Lompat ke isi

Abubakar Ahmad al-Baihaqi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 8 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q293663
k →‎Referensi: clean up
 
(14 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:


== Masa muda ==
== Masa muda ==
Imam Baihaqi dilahirkan di Khasrujard, Baihaq, yaitu di Naysabur di Persia (sekarang provinsi Khorasan, [[Iran]]) pada tahun 994. Ia mempelajari [[hadist]] dan mendalami [[fiqh]] mazhab Syafi'i, dan dalam hal [[akidah]] mengikuti mazhab Asy'ari. Dalam pencarian ilmunya, ia mendatangi para ulama di Baghdad, Kufah, dan Mekkah, sebelum akhirnya kembali lagi ke Baihaq.
Imam Baihaqi dilahirkan di Khasrujard, Baihaq, yaitu di Naysabur di Persia (sekarang provinsi Khorasan, [[Iran]]) pada tahun 994. Ia mempelajari [[hadist]] dan mendalami [[fiqh]] mazhab Syafi'i. Dalam pencarian ilmunya, ia mendatangi para ulama di [[Baghdad]], [[Kufah]], dan [[Mekkah]], sebelum akhirnya kembali lagi ke Baihaq.


== Pengajaran ==
== Pengajaran ==
Imam Baihaqi kemudian mengajar di Naysabur, dan menjadi orang pertama yang mengumpulkan naskah-naskah fiqh [[Imam Syafi'i]] dalam kitabnya ''Al-Mabsuth'', sekaligus menjadi penyebar fiqh mazhab Syafi'i. Imam al-Haramain al-Juwaini berkomentar tentang pemahaman Imam Baihaqi terhadap mazhab Syafi'i:
Imam Baihaqi kemudian mengajar di Naysabur, dan menjadi orang pertama yang mengumpulkan naskah-naskah fiqh [[Imam Syafi'i]] dalam kitabnya ''Al-Mabsuth'', sekaligus menjadi penyebar fiqh mazhab Syafi'i. Imam al-Haramain al-Juwaini berkomentar tentang pemahaman Imam Baihaqi terhadap mazhab Syafi'i:
{{cquote|''Tidak ada pengikut mazhab Syafi'i yang mempunyai keutamaan melebihi Baihaqi, karena karyanya dalam mengembangkan mazhab dan pendapat Syafi'i.''}}
{{cquote|''Tidak ada pengikut mazhab Syafi'i yang mempunyai keutamaan melebihi Baihaqi, karena karyanya dalam mengembangkan mazhab dan pendapat Syafi'i.''}}
Sedangkan [[Imam adz-Dzahabi]] pernah berkata mengenai keluasan ilmunya, bahwa kalau Al-Baihaqi menghendaki, maka ia mampu membuat mazhab sendiri karena keluasan ilmu dan pemahamannya akan masalah-masalah khilafiyah.
Sedangkan [[Imam adz-Dzahabi]] pernah berkata mengenai keluasan ilmunya, bahwa kalau Al-Baihaqi menghendaki, maka ia mampu membuat mazhab sendiri karena keluasan ilmu dan pemahamannya akan masalah-masalah khilafiyah.
Baris 16: Baris 16:
* ''Al-Mabsut'' <!--(The Expanded [Reference Book]), on Shafi`i Law. -->
* ''Al-Mabsut'' <!--(The Expanded [Reference Book]), on Shafi`i Law. -->
* ''Al-Asma’ wa al-Sifat'' <!--(The Divine Names and Attributes), concerning which Ibn al-Subki said: “I do not know anything which compares with it.” -->
* ''Al-Asma’ wa al-Sifat'' <!--(The Divine Names and Attributes), concerning which Ibn al-Subki said: “I do not know anything which compares with it.” -->
* ''Al-I`tiqad `ala Madhhab al-Salaf Ahl al-Sunna wa al-Jama`a'' <!--(Islamic Doctrines According to the School of the Predecessors Which is the School of the People of the Prophet’s (S) Way and Congretgatoin of His Companions) in about forty brief chapters.-->
* ''Al-I`tiqad `ala Madhhab al-Salaf Ahl al-Sunna wa al-Jama`a'' <!--(Islamic Doctrines According to the School of the Predecessors Which is the School of the People of the Prophet’s (S) Way and Congretgatoin of His Companions) in about forty brief chapters.-->
