Obi, Halmahera Selatan: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Ekonomi: perbaikan isi templat |
k clean up |
||
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{kecamatan |
{{kecamatan |
||
|nama=Obi |
|nama =Obi |
||
|dati2=Kabupaten |
|dati2 =Kabupaten |
||
|nama dati2=Halmahera Selatan |
|nama dati2=Halmahera Selatan |
||
|luas= |
|luas =1.073,15 km² |
||
|penduduk= |
|penduduk =16.628 ([[2020]]) |
||
|kelurahan= |
|kelurahan =9 [[desa]] |
||
|nama camat= |
|nama camat= |
||
|kepadatan |
|kepadatan = |
||
|provinsi=Maluku Utara |
|provinsi=Maluku Utara |
||
}} |
}} |
||
{{untuk|pengertian lain|Obi}} |
{{untuk|pengertian lain|Obi}} |
||
'''Obi''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Halmahera Selatan]], [[Maluku Utara]], [[Indonesia]]. Kecamatan Obi berada di [[Pulau Obi]] bagian utara, terdiri dari 3 desa utama yaitu [[Laiwui, Obi, Halmahera Selatan|Laiwui]], desa Buton dan desa pelabuhan [[Jikotamo, Obi, Halmahera Selatan|Jikotamo]], termasuk kecamatan ini pula 2 pulau di lepas pantai utara yaitu [[Pulau Bisa]] dan [[Pulau Tapa]]. |
|||
'''Obi''' adalah nama salah satu [[kecamatan]] yang terletak di [[Kabupaten Halmahera Selatan]], provinsi [[Maluku Utara]], [[Indonesia]], dan [[ibukota]] kecamatan terletak di [[desa]] [[Laiwui, Obi, Halmahera Selatan|Laiwui]]. Kecamatan ini memiliki luas 1.073,15 km² dan penduduk ditahun [[2020]] berjumlah 16.628 [[jiwa]].<ref name="HALSEL">{{cite web|url= https://halmaheraselatankab.bps.go.id/publication/2020/05/20/10ed5e8686e1d700fd56c68a/kabupaten-halmahera-selatan-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka 2020|website=www.halmaheraselatankab.bps.go.id|accessdate=12 November 2020|format=pdf}}</ref> Kecamatan Obi berada di [[Pulau Obi]] bagian utara, terdiri dari 3 desa utama yaitu [[Laiwui, Obi, Halmahera Selatan|Laiwui]], desa Buton dan desa pelabuhan [[Jikotamo, Obi, Halmahera Selatan|Jikotamo]]. |
|||
== Demografi == |
|||
Kabupaten Halmahera Selatan berakar dari empat kesultanan yang membentuk sebuah kebudayaan yang dikenal dengan nama ''Maloku Kie Raha''. Keempat kesultanan tersebut ialah Kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.<ref name="ADAT">{{cite web|url= http://halselkab.go.id/page/kebudayaan|title=Kebudayaan Halmahera Selatan|website=www.halselkab.go.id|accessdate=12 November 2020}}</ref> Keempat kesultanan tersebut berdasarkan hikayat merupakan saudara kandung, dan secara keseluruhan dibedakan kedalam 3 wilayah kultural yakni:<ref name="ADAT"/> |
|||
* Wilayah kultur Ternate yang meliputi kepulauan Ternate, [[Kabupaten Halmahera Utara|Halmahera Utara]] dan [[Kabupaten Kepulauan Sula|Kepulauan Sula]], |
|||
* Wilayah kultur Tidore yang mencakupi kepulauan Tidore dan [[Kabupaten Halmahera Tengah|Halmahera Tengah]] atau [[Kabupaten Halmahera Timur|Halmahera Timur]], |
|||
* Wilayah kultur Bacan yang meliputi kepulauan Bacan dan Obi, dan daerah inilah yang menjadi wilayah kabupaten Halmahera Selatan saat ini. |
|||
