Obon: Perbedaan antara revisi
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
|||
(33 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[ |
[[Berkas:Osurasma, or praying a soul out of purgatory-J. M. W. Silver.jpg|jmpl|300px|Obon di akhir zaman Edo (lukisan dari "Sketches of Japanese Manners and Customs")]] |
||
[[Berkas:Gozanokuribi_Daimonji2.jpg|ka|jmpl|Api unggun [[Gozan no Okuribi]] yang dinyalakan selama festival Obon]] |
|||
⚫ | {{nihongo|''''' |
||
[[Berkas:Obon_albuquerqe_bridge.jpg|ka|jmpl|Pengunjung meletakkan lentera lilin di Sungai [[Sasebo]] selama festival Obon]] |
|||
⚫ | {{nihongo|'''Obon'''|お盆}}<ref name="Nakamura1991">{{cite book|author=Hajime Nakamura|title=Ways of Thinking of Eastern Peoples: India, China, Tibet, Japan|url=http://books.google.com/books?id=i9gm9CzNd5EC&pg=PA424|year=1991|publisher=Motilal Banarsidass Publishe|isbn=978-81-208-0764-8|page=424}}</ref> atau disebut pula dengan {{nihongo|'''Bon'''|盆}} adalah serangkaian upacara dan tradisi di [[Jepang]] untuk merayakan kedatangan [[arwah]] leluhur<ref name="jnto.go.jp_O-Bon(LanternFe">{{Cite web |title=O-Bon (Lantern Festival) |trans-title= |author= |work=jnto.go.jp |date= |accessdate={{date|2016-04-25}} |url=http://www.jnto.go.jp/eng/attractions/event/traditionalevents/a69b_fes_obon.html |language=bahasa Inggris |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli menurut [[kalender Tempo|kalender Tempō]] ([[kalender lunisolar]]). Pada umumnya, Obon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama [[Buddha]] Jepang, tetapi banyak sekali tradisi dalam perayaan Obon yang tidak bisa dijelaskan dengan [[dogma]] agama Buddha. Obon dalam bentuk seperti sekarang ini merupakan [[sinkretisme]] dari tradisi turun temurun masyarakat Jepang dengan upacara agama Buddha yang disebut '''[[Festival Hantu|Urabon]]'''. |
||
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya. |
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya. |
||
Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah [[Kansai]] juga dikenal perayaan '''[[Jizobon|Jizōbon]]''' yang dilakukan seusai perayaan Obon. |
Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah [[Kansai]] juga dikenal perayaan '''[[Jizobon|Jizōbon]]''' yang dilakukan seusai perayaan Obon. |
||
== Asal |
== Asal usul == |
||
[[Berkas:The offering of the Bon Festival,mizunoko,katori-city,japan.JPG|jmpl|Persembahan potongan terong dan mentimun di makam leluhur.]] |
|||
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha {{nihongo|'''Urabon'''|盂蘭盆}} yang hanya diambil aksara [[Kanji]] terakhirnya saja {{nihongo||盆|''bon''|nampan}} ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (''shōrō'') yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, '''Bonsama''' atau ''Oshorosama'' adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon. |
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha {{nihongo|'''Urabon'''|盂蘭盆}} yang hanya diambil aksara [[Kanji]] terakhirnya saja {{nihongo||盆|''bon''|nampan}} ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (''shōrō'') yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, '''Bonsama''' atau '''Oshorosama''' adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon. |
||
Asal |
Asal usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di [[musim panas]] konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8. |
||
Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu [[bulan purnama]] di permulaan [[musim semi]] dan awal [[musim gugur]]. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun. |
Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu [[bulan purnama]] di permulaan [[musim semi]] dan awal [[musim gugur]]. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun. |
||
Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu [[Kami]] dalam kepercayaan [[Shinto]]) dan dirayakan sebagai [[Tahun Baru Jepang]]. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan [[sinkretisme]] dengan ''Urabon.'' |
Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu [[Kami]] dalam kepercayaan [[Shinto]]) dan dirayakan sebagai [[Tahun Baru Jepang]]. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan [[sinkretisme]] dengan ''Urabon.'' |
||
Jepang mulai menggunakan [[kalender Gregorian]] sejak tanggal [[1 Januari]] [[1873]], sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal: |
Jepang mulai menggunakan [[kalender Gregorian]] sejak tanggal [[1 Januari]] [[1873]], sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal: |
||
# |
# bulan ke-7 hari ke-15 menurut [[kalender Tempo|kalender Tempō]] |
||
# [[15 Juli]] menurut [[kalender Gregorian]] |
# [[15 Juli]] menurut [[kalender Gregorian]] |
||
# [[15 Agustus]] menurut [[kalender Gregorian]] mengikuti perhitungan ''Tsukiokure'' (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender |
# [[15 Agustus]] menurut [[kalender Gregorian]] mengikuti perhitungan ''Tsukiokure'' (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō). |
||
Pada tanggal [[13 Juli]] [[1873]] pemerintah daerah [[Prefektur Yamanashi]] dan [[Prefektur Niigata]] sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender |
Pada tanggal [[13 Juli]] [[1873]] pemerintah daerah [[Prefektur Yamanashi]] dan [[Prefektur Niigata]] sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō |
||
Sekarang ini, orang Jepang yang merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender |
Sekarang ini, orang Jepang yang merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō semakin sedikit. Pada saat ini, orang Jepang umumnya merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus menurut kalender Gregorian. |
||
Orang yang tinggal di daerah [[Kanto]] secara turun temurun merayakan Obon pada tanggal 15 Juli kalender Gregorian, termasuk mengunjungi makam pada sebelum tanggal 15 Juli. Pengikut salah satu kuil di [[Tokyo]] selalu ingin merayakan Obon pada tanggal 15 Juli sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Juli, sedangkan pengikut kuil di [[Prefektur Kanagawa]] selalu ingin merayakan Obon tanggal 15 Agustus sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Agustus. |
Orang yang tinggal di daerah [[Kanto]] secara turun temurun merayakan Obon pada tanggal 15 Juli kalender Gregorian, termasuk mengunjungi makam pada sebelum tanggal 15 Juli. Pengikut salah satu kuil di [[Tokyo]] selalu ingin merayakan Obon pada tanggal 15 Juli sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Juli, sedangkan pengikut kuil di [[Prefektur Kanagawa]] selalu ingin merayakan Obon tanggal 15 Agustus sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Agustus. |
||
Baris 32: | Baris 35: | ||
Ada kemungkinan perayaan Obon mendapat pengaruh dari orang yang mengartikan peristiwa bintang jatuh ([[hujan meteor]]) sebagai kedatangan arwah leluhur. Di dalam beberapa kebudayaan, arwah orang yang sudah meninggal sering diumpamakan berubah menjadi [[bintang]], sedangkan peristiwa bintang jatuh paling banyak terjadi bertepatan dengan hujan meteor [[Perseid]] tahunan yang mencapai puncaknya beberapa hari sebelum tanggal 15 Agustus. |
Ada kemungkinan perayaan Obon mendapat pengaruh dari orang yang mengartikan peristiwa bintang jatuh ([[hujan meteor]]) sebagai kedatangan arwah leluhur. Di dalam beberapa kebudayaan, arwah orang yang sudah meninggal sering diumpamakan berubah menjadi [[bintang]], sedangkan peristiwa bintang jatuh paling banyak terjadi bertepatan dengan hujan meteor [[Perseid]] tahunan yang mencapai puncaknya beberapa hari sebelum tanggal 15 Agustus. |
||
Tanggal [[15 Agustus]] bagi agama [[Katolik]] merupakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga yang banyak dirayakan di [[Eropa Selatan]], [[Amerika Tengah]] dan [[Amerika Selatan]]. Perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus juga bertepatan dengan hari peringatan berakhirnya perang (''Shūsen kinenbi'') yang dikenal sebagai '''[[V-J Day]]''' (Victory over Japan Day) |
