Lompat ke isi

Museum Gedong Arca: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 8°31′11″S 115°17′34″E / 8.519586492904718°S 115.29285606129795°E / -8.519586492904718; 115.29285606129795
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k clean up
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Museum
'''Museum Gedong Arca''' (Museum Arkeologi) berawal dari gagasan [[Profesor Soejono]] dan [[Soekarto Atmojo]], mantan Kepala Dinas Purbakala Bali, untuk memperkenalkan [[benda cagar budaya]] (BCB) yang telah dikumpulkan sejak berdirinya Jawatan Purbakala pada tahun 1950.<ref name="internet 1"> {{id}} [http://www.museumindonesia.com/museum/24/1/Museum_Prangko_Indonesia_Jakarta_13560 museumindonesia.com] Diυnduh tanggal 22 Agustus 2011 </ref> Museum kemudian resmi berdiri pada tanggal 14 September 1974.
|name = Museum Gedong Arca
|image =
|imagesize = 300
|caption =
|coordinates = {{Coord|-8.519586492904718|115.29285606129795|type:landmark|display=inline,title}}
|established = 14 September 1974
|dissolved =
|location = [[Bedulu, Blahbatuh, Gianyar|Bedulu]], [[Blahbatuh, Gianyar|Blahbatuh]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], [[Bali]]
|type =
|visitors =
|director =
|curator =
|publictransit =
|pushpin_map = Indonesia_Bali#Indonesia
|map_caption = Lokasi di [[Bedulu, Blahbatuh, Gianyar|Bedulu]], [[Blahbatuh, Gianyar|Blahbatuh]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], [[Bali]] dan [[Indonesia]]
|website =
}}
'''Museum Gedong Arca''' (Museum Arkeologi) berawal dari gagasan [[Profesor Soejono]] dan [[Soekarto Atmojo]], mantan Kepala Dinas Purbakala Bali, untuk memperkenalkan [[benda cagar budaya]] (BCB) yang telah dikumpulkan sejak berdirinya Jawatan Purbakala pada tahun 1950.<ref name="internet 1">{{Cite web|title=museumindonesia.com - Museum Prangko Indonesia|url=http://www.museumindonesia.com/museum/24/1/Museum_Prangko_Indonesia_Jakarta_13560|website=www.museumindonesia.com|access-date=2021-09-11}}</ref> Museum kemudian resmi berdiri pada tanggal 14 September 1974.<ref name="sejarah">{{Cite web|title=Sejarah Museum|url=https://pamerandaringmaga.wixsite.com/pamdar/about|website=Mysite|language=id|access-date=2021-09-11}}</ref>


== Sejarah ==
Setelah masa kemerdekaan, Jawatan Purbakala mulai membuka kantor di daerah, diantaranya [[Yogyakarta]], [[Prambanan]] dan [[Makassar]]. Pada 1951, Jawatan Purbakala dilebur menjadi Dinas Purbakala dibawah naungan admanistrasi Jawatan Kebudayaan Kementerian P.P dan K. bersamaan dengan itu di Bali dibentuk Dinas Purbakala Seksi Bangunan yang berlokasi di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali dibawah pimpinan J.C Krijgman. Pemilihan lokasi di Bedulu ini karena banyaknya temuan peninggalan purbakala yang terdapat di daerah ini.


Dinas Purbakala Seksi Bangunan cabang Makassar ini menjadi cikal bakal ''Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Bali'' yang kemudian berubah menjadi ''Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Bali-NTB-NTT-TimTim'' (SPSP Bali-NTB-NTT-TimTim) setelah SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 0767/0/1989, tanggal 7 Desember 1989. Pada Januari 2003, berubah lagi menjadi ''Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gianyar'' (BP3 Gianyar) wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2012, berubah menjadi ''Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar'' (BPCB Gianyar) wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2015, Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar (BPCB Gianyar) berubah nama menjadi ''Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali'' (BPCB Bali), wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 11 Tahun 2015.
=== Banguna Museum ===


