslinya merupakan jenis lain dari inskripsi rongorongo. Dan pada tahun 1880-an, sekelompok petinggi menciptakan sebuah "aksara" turunan [yang juga] disebut sebagai taꞌu yang kemudian digunakan untuk mendekorasi ukiran-ukiran yang dipergunakan untuk meningkatkan harga jual barang tersebut. Dan aksara ini merupakan bentuk imitasi primitif dari rongorongo."[4] Selain itu, terdapat aksara ketiga yang diduga tercantum dalam beberapa publikasi pada pertengahan abad ke-20 merupakan sebuah "ciptaan geometrik [ataupun dekoratif yang diciptakan] pada awal abad ke-20", yang dinamakan sebagai mama atau vaꞌevaꞌe.[5]

Bentuk dan susunan

[sunting | sunting sumber]
The Small Santiago Tablet atau dikenal sebagai tablet G memiliki garis melintang yang diukir seiringan dengan aksara yang ditulis.

Bentuk dari glif ini biasanya terbentuk dari makhluk hidup dengan kontur yang dibakukan dan bentuk-bentuk geometris dengan panjang sekitar satu centimeter. Bentuk dari tablet kayu kebanyakan tidak beraturan, dan ukiran galur terdapat dalam kebanyakan tablet (seperti tablet B, E, G, H, O, Q, dan mungkin T), dengan glif diukir secara dangkal, seperti yang bisa dilihat di tablet G disamping. Diasumsikan bahwa bentuk tidak beraturan ataupun hanya diampil dari potongan kayu dan tidak dibentuk sebagai balok dikarenakan karena nilai magis dari kayu di hutan pulau tersebut.[6]

Media penulisan

[sunting | sunting sumber]
Teks mengalami perubahan ukuran dikarenakan penyempitan area penulisan pada ujung tablet K.

Beberapa teks glif rongorongo yang masih tersisa saat ini biasanya dibuat dan diukir diatas kayu, dan teks yang diukir diatas batu (lihat bagian petroglif) ataupun digambar diatas kain kulit kayu hanya tersisa dalam jumlah yang sangat kecil. Menurut tradisi setempat, tablet-tablet ini dibuat dari kayu toromiro. Akan tetapi pada tahun 2005, Orliac menemukan tujuh objek (tablet B, C, G, H, K, Q, dan reimiro L) yang terbuat dari Thespesia populnea dengan menggunakan mikroskop pemindai elektron dan mikroskop pembanding; dan identifikasi yang serupa telah dilakukan untuk tablet M pada 1934. Pohon tersebut dikenal sebagai makoꞌi dalam bahasa Rapanui, dan "kayu mawar Pasifik" dikarenakan warna dari batangnya. Jenis pohon dengan tinggi sekitar 15 meter tersebut telah digunakan sebagai bahan untuk membuat ukiran-ukiran sakral di daerah-daerah Polinesia yang kemudian dibawa ke pulau Paskah oleh penduduk paling awal yang menetap di pulau tersebut.[7] Akan tetapi, tidak semua kayu yang digunakan berasal dari Pulau Paskah: Orliac (2007) mengemukakan bahwa tablet N, P, dan S dibuat dari Kayu Kuning Afrika Selatan (Podocarpus latifolius) yang dibawa oleh bangsa barat yang bersinggah ke pulau tersebut. Selain itu, Fischer mendeskripsikan tablet P sebagai "Oar Amerika ataupun Eropa yang telah rusak dan dibentuk kembali", serupa dengan bahan baku untuk membuat tablet A (yang terbuat dari Pohn Ash Eropa, Fraxinus excelsior) dan V; terdapat juga kemungkinan bahwa kayu untuk tablet rongorongo didapatkan dari serpihan kayu kapal bangsa barat menurut beberpa penuturan setempat. Selain itu, tablet P dan S digunakan kembali sebagai papan kayu untuk membuat kapal kecil Rapanui, yang menunjukkan bahwa pada masa itu, tablet-tablet tersebut tidak terlalu penting untuk penduduk pulau.[8] Beberapa teks diukir pada kayu apung.[9] Penggunaan kayu apung sebagai media penulisan berdampak pada struktur dari aksara itu sendiri, seperti adanya lingatur dan kemungkinan ditulis menggunakan gaya telegrafik yang mempersulit analisis tekstual. Walaupun begitu, para penduduk pulau lebih menggunakan kayu apung dibandingkan kayu dikarenakan biaya pembuatannya yang lebih murah, selain itu, kayu apung juga mudah untuk didapatkan.[10]

Tablet rongorongo kemungkinan dipengaruhi oleh penulisan pada daun pisang.

