Lompat ke isi

Lenisi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti Kategori:Linguistik
k →‎top: clean up
 
(15 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Lenisi''' adalah sebuah fenomena dalam ilmu linguistik di mana fonem yang diartikulasikan secara "keras" di bagian depan mulut, misalkan bibir, berubah menjadi lembut. Fonem ini lalu diartikulasikan di bagian kerongkongan.
'''Lenisi''' adalah gejala yang dikenal dalam [[linguistik]] berupa [[fonem]] yang diartikulasikan secara "keras" di bagian depan mulut, misalkan bibir, berubah menjadi lembut. Fonem ini lalu diartikulasikan di bagian kerongkongan.


Salah satu contoh lenisi adalah dari perubahan bunyi b -> g, seperti yang terjadi di [[bahasa Bali]] dan [[bahasa Jawa|Jawa]], misalnya kata [[bahasa Sanskerta]] ''bhūmī'' yang diserap bahasa Bali berubah menjadi ''gumi'', kata [[bahasa Portugis]] ''bandeira'' yang diserap bahasa Jawa berubah menjadi ''gendhéra'', dan kata [[bahasa Melayu]] "buang" dalam bahasa Jawa berbentuk ''guwang''.
Contoh lenisi dari b -> g ini bisa diambil dalam bahasa Bali dan Jawa misalkan:


[[Kategori:Linguistik]]
*Dalam bahasa Bali kata Sansekerta ''bhūmī'' yang diserap, berubah menjadi ''gumi''
*Dalam bahasa Jawa kata Portugis ''bandeira'' yang diserap, berubah menjadi ''gendhéra''
*Dalam bahasa Jawa, kata kerabat dari kata Melayu "buang" adalah ''guwang''


{{bahasa-stub}}


{{linguistik-stub}}
[[Kategori:Linguistika]]

Revisi terkini sejak 15 Desember 2022 11.01

Lenisi adalah gejala yang dikenal dalam linguistik berupa fonem yang diartikulasikan secara "keras" di bagian depan mulut, misalkan bibir, berubah menjadi lembut. Fonem ini lalu diartikulasikan di bagian kerongkongan.

Salah satu contoh lenisi adalah dari perubahan bunyi b -> g, seperti yang terjadi di bahasa Bali dan Jawa, misalnya kata bahasa Sanskerta bhūmī yang diserap bahasa Bali berubah menjadi gumi, kata bahasa Portugis bandeira yang diserap bahasa Jawa berubah menjadi gendhéra, dan kata bahasa Melayu "buang" dalam bahasa Jawa berbentuk guwang.