Tanggal [[15 Agustus]] bagi agama [[Katolik]] merupakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga yang banyak dirayakan di [[Eropa Selatan]], [[Amerika Tengah]] dan [[Amerika Selatan]]. Perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus juga bertepatan dengan hari peringatan berakhirnya perang (''Shūsen kinenbi'') yang di luar Jepang dikenal sebagai '''[[V-J Day]]''' (''Victory over Japan Day''). |
||
== Tradisi yang umum == |
== Tradisi yang umum == |
||
Tradisi dalam merayakan Obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya, |
Tradisi dalam merayakan Obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya, tetapi ada beberapa tradisi yang umumnya dilakukan orang di seluruh Jepang. |
||
=== Urut-urutan ritual === |
=== Urut-urutan ritual === |
||
[[Berkas:Mukae-bi,obon,katori-city,japan.JPG|jmpl|''Mukaebi'', api untuk menerangi jalan para leluhur]] |
|||
Orang Jepang percaya arwah orang yang meninggal pulang untuk merayakan Obon ke rumah yang pernah ditinggalinya. Pada tanggal 13 Agustus, anak cucu yang mengharapkan kedatangan leluhur membuat api kecil di luar rumah yang disebut '' |
Orang Jepang percaya arwah orang yang meninggal pulang untuk merayakan Obon ke rumah yang pernah ditinggalinya. Pada tanggal 13 Agustus, anak cucu yang mengharapkan kedatangan leluhur membuat api kecil di luar rumah yang disebut ''mukaebi'' untuk menerangi jalan pulang bagi arwah leluhur. Pada masa lokasi makam masih berdekatan dengan lokasi permukiman, orang zaman dulu sering harus pergi sampai ke makam untuk menyambut kedatangan arwah leluhur. |
||
Setelah arwah leluhur sampai di rumah yang dulu pernah ditinggalinya, pendeta agama Buddha dipanggil untuk membacakan [[sutra]] bagi arwah leluhur yang baru saja datang. Sutra yang dibacakan oleh pendeta Buddha sewaktu Obon disebut ''Tanagyō'' karena dibacakan di depan altar berisi barang persembahan yang disebut ''shōrōdana'' atau ''tana.'' |
Setelah arwah leluhur sampai di rumah yang dulu pernah ditinggalinya, pendeta agama Buddha dipanggil untuk membacakan [[sutra]] bagi arwah leluhur yang baru saja datang. Sutra yang dibacakan oleh pendeta Buddha sewaktu Obon disebut ''Tanagyō'' karena dibacakan di depan altar berisi barang persembahan yang disebut ''shōrōdana'' (''shōryōdana'') atau ''tana.'' |
||
Pada tanggal 16 Agustus, arwah leluhur pulang ke alam sana dengan diterangi dengan api yang disebut '' |
Pada tanggal 16 Agustus, arwah leluhur pulang ke alam sana dengan diterangi dengan api yang disebut ''okuribi''. |
||
=== Bon Odori === |
=== Bon Odori === |
||
Acara menari bersama yang disebut {{nihongo|Bon Odori|盆踊り||tari Obon}} dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di [[neraka]]. |
Acara menari bersama yang disebut {{nihongo|Bon Odori|盆踊り||tari Obon}} dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon.<ref name="msu.edu_JapaneseFestiva">{{Cite web |title=Japanese Festivals and Holidays: An Honors Option for HST 210 |last=Shea |first=Dave |work=msu.edu |date= |accessdate={{date|2016-04-25}} |url=https://msu.edu/~walquis2/bon.html |language=bahasa Inggris |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di [[neraka]]. |
||
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas ([[matsuri]]) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat [[terang bulan]] yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut [[Kalender |
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas ([[matsuri]]) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat [[terang bulan]] yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut [[Kalender Tempo|kalender Tempō]]. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam. |
||
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil |
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan [[kuil Shinto]]. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul. |
||
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut '' |
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut ''yagura'' untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang [[pasar malam]] untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon. |
