Lompat ke isi

Balai Laki: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k →‎Pranala luar: pembersihan kosmetika dasar
 
(62 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Maket_Balai_Laki.JPG|thumb|right|200px|Maket '''Rumah Ba'anjung Atap Pisang Sasikat - Muka Ba'atap Balai Laki''' yang merupakan '''bentuk dasar Rumah Balai Laki'''.]]
[[Berkas:Maket Balai Laki.JPG|jmpl|ka|200px|Bentuk dasar '''Rumah Balai Laki dengan beranda Pamedangan (Paseban) dan Surambi Sambutan (Ambin).]]
[[Berkas:Maket_Rumah_Balai_Laki.jpg|thumb|right|200px|Rumah Balai Laki (maket kiri) dan Pengembangan Rumah Balai Laki dengan Atap Sindang Langit Jurai yang melebar ke emper samping bangunan induk menyatu dengan atap anjung kanan dan anjung kiwa (maket kanan).]]
[[Berkas:Palimbangan Type 3.JPG|jmpl|ka|200px|Pengembangan model Rumah Balai Laki yang sudah disumbi dengan tambahan atap emper samping kiri dan kanan yang menyatu dengan atap emper depan Sindang Langit sehingga membentuk sudut atap Jurai Laki (jurai luar)]]
[[Berkas:Denah Rumah Banjar.JPG|thumb|right|200px| Pola umum denah rumah Balai Laki.]]


'''Rumah Balai Laki''' adalah salah satu jenis [[rumah Baanjung]] yaitu [[rumah]] [[tradisional]] [[suku Banjar]] (disebut [[rumah Banjar]]) di [[Kalimantan Selatan]]. Rumah adat Banjar tipe ini dalam sejarah Banjar dikenal sebagai rumah hunian para Punggawa mantra dan para prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar.<ref>[http://kesultananbanjar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=112:rumah-adat-banjar-dan-fungsinya&catid=41:sejarah&Itemid=104 Rumah Adat Banjar Dan Fungsinya ]</ref>
'''Rumah Ba'anjung tipe Balai Laki''' adalah salah satu jenis [[rumah Baanjung]] yaitu [[rumah]] [[tradisional]] [[suku Banjar]] (disebut [[rumah Banjar]]) di [[Kalimantan Selatan]]. Rumah adat Banjar tipe ini dalam sejarah Banjar dikenal sebagai rumah hunian para Punggawa mantri dan para prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar.<ref>[http://kesultananbanjar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=112:rumah-adat-banjar-dan-fungsinya&catid=41:sejarah&Itemid=104 Rumah Adat Banjar Dan Fungsinya ]</ref>


Rumah ini tidak dibangun dengan sisi panjang di sejajar jalan, tetapi tegak lurus terhadap jalan. Bentuk atap pada bangunan depan/[[rumah induk]] Rumah Ba'anjung Balai Laki memakai [[atap pelana]]. Dalam bahasa daerah, model atap pelana tersebut disebut atap gudang, sehingga sebutan untuk tipe rumah beratap pelana tersebut dalam bahasa Indonesia dinamakan [[Rumah Gudang]].
Bentuk atap Balai Laki memakai [[atap pelana]] pada [[rumah induk]], sedangkan pada [[Anjung]] memakai atap sengkuap yang disebut atap [[Pisang Sasikat]] seperti pada rumah [[Bubungan Tinggi]].


Atap pada sayap bangunan ([[Anjung]]) memakai atap sengkuap yang disebut atap [[Pisang Sasikat]] seperti pada rumah [[Bubungan Tinggi]].
Ciri-cirinya :

# Memakai tebar layar yang disebut [[Tawing Layar]]
Dalam bentuk umum Balai Laki sama dengan [[Palimbangan]], tetapi dