Lompat ke isi

Kelenteng Xiao Yi Shen Tang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori Budaya Cina dengan Budaya Tionghoa
k →‎top: clean up, added orphan tag
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}

{{Infobox building
{{Infobox building
| building_name = Klenteng Dharma Bakti (Xiao Yi Shen Tang)
| building_name = Klenteng Dharma Bakti (Xiao Yi Shen Tang)
Baris 47: Baris 49:
| references =
| references =
}}
}}
'''Xiao Yi Shen Tang''' ([[Hanzi]]=孝意神堂) atau '''Klenteng Dharma Bakti''' adalah sebuah [[kelenteng]] terapung di tengah laut, sekitar lima kilometer dari darat. Tempat ibadah ini berada di wilayah [[Kabupaten Kubu Raya]], [[Kalimantan Barat]]. Kelenteng ini merupakan satu-satunya kelenteng di dunia yang berlokasi di tengah laut lepas, jauh dari daratan dan tidak ada bangunan di sekelilingnya.<ref name=jawapos>Doan Widhiandono. Kamis, 30 Januari 2014. "Jawa Pos", ''Mengunjungi Xiao Shen Tang, Satu-satunya Kelenteng Terapung di Dunia'', Hal. 1 dan 15.</ref>
'''Xiao Yi Shen Tang''' ([[Hanzi]]=孝意神堂) atau '''Klenteng Dharma Bakti''' adalah sebuah [[kelenteng]] terapung di tengah laut, sekitar lima kilometer dari darat. Tempat ibadah ini berada di wilayah [[Kabupaten Kubu Raya]], [[Kalimantan Barat]]. Kelenteng ini merupakan satu-satunya kelenteng di dunia yang berlokasi di tengah laut lepas, jauh dari daratan dan tidak ada bangunan di sekelilingnya.<ref name=jawapos>Doan Widhiandono. Kamis, 30 Januari 2014. "Jawa Pos", ''Mengunjungi Xiao Shen Tang, Satu-satunya Kelenteng Terapung di Dunia'', Hal. 1 dan 15.</ref>


Warga juga menyebutnya Kelenteng Xiao Yi Shen Tang dengan sebutan '''Klenteng Timbul''' atau '''Pekong Laut'''. Untuk mencapai kelenteng ini, orang harus menumpang perahu ''klotok''.<ref name=ind>Mahandis Y. Thamrin (National Geographic Indonesia). 29 Oktober 2013. [http://sains.kompas.com/read/2013/10/29/1725182/contact.html "Sainsi Kompas", ''Kelenteng Timbul di Tengah Laut''].</ref>
Warga juga menyebutnya Kelenteng Xiao Yi Shen Tang dengan sebutan '''Klenteng Timbul''' atau '''Pekong Laut'''. Untuk mencapai kelenteng ini, orang harus menumpang perahu ''klotok''.<ref name=ind>Mahandis Y. Thamrin (National Geographic Indonesia). 29 Oktober 2013. [http://sains.kompas.com/read/2013/10/29/1725182/contact.html "Sainsi Kompas", ''Kelenteng Timbul di Tengah Laut''].</ref>


Bagi para [[nelayan]] setempat, jika malam hari, bangunan Pekong Laut menjadi salah satu petunjuk arah keberadaan muara Sungai Kakap. Sebab, penerangan Pekong ini dinyalakan dengan menggunakan mesin diesel.<ref name=jurnal>Jurnal Wisata. 31 Oktober 2013. [http://jurnalwisata.com/183-klenteng-darma-bakti Klenteng Darma Bakti – Satu-satunya Klenteng Di Tengah Laut Di Dunia].</ref>
Bagi para [[nelayan]] setempat, jika malam hari, bangunan Pekong Laut menjadi salah satu petunjuk arah keberadaan muara Sungai Kakap. Sebab, penerangan Pekong ini dinyalakan dengan menggunakan mesin diesel.<ref name=jurnal>Jurnal Wisata. 31 Oktober 2013. [http://jurnalwisata.com/183-klenteng-darma-bakti Klenteng Darma Bakti – Satu-satunya Klenteng Di Tengah Laut Di Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140201193420/http://jurnalwisata.com/183-klenteng-darma-bakti |date=2014-02-01 }}.</ref>


