Lompat ke isi

Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus Pel: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
k →‎Pranala luar: clean up
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Pel, JLJH.jpg|thumb|150px|[[Jenderal|Jend.]] Pel sebagai komandan dalam [[Militaire Willems-Orde]] pada awal tahun [[1876]]]]
[[Berkas:Pel, JLJH.jpg|jmpl|150px|[[Jenderal|Jend.]] Pel sebagai komandan dalam [[Militaire Willems-Orde]] pada awal tahun [[1876]]]]


'''Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus Pel''' ({{lahirmati|[[Maastricht]], [[Belanda]]|10|1|1823|[[Kabupaten Aceh Besar|Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]|23|2|1876}}) adalah tokoh militer [[Belanda]] yang menjadi komandan di Kutaraja (pusat pertahanan) di bawah [[Jenderal|Jend.]] [[Jan van Swieten]] yang kemudian menggantikannya sebagai [[mayor jenderal]]. Setelah itu Pel diangkat sebagai penguasa sipil dan militer di [[Aceh]].
'''Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus Pel''' ({{lahirmati|[[Maastricht]], [[Belanda]]|10|1|1823|[[Kabupaten Aceh Besar|Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]|23|2|1876}}) adalah tokoh militer [[Belanda]] yang menjadi komandan di Kutaraja (pusat pertahanan) di bawah [[Jenderal|Jend.]] [[Jan van Swieten]] yang kemudian menggantikannya sebagai [[mayor jenderal|Mayor Jenderal]]. Setelah itu Pel diangkat sebagai penguasa sipil dan militer di [[Aceh]].


[[Berkas:Jirat_Pel.JPG|jmpl|ki|Monumen Jenderal Pel di [[Peucut]], [[Banda Aceh]]]]
[[Berkas:Jirat_Pel.JPG|jmpl|kiri|Monumen Jenderal Pel di [[Kerkhof Peucut|Kerkhoff Peucut,]] [[Banda Aceh]]]]


Setelah kekalahan yang dialami [[Mayor|May.]] [[Joost Hendrik Romswinckel]] dalam [[Perang Aceh Kedua]], pasukan Belanda pulang ke [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) pada tanggal [[26 April]] [[1874]]. Tinggallah Jend. Pel yang berada dalam posisi sulit karena harus mengurusi keadaan pasukan yang amburadul dan morilnya menurun. Di samping tewas akibat perang, banyak juga yang tewas akibat [[penyakit tropis]] dan [[kolera]]. Di samping itu, akses ke [[laut]] juga terhambat karena cuaca buruk, kuburan-kuburan Belanda diobrak-abrik oleh pejuang-pejuang Aceh. Belum lagi serangan malam oleh pejuang Aceh.
Setelah kekalahan yang dialami [[Mayor|May.]] [[Joost Hendrik Romswinckel]] dalam [[Perang Aceh Kedua]], pasukan Belanda pulang ke [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) pada tanggal [[26 April]] [[1874]]. Tinggallah Jend. Pel yang berada dalam posisi sulit karena harus mengurusi keadaan pasukan yang amburadul dan morilnya menurun. Di samping tewas akibat perang, banyak juga yang tewas akibat [[penyakit tropis]] dan [[kolera]]. Di samping itu, akses ke [[laut]] juga terhambat karena cuaca buruk, kuburan-kuburan Belanda diobrak-abrik oleh pejuang-pejuang Aceh. Belum lagi serangan malam oleh pejuang Aceh.


Barulah setelah bala bantuan datang, Pel dapat memimpin [[Perang Aceh (1874-1876)|ekspedisi lanjutan di Aceh]].
Barulah setelah bala bantuan datang, Pel dapat memimpin [[Perang Aceh (1876-1877)|ekspedisi lanjutan di Aceh]].


Pada tanggal [[24 Januari]] [[1875]], [[Kolonel|Kol.]] Pel dianugerahi gelar komandan dalam [[Militaire Willems-Orde]] oleh [[Willem III dari Belanda|Raja Willem III]].
Pada tanggal [[24 Januari]] [[1875]], [[Kolonel|Kol.]] Pel dianugerahi gelar komandan dalam [[Militaire Willems-Orde]] oleh [[Willem III dari Belanda|Raja Willem III]].


Pel meninggal mendadak akibat pecahnya pembuluh nadi di sebuah kampung bernama Tonga. Namun sejarawan Muhammad Said membantah hal ini dan dan menyebutkan bahwa Pel sebenarnya tewas oleh pihak Aceh namun disembunyikan oleh pihak Belanda.<ref>Said, Muhammad. 1961. Aceh Sepanjang Abad. Medan</ref> Pel dimakamkan di Kerkhoff, Kutaraja. Kemudian, sebuah monumen didirikan untuknya di Kutaraja. Setelah gerakan ofensifnya, pasukan Belanda kembali dalam politik bertahan Jend. Van Swieten (yang masih ikut campur dalam politik di Aceh).
Pel meninggal mendadak akibat pecahnya pembuluh nadi di sebuah kampung bernama Tonga. Namun sejarawan Muhammad Said membantah hal ini dan dan menyebutkan bahwa Pel sebenarnya tewas oleh pihak Aceh namun disembunyikan oleh pihak Belanda.<ref>Said, Muhammad. 1961. Aceh Sepanjang Abad. Medan</ref> Pel dimakamkan di [[Kerkhof Peucut|Kerkhoff]], Kutaraja. Kemudian, sebuah monumen didirikan untuknya di Kutaraja. Setelah gerakan ofensifnya, pasukan Belanda kembali dalam politik bertahan Jend. Van Swieten (yang masih ikut campur dalam politik di Aceh).


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 27: Baris 27:


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar gubernur Aceh|Penguasa Militer Aceh]]|tahun=1874-1876|pendahulu=jabatan baru|pengganti=[[G.B.F. Wiggers van Kerchem]]}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Gubernur Sipil dan Militer Hindia Belanda di Aceh|Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh]]|tahun=1874-1876|pendahulu=[[Gustave Verspyck]]|pengganti=[[G.B.F. Wiggers van Kerchem]]}}
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}


{{lifetime|1823|1876|Pel, Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus Pel}}
{{lifetime|1823|1876|Pel, Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus}}


[[Kategori:Tokoh militer Belanda]]
[[Kategori:Jenderal Belanda]]
[[Kategori:Jenderal Hindia Belanda yang tewas di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Maastricht]]
[[Kategori:Perang Aceh]]

Revisi terkini sejak 30 November 2022 15.07

Jend. Pel sebagai komandan dalam Militaire Willems-Orde pada awal tahun 1876

Johannes Ludovicius Jakobus Hubertus Pel (10 Januari 1823 – 23 Februari 1876) adalah tokoh militer Belanda yang menjadi komandan di Kutaraja (pusat pertahanan) di bawah Jend. Jan van Swieten yang kemudian menggantikannya sebagai Mayor Jenderal. Setelah itu Pel diangkat sebagai penguasa sipil dan militer di Aceh.

Monumen Jenderal Pel di Kerkhoff Peucut, Banda Aceh

Setelah kekalahan yang dialami May. Joost Hendrik Romswinckel dalam Perang Aceh Kedua, pasukan Belanda pulang ke Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 26 April 1874. Tinggallah Jend. Pel yang berada dalam posisi sulit karena harus mengurusi keadaan pasukan yang amburadul dan morilnya menurun. Di samping tewas akibat perang, banyak juga yang tewas akibat penyakit tropis dan kolera. Di samping itu, akses ke laut juga terhambat karena cuaca buruk, kuburan-kuburan Belanda diobrak-abrik oleh pejuang-pejuang Aceh. Belum lagi serangan malam oleh pejuang Aceh.

Barulah setelah bala bantuan datang, Pel dapat memimpin ekspedisi lanjutan di Aceh.

Pada tanggal 24 Januari 1875, Kol. Pel dianugerahi gelar komandan dalam Militaire Willems-Orde oleh Raja Willem III.

Pel meninggal mendadak akibat pecahnya pembuluh nadi di sebuah kampung bernama Tonga. Namun sejarawan Muhammad Said membantah hal ini dan dan menyebutkan bahwa Pel sebenarnya tewas oleh pihak Aceh namun disembunyikan oleh pihak Belanda.[1] Pel dimakamkan di Kerkhoff, Kutaraja. Kemudian, sebuah monumen didirikan untuknya di Kutaraja. Setelah gerakan ofensifnya, pasukan Belanda kembali dalam politik bertahan Jend. Van Swieten (yang masih ikut campur dalam politik di Aceh).

  • 1874. George Kepper (redaksi). Kapitein der Genie. De Oorlog tusschen Nederland en Atchin. Rotterdam. Nijgh en Ditmar
  • 1878. George Frederik Willem Borel. Kapitein van de artillerie. Onze vestiging in Atjeh, critisch beschreven. D.A. Thieme.
  1. ^ Said, Muhammad. 1961. Aceh Sepanjang Abad. Medan

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh:
Gustave Verspyck
Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh
1874-1876
Diteruskan oleh:
G.B.F. Wiggers van Kerchem