Pada masa awal dari periode penelitian yang dimulai pada tahun 1864, dilaporkan bahwa wanita pulau memakai kain kulit kayu yang dihiasi dengan "simbol"; sebagian kecil dari salah satu dari simbol-simbol tersebut masih selamat hingga saat ini dan kemudian menjadi penyusun simbol-simbol rongorongo.

Menutur penuturan penduduk setempat, dikarenakan kayu memiliki nilai yang sangat berharga, hanya petinggi suku yang boleh menggunakan, sementara penduduk biasa hanya menulis pada daun pisang. Seorang etnologis Jerman, Thomas Barthel, mempercayai bahwa ukiran pada kayu merupakan tahap perkembangan sekunder dari aksara tersebut yang didasarkan pada tahap awal yabg menggunakan daun pisang ataupun sayatan dari batang pisang dengan alat pengukir yang terbuat dari tulang, hal ini menyebabkan penggunaan daun pisang berkurang dalam menulis aksara tersebut dengan maksud agar tablet kayu dapat lebih banyak dibuat.[11] Dia bereksperimen dengan menggunakan daun pisang dan menemukan bahwa glif yang ditulis dapat terlihat dengan jelas dikarenakan sayatan yang terbentuk dan mengering diatas permukaannya. Akan tetapi, daun tersebut menjadi sangat rawan dan tidak akan bertahan lama setelah mengering.[12]

Barthel berspekulasi bahwa daun pisang kemungkinan digunakan sebagai prototipe untuk tulisan pada tablet, sedangkan galur yang ada pada permukaan tablet merupakan gambaran dari struktur pembuluh daun itu sendiri:

Eksperimen praktikal dengan material yang ada pada [Pulau Paskah] telah membuktikan bahwa bagian atas dari pohon pisang tidak hanya merupakan media penulisan yang ideal, tetapi juga memiliki korespondensi yang selaras antara jarak aksara yang dituliskan dengan jarak diantara jaringan pembuluh dan tulang dari pohon pisang. Inskripsi klasik dapat dibuat dalam dua kelompok menurut tingginya (10–12 mm dan 15 mm); dan tinggi tersebut dapat berubah-ubah, tergantung diposisi jarak antara jaringan pembuluh dan penopang batang pisang (rata-rata setinggi 10 mm pada bagian lebih bawah dari pohon berukuran sedang) ataupun pada daun pisang ([...] maksimal setinggi 15mm).

— Barthel 1971:1169

Arah penulisan

[sunting | sunting sumber]
Pada gambar Tablet Santiago Kecil yang diperbesar ini, baris 3 berada di paling bawah, sedangkan baris 7 berada paling atas. Glif pada baris 3, 5, dan 7 ditulis pada arah sisi kanan ke atas, sedangkan 4 dan 6 merupakan sisi kiri ke bawah.

Glif rongorongo ditulis dalam arah boustrofendon terbalik, dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Sehingga pembaca harus memulai dari sisi kiri paling bawah, dan membaca dari arah kiri ke kanan, kemudian tablet diputar 180 derajat untuk melanjutkan bacaan pada baris berikutnya. Saat membaca satu baris, garis pada sisi atas dan bawah akan terlihat terbalik seperti pada gambar disamping kiribawah ini.

Akan tetapi, jika tulisan masih dilanjutkan pada sisi kedua dari tablet yang menghasilkan nilai ganjil, seperti dalam tablet K, N, P, dan Q, maka, baris paling awal dari tablet akan mulai pada pojok "atas" bagian kiri dan arah penulisannya akan berganti menjadi dari atas ke bawah.

Inskripsi pada tablet yang lebih besar ataupun pada sebatang tongkat mungkin dapat dibaca tanpa diputar jika pembaca dapat membacanya tanpa memutarbalikkan media penulisannya.[13]

Arah penulisan ditentukan oleh adanya glif yang menjadi simbol perbalikan arah, glif tersebut diletakkan pada akhir setiap kata ataupun pesan paralel antara tablet satu dengan yang lainnya saat tablet tidak memiliki satupun penanda.

Instrumen penulisan

[sunting | sunting sumber]
Kebanyakan dari glif pada Gv4 diukir dengan menggunakan gigi hiu. Akan tetapi, dua bagian dari glif kedua dari kanan (Glif 070 dan Bulb on line) dihubungkan dengan garis samar-samar menyerupai rambut yang kemungkinan diukir menggunakan obsidian. (Tanda Glif 003 juga dihubungkan oleh garis serupa (akan tetapi terlalu samar untuk dilihat pada gambar ini) yang menghubungkan simbol tersebut dengan tangan dari glif figur manusia.)

