Delapan langkah gugus mutu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Referensi: clean up
Tag: AWB Pengembalian manual
 
(15 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Delapan langkah gugus mutu''' adalah [[delapan langkah]] yang berturutan dalam daur manajemen pekerjaan yang didasari oleh semangat [[perbaikan berkesinambungan]].
'''Delapan langkah gugus mutu''' adalah delapan langkah yang berurutan dalam daur manajemen pekerjaan yang didasari oleh semangat perbaikan berkesinambungan dalam [[Pengendalian mutu]].


== Landasan filosofis ==
== Landasan filosofis ==
Manusia mempunyai panggilan hakiki agar mengusahakan kesempurnaan sedapat mungkin. Maka ada dorongan untuk melakukan perbaikan diri secara berkesinambungan. Juga dalam hal kerja. Secara konsisten dan kontinyu diusahakan perbaikan kecil-kecil. Hal itu bisa dilakukan secara perorangan, namun akan lebih efektif jika secara berkelompok dan kerja sama, berproses dari langkah pertama hingga langkah kedelapan.
Manusia mempunyai panggilan hakiki agar mengusahakan kesempurnaan sedapat mungkin. Maka ada dorongan untuk melakukan perbaikan diri secara berkesinambungan. Juga dalam hal kerja. Secara konsisten dan kontinu diusahakan perbaikan kecil-kecil. Hal itu bisa dilakukan secara perorangan, namun akan lebih efektif jika secara berkelompok dan kerja sama, berproses dari langkah pertama hingga langkah kedelapan.


== Delapan Langkah ==
== Delapan Langkah ==
Satu paket perbaikan kerja dilaksanakan dalam delapan langkah:
Satu paket perbaikan kerja dilaksanakan dalam delapan langkah:
<ol>
1. Menentukan tema]] perbaikan.
<li> Menentukan tema perbaikan.
2. Analisis situasi]]/memeriksa fakta tema.
* Yang diangkat menjadi [[tema]] adalah masalah di tempat kerja, yaitu sesuatu yang menyimpang dari [[norma]] seharusnya, misalnya ekses kelebihan (penumpukan), atau kekurangan yang dirasakan, atau sesuatu ketegangan yang harusnya tidak ada. Tema yang dipilih adalah yang dirasa penting dan mendukung tercapainya [[sasaran kerja]].
3. Mengenali sebab]] yang paling mungkin. Menyusun [[rencana penanggulangan]]
<li> Analisis situasi/memeriksa fakta tema.
4. Implementasi]] rencana penanggulangan.
* [[Pengumpulan data]] yang menyangkut tema. Bukan hanya kira-kira, tetapi melalui benar-benar berasal dari fakta dalam rentang waktu tertentu, seminggu atau sebulan atau setahun, menggunakan lembar periksa. Data disusun dalam bagan kendali atau digolong-golongkan dalam suatu [[stratifikasi]]. Dari situ dikenali masalah yang harus diperhatian.
5. Pemeriksaan hasil]] penanggulangan.
<li> Mengenali sebab yang paling mungkin. Menyusun [[rencana penanggulangan]]
6. Tindakan perbaikan yang diakhiri dengan [[pembakuan proses]].
* Masalah yang ditemukan dalam langkah terdahulu dianalisis dengan [[sumbang saran]] dan dipetakan menggunakan [[diagram tulang ikan]], untuk melihat faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
7. Penentuan perbaikan selanjutnya.
<li> Implementasi rencana penanggulangan.

* Rencananya terdiri dari rencana penanggulangan sementara (darurat); dan dilengkapi dengan [[tindakan pencegahan]] agar masalah tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Catatan langkah 1. Yang diangkat menjadi [[tema]] adalah masalah di tempat kerja, yaitu sesuatu yang menyimpang dari [[norma]] seharusnya, misalnya ekses kelebihan (penumpukan), atau kekurangan yang dirasakan, atau sesuatu ketegangan yang harusnya tidak ada. Tema yang dipilih adalah yang dirasa penting dan mendukung tercapainya [[sasaran kerja]].
<li> Pemeriksaan hasil penanggulangan.

* Diawali dengan presentasi rencana kepada pihak manajemen supaya diketahui dan mendapat dukungan. Pelaksanaan dilakukan dengan konsisten, konkret dan konsekuen.
Catatan langkah 2. [[Pengumpulan data]] yang menyangkut tema. Bukan hanya kira-kira, tetapi melalui benar-benar berasal dari fakta dalam rentang waktu tertentu, seminggu atau sebulan atau setahun, menggunakan lembar periksa. Data disusun dalam bagan kendali atau digolong-golongkan dalam suatu [[stratifikasi]]. Dari situ dikenali masalah yang harus diperhatian.
<li> Tindakan perbaikan yang diakhiri dengan [[pembakuan proses]].

* Setelah kurun waktu tertentu data hasil implementasi penanggulangan dan pencegahan dibandingkan dengan data yang sudah dikumpulkan dalam langkah 2. Apakah ada perkembangan perbaikan?
Catatan langkah 3. Masalah yang ditemukan dalam langkah terdahulu dianalisis dengan [[sumbang saran]] dan dipetakan menggunakan [[diagram tulang ikan]], untuk melihat faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
<li> Penentuan perbaikan selanjutnya.

* Jika ada sesuatu dari langkah penanggulangan yang diketahui perlu disempurnakan, maka segera dilakukan perbaikan dalam kurun waktu berikutnya. Setelah itu proses kerja dijadikan standar.
Catatan langkah 4. Rencananya terdiri dari: a. Rencana penanggulangan sementara (darurat), yang dilengkapi dengan b. [[Tindakan pencegahan]] agar masalah tidak terjadi lagi di kemudian hari.
<li>Stratifikasi/Standardisasi dan perencanaan berikutnya

* Berdasarkan langkah 2, masalah yang sudah diketemukan dengan stratifikasi namun tidak dipilih sebagai tema dalam paket yang lalu, kemudian dapat ditentukan sebagai program perbaikan selanjutnya.
Catatan langkah 5. Diawali dengan presentasi rencana kepada pihak manajemen supaya diketahui dan mendapat dukungan. Pelaksanaan dilakukan dengan konsisten, konkret dan konsekuen.
</ol>

Paket perbaikan kerja selanjutnya menempuh kedelapan langkah itu.
Catatan langkah 6. Setelah kurun waktu tertentu data hasil implementasi penanggulangan dan pencegahan dibandingkan dengan data yang sudah dikumpulkan dalam langkah 2. Apakah ada perkembangan perbaikan?

Catatan langkah 7. Jika ada sesuatu dari langkah penanggulangan yang diketahui perlu disempurnakan, maka segera dilakukan perbaikan dalam kurun waktu berikutnya. Setelah itu proses kerja dijadikan standar.

Catatan langkah 8. Berdasarkan langkah 2, masalah yang sudah diketemukan dengan stratifikasi namun tidak dipilih sebagai tema dalam paket yang lalu, kemudian dapat ditentukan sebagai program perbaikan selanjutnya.

Paket perbaikan kerja selanjutnya menempuh kedelapan langkah di atas dari langkah pertama hingga langkah kedelapan.


== Dalam Daur Manajemen ==
== Dalam Daur Manajemen ==
Baris 41: Baris 35:
Langkah ke-6 (penelitian hasil penanggulangan) tergolong [[proses pengendalian]].
Langkah ke-6 (penelitian hasil penanggulangan) tergolong [[proses pengendalian]].


Langkah 7-8 (perbaikan. Standardisasi, penentuan perbaikan selanjutnya) tergolong [[proses pengendalian]]
Langkah 7-8 (perbaikan. standardisasi, penentuan perbaikan selanjutnya) tergolong [[proses pengendalian]]
== Lihat pula ==
* [[Tujuh alat gugus mutu]]


== Referensi ==
== Referensi ==
# Kaoru Ishikawa. David J. Lu. 1985. ''What Is Total Quality Control?'' Prentice Hall.
# Kaoru Ishikawa. David J. Lu. 1985. ''What Is Total Quality Control?'' Prentice Hall.
# Eko Henryanto. BN Marbun. 1987. ''Pengendalian Mutu Terpadu''. Pustaka Binaman Pressindo.
# Eko Henryanto. BN Marbun. 1987. ''Pengendalian Mutu Terpadu''. Pustaka Binaman Pressindo.


{{Manajemen-stub}}


[[Kategori:Manajemen]]
[[Kategori:Manajemen]]
[[Kategori:Manajemen Mutu]]
[[Kategori:Manajemen Mutu]]
[[Kategori:Gugus Kendali Mutu]]
[[Kategori:Gugus Kendali Mutu]]


{{Manajemen-stub}}

Revisi terkini sejak 9 Januari 2023 14.27

Delapan langkah gugus mutu adalah delapan langkah yang berurutan dalam daur manajemen pekerjaan yang didasari oleh semangat perbaikan berkesinambungan dalam Pengendalian mutu.

Landasan filosofis[sunting | sunting sumber]

Manusia mempunyai panggilan hakiki agar mengusahakan kesempurnaan sedapat mungkin. Maka ada dorongan untuk melakukan perbaikan diri secara berkesinambungan. Juga dalam hal kerja. Secara konsisten dan kontinu diusahakan perbaikan kecil-kecil. Hal itu bisa dilakukan secara perorangan, namun akan lebih efektif jika secara berkelompok dan kerja sama, berproses dari langkah pertama hingga langkah kedelapan.

Delapan Langkah[sunting | sunting sumber]

Satu paket perbaikan kerja dilaksanakan dalam delapan langkah:

  1. Menentukan tema perbaikan.
    • Yang diangkat menjadi tema adalah masalah di tempat kerja, yaitu sesuatu yang menyimpang dari norma seharusnya, misalnya ekses kelebihan (penumpukan), atau kekurangan yang dirasakan, atau sesuatu ketegangan yang harusnya tidak ada. Tema yang dipilih adalah yang dirasa penting dan mendukung tercapainya sasaran kerja.
  2. Analisis situasi/memeriksa fakta tema.
    • Pengumpulan data yang menyangkut tema. Bukan hanya kira-kira, tetapi melalui benar-benar berasal dari fakta dalam rentang waktu tertentu, seminggu atau sebulan atau setahun, menggunakan lembar periksa. Data disusun dalam bagan kendali atau digolong-golongkan dalam suatu stratifikasi. Dari situ dikenali masalah yang harus diperhatian.
  3. Mengenali sebab yang paling mungkin. Menyusun rencana penanggulangan
    • Masalah yang ditemukan dalam langkah terdahulu dianalisis dengan sumbang saran dan dipetakan menggunakan diagram tulang ikan, untuk melihat faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
  4. Implementasi rencana penanggulangan.
    • Rencananya terdiri dari rencana penanggulangan sementara (darurat); dan dilengkapi dengan tindakan pencegahan agar masalah tidak terjadi lagi di kemudian hari.
  5. Pemeriksaan hasil penanggulangan.
    • Diawali dengan presentasi rencana kepada pihak manajemen supaya diketahui dan mendapat dukungan. Pelaksanaan dilakukan dengan konsisten, konkret dan konsekuen.
  6. Tindakan perbaikan yang diakhiri dengan pembakuan proses.
    • Setelah kurun waktu tertentu data hasil implementasi penanggulangan dan pencegahan dibandingkan dengan data yang sudah dikumpulkan dalam langkah 2. Apakah ada perkembangan perbaikan?
  7. Penentuan perbaikan selanjutnya.
    • Jika ada sesuatu dari langkah penanggulangan yang diketahui perlu disempurnakan, maka segera dilakukan perbaikan dalam kurun waktu berikutnya. Setelah itu proses kerja dijadikan standar.
  8. Stratifikasi/Standardisasi dan perencanaan berikutnya
    • Berdasarkan langkah 2, masalah yang sudah diketemukan dengan stratifikasi namun tidak dipilih sebagai tema dalam paket yang lalu, kemudian dapat ditentukan sebagai program perbaikan selanjutnya.

Paket perbaikan kerja selanjutnya menempuh kedelapan langkah itu.

Dalam Daur Manajemen[sunting | sunting sumber]

Di dalam kelompok mutu, manajemen kerja dipahami sebagai daur proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan tindakan pembakuan. Maka kedelapan langkah ditempatkan dalam daur manajemen kerja.

Langkah 1-4 (menentukan tema, memeriksa fakta tema, mengenali sebab dan menyusun rencana penanggulangan) termasuk dalam proses perencanaan.

Langkah ke-5 (implementasi rencana penanggulangan) tergolong proses pelaksanaan.

Langkah ke-6 (penelitian hasil penanggulangan) tergolong proses pengendalian.

Langkah 7-8 (perbaikan. standardisasi, penentuan perbaikan selanjutnya) tergolong proses pengendalian

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. Kaoru Ishikawa. David J. Lu. 1985. What Is Total Quality Control? Prentice Hall.
  2. Eko Henryanto. BN Marbun. 1987. Pengendalian Mutu Terpadu. Pustaka Binaman Pressindo.