==Sejarah==
== Sejarah ==
Kelenteng Dharma Bakti ini dibangun pada tahun 1969 oleh umat yang tinggal di [[Sungai Kakap, Kubu Raya]]. Umat bergiliran mengirim kayu ulin dan bahan-bahan lain menggunakan perahu. Kelenteng ini dibangun untuk menunjukkan bakti kepada empat Jenderal Laut atau para dewa yang mendampingi umat pada saat mencari ikan.<ref name=jawapos/> Agni Malagina, seorang sinolog dari [[Universitas Indonesia]], menyatakan:<ref name=ind/>
Kelenteng Dharma Bakti ini dibangun pada tahun 1969 oleh umat yang tinggal di [[Sungai Kakap, Kubu Raya]]. Umat bergiliran mengirim kayu ulin dan bahan-bahan lain menggunakan perahu. Kelenteng ini dibangun untuk menunjukkan bakti kepada empat Jenderal Laut atau para dewa yang mendampingi umat pada saat mencari ikan.<ref name=jawapos/> Agni Malagina, seorang sinolog dari [[Universitas Indonesia]], menyatakan:<ref name=ind/>
:"''Fakta menarik, masyarakat Muara Kakap 80 persen adalah keturunan China. Mereka adalah keturunan orang [[Tiociu]] dan Khek ([[Hakka]]). Orang Tiociu berasal dari daerah [[Guangdong]], sedangkan orang Khek berasal dari daerah [[Fujian]]. Daerah Sungai Kakap terkenal menjadi tempat permukiman orang China yang mengidentifikasikan dirinya dengan sebutan 'Cin', 'Cina', 'Cinday’—Cina Dayak.''"
:"''Fakta menarik, masyarakat Muara Kakap 80 persen adalah keturunan Tionghoa. Mereka adalah keturunan orang [[Tiociu]] dan Khek ([[Hakka]]). Orang Tiociu berasal dari daerah [[Guangdong]], sedangkan orang Khek berasal dari daerah [[Fujian]]. Daerah Sungai Kakap terkenal menjadi tempat permukiman orang Tionghoa yang mengidentifikasikan dirinya dengan sebutan 'Cin', 'Cina', 'Cinday’—Cina Dayak.''"


==Lokasi dan arsitektur==
== Lokasi dan arsitektur ==
Kelenteng Xiao Yi Shen Tang dibangun di atas laut dengan dermaga di sisi utara. Ombak laut hanya tenang saat pagi hari, dan menjadi ganas setelah lepas siang. Bangunan kelenteng berukuran 20 meter x 20 meter dan menghadap ke timur. Seluruh bangunan dibuat dari kayu ''belian'' ([[ulin]] atau "kayu besi") yang sangat kuat.<ref name=jawapos/> Atap bangunan berwarna merah sementara dinding kayu dicat warna biru.<ref name=ind/>
Kelenteng Xiao Yi Shen Tang dibangun di atas laut dengan dermaga di sisi utara. Ombak laut hanya tenang saat pagi hari, dan menjadi ganas setelah lepas siang. Bangunan kelenteng berukuran 20 meter x 20 meter dan menghadap ke timur. Seluruh bangunan dibuat dari kayu ''belian'' ([[ulin]] atau "kayu besi") yang sangat kuat.<ref name=jawapos/> Atap bangunan berwarna merah sementara dinding kayu dicat warna biru.<ref name=ind/>


Keseluruhan bangunan kelenteng terdiri atas tiga buah bangunan dengan bubungan atap kelenteng melengkung khas [[kelenteng]]. Bangunan paling depan dihiasi sepasang [[fenghuang]], sementara yang paling belakang dihiasi sepasang ''long'' ([[Naga Cina]]). Empat buah altar dibangun di keempat sudut kelenteng, sementara sayap kiri bangunan memuat enam buah tempat tidur bersusun untuk tamu. Sayap kanan digunakan sebagai dapur dan toilet.<ref name=jawapos/> Menurut Agni Malagina, Naga melambangkan elemen [[Yin dan Yang|Yang]], simbol kekuatan tertinggi dan keberuntungan. Sedangkan mutiara merupakan simbol kesehatan dan kesejahteraan. Sementara burung phoenix melambangkan elemen [[Yin dan Yang|Yin]], simbol kerendahan hati, kebajikan, kebaikan, dan kesopanan.<ref name=ind/>
Keseluruhan bangunan kelenteng terdiri atas tiga buah bangunan dengan bubungan atap kelenteng melengkung khas [[kelenteng]]. Bangunan paling depan dihiasi sepasang [[fenghuang]], sementara yang paling belakang dihiasi sepasang ''long'' ([[Naga Tiongkok]]). Empat buah altar dibangun di keempat sudut kelenteng, sementara sayap kiri bangunan memuat enam buah tempat tidur bersusun untuk tamu. Sayap kanan digunakan sebagai dapur dan toilet.<ref name=jawapos/> Menurut Agni Malagina, Naga melambangkan elemen [[Yin dan Yang|Yang]], simbol kekuatan tertinggi dan keberuntungan. Sedangkan mutiara merupakan simbol kesehatan dan kesejahteraan. Sementara burung phoenix melambangkan elemen [[Yin dan Yang|Yin]], simbol kerendahan hati, kebajikan, kebaikan, dan kesopanan.<ref name=ind/>