Menurut sejarah yang dituturkan, para pengukir menggunakan pecahan obsidian ataupun gigi hiu kecil, alat tersebut diduku juga digunakan untuk memotong kayu di daerah Polinesia, membuat galur ataupun memoles tablet, dan untuk kegunaan penulisan glif itu sendiri.[14] Kebanyakan glif sering dibuat dengan ukiran yang dalam dan halus, walaupun beberapa ukiran dangkal dan garis tipis juga ditemukan. Dalam gambar disampingdiatas, sebuah glif terdiri atas dua bagian yang dihubungkan oleh garis tipis. Beberapa peneliti, termasik Barthel, mempercayai bahwa potongan kecil tersebut dibuat dengan menggunakan serpihan obsidian, dan teks tersebut diukir dalam dua tahapan: sketsa teks dibuat dengan menggunakan obsidian, sedangkan penebalan dan penambahan kedalaman ukiran dibuat dengan menggunakan gigi hiu.[15] Sedangkan potongan tipis yang lain merupakan sebuah kesalahan, konvensi desain, ataupun sebagai unsur dekoratif.

Sebuah fotografik negatif dari salah satu ujung tablet B. Angka yang tertera merupakan urutan baris; Fin de 13 berarti "akhir dari [baris ke-]13".

Glif yang ada memiliki bentuk menyerupai manusia, hewan, sayuran, dan bentuk bentuk geometris, dan sering juga berupa bentuk gabungan. Hampir semua glif yang memiliki kepala, bagian kepala diposisikan menghadap ke atas ataupun ke pembaca, dan dapat ditambahkan penanda di sisi kanan glif tersebut dengan cara menghubungkan langsung garis luar antara kedua komponen glif. Masih belum diketahui alasan pasti dari glif kepala yang tidak pernah diukir menghadap kiri ataupun bawah. Kepala pada glif sering memiliki karakteristik berupa proyeksi pada kedua sisinya yang kemungkinan menggambarkan bagian mata (seperti pada glif penyu dibawah ini) ataupun telinga (seperti dalam petroglif antromorpik di bagian selanjutnya). Selain itu, glif juga sering berbentuk burung ataupun unggas; banyak diantaranya melambangkan burung cikalang (lihat gambar dibawah) yang memiliki keterkaitan dengan maha dewa Makemake.[16][catatan 2] Glif lain mengambil bentuk dari ikan ataupun antropoda. Beberapa diantaranya mirip denhan petroglif yang ditemukan di seluruh penjuru pulau.

Beberapa dari glif rongorongo ikonik. Pria yang digambarkan sedang duduk [bagian kiri bawah] dianggap sebagai gabungan glif. Gambar ini berasal dari Barthel (1958). Keterangan di kolom sebelah kanan hanyalah penamaan deskriptif.

Penguraian

[sunting | sunting sumber]

Seperti kebanyakan aksara yang belum terurai, terdapat banyak interpretasi dan penerjemahan terstruktur dari rongorongo yang pernah dibuat. Namun, terlepas dari salah satu tablet yang menunjukan kalender bulan dari kalender Rapa Nui, tidak ada satupun dari teks tersebut yang dapat dibaca. Terdapat tiga kendala serius saat menguraikan aksara ini jika aksara ini benar-benar merupakan suatu sistem penulisan, yakni: kecilnya jumplah teks yang tersisa saat ini, konteks yang cukup kurang, dan penelitian yang sangat minim terhadap bahasa Rapanui Kuno, dikarenakan bahasa Rapanui moderen telah tercampur secara kental dengan bahasa Tahitian, dan kemungkinan bahasa tersebut tidak dapat dicocokkan dengan tablet tersebut sama sekali.[18]

Terdapat juga beberapa gagasan bahwasanya rongorongo bukanlah sistem penulisan yang sesungguhnya, namun sebuah proto-penulisan, atau bahkan dalam cangkupan yang lebih kecil dapat berupa sarana mnemonik untuk kegunaan geanalogi, koreografi, navigasi, astronomi, ataupun agrikultur. Sebagai contoh, Atlas of Languages menyatakan bahwa: "Aksara ini kemungkinan digunakan untuk hafalan ataupun untuk tujuan dekoratif, dan bukan suatu sistem penulisan bagi penduduk pulau untuk bahasa Rapanui."[19] Jika aksara ini memang bukan suatu sistem penulisan, maka, hanya terdapat sedikit kemungkinan bahwa aksara ini dapat diuraikan.[catatan 3] Aksara ini kemungkinan merupakan logografik ataupun silabik, walaupun aksara ini tidak muncul sebagai logografi murni, ataupun silabik murni, dan penentuan jenis ini telah menjadi perdebatan diantara kalangan yang menganggap bahwa rongorongo merupakan sistem penulisan.[20]

