Lompat ke isi

Taman Samarendah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k →‎Referensi: clean up
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Taman Samarendah''' adalah sebuah [[taman]] yang berada di pusat Kota [[Kota Samarinda|Samarinda]], Provinsi [[Kalimantan Timur]]. Taman Samarendah dibangun di lahan seluas 2,5 hektar, khusus untuk taman sendiri berkisar 1,4 hektar. Pembangunan tahap pertama tahun 2014 dengan APBD Kota Samarinda sudah dihabiskan dana Rp14 miliar, kemudian di tahun 2015 ditambah lagi Rp9 miliar atau totalnya Rp23 miliar atau satu meter persegi. Pembangunan fisik taman dimulai pada Juli 2014 setelah membongkar dua sekolah, yakni [[SMA Negeri 1 Samarinda|SMA Negeri 1]] (SMAN 1) dan [[SMP Negeri 1 Samarinda|SMP Negeri 1]] (SMPN 1).
'''Taman Samarendah''' adalah sebuah [[taman]] yang berada di pusat Kota [[Kota Samarinda|Samarinda]], Provinsi [[Kalimantan Timur]]. Nama taman ini berasal dari penyebutan orang-orang terdahulu yang menyebut Samarinda menjadi Samarendah. Menurut versi Pemkot Samarinda, arti sebenarnya adalah taman yang tampak samar-samar dari kejauhan tapi indah dipandang.<ref>{{cite web |url=http://www.korankaltim.com/ini-makna-penamaan-taman-samarendah/ |title=Ini Makna Penamaan Taman Samarendah |publisher=korankaltim.com |date=2 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>

Taman Samarendah dibangun di lahan seluas 2,5 hektar, khusus untuk taman sendiri berkisar 1,4 hektar. Pembangunan tahap pertama tahun 2014 dengan APBD Kota Samarinda sudah dihabiskan dana Rp14 miliar, kemudian pada tahun 2015 ditambah lagi Rp9 miliar atau totalnya Rp23 miliar atau satu meter persegi.<ref>{{cite web |url=http://beritakaltim.co/2016/06/30/gubernur-masih-penasaran-dengan-taman-samarendah/ |title=Gubernur Masih Penasaran Dengan Taman Samarendah |publisher=beritakaltim.co |date=30 Juni 2016 |accessdate=14 Mei 2017 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pembangunan fisik taman dimulai pada Juli 2014 setelah membongkar dua sekolah, yakni [[SMA Negeri 1 Samarinda|SMA Negeri 1]] (SMAN 1) dan [[SMP Negeri 1 Samarinda|SMP Negeri 1]] (SMPN 1).<ref name="smr2"/>


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
Proyek Taman Samarendah sempat diadang sengketa lahan antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Gubernur [[Awang Faroek Ishak]] kala itu dengan tegas menyebut taman berdiri di lahan pemprov. Sementara pemkot menganggap persoalan lahan itu sudah beres.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.prokal.co/read/news/248427-sengketa-lahan-taman-samarendah-masalah-administrasi-dianggap-klir |title=Sengketa Lahan Taman Samarendah, Masalah Administrasi Dianggap Klir |publisher=''[[Kaltim Post]] Online'' |date=2 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}</ref>
Proyek Taman Samarendah sempat diadang sengketa lahan antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Gubernur Kaltim [[Awang Faroek Ishak]] kala itu dengan tegas menyebut taman berdiri di lahan pemprov. Sementara pemkot menganggap persoalan lahan itu sudah beres.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.prokal.co/read/news/248427-sengketa-lahan-taman-samarendah-masalah-administrasi-dianggap-klir |title=Sengketa Lahan Taman Samarendah, Masalah Administrasi Dianggap Klir |publisher=''[[Kaltim Post]] Online'' |date=2 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}</ref>