* ''Dala’il al-Nubuwwa'' <!--(The Signs of Prophethood) in about seven volumes, the foremost large ook exclusively devoted to the person of the Prophet (s), as al-Qadi `Iyad’s al-Shifa’ fi Ma`rif Huquq al-Mustafa (The Healing concerning Knowledge of the Elect Prophet’s Rights) is the foremost condensed book on this noble subject. -->
* ''Dala’il al-Nubuwwa'' <!--(The Signs of Prophethood) in about seven volumes, the foremost large ook exclusively devoted to the person of the Prophet (s), as al-Qadi `Iyad’s al-Shifa’ fi Ma`rif Huquq al-Mustafa (The Healing concerning Knowledge of the Elect Prophet’s Rights) is the foremost condensed book on this noble subject. -->
* ''Shu`ab al-Iman'' <!--(The Brances of Belief) in about fourteen volumes, in which al-Bayhaqi provides an exhaustive textual commentary on the hadith of the Prophet (s) whereby, “Belief has seventy-odd branches.” -->
* ''Shu`ab al-Iman'' <!--(The Brances of Belief) in about fourteen volumes, in which al-Bayhaqi provides an exhaustive textual commentary on the hadith of the Prophet (s) whereby, “Belief has seventy-odd branches.” -->
Baris 23: Baris 23:
* ''Al-Arb`un al-Sughra'' <!--(The minor Colleciont of Forty Hadith), which is devoted to the purification of the self and the acquisition of high manners. -->
* ''Al-Arb`un al-Sughra'' <!--(The minor Colleciont of Forty Hadith), which is devoted to the purification of the self and the acquisition of high manners. -->
* ''Al-Khilafiyyat'' <!--(The Divergences [between al-Shafi`i and Abu Hanifa) of which Ibn al-Subki said: “No-one preceded him in writing a book of this kind, nor followed him in writing its like. It is an independent method in hadith science which is appreciated only by experts in both fiqh and hadith. It is precious for the texts it contains. -->
* ''Al-Khilafiyyat'' <!--(The Divergences [between al-Shafi`i and Abu Hanifa) of which Ibn al-Subki said: “No-one preceded him in writing a book of this kind, nor followed him in writing its like. It is an independent method in hadith science which is appreciated only by experts in both fiqh and hadith. It is precious for the texts it contains. -->
* ''Fada’il al-Awqat'' <!--(Times of Particular Merit [for worship]).-->
* ''Fada’il al-Awqat'' <!--(Times of Particular Merit [for worship]).-->
* ''Manaqib al-Shafi`i'' <!--(The Immense Merits of al-Shafi`i) in two volumes, which al-Nawawi said was the most reliable book on the merits of the Imam. Ibn al-Subki said: “Of al-I`tiqad, Dala’il al-Nubuwwa, Shu’ab al-Iman, Manaqib al-Shafi`i, and al-Da`awat al-Kabir, I swear that none of them has any peer.”-->
* ''Manaqib al-Shafi`i'' <!--(The Immense Merits of al-Shafi`i) in two volumes, which al-Nawawi said was the most reliable book on the merits of the Imam. Ibn al-Subki said: “Of al-I`tiqad, Dala’il al-Nubuwwa, Shu’ab al-Iman, Manaqib al-Shafi`i, and al-Da`awat al-Kabir, I swear that none of them has any peer.”-->
* ''Manaqib al-Imam Ahmad'' <!--(The The Immense Merits of Imam Ahmad).-->
* ''Manaqib al-Imam Ahmad'' <!--(The The Immense Merits of Imam Ahmad).-->
* ''Tarikh Hukama al-Islam'' <!--(History of the Rulers of Islam)-->
* ''Tarikh Hukama al-Islam'' <!--(History of the Rulers of Islam)-->


== Wafat ==
== Wafat ==
Imam Baihaqi wafat di Naysabur pada tahun 1066 dan dimakamkan di Khasrujard.
Imam Baihaqi wafat di Naysabur pada tahun 1066 dan dimakamkan di Khasrujard.