Glif 001 Glif 002 Glif 003 Glif 004 Glif 005 Glif 006 Glif 007 Glif 008 Glif 009 Glif 010 Glif 014 Glif 015 Glif 016
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 14 15 16
Glif 022 Glif 025 Glif 027 Glif 028 Glif 034 Glif 038 Glif 041 Glif 044 Glif 046 Glif 047 Glif 050 Glif 052 Glif 053
22 25 27AB 28 34 38 41 44 46 47 50 52 53
Glif 059 Glif 060 Glif 061 Glif 062 Glif 063 Glif 066 Glif 067 Glif 069 Glif 070 Glif 071 Glif 074 Glif 076 Glif 091
59 60 61 62 63 66 67 69 70 71 74 76 91
Glif 095 Glif 099 Glif 200 Glif 240 Glif 280 Glif 380 Glif 400 Glif 530 Glif 660 Glif 700 Glif 720 Glif 730 Glif 901
95 99 200 240 280 380 400 530 660 700 720 730 901
Kotak manuskrip dasar dari rongorongo yang diproposalkan oleh Pozdniakov & Pozdniakov (2007), yang digunakan pada 99.7% teks terkait, kecuali untuk simbol idiodinkratik.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Sebastian Englert mendefinisikan rogorogo sebagai "recitar, declamar, leer cantando" (untuk membaca, menyatakan, membaca syair), sementara tagata rogorogo (orang rongorongo) berarti "hombre que sabía leer los textos de los kohau rogorogo, o sea, de las tabletas con signos para la recitación" (seseorang yang dapat membaca kohau rongorongo yang tertera dalam tablet-tablet yang memuat simbol-simbol untuk dibaca). Kata Rongorongo sendiri merupakan pengulangan dari rongo "recado, orden o mandato, mensaje, noticia" (sebuah pesan, utusan, perhatian), sedangkan tagata rogo berarti "mensajero" (pembawa pesan).[2] Kohau dalam gugus kata tersebut didefinisikan sebagai "líneas tiradas a hilo hau sobre tabletas o palos para la inscripción de signos" (garis yang tertoreh dengan menggunakan benang (hau) diatas tablet atau tongkat untuk inskripsi tanda yang anda didalamnya).[2] Kata rongo /ɾoŋo/ dalam bahasa Rapanui memiliki keterkaitan dengan kebanyakan bahasa Austronesia, mulai dari bahasa Melayu dengar /dəŋar/ sampai bahasa Fiji rogoca /roŋoða/ dan juga bahasa Hawaii lono /lono/, dimana kata-kata tersebut memiliki arti sebagai "medengarkan".
  2. ^ Akan tetapi, glif yang melambangkan ayam jantan ataupun betina tidak ditemukan, walaupun ayam merupakan salah satu dari sumber ekonomi utama dan menjadi bagian frasa dari beberapa tablet yang berbunyi "berapa banyak orang [kepala suku] yang telah dibunuh, berapa banyak ayam yang dia curi".[17]
  3. ^ Contoh lain dari proto-tulisan, seperti aksara Dongba di dataran Tiongkok telah dianggap dan terbukti mustahil untuk dibaca dengan tanpa bantuan. Namun, kesimpulan awal bahwa rongorongo tidak mendeskripsikan dan merekam bahasa tersebut mungkin didasarkan pada kata palsu. Lihat Penguraian rongorongo untuk lebih jelasnya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Robinson, Andrew (2009). "The death of RongoRongo". Writing and Script: A Very Short Introduction. Oxford University Press. ISBN 9780191579165. 
  2. ^ a b c Englert 1993
  3. ^ Barthel 1958:66
  4. ^ Fischer 1997:667
  5. ^ Fischer 1997:ix
  6. ^ Fischer 1997:382
  7. ^ Skjølsvold 1994, dikutip dalam dalam Orliac 2005
  8. ^ Fischer 1997:483
  9. ^ Fischer 1997:497
  10. ^ Fischer 1997:382–383; Lihat juga Penguraian rongorongo
  11. ^ Barthel 1971:1168
  12. ^ Fischer 1997:386
  13. ^ Fischer 1997:353
  14. ^ Métraux 1940:404
  15. ^ Horley 2009
  16. ^ Guy 2006
  17. ^ Routledge 1919:251
  18. ^ Englert 1970:80
  19. ^ Comrie et al. 1996:100
  20. ^ Pozdniakov & Pozdniakov, 2007

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Media tentang Rongorongo di Wikimedia Commons