Karena banyak temuan peninggalan purbakala yang ditemukan oleh BP3 Bali, maka muncullah ide pendirian museum. Museum ini didirikan dengan tujuan menyelamatkan, memamerkan atau memajang benda-benda cagar budaya dari hasil kegiatan pelestarian dilapangan yang dilakukan oleh BP3 Bali selain berfungsi untuk memberikan informasi awal mengenai Benda Cagar Budaya yang ada di Bali.
Pembagian halaman Museum Gedong Arca mengikuti pola bangunan pura yang terdiri dari tiga bagian, yakni: halaman luar (jaba sisi), halaman tengah (jaba tengah), dan halaman dalam (jeroan). Di halaman luar terdapat sebuah wantilan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan. Di halaman tengah terdapat lima gedung yang berfungsi sebagai ruang pameran. Di halaman dalam terdapat delapan balai pelindung dengan fungsi yang sama.


Pembangunan museum dirintis tahun 1958-1959 yang diprakarsai oleh Dr. R.P Soejono (saat itu menjabat Kepala Kantor Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Cabang II Gianyar). Sebagai awal realisasi pendirian museum ini, mula-mula didirikan beberapa bangunan dengan atap ijuk yang terletak di halaman dalam. Bangunan ini dipergunakan untuk menyimpan benda-benda hasil penyelamatan di lapangan seperti beberapa sarkofagus.
=== Koleksi Museum ===


Pada masa pimpinan Drs. M.M Soekarto K. Atmojo, pembangunan museum diteruskan dengan pembangunan tembok keliling, pintu masuk berupa candi bentar, sebuah wantilan dengan atap sirap yang terletak di halaman luar sisi selatan, sebuah balai patok dan empat buah bangunan (gedong) di halaman tengah yang kemudian dipergunakan sebagai tempat pameran tetap koleksi. Pada masa kepemimpinannya, museum ini resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 14 September 1974 dengan nama Museum Gedong Arca.<ref name="sejarah"/>

== Bangunan ==
Pembagian halaman Museum Gedong Arca mengikuti pola bangunan pura yang terdiri dari tiga bagian, yakni: halaman luar (jaba sisi), halaman tengah (jaba tengah) dan halaman dalam (jeroan). Di halaman luar terdapat sebuah wantilan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan. Di halaman tengah terdapat lima gedung yang berfungsi sebagai ruang pameran. Di halaman dalam terdapat delapan balai pelindung dengan fungsi yang sama.

== Koleksi ==
Koleksi Museum terdiri dari dua kelompok, yakni BCB dari masa prasejarah (zaman batu-zaman perunggu) dan masa sejarah (abad VIII hingga abad XV Masehi).
Koleksi Museum terdiri dari dua kelompok, yakni BCB dari masa prasejarah (zaman batu-zaman perunggu) dan masa sejarah (abad VIII hingga abad XV Masehi).


== Koleksi di halaman tengah ==
== Koleksi di halaman tengah ==
* Gedung A: [[koleksi]] dari [[zaman prasejarah]] berupa alat-alat batu seperti [[kapak genggam]], [[kapak perimbas]], [[kapak lonjong]], alat-alat dari batu kecil berbentuk mata panah yang disebut [[mikrolith]]. Semua alat ini pada masanya digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Selain itu terdapat [[koleksi]] benda-benda aksesoris berbahan [[perunggu]] seperti [[gelang]], [[cincin]], [[tajak]] dan benda lainnya yang berfungsi sebagai bekal kubur.

* Gedung B: koleksi BCB hasil eskavasi situs [[Gilimanuk]] pada tahun 1961, 1962, 1963, berupa tempayan, periuk, fosil tengkorak kera dan lain-lain, yang merupakan peninggalan masa prasejarah.
* Gedung A: [[koleksi]] dari [[zaman prasejarah]] berupa alat-alat batu seperti [[kapak genggam]], [[kapak perimbas]], [[kapak lonjong]], alat-alat dari batu kecil berbentuk mata panah yang disebut [[mikrolith]]. Semua alat ini pada masanya digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Selain itu terdapat [[koleksi]] benda-benda aksesoris berbahan [[perunggu]] seperti [[gelang]], [[cincin]], [[tajak]], dan benda lainnya yang berfungsi sebagai bekal kubur.

* Gedung B: koleksi BCB hasil eskavasi situs [[Gilimanuk]] pada tahun 1961, 1962, 1963, berupa tempayan, periuk, fosil tengkorak kera, dan lain-lain, yang merupakan peninggalan masa prasejarah.

* Gedung J: koleksi [[keramik Cina]] yang berdasarkan ciri dan bahannya diperkirakan berasal dari abad X-XVIII (masa Dinasti Ming, Song, Qing).
* Gedung J: koleksi [[keramik Cina]] yang berdasarkan ciri dan bahannya diperkirakan berasal dari abad X-XVIII (masa Dinasti Ming, Song, Qing).
* Gedung K: koleksi dari masa sejarah, berupa [[stupika]] tanah liat yang memuat mantra agama [[Buddha]]. Tulisan pada stupika menunjukkan kesamaan dengan tulisan yang terdapat pada ambang pintu Candi Kalasan yang berangka tahun 778 M. Koleksi lain berupa benda-benda [[perunggu]] seperti lampu, [[arca]], [[prasasti]], [[mata uang]] dan alat-alat upacara yang diperkirakan berasal dari abad XIV-XV.

* Gedung K: koleksi dari masa sejarah, berupa [[stupika]] tanah liat yang memuat mantra agama [[Buddha]]. Tulisan pada stupika menunjukkan kesamaan dengan tulisan yang terdapat pada ambang pintu Candi Kalasan yang berangka tahun 778 M. Koleksi lain berupa benda-benda [[perunggu]] seperti lampu, [[arca]], [[prasasti]], [[mata uang]], dan alat-alat upacara yang diperkirakan berasal dari abad XIV-XV.


== Koleksi di halaman belakang ==
== Koleksi di halaman belakang ==
Di sini terdapat Balai Pelindung C,D,E,F,G,H, I. Koleksi yang dipamerkan berupa sarkofagus dan tempayan yang berasal dari temuan dari seluruh wilayah Bali dan merupakan koleksi unggulan Museum Gedong Arca.

Di sini terdapat Balai Pelindung C,D,E,F,G,H, I. Koleksi yang dipamerkan berupa sarkofagus dan tempayan yang berasal dari temuan dari seluruh wilayah Bali, dan merupakan koleksi unggulan Museum Gedong Arca.


Sarkofagus adalah peninggalan masa perundagian (megalitik), merupakan peti batu yang berfungsi sebagai wadah kubur pada masa prasejarah. Orang-orang yang dikubur dalam sarkofagus kemungkinan memiliki status sosial tinggi seperti kepala suku. Koleksi yang ada diperkirakan berumur antara 2.000-2.500 tahun.
Sarkofagus adalah peninggalan masa perundagian (megalitik), merupakan peti batu yang berfungsi sebagai wadah kubur pada masa prasejarah. Orang-orang yang dikubur dalam sarkofagus kemungkinan memiliki status sosial tinggi seperti kepala suku. Koleksi yang ada diperkirakan berumur antara 2.000-2.500 tahun.


Balai pelindung L (di depan Padmasana): koleksi yang dipamerkan berupa Arca Dwarapala, Lingga, Arca Ganesha dan fragmen arca. Koleksi ini merupakan peninggalan yang ditemukan di lingkungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Bali sekitar tahun 1950-an.


Balai patok: Koleksi dari masa sejarah berupa replika Arca Bhatari Mandul, Arca Nandi, Stupika Candi Pegulingan, Prasasti Blanjong (tahun 839 Caka/917 M), Prasasti Candi Tebing Gunung Kawi (abad XI M), Prasati Sawo Gunung (Pura Pengukur-ukuran), Candra Sengkala Pura Penataran Blusung dan beberapa buah arca yang berasal dari abad XIII Masehi.
Balai pelindung L (di depan Padmasana): koleksi yang dipamerkan berupa Arca Dwarapala, Lingga, Arca Ganesha, dan fragmen arca. Koleksi ini merupakan peninggalan yang ditemukan di lingkungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Bali sekitar tahun 1950-an.

Balai patok: Koleksi dari masa sejarah berupa replika Arca Bhatari Mandul, Arca Nandi, Stupika Candi Pegulingan, Prasasti Blanjong (tahun 839 Caka/917 M), Prasasti Candi Tebing Gunung Kawi (abad XI M), Prasati Sawo Gunung (Pura Pengukur-ukuran), Candra Sengkala Pura Penataran Blusung, dan beberapa buah arca yang berasal dari abad XIII Masehi.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Museum di Indonesia]]
[[Kategori:Museum di Bali]]

Revisi terkini sejak 29 Desember 2022 06.48

Museum Gedong Arca
Museum Gedong Arca di Bali
Museum Gedong Arca
Museum Gedong Arca di Indonesia
Museum Gedong Arca
Museum Gedong Arca (Indonesia)
Didirikan14 September 1974
LokasiBedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali
Koordinat8°31′11″S 115°17′34″E / 8.519586492904718°S 115.29285606129795°E / -8.519586492904718; 115.29285606129795

Museum Gedong Arca (Museum Arkeologi) berawal dari gagasan Profesor Soejono dan Soekarto Atmojo, mantan Kepala Dinas Purbakala Bali, untuk memperkenalkan benda cagar budaya (BCB) yang telah dikumpulkan sejak berdirinya Jawatan Purbakala pada tahun 1950.[1] Museum kemudian resmi berdiri pada tanggal 14 September 1974.[2]

Setelah masa kemerdekaan, Jawatan Purbakala mulai membuka kantor di daerah, diantaranya Yogyakarta, Prambanan dan Makassar. Pada 1951, Jawatan Purbakala dilebur menjadi Dinas Purbakala dibawah naungan admanistrasi Jawatan Kebudayaan Kementerian P.P dan K. bersamaan dengan itu di Bali dibentuk Dinas Purbakala Seksi Bangunan yang berlokasi di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali dibawah pimpinan J.C Krijgman. Pemilihan lokasi di Bedulu ini karena banyaknya temuan peninggalan purbakala yang terdapat di daerah ini.

Dinas Purbakala Seksi Bangunan cabang Makassar ini menjadi cikal bakal Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Bali yang kemudian berubah menjadi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Bali-NTB-NTT-TimTim (SPSP Bali-NTB-NTT-TimTim) setelah SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 0767/0/1989, tanggal 7 Desember 1989. Pada Januari 2003, berubah lagi menjadi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gianyar (BP3 Gianyar) wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2012, berubah menjadi Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar (BPCB Gianyar) wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2015, Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar (BPCB Gianyar) berubah nama menjadi Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali (BPCB Bali), wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 11 Tahun 2015.

Karena banyak temuan peninggalan purbakala yang ditemukan oleh BP3 Bali, maka muncullah ide pendirian museum. Museum ini didirikan dengan tujuan menyelamatkan, memamerkan atau memajang benda-benda cagar budaya dari hasil kegiatan pelestarian dilapangan yang dilakukan oleh BP3 Bali selain berfungsi untuk memberikan informasi awal mengenai Benda Cagar Budaya yang ada di Bali.

Pembangunan museum dirintis tahun 1958-1959 yang diprakarsai oleh Dr. R.P Soejono (saat itu menjabat Kepala Kantor Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Cabang II Gianyar). Sebagai awal realisasi pendirian museum ini, mula-mula didirikan beberapa bangunan dengan atap ijuk yang terletak di halaman dalam. Bangunan ini dipergunakan untuk menyimpan benda-benda hasil penyelamatan di lapangan seperti beberapa sarkofagus.

Pada masa pimpinan Drs. M.M Soekarto K. Atmojo, pembangunan museum diteruskan dengan pembangunan tembok keliling, pintu masuk berupa candi bentar, sebuah wantilan dengan atap sirap yang terletak di halaman luar sisi selatan, sebuah balai patok dan empat buah bangunan (gedong) di halaman tengah yang kemudian dipergunakan sebagai tempat pameran tetap koleksi. Pada masa kepemimpinannya, museum ini resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 14 September 1974 dengan nama Museum Gedong Arca.[2]

Pembagian halaman Museum Gedong Arca mengikuti pola bangunan pura yang terdiri dari tiga bagian, yakni: halaman luar (jaba sisi), halaman tengah (jaba tengah) dan halaman dalam (jeroan). Di halaman luar terdapat sebuah wantilan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan. Di halaman tengah terdapat lima gedung yang berfungsi sebagai ruang pameran. Di halaman dalam terdapat delapan balai pelindung dengan fungsi yang sama.

Koleksi Museum terdiri dari dua kelompok, yakni BCB dari masa prasejarah (zaman batu-zaman perunggu) dan masa sejarah (abad VIII hingga abad XV Masehi).

Koleksi di halaman tengah

[sunting | sunting sumber]
  • Gedung A: koleksi dari zaman prasejarah berupa alat-alat batu seperti kapak genggam, kapak perimbas, kapak lonjong, alat-alat dari batu kecil berbentuk mata panah yang disebut mikrolith. Semua alat ini pada masanya digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Selain itu terdapat koleksi benda-benda aksesoris berbahan perunggu seperti gelang, cincin, tajak dan benda lainnya yang berfungsi sebagai bekal kubur.
  • Gedung B: koleksi BCB hasil eskavasi situs Gilimanuk pada tahun 1961, 1962, 1963, berupa tempayan, periuk, fosil tengkorak kera dan lain-lain, yang merupakan peninggalan masa prasejarah.
  • Gedung J: koleksi keramik Cina yang berdasarkan ciri dan bahannya diperkirakan berasal dari abad X-XVIII (masa Dinasti Ming, Song, Qing).
  • Gedung K: koleksi dari masa sejarah, berupa stupika tanah liat yang memuat mantra agama Buddha. Tulisan pada stupika menunjukkan kesamaan dengan tulisan yang terdapat pada ambang pintu Candi Kalasan yang berangka tahun 778 M. Koleksi lain berupa benda-benda perunggu seperti lampu, arca, prasasti, mata uang dan alat-alat upacara yang diperkirakan berasal dari abad XIV-XV.

Koleksi di halaman belakang

[sunting | sunting sumber]

Di sini terdapat Balai Pelindung C,D,E,F,G,H, I. Koleksi yang dipamerkan berupa sarkofagus dan tempayan yang berasal dari temuan dari seluruh wilayah Bali dan merupakan koleksi unggulan Museum Gedong Arca.

Sarkofagus adalah peninggalan masa perundagian (megalitik), merupakan peti batu yang berfungsi sebagai wadah kubur pada masa prasejarah. Orang-orang yang dikubur dalam sarkofagus kemungkinan memiliki status sosial tinggi seperti kepala suku. Koleksi yang ada diperkirakan berumur antara 2.000-2.500 tahun.

Balai pelindung L (di depan Padmasana): koleksi yang dipamerkan berupa Arca Dwarapala, Lingga, Arca Ganesha dan fragmen arca. Koleksi ini merupakan peninggalan yang ditemukan di lingkungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Bali sekitar tahun 1950-an.

Balai patok: Koleksi dari masa sejarah berupa replika Arca Bhatari Mandul, Arca Nandi, Stupika Candi Pegulingan, Prasasti Blanjong (tahun 839 Caka/917 M), Prasasti Candi Tebing Gunung Kawi (abad XI M), Prasati Sawo Gunung (Pura Pengukur-ukuran), Candra Sengkala Pura Penataran Blusung dan beberapa buah arca yang berasal dari abad XIII Masehi.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "museumindonesia.com - Museum Prangko Indonesia". www.museumindonesia.com. Diakses tanggal 2021-09-11. 
  2. ^ a b "Sejarah Museum". Mysite. Diakses tanggal 2021-09-11.