Imunodefisiensi: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Immunodefisiensi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(29 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Penyangkalan medis}} |
|||
'''Immunodefisiensi''' |
|||
{{Infobox disease | |
|||
Name = Imunodefisiensi | |
|||
Image = | |
|||
Caption = | |
|||
DiseasesDB = 21506 | |
|||
ICD10 = {{ICD10|D|84|9|d|80}} | |
|||
ICD9 = {{ICD9|279.3}} | |
|||
ICDO = | |
|||
OMIM = | |
|||
MedlinePlus = | |
|||
eMedicineSubj = | |
|||
eMedicineTopic = | |
|||
MeshID = D007153 | |
|||
}} |
|||
'''Imunodefisiensi''' adalah keadaan ketika komponen [[sistem imun]] tidak dapat berfungsi secara normal. Akibatnya, penderita imunodefisiensi lebih rentan terhadap infeksi [[virus]], [[jamur]], atau [[bakteri]], serta infeksi berulang (reaktivasi infeksi laten), serta terhadap [[kanker]].<ref name="abbas">{{en}} Abul K. Abbas, Andrew H. H. Lichtman. 2014. Basic Immunology: Functions and Disorders of the Immune System. Saunders Elsevier.</ref> Berdasarkan sumber penyebabnya, imunodefisiensi dibagi menjadi dua kategori, yaitu imunodefisiensi primer (kongenital) dan sekunder (perolehan). Imunodefisiensi primer disebabkan oleh [[kelainan genetik]] pada satu atau lebih komponen sistem imun, sedangkan imunodefisiensi sekunder merupakan kerusakan sistem imun yang disebabkan [[infeksi]], kekurangan nutrisi, ataupun efek dari pengobatan.<ref name="abbas" /><ref name="jan">{{id}} Jan Tambayong. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 58-60</ref> |
|||
== Jenis == |
|||
Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. |
|||
=== Primer === |
|||
Hingga tahun 2010, sebanyak lebih dari 130 jenis kelainan yang mengakibatkan imunodefisiensi primer telah ditemukan. Berbagai kelainan tersebut dapat memengaruhi perkembangan dan/atau fungsi sistem imun serta dapat diwariskan seseorang kepada keturunannya. Umumnya gejala imunodefisiensi primer dapat terdeteksi sejak kecil. Namun, gejala muncul dapat berbeda-beda antara satu pasien dengan pasien lainnya sebagai dampat dari pengaruh genetik dan lingkungan.<ref>{{Cite journal|last=Notarangelo|first=Luigi D.|date=2010-2|title=Primary immunodeficiencies|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20042228|journal=The Journal of Allergy and Clinical Immunology|volume=125|issue=2 Suppl 2|pages=S182–194|doi=10.1016/j.jaci.2009.07.053|issn=1097-6825|pmid=20042228}}</ref> Beberapa contoh penyakit yang tergolong ke dalam imunodefisiensi primer adalah:<ref name="abbas" /> |
|||
{| class="wikitable" border="1" cellpadding="3" cellspacing="0" align="center" |
|||
! Penyakit !! Kelainan / Kerusakan yang disebabkan !! Dampak klinis |
|||
|- align="center" |
|||
! [[Defisiensi imunitas kombinasi]] (Severe Combined Immunodeficiency/SCID) |
|||
| Penurunan jumlah sel T, sel B, sel NK, dan/atau antibodi || Rentan terhadap infeksi virus, fungi, dan bakteri karena kecacatan pada [[sistem kekebalan seluler]] dan [[Sistem kekebalan humoral|humoral]]. |
|||
|- align="center" |
|||
! [[X-linked agammaglobulinemia|Agammaglobulinemia terkait kromosom-X]] |
|||
| Kegagalan maturasi sel B di sumsum tulang belakang || Penurunan atau sama sekali tidak ada produksi sel B dan antibodi |
|||
|- align="center" |
|||
! [[Sindrom DiGeorge]] |
|||
| Ketidaksempurnaan perkembangan [[Timus|organ timus]] dan kegagalan maturasi sel T || Rentan terhadap infeksi virus dan fungi karena kegagalan sistem imunitas humoral |
|||
|- align="center" |
|||
![[Sindrom Wiskott–Aldrich|Sindrom Wiskott-Aldrich]] |
|||
| Mutasi pada gen ''WAS'' menyebabkan kerja protein WASP kurang fungsional yang mengganggu fungsi sitoskeleton aktin dalam perkembangan sel darah dan pembentukan [[sinapsis imunologi]] || Rentan terhadap ekzema atopik dan infeksi yang mudah kambuh |
|||
|- align="center" |
|||
![[Hyper-IgM syndrome|Sindrom Hiper-IgM]] |
|||
| Cacat pada sel B sehingga tidak dapat melakukan pergantian kelas antibodi ([[imunoglobulin]]) || Kadar IgM di dalam tubuh menjadi berlebihan dan kekurangan IgA, IgG, dan IgE. Hal ini menyebabkan sering terjadinya infeksi berulang. |
|||
|- align="center" |
|||
|} |
|||
=== Sekunder === |
|||
Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan. |
|||
Imunodefisiensi sekunder umumnya didapatkan pada usia lanjut dan merupakan dampak dari penyakit lain yang diderita atau efek obat-obatan. Contohnya adalah penderita kegananasan (kanker) yang mendapatkan [[radioterapi]] atau [[kemoterapi]] dapat menderita imunodefisiensi karena sel-sel imun ikut dirusak oleh perlakuan tersebut. Selain itu, cacat pada sistem kekebalan seluler juga dapat disebabkan oleh [[malagizi]] (kekurangan protein). Beberapa kondisi lain yang dapat menimbulkan imunodefisiensi sekunder adalah [[Kanker|keganasan]] ([[leukemia]], [[limfoma]]), [[gagal ginjal akut]], infeksi [[HIV]], sarkodosis, [[splenektomi]], dan infeksi virus [[Virus Epstein-Barr|Epstein-Barr]].<ref name="patologi">{{id}} JCE Underwood. 1999. Patologi: Umum dan Sistemik. Penerbit buku kedokteran EGC. Editor: Sarjadi. Edisi 2. Hal 225-227.</ref> |
|||
Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa. |
|||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
{{Konsep dalam penyakit infeksius}} |
|||
{{authority control}} |
|||
[[Kategori:Imunologi]] |
|||
[[Kategori:Penyakit sistem kekebalan]] |