||
Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan. |
Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan. |
||
Baris 57: | Baris 61: | ||
=== Hatsu-obon dan Niibon === |
=== Hatsu-obon dan Niibon === |
||
Hatsu-obon atau Niibon adalah sebutan untuk perayaan Obon yang baru pertama kali dialami oleh arwah orang meninggal yang baru saja peringatan 49 harinya selesai diupacarakan. Perlakuan khusus diberikan untuk arwah yang baru pertama kali merayakan Obon dalam bentuk pembacaan doa yang lebih banyak. |
Hatsu-obon atau Niibon adalah sebutan untuk perayaan Obon yang baru pertama kali dialami oleh arwah orang meninggal yang baru saja peringatan 49 harinya selesai diupacarakan. Perlakuan khusus diberikan untuk arwah yang baru pertama kali merayakan Obon dalam bentuk pembacaan doa yang lebih banyak. |
||
Tradisi Hatsu-obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya. Di daerah tertentu, orang yang tinggal di rumah yang baru saja mengalami kematian biasanya memasang [[lampion]] berwarna [[putih]] di depan pintu masuk rumah dan di makam. |
|||
== Tradisi di berbagai daerah == |
== Tradisi di berbagai daerah == |
||
[[Berkas:Syoryou-uma,obon,katori-city,japan.JPG|jmpl|Kendaraan dari terong dan ketimun untuk arwah leluhur.]] |
|||
[[Berkas:Sweets_Offering_for_Obon.jpg|jmpl|Persembahan permen jelly aneka warna untuk diletakkan di altar keluarga.]] |
|||
Ada berbagai tradisi unik di berbagai tempat di Jepang sehubungan dengan perayaan Obon. |
Ada berbagai tradisi unik di berbagai tempat di Jepang sehubungan dengan perayaan Obon. |
||
* Kendaraan dari terong dan ketimun |
* Kendaraan dari terong dan ketimun |
||
Baris 70: | Baris 73: | ||
* Lampion Obon |
* Lampion Obon |
||
Ada daerah yang mempunyai tradisi memajang lampion perayaan Obon yang disebut |
Ada daerah yang mempunyai tradisi memajang lampion perayaan Obon yang disebut ''bon chochin'' (lentera bon) dengan maksud agar arwah leluhur bisa menemukan rumah yang dulu pernah ditinggalinya. Bon chochin terbuat dari [[washi]] dengan kaki penyangga dari kayu. |
||
*Melarung lampion |
* Melarung lampion |
||
Beberapa daerah memiliki tradisi '' |
Beberapa daerah memiliki tradisi ''tōrōnagashi'' berupa pelarungan lampion dari [[washi]] di sungai sebagai lambang melepas arwah leluhur untuk kembali ke alam sana. Ada daerah yang mempunyai tradisi ''shōrōnagashi'' yang menggunakan kapal kecil untuk memuat lampion sebelum dilarung di sungai. |
||
== Liburan Obon == |
== Liburan Obon == |
||
Baris 81: | Baris 84: | ||
=== Daerah Tohoku === |
=== Daerah Tohoku === |
||
* [[Prefektur Iwate]] |
* [[Prefektur Iwate]] |
||
: [[Funekko Nagashi]] ( |
: [[Funekko Nagashi]] ([[Morioka, Iwate|Morioka]] dan kota [[Tōno, Iwate|Tōno]]) |
||
* [[Prefektur Akita]] |
* [[Prefektur Akita]] |
||
: Tiga Bon Odori terbesar: |
: Tiga Bon Odori terbesar: |
||
Baris 102: | Baris 105: | ||
=== Daerah Kansai === |
=== Daerah Kansai === |
||
* [[Prefektur Kyoto]] |
* [[Prefektur Kyoto]] |
||
: [[Gozan no |
: [[Gozan no Okuribi]] di kota [[Kyoto]] |
||
* [[Prefektur Nara]] |
* [[Prefektur Nara]] |
||
: Nara Daimonji Okuribi di kota [[Nara]] |
: [[Nara Daimonji Okuribi]] di kota [[Nara]] |
||
=== Daerah Chugoku === |
=== Daerah Chugoku === |
||
* [[Prefektur Hiroshima]] |
* [[Prefektur Hiroshima]] |
||
: Lampion [[Bontoro|Bontōrō]] di daerah [[Aki]] |
: Lampion [[Bontoro|Bontōrō]] di daerah [[Provinsi Aki|Aki]] |
||
=== Daerah Shikoku === |
=== Daerah Shikoku === |
||
Baris 121: | Baris 124: | ||
* [[Prefektur Okinawa]] |
* [[Prefektur Okinawa]] |
||
: [[Eisa]] di berbagai tempat |
: [[Eisa (tari)|Eisa]] di berbagai tempat |
||
: Angama di kota [[Ishigaki]] |
: Angama di kota [[Ishigaki]] |
||
=== Di luar Jepang === |
=== Di luar Jepang === |
||
Bon Odori sebagai pengenalan terhadap kebudayaan Jepang juga diselenggarakan di [[Jakarta]]. Di [[Penang]] dan [[Shah Alam]], Bon Odori sudah merupakan acara tahunan untuk memperkenalkan makanan dan minuman khas Jepang. |