Pintu masuk kelenteng dijaga oleh ''Qin Qiong'' dan ''Yuchi Gong'' ([[Men_Shen#Shentu_dan_Yulei|Shen Shu dan Yu Lei]]). Dewa utama kelenteng ini adalah [[Guan Gong]].<ref name=ind/>
Pintu masuk kelenteng dijaga oleh ''Qin Qiong'' dan ''Yuchi Gong'' ([[Men Shen#Shentu dan Yulei|Shen Shu dan Yu Lei]]). Dewa utama kelenteng ini adalah [[Guan Gong]].<ref name=ind/>


==Lihat pula==
== Lihat pula ==
* [[Tridharma]]
* [[Tridharma]]


Baris 70: Baris 72:
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
[[Kategori:Kelenteng di Indonesia]]
[[Kategori:Kabupaten Kubu Raya]]
[[Kategori:Klenteng di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 11 Januari 2023 05.14


Klenteng Dharma Bakti (Xiao Yi Shen Tang)
Informasi umum
LokasiIndonesia Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
AlamatLaut Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Mulai dibangun1969

Xiao Yi Shen Tang (Hanzi=孝意神堂) atau Klenteng Dharma Bakti adalah sebuah kelenteng terapung di tengah laut, sekitar lima kilometer dari darat. Tempat ibadah ini berada di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kelenteng ini merupakan satu-satunya kelenteng di dunia yang berlokasi di tengah laut lepas, jauh dari daratan dan tidak ada bangunan di sekelilingnya.[1]

Warga juga menyebutnya Kelenteng Xiao Yi Shen Tang dengan sebutan Klenteng Timbul atau Pekong Laut. Untuk mencapai kelenteng ini, orang harus menumpang perahu klotok.[2]

Bagi para nelayan setempat, jika malam hari, bangunan Pekong Laut menjadi salah satu petunjuk arah keberadaan muara Sungai Kakap. Sebab, penerangan Pekong ini dinyalakan dengan menggunakan mesin diesel.[3]

Kelenteng Dharma Bakti ini dibangun pada tahun 1969 oleh umat yang tinggal di Sungai Kakap, Kubu Raya. Umat bergiliran mengirim kayu ulin dan bahan-bahan lain menggunakan perahu. Kelenteng ini dibangun untuk menunjukkan bakti kepada empat Jenderal Laut atau para dewa yang mendampingi umat pada saat mencari ikan.[1] Agni Malagina, seorang sinolog dari Universitas Indonesia, menyatakan:[2]

"Fakta menarik, masyarakat Muara Kakap 80 persen adalah keturunan Tionghoa. Mereka adalah keturunan orang Tiociu dan Khek (Hakka). Orang Tiociu berasal dari daerah Guangdong, sedangkan orang Khek berasal dari daerah Fujian. Daerah Sungai Kakap terkenal menjadi tempat permukiman orang Tionghoa yang mengidentifikasikan dirinya dengan sebutan 'Cin', 'Cina', 'Cinday’—Cina Dayak."

Lokasi dan arsitektur

[sunting | sunting sumber]

Kelenteng Xiao Yi Shen Tang dibangun di atas laut dengan dermaga di sisi utara. Ombak laut hanya tenang saat pagi hari, dan menjadi ganas setelah lepas siang. Bangunan kelenteng berukuran 20 meter x 20 meter dan menghadap ke timur. Seluruh bangunan dibuat dari kayu belian (ulin atau "kayu besi") yang sangat kuat.[1] Atap bangunan berwarna merah sementara dinding kayu dicat warna biru.[2]

Keseluruhan bangunan kelenteng terdiri atas tiga buah bangunan dengan bubungan atap kelenteng melengkung khas kelenteng. Bangunan paling depan dihiasi sepasang fenghuang, sementara yang paling belakang dihiasi sepasang long (Naga Tiongkok). Empat buah altar dibangun di keempat sudut kelenteng, sementara sayap kiri bangunan memuat enam buah tempat tidur bersusun untuk tamu. Sayap kanan digunakan sebagai dapur dan toilet.[1] Menurut Agni Malagina, Naga melambangkan elemen Yang, simbol kekuatan tertinggi dan keberuntungan. Sedangkan mutiara merupakan simbol kesehatan dan kesejahteraan. Sementara burung phoenix melambangkan elemen Yin, simbol kerendahan hati, kebajikan, kebaikan, dan kesopanan.[2]

Pintu masuk kelenteng dijaga oleh Qin Qiong dan Yuchi Gong (Shen Shu dan Yu Lei). Dewa utama kelenteng ini adalah Guan Gong.[2]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Doan Widhiandono. Kamis, 30 Januari 2014. "Jawa Pos", Mengunjungi Xiao Shen Tang, Satu-satunya Kelenteng Terapung di Dunia, Hal. 1 dan 15.
  2. ^ a b c d e Mahandis Y. Thamrin (National Geographic Indonesia). 29 Oktober 2013. "Sainsi Kompas", Kelenteng Timbul di Tengah Laut.
  3. ^ Jurnal Wisata. 31 Oktober 2013. Klenteng Darma Bakti – Satu-satunya Klenteng Di Tengah Laut Di Dunia Diarsipkan 2014-02-01 di Wayback Machine..