Selain bermasalah dengan status kewenangan pengelolaan lahan, pekerjaan Taman Samarendah juga dianggap proyek gagal. Pasalnya, akibat pembangunan taman di atas lahan eks SMPN 1 dan SMAN 1 ini justru tidak membuat aktivitas pengguna jalan tidak lagi nyaman. Menurut Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Saiful, kesalahan terbesar dari perencanaan taman kota di Jalan Bhayangkara ini adalah dengan merobohkan bangunan SMP dan SMA pertama di Samarinda. Padahal, menurutnya, bisa saja bangunan tersebut dipertahankan dengan mengubah menjadi taman baca atau perpustakaan umum.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.prokal.co/read/news/243937-taman-samarendah-hilangkan-sejarah-dan-bisa-sebabkan-banjir-makanya-dianggap-proyek-gagal |title=Taman Samarendah Hilangkan Sejarah dan Bisa Sebabkan Banjir, Makanya Dianggap Proyek Gagal |publisher=''[[Kaltim Post]] Online'' |date=16 September 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}</ref>
Selain bermasalah dengan status kewenangan pengelolaan lahan, pekerjaan Taman Samarendah juga dianggap proyek gagal. Pasalnya, akibat pembangunan taman di atas lahan eks SMPN 1 dan SMAN 1 ini justru tidak membuat aktivitas pengguna jalan tidak lagi nyaman. Menurut Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Saiful, kesalahan terbesar dari perencanaan taman kota di Jalan Bhayangkara ini adalah dengan merobohkan bangunan SMP dan SMA pertama di Samarinda. Padahal, menurutnya, bisa saja bangunan tersebut dipertahankan dengan mengubah menjadi taman baca atau perpustakaan umum.<ref name="smr2">{{cite web |url=http://kaltim.prokal.co/read/news/243937-taman-samarendah-hilangkan-sejarah-dan-bisa-sebabkan-banjir-makanya-dianggap-proyek-gagal |title=Taman Samarendah Hilangkan Sejarah dan Bisa Sebabkan Banjir, Makanya Dianggap Proyek Gagal |publisher=''[[Kaltim Post]] Online'' |date=16 September 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}</ref>


Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak sempat mengkritik Taman Samarendah yang tidak memiliki fungsi dan keelokan karena Taman Samarendah telah memutus jalan lurus Jalan Bhayangkara, dan telah mengacaukan rencana pembangunan jalan layang dari pertigaan Kantor Pos, Bankaltim, Jalan WR Soepratman, dan depan rumah jabatan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim.<ref>{{cite web |url=http://weekly.prokal.co/read/news/400-gubernur-kritik-taman-samarendah-ini-komentarnya.html |title=Gubernur Kritik Taman Samarendah, Ini Komentarnya |publisher=''[[Kaltim Weekly]] Online'' |date=9 Juli 2016 |accessdate=14 Mei 2017 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Para Alumni SMAN 1 yang sekolahnya terdahulu dibongkar turut menyatakan kekecewaan dan keprihatinannya terhadap nama yang diberikan untuk taman ini. Mereka menilai penamaan Taman Samarendah justru tidak pas karena konotasinya sebagai dataran rendah yang sering kebanjiran. Mereka turut menyumbang usul nama alternatif, yakni "Taman Pemuda" sebagai representasi nama lapangan Pemuda dan sekolah yang pernah ada di sana.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.tribunnews.com/2015/11/01/para-alumni-sman-1-ini-kecewa-dengan-penamaan-taman-samarendah |title=Para Alumni SMAN 1 Ini Kecewa dengan Penamaan Taman Samarendah |publisher=''[[Tribun Kaltim]] Online'' |date=1 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}</ref> Menanggapi hal tersebut, Pemkot sempat memperersilakan mengajukan usulan jika ada nama selain Taman Samarendah.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.tribunnews.com/2015/11/03/pemkot-persilakan-jika-ada-nama-selain-taman-samarendah |title=Pemkot Persilakan Jika Ada Nama Selain Taman Samarendah |publisher=''[[Tribun Kaltim]] Online'' |date=3 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 }}</ref>

Para Alumni SMAN 1 yang sekolahnya terdahulu dibongkar turut menyatakan kekecewaan dan keprihatinannya terhadap nama yang diberikan untuk taman ini. Mereka menilai penamaan Taman Samarendah justru tidak pas karena konotasinya sebagai dataran rendah yang sering kebanjiran. Mereka turut menyumbang usul nama alternatif, yakni "Taman Pemuda" sebagai representasi nama lapangan Pemuda dan sekolah yang pernah ada di sana.<ref>{{Cite news|url=http://kaltim.tribunnews.com/2015/11/01/para-alumni-sman-1-ini-kecewa-dengan-penamaan-taman-samarendah |title=Para Alumni SMAN 1 Ini Kecewa dengan Penamaan Taman Samarendah |publisher=''[[Tribun Kaltim]] Online'' |date=1 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 |language=id |work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]] }}</ref> Menanggapi hal tersebut, Pemkot sempat mempersilakan kepada khalayak untuk mengajukan usulan jika ada nama selain Taman Samarendah.<ref>{{Cite news|url=http://kaltim.tribunnews.com/2015/11/03/pemkot-persilakan-jika-ada-nama-selain-taman-samarendah |title=Pemkot Persilakan Jika Ada Nama Selain Taman Samarendah |publisher=''[[Tribun Kaltim]] Online'' |date=3 November 2015 |accessdate=14 Mei 2017 |language=id |work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]] }}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}
{{DEFAULTSORT:Samarendah, Taman}}