[[Berkas:Bon Odori 2009.JPG|jmpl|2009 Bon Odori di [[Shah Alam]], [[Malaysia]]]] |
||
Bon Odori sebagai pengenalan terhadap kebudayaan Jepang juga diselenggarakan di [[Jakarta]] dan juga di [[Bali]]. Di [[Penang]] dan [[Shah Alam]], Bon Odori sudah merupakan acara tahunan untuk memperkenalkan makanan dan minuman khas Jepang. |
|||
Orang Jepang yang tinggal di [[Los Angeles]] dan [[Honolulu]] juga merayakan Obon dengan menarikan Bon Odori. |
Orang Jepang yang tinggal di [[Los Angeles]] dan [[Honolulu]] juga merayakan Obon dengan menarikan Bon Odori. |
||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{Commonscat|Bon Festival}} |
|||
* {{ja}} [http://www.butsudan.kogeisha.com/obon/bon.html Perayaan Obon di akhir zaman Edo] |
* {{ja}} [http://www.butsudan.kogeisha.com/obon/bon.html Perayaan Obon di akhir zaman Edo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080629161022/http://www.butsudan.kogeisha.com/obon/bon.html |date=2008-06-29 }} |
||
* {{ja}} [http://www.choutin.com/obon/ Pengantar tentang Obon] |
* {{ja}} [http://www.choutin.com/obon/ Pengantar tentang Obon] |
||
* {{en}} [http://www.bonodori.net/E/index.html Foto-foto Bon Odori di berbagai tempat di Jepang] |
* {{en}} [http://www.bonodori.net/E/index.html Foto-foto Bon Odori di berbagai tempat di Jepang] |
||
* {{ja}} [http://www.e-sogi.com/arekore/arekore.html Pengantar tata cara pemakaman menurut masing-masing aliran agama Buddha di Jepang] |
* {{ja}} [http://www.e-sogi.com/arekore/arekore.html Pengantar tata cara pemakaman menurut masing-masing aliran agama Buddha di Jepang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060816022241/http://www.e-sogi.com/arekore/arekore.html |date=2006-08-16 }} |
||
{{Commons|Bon}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[de:Obon-Fest]] |
|||
[[Kategori:Buddhisme di Jepang]] |
|||
[[ja:お盆]] |
|||
[[Kategori:Hari raya Buddha]] |
|||
[[en:Bon_Festival]] |
|||
[[Kategori:Perayaan Juli]] |
|||
[[vi:Vu-lan]] |
Revisi terkini sejak 25 Desember 2022 05.26
Obon (お盆 )[1] atau disebut pula dengan Bon (盆 ) adalah serangkaian upacara dan tradisi di Jepang untuk merayakan kedatangan arwah leluhur[2] yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō (kalender lunisolar). Pada umumnya, Obon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama Buddha Jepang, tetapi banyak sekali tradisi dalam perayaan Obon yang tidak bisa dijelaskan dengan dogma agama Buddha. Obon dalam bentuk seperti sekarang ini merupakan sinkretisme dari tradisi turun temurun masyarakat Jepang dengan upacara agama Buddha yang disebut Urabon.
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya.
Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
Asal usul
[sunting | sunting sumber]Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆 ) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (盆 , nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.
Asal usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.
Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun.
Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu Kami dalam kepercayaan Shinto) dan dirayakan sebagai Tahun Baru Jepang. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan sinkretisme dengan Urabon.
Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sejak tanggal 1 Januari 1873, sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal:
- bulan ke-7 hari ke-15 menurut kalender Tempō
- 15 Juli menurut kalender Gregorian
- 15 Agustus menurut kalender Gregorian mengikuti perhitungan Tsukiokure (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō).
Pada tanggal 13 Juli 1873 pemerintah daerah Prefektur Yamanashi dan Prefektur Niigata sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō
Sekarang ini, orang Jepang yang merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō semakin sedikit. Pada saat ini, orang Jepang umumnya merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus menurut kalender Gregorian.
