Lompat ke isi

Pragalba: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Naval Scene memindahkan halaman Pragalba ke Yayasan Pragalba: nama yang lebih tepat
 
k →‎top: clean up
 
(20 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Ki Pragalba''',{{sfn|Truhart|2003|p=1318}} bergelar '''Pangeran Plakaran'''{{sfn|de Graaf|Pigeaud|1985|pp=213-214}} atau '''Kyai Gede Sampang''',{{sfn|Poesponegoro|Notosusanto|2008|pp=54-55}} adalah seorang penguasa [[Madura Barat]] yang memerintah sekitar 1500-1531. Kekuasaannya diperkirakan meliputi wilayah [[Bangkalan]] dan [[Plakaran]].{{sfn|Truhart|2003|p=1318}} Ia mendapat julukan '''Pangeran Ongguq''' ([[bahasa Madura]]: ''angguq'' = mengangguk), karena menurut cerita rakyat pada saat menjelang wafatnya ia bersedia menerima agama [[Islam]] dengan menganggukkan kepalanya.{{sfn|de Graaf|Pigeaud|1985|pp=213-214}}
#ALIH [[Yayasan Pragalba]]

Ki Pragalba disebutkan dalam [[babad]] sebagai keturunan dari [[Brawijaya]], yaitu melalui [[Lembu Peteng]]{{sfn|Truhart|2003|p=1318}} dan [[Menak Senoyo]]{{sfn|Werdisastra|1985|pp=375-376}} yang menetap di Madura. Salah seorang anak Ki Pragalba yaitu [[Raden Pratanu]], atau gelarnya Pangeran Lemahduwur,{{sfn|Truhart|2003|p=1318}} adalah nenek moyang dari trah bangsawan [[Cakraningrat]], yang kemudian memegang hegemoni Madura Barat sejak pertengahan abad ke-17 hingga masa awal kemerdekaan Indonesia.{{sfn|de Graaf|Pigeaud|1985|pp=213-214}} Sedangkan anak lainnya yaitu [[Pangeran Langgar]] kemudian menikah dengan putri [[Sultan Trenggono]] dari [[Kesultanan Demak|Demak]].{{sfn|Poesponegoro|Notosusanto|2008|pp=54-55}}

Masa pemerintahan Ki Pragalba adalah masa transisi di mana agama Islam mulai dipeluk oleh penduduk Madura.{{sfn|Ricklefs|Nugraha|2008|p=76}} [[Tomé Pires]] mencatat sekitar kurun 1512-1515 bahwa penduduk Madura belum memeluk Islam; namun setelah runtuhnya [[Majapahit]] di Jawa tahun 1527, menurut tradisi setempat setidaknya kaum elitnya telah mulai memeluk agama tersebut (tradisi setempat mencatatnya pada tahun 1528).{{sfn|Ricklefs|Nugraha|2008|p=76}}

Makam Ki Pragalba ialah di permakaman raja-raja di ''Aeng Mata'', Bangkalan.{{sfn|de Graaf|Pigeaud|1985|pp=213-214}}

== Lihat pula ==
* [[Daftar raja Madura]]
* [[Cakraningrat]]
* [[Yayasan Pragalba]]

== Catatan kaki ==
{{reflist}}

== Referensi ==
* {{cite book
|title= Kerajaan-kerajaan Islam pertama di Jawa: kajian sejarah politik abad ke-15 dan ke-16
|first1 = Hermanus Johannes
|last1 = de Graaf
|first2= Theodore Gauthier Th.
|last2 = Pigeaud
|publisher = Grafitipers
|year = 1985
|url = http://books.google.co.id/books?id=yeMdAAAAMAAJ&q=Pangeran+Ongguq&dq=Pangeran+Ongguq&hl=id&sa=X&ei=D2INVNikFIGfugSA1oCABQ&ved=0CB0Q6AEwAA
}}
* {{cite book
|title = Sejarah nasional Indonesia: Zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
|volume = III
|first1 = Marwati Djoened
|last1 = Poesponegoro
|first2 = Nugroho
|last2 = Notosusanto
|publisher = PT Balai Pustaka
|year = 2008
|id = ISBN 9789794074091
|url = http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&pg=PA55&dq=Pangeran+Langgar&hl=id&sa=X&ei=ungNVOesGtehugSzlYDwBg&ved=0CBkQ6AEwAA#v=onepage&q=Pangeran%20Langgar&f=false
|access-date = 2014-09-08
|archive-date = 2014-09-08
|archive-url = https://web.archive.org/web/20140908140158/http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&pg=PA55&dq=Pangeran+Langgar&hl=id&sa=X&ei=ungNVOesGtehugSzlYDwBg&ved=0CBkQ6AEwAA#v=onepage&q=Pangeran%20Langgar&f=false
|dead-url = yes
}}
* {{cite book
|title = Sejarah Indonesia Modern 1200–2008
|first1 = Merle Calvin
|last1 = Ricklefs
|first1 = Moh. Sidik
|last2 = Nugraha
|publisher = Penerbit Serambi
|year = 2008
|id = ISBN 9789790241152
|url = http://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&pg=PA76&dq=hindu+islam+madura&hl=id&sa=X&ei=O6QNVI-0CZGfugSF54GwDQ&ved=0CC8QuwUwAw#v=onepage&q=hindu%20islam%20madura&f=false
}}
* {{cite book
|title = Asia & Pacific Oceania: Regents of Nations
|url = http://books.google.co.id/books?id=MXchAAAAQBAJ&pg=PA1318&dq=raden+prasena&hl=id&sa=X&ei=Tl4NVPMagru4BNb5guAL&ved=0CB4QuwUwAA#v=onepage&q=raden%20prasena&f=false
|first1 = Peter
|last1 = Truhart
|volume = III
|edition = 2
|publisher = Walter de Gruyter
|year = 2003
|id = ISBN 9783110967463
}}
* {{cite book
|title = Babad Sumenep
|last = Werdisastra
|first = Raden
|editor = Moh. Thoha Hadi (pent.)
|publisher = Garoeda Buana Indah
|year = 1996
|url = http://books.google.co.id/books?id=UIlxAAAAMAAJ&q=Menak+Senoyo&dq=Menak+Senoyo&hl=id&sa=X&ei=aoQNVJzNNoawuASbg4KADw&ved=0CB4Q6AEwAQ
}}

[[Kategori:Bangsawan Madura]]
[[Kategori:Tokoh Madura]]

Revisi terkini sejak 26 Januari 2023 09.13

Ki Pragalba,[1] bergelar Pangeran Plakaran[2] atau Kyai Gede Sampang,[3] adalah seorang penguasa Madura Barat yang memerintah sekitar 1500-1531. Kekuasaannya diperkirakan meliputi wilayah Bangkalan dan Plakaran.[1] Ia mendapat julukan Pangeran Ongguq (bahasa Madura: angguq = mengangguk), karena menurut cerita rakyat pada saat menjelang wafatnya ia bersedia menerima agama Islam dengan menganggukkan kepalanya.[2]

Ki Pragalba disebutkan dalam babad sebagai keturunan dari Brawijaya, yaitu melalui Lembu Peteng[1] dan Menak Senoyo[4] yang menetap di Madura. Salah seorang anak Ki Pragalba yaitu Raden Pratanu, atau gelarnya Pangeran Lemahduwur,[1] adalah nenek moyang dari trah bangsawan Cakraningrat, yang kemudian memegang hegemoni Madura Barat sejak pertengahan abad ke-17 hingga masa awal kemerdekaan Indonesia.[2] Sedangkan anak lainnya yaitu Pangeran Langgar kemudian menikah dengan putri Sultan Trenggono dari Demak.[3]

Masa pemerintahan Ki Pragalba adalah masa transisi di mana agama Islam mulai dipeluk oleh penduduk Madura.[5] Tomé Pires mencatat sekitar kurun 1512-1515 bahwa penduduk Madura belum memeluk Islam; namun setelah runtuhnya Majapahit di Jawa tahun 1527, menurut tradisi setempat setidaknya kaum elitnya telah mulai memeluk agama tersebut (tradisi setempat mencatatnya pada tahun 1528).[5]

Makam Ki Pragalba ialah di permakaman raja-raja di Aeng Mata, Bangkalan.[2]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Truhart 2003, hlm. 1318.
  2. ^ a b c d de Graaf & Pigeaud 1985, hlm. 213-214.
  3. ^ a b Poesponegoro & Notosusanto 2008, hlm. 54-55.
  4. ^ Werdisastra 1985, hlm. 375-376.
  5. ^ a b Ricklefs & Nugraha 2008, hlm. 76.

Referensi

[sunting | sunting sumber]