Pembagian wilayah budaya ini tidak menunjukkan suatu perbedaan prinsipal tetapi bersifat gradual, dilihat dari ciri adat istadatnya. Sedangkan untuk suku-suku yang ada di halmahera selatan ada beberapa suku yang terdiri dari Suku [[Suku Bacan|Bacan]], [[Suku Tobelo|Tobelo Galela]], [[Suku Makian|Makian Kayoa]], [[Suku Buton|Buton]], [[Suku Bajo|Bajo]], dan ada juga suku pendatang lainnya dari [[Suku Gorontalo|Gorontalo]], [[Suku Jawa|Jawa]], dan beberapa daerah lainnnya di [[Indonesia]].<ref name="ADAT"/> |
|||
Sementara dalam bidang keagamaan, [[Badan Pusat Statistik]] kabupaten Halmahera Selatan tahun [[2020]] mencatat keberadaan penduduk berdasarkan [[agama]]. Kepercayaan atau agama yang dianut warga di kecamatan ini ialah [[Islam]] 87,61% dan [[Kristen]] 12,39% ([[Protestan]] 12,36% dan [[Katolik]] 0,03%).<ref name="HALSEL"/> |
|||
== Sumber daya alam == |
== Sumber daya alam == |
||
Pulau Obi memiliki potensi tambang nikel yang saat ini sedang di eksplorasi oleh [[PT. ANTAM Tbk]] di [[Kawasi, Obi, Halmahera Selatan|desa Kawasi]]. Selain itu juga memilki hutan asli yang saat ini terancam oleh penebangan liar. |
Pulau Obi memiliki potensi tambang nikel yang saat ini sedang di eksplorasi oleh [[PT. ANTAM Tbk]] di [[Kawasi, Obi, Halmahera Selatan|desa Kawasi]]. Selain itu juga memilki hutan asli yang saat ini terancam oleh penebangan liar. Bahan-bahan kebutuhan pokok dipasok terutama dari [[Kota Manado|Manado]], mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan dan berkebun, banyak warga memiliki kebun [[cengkih]] dan [[kelapa]]. |
||
== Fasilitas publik == |
== Fasilitas publik == |
||
kecamatan Obi memiliki satu [[puskesmas]], satu kantor pos dan serta [[polres]] dan [[koramil]]. Komunikasi masyarakat menggunaka warung telepon satelit yang tersedia di kantor pos. Listrik PLN hanya tersedia mulai pk 18.00 sampai dengan 06.00 WIT. Ketersediaan air di jamin oleh PAM namun masih terbatas di desa-desa utama. Tranportasi masuk dan keluar kecamatan dilayani oleh kapal penumpang swasta rute Jikotamu-Bacan-Ternate. Transportasi darat dilayani oleh [[ojek]] dan beberapa mobil angkutan. |
kecamatan Obi memiliki satu [[puskesmas]], satu kantor pos dan serta [[polres]] dan [[koramil]]. Komunikasi masyarakat menggunaka warung telepon satelit yang tersedia di kantor pos. Listrik PLN hanya tersedia mulai pk 18.00 sampai dengan 06.00 WIT. Ketersediaan air di jamin oleh PAM namun masih terbatas di desa-desa utama. Tranportasi masuk dan keluar kecamatan dilayani oleh kapal penumpang swasta rute Jikotamu-Bacan-Ternate. Transportasi darat dilayani oleh [[ojek]] dan beberapa mobil angkutan. |
||
== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
Warga etnis Tionghoa mendominasi aktivitas ekonomi diikuti oleh [[suku Minangkabau|Minangkabau]]. Bahan-bahan kebutuhan pokok dipasok terutama dari [[Kota Manado|Manado]], mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan dan berkebun, banyak warga memiliki kebun [[cengkeh]] dan [[kelapa]]. |
|||
{{Obi, Halmahera Selatan}} |
{{Obi, Halmahera Selatan}} |
||
{{Kabupaten Halmahera Selatan}} |
{{Kabupaten Halmahera Selatan}} |
||
{{Authority control}} |
|||
{{kecamatan-stub}} |
{{kecamatan-stub}} |
Revisi terkini sejak 17 Desember 2022 14.06
Obi | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku Utara |
Kabupaten | Halmahera Selatan |
Populasi | |
• Total | 16,628 (2.020) jiwa |
Kode Kemendagri | 82.04.06 |
Kode BPS | 8204020 |
Luas | 1.073,15 km² |
Desa/kelurahan | 9 desa |
Obi adalah nama salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Halmahera Selatan, provinsi Maluku Utara, Indonesia, dan ibukota kecamatan terletak di desa Laiwui. Kecamatan ini memiliki luas 1.073,15 km² dan penduduk ditahun 2020 berjumlah 16.628 jiwa.[1] Kecamatan Obi berada di Pulau Obi bagian utara, terdiri dari 3 desa utama yaitu Laiwui, desa Buton dan desa pelabuhan Jikotamo.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Halmahera Selatan berakar dari empat kesultanan yang membentuk sebuah kebudayaan yang dikenal dengan nama Maloku Kie Raha. Keempat kesultanan tersebut ialah Kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.[2] Keempat kesultanan tersebut berdasarkan hikayat merupakan saudara kandung, dan secara keseluruhan dibedakan kedalam 3 wilayah kultural yakni:[2]
- Wilayah kultur Ternate yang meliputi kepulauan Ternate, Halmahera Utara dan Kepulauan Sula,
- Wilayah kultur Tidore yang mencakupi kepulauan Tidore dan Halmahera Tengah atau Halmahera Timur,
- Wilayah kultur Bacan yang meliputi kepulauan Bacan dan Obi, dan daerah inilah yang menjadi wilayah kabupaten Halmahera Selatan saat ini.
Pembagian wilayah budaya ini tidak menunjukkan suatu perbedaan prinsipal tetapi bersifat gradual, dilihat dari ciri adat istadatnya. Sedangkan untuk suku-suku yang ada di halmahera selatan ada beberapa suku yang terdiri dari Suku Bacan, Tobelo Galela, Makian Kayoa, Buton, Bajo, dan ada juga suku pendatang lainnya dari Gorontalo, Jawa, dan beberapa daerah lainnnya di Indonesia.[2]
Sementara dalam bidang keagamaan, Badan Pusat Statistik kabupaten Halmahera Selatan tahun 2020 mencatat keberadaan penduduk berdasarkan agama. Kepercayaan atau agama yang dianut warga di kecamatan ini ialah Islam 87,61% dan Kristen 12,39% (Protestan 12,36% dan Katolik 0,03%).[1]
Sumber daya alam
[sunting | sunting sumber]Pulau Obi memiliki potensi tambang nikel yang saat ini sedang di eksplorasi oleh PT. ANTAM Tbk di desa Kawasi. Selain itu juga memilki hutan asli yang saat ini terancam oleh penebangan liar. Bahan-bahan kebutuhan pokok dipasok terutama dari Manado, mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan dan berkebun, banyak warga memiliki kebun cengkih dan kelapa.
Fasilitas publik
[sunting | sunting sumber]kecamatan Obi memiliki satu puskesmas, satu kantor pos dan serta polres dan koramil. Komunikasi masyarakat menggunaka warung telepon satelit yang tersedia di kantor pos. Listrik PLN hanya tersedia mulai pk 18.00 sampai dengan 06.00 WIT. Ketersediaan air di jamin oleh PAM namun masih terbatas di desa-desa utama. Tranportasi masuk dan keluar kecamatan dilayani oleh kapal penumpang swasta rute Jikotamu-Bacan-Ternate. Transportasi darat dilayani oleh ojek dan beberapa mobil angkutan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka 2020" (pdf). www.halmaheraselatankab.bps.go.id. Diakses tanggal 12 November 2020.
- ^ a b c "Kebudayaan Halmahera Selatan". www.halselkab.go.id. Diakses tanggal 12 November 2020.