Orang yang tinggal di daerah Kanto secara turun temurun merayakan Obon pada tanggal 15 Juli kalender Gregorian, termasuk mengunjungi makam pada sebelum tanggal 15 Juli. Pengikut salah satu kuil di Tokyo selalu ingin merayakan Obon pada tanggal 15 Juli sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Juli, sedangkan pengikut kuil di Prefektur Kanagawa selalu ingin merayakan Obon tanggal 15 Agustus sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Agustus.
Media massa memberitakan perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus sehingga orang di seluruh Jepang menjadi ikut-ikutan merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus.
Obon pada akhirnya bukan lagi merupakan upacara keagamaan yang merayakan kedatangan arwah leluhur melainkan hari libur musim panas yang dinanti-nanti banyak orang di Jepang. Sekarang Obon lebih banyak diartikan sebagai kesempatan pulang ke kampung halaman untuk bertemu sanak saudara dan membersihkan makam. Obon sama artinya dengan liburan musim panas bagi orang Jepang yang tidak mengerti tradisi agama Buddha.
Ada kemungkinan perayaan Obon mendapat pengaruh dari orang yang mengartikan peristiwa bintang jatuh (hujan meteor) sebagai kedatangan arwah leluhur. Di dalam beberapa kebudayaan, arwah orang yang sudah meninggal sering diumpamakan berubah menjadi bintang, sedangkan peristiwa bintang jatuh paling banyak terjadi bertepatan dengan hujan meteor Perseid tahunan yang mencapai puncaknya beberapa hari sebelum tanggal 15 Agustus.
Tanggal 15 Agustus bagi agama Katolik merupakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga yang banyak dirayakan di Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus juga bertepatan dengan hari peringatan berakhirnya perang (Shūsen kinenbi) yang di luar Jepang dikenal sebagai V-J Day (Victory over Japan Day).
Tradisi yang umum
[sunting | sunting sumber]Tradisi dalam merayakan Obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya, tetapi ada beberapa tradisi yang umumnya dilakukan orang di seluruh Jepang.
Urut-urutan ritual
[sunting | sunting sumber]Orang Jepang percaya arwah orang yang meninggal pulang untuk merayakan Obon ke rumah yang pernah ditinggalinya. Pada tanggal 13 Agustus, anak cucu yang mengharapkan kedatangan leluhur membuat api kecil di luar rumah yang disebut mukaebi untuk menerangi jalan pulang bagi arwah leluhur. Pada masa lokasi makam masih berdekatan dengan lokasi permukiman, orang zaman dulu sering harus pergi sampai ke makam untuk menyambut kedatangan arwah leluhur.
Setelah arwah leluhur sampai di rumah yang dulu pernah ditinggalinya, pendeta agama Buddha dipanggil untuk membacakan sutra bagi arwah leluhur yang baru saja datang. Sutra yang dibacakan oleh pendeta Buddha sewaktu Obon disebut Tanagyō karena dibacakan di depan altar berisi barang persembahan yang disebut shōrōdana (shōryōdana) atau tana.
Pada tanggal 16 Agustus, arwah leluhur pulang ke alam sana dengan diterangi dengan api yang disebut okuribi.
Bon Odori
[sunting | sunting sumber]Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り , tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon.[3] Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka.
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil Shinto. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut yagura untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar malam untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.
Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan.
Hatsu-obon dan Niibon
[sunting | sunting sumber]Hatsu-obon atau Niibon adalah sebutan untuk perayaan Obon yang baru pertama kali dialami oleh arwah orang meninggal yang baru saja peringatan 49 harinya selesai diupacarakan. Perlakuan khusus diberikan untuk arwah yang baru pertama kali merayakan Obon dalam bentuk pembacaan doa yang lebih banyak.
Tradisi di berbagai daerah
[sunting | sunting sumber]Ada berbagai tradisi unik di berbagai tempat di Jepang sehubungan dengan perayaan Obon.
- Kendaraan dari terong dan ketimun
Di daerah tertentu ada tradisi membuat kendaraan semacam kuda-kudaan yang disebut Shōryō-uma dari terong dan ketimun. Empat batang korek api atau potongan sumpit sekali pakai (waribashi) ditusukkan pada terong dan ketimun sebagai kaki. Terong berkaki menjadi "sapi" sedangkan ketimun menjadi "kuda" yang kedua-duanya dinaiki arwah leluhur sewaktu datang dan pulang. Kuda dari ketimun bisa lari cepat sehingga arwah leluhur bisa cepat sampai turun ke bumi, sedangkan sapi dari terong hanya bisa berjalan pelan dengan maksud agar arwah leluhur kalau bisa tidak usah cepat-cepat pulang.