== Referensi ==
== Referensi ==
* Mursi, Muhammad Sa'id. ''Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah''. Penerjemah: Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI dan Achmad Faozan Lc. MAg, Cet. 1, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.


* Mursi, Muhammad Sa'id. ''Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah''. Penerjemah: Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI dan Achmad Faozan Lc. MAg, Cet. 1, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.
{{Islam-bio-stub}}
{{lifetime|994|1066|}}
{{lifetime|994|1066|}}


{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
[[Kategori:Cendekiawan Sunni|Baihaqi]]

[[Kategori:Cendekiawan Sunni|Abubakar Ahmad al-Baihaqi]]
[[Kategori:Mazhab Syafi'i|Abubakar Ahmad al-Baihaqi]]
[[Kategori:Ulama|Abubakar Ahmad al-Baihaqi]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-5 H|Abubakar Ahmad al-Baihaqi]]


{{Islam-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 26 November 2022 17.08

Imam Baihaqi (Khasrujard, 994/384 H - Naysabur, 1066/458 H), atau lengkapnya Abubakar Ahmad bin Husain bin Ali bin Abdullah al-Baihaqi (bahasa Arab: أبو بكر أحمد بن الحسين بن علي بن عبدالله البيهقي), adalah seorang ulama ahli fiqh, ushul fiqh, hadist, dan salah seorang tokoh utama dalam mazhab Syafi'i.

Masa muda

[sunting | sunting sumber]

Imam Baihaqi dilahirkan di Khasrujard, Baihaq, yaitu di Naysabur di Persia (sekarang provinsi Khorasan, Iran) pada tahun 994. Ia mempelajari hadist dan mendalami fiqh mazhab Syafi'i. Dalam pencarian ilmunya, ia mendatangi para ulama di Baghdad, Kufah, dan Mekkah, sebelum akhirnya kembali lagi ke Baihaq.

Pengajaran

[sunting | sunting sumber]

Imam Baihaqi kemudian mengajar di Naysabur, dan menjadi orang pertama yang mengumpulkan naskah-naskah fiqh Imam Syafi'i dalam kitabnya Al-Mabsuth, sekaligus menjadi penyebar fiqh mazhab Syafi'i. Imam al-Haramain al-Juwaini berkomentar tentang pemahaman Imam Baihaqi terhadap mazhab Syafi'i:

Tidak ada pengikut mazhab Syafi'i yang mempunyai keutamaan melebihi Baihaqi, karena karyanya dalam mengembangkan mazhab dan pendapat Syafi'i.

Sedangkan Imam adz-Dzahabi pernah berkata mengenai keluasan ilmunya, bahwa kalau Al-Baihaqi menghendaki, maka ia mampu membuat mazhab sendiri karena keluasan ilmu dan pemahamannya akan masalah-masalah khilafiyah.

Karya-karya

[sunting | sunting sumber]

Beberapa karya Imam Baihaqi, antara lain:

  • Al-Sunan al-Kubra
  • Ma`arifa al-Sunan wa al-Athar
  • Bayan Khata Man Akhta`a `Ala al-Shafi`i
  • Al-Mabsut
  • Al-Asma’ wa al-Sifat
  • Al-I`tiqad `ala Madhhab al-Salaf Ahl al-Sunna wa al-Jama`a
  • Dala’il al-Nubuwwa
  • Shu`ab al-Iman
  • Al-Da`awat al-Kabir
  • Al-Zuhd al-Kabir
  • Al-Arb`un al-Sughra
  • Al-Khilafiyyat
  • Fada’il al-Awqat
  • Manaqib al-Shafi`i
  • Manaqib al-Imam Ahmad
  • Tarikh Hukama al-Islam

Imam Baihaqi wafat di Naysabur pada tahun 1066 dan dimakamkan di Khasrujard.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Mursi, Muhammad Sa'id. Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Penerjemah: Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI dan Achmad Faozan Lc. MAg, Cet. 1, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.