{{DEFAULTSORT:Samarendah, Taman}}
[[Kategori:Kota Samarinda]]
[[Kategori:Kota Samarinda]]
[[Kategori:Taman di Indonesia]]
[[Kategori:Taman di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 22 Desember 2022 05.10

Taman Samarendah adalah sebuah taman yang berada di pusat Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Nama taman ini berasal dari penyebutan orang-orang terdahulu yang menyebut Samarinda menjadi Samarendah. Menurut versi Pemkot Samarinda, arti sebenarnya adalah taman yang tampak samar-samar dari kejauhan tapi indah dipandang.[1]

Taman Samarendah dibangun di lahan seluas 2,5 hektar, khusus untuk taman sendiri berkisar 1,4 hektar. Pembangunan tahap pertama tahun 2014 dengan APBD Kota Samarinda sudah dihabiskan dana Rp14 miliar, kemudian pada tahun 2015 ditambah lagi Rp9 miliar atau totalnya Rp23 miliar atau satu meter persegi.[2] Pembangunan fisik taman dimulai pada Juli 2014 setelah membongkar dua sekolah, yakni SMA Negeri 1 (SMAN 1) dan SMP Negeri 1 (SMPN 1).[3]

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Proyek Taman Samarendah sempat diadang sengketa lahan antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak kala itu dengan tegas menyebut taman berdiri di lahan pemprov. Sementara pemkot menganggap persoalan lahan itu sudah beres.[4]

Selain bermasalah dengan status kewenangan pengelolaan lahan, pekerjaan Taman Samarendah juga dianggap proyek gagal. Pasalnya, akibat pembangunan taman di atas lahan eks SMPN 1 dan SMAN 1 ini justru tidak membuat aktivitas pengguna jalan tidak lagi nyaman. Menurut Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Saiful, kesalahan terbesar dari perencanaan taman kota di Jalan Bhayangkara ini adalah dengan merobohkan bangunan SMP dan SMA pertama di Samarinda. Padahal, menurutnya, bisa saja bangunan tersebut dipertahankan dengan mengubah menjadi taman baca atau perpustakaan umum.[3]

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak sempat mengkritik Taman Samarendah yang tidak memiliki fungsi dan keelokan karena Taman Samarendah telah memutus jalan lurus Jalan Bhayangkara, dan telah mengacaukan rencana pembangunan jalan layang dari pertigaan Kantor Pos, Bankaltim, Jalan WR Soepratman, dan depan rumah jabatan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim.[5]

Para Alumni SMAN 1 yang sekolahnya terdahulu dibongkar turut menyatakan kekecewaan dan keprihatinannya terhadap nama yang diberikan untuk taman ini. Mereka menilai penamaan Taman Samarendah justru tidak pas karena konotasinya sebagai dataran rendah yang sering kebanjiran. Mereka turut menyumbang usul nama alternatif, yakni "Taman Pemuda" sebagai representasi nama lapangan Pemuda dan sekolah yang pernah ada di sana.[6] Menanggapi hal tersebut, Pemkot sempat mempersilakan kepada khalayak untuk mengajukan usulan jika ada nama selain Taman Samarendah.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Ini Makna Penamaan Taman Samarendah". korankaltim.com. 2 November 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2017. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ "Gubernur Masih Penasaran Dengan Taman Samarendah". beritakaltim.co. 30 Juni 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2017. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b "Taman Samarendah Hilangkan Sejarah dan Bisa Sebabkan Banjir, Makanya Dianggap Proyek Gagal". Kaltim Post Online. 16 September 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2017. 
  4. ^ "Sengketa Lahan Taman Samarendah, Masalah Administrasi Dianggap Klir". Kaltim Post Online. 2 November 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2017. 
  5. ^ "Gubernur Kritik Taman Samarendah, Ini Komentarnya". Kaltim Weekly Online. 9 Juli 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2017. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Para Alumni SMAN 1 Ini Kecewa dengan Penamaan Taman Samarendah". Tribunnews.com. Tribun Kaltim Online. 1 November 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2017. 
  7. ^ "Pemkot Persilakan Jika Ada Nama Selain Taman Samarendah". Tribunnews.com. Tribun Kaltim Online. 3 November 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2017.