- Mendoakan setan lapar
Di beberapa daerah dilangsungkan upacara Segaki di kuil agama Buddha untuk menolong Gaki (setan kelaparan) dengan mendirikan pendirian altar yang disebut Gakidana dan mendoakan arwah orang yang meninggal di pinggir jalan.
- Lampion Obon
Ada daerah yang mempunyai tradisi memajang lampion perayaan Obon yang disebut bon chochin (lentera bon) dengan maksud agar arwah leluhur bisa menemukan rumah yang dulu pernah ditinggalinya. Bon chochin terbuat dari washi dengan kaki penyangga dari kayu.
- Melarung lampion
Beberapa daerah memiliki tradisi tōrōnagashi berupa pelarungan lampion dari washi di sungai sebagai lambang melepas arwah leluhur untuk kembali ke alam sana. Ada daerah yang mempunyai tradisi shōrōnagashi yang menggunakan kapal kecil untuk memuat lampion sebelum dilarung di sungai.
Liburan Obon
[sunting | sunting sumber]Liburan tidak resmi di Jepang sebelum dan sesudah hari raya Obon disebut liburan Obon (Obonyasumi) yang lamanya tergantung pada keputusan masing-masing perusahaan. Kantor-kantor dan pemilik usaha biasanya meliburkan karyawannya sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus selama 3 sampai 5 hari.
Acara Obon di berbagai daerah
[sunting | sunting sumber]Daerah Tohoku
[sunting | sunting sumber]- Funekko Nagashi (Morioka dan kota Tōno)
- Tiga Bon Odori terbesar:
- Kemanai Bon Odori di kota Kazuno (21-23 Agustus)
- Hitoichi Bon Odori di kota Hachirōgata (18-20 Agustus)
- Nishimonai Bon Odori di kota Ugo (16-18 Agustus)
- Bon Odori yang diselenggarakan di kota Miharu memiliki panggung (yagura) untuk penyanyi dan pemusik yang unik.
Daerah Kanto
[sunting | sunting sumber]- Hyakuhatō Nagashi di kota Tochigi
- Tsukuda no Bon Odori
Daerah Tokai
[sunting | sunting sumber]- Gujō Odori di kota Gujō
Daerah Kansai
[sunting | sunting sumber]- Gozan no Okuribi di kota Kyoto
- Nara Daimonji Okuribi di kota Nara
Daerah Chugoku
[sunting | sunting sumber]Daerah Shikoku
[sunting | sunting sumber]Daerah Kyushu
[sunting | sunting sumber]- Chankoko Odori di kota Gotō
- Shōrōnagashi di beberapa tempat
- Kembang api yang dinyalakan sejak siang hari di makam
Di luar Jepang
[sunting | sunting sumber]Bon Odori sebagai pengenalan terhadap kebudayaan Jepang juga diselenggarakan di Jakarta dan juga di Bali. Di Penang dan Shah Alam, Bon Odori sudah merupakan acara tahunan untuk memperkenalkan makanan dan minuman khas Jepang.
Orang Jepang yang tinggal di Los Angeles dan Honolulu juga merayakan Obon dengan menarikan Bon Odori.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Hajime Nakamura (1991). Ways of Thinking of Eastern Peoples: India, China, Tibet, Japan. Motilal Banarsidass Publishe. hlm. 424. ISBN 978-81-208-0764-8.
- ^ "O-Bon (Lantern Festival)". jnto.go.jp (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 April 2016.
- ^ Shea, Dave. "Japanese Festivals and Holidays: An Honors Option for HST 210". msu.edu (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 April 2016.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Jepang) Perayaan Obon di akhir zaman Edo Diarsipkan 2008-06-29 di Wayback Machine.
- (Jepang) Pengantar tentang Obon
- (Inggris) Foto-foto Bon Odori di berbagai tempat di Jepang
- (Jepang) Pengantar tata cara pemakaman menurut masing-masing aliran agama Buddha di Jepang Diarsipkan 2006-08-16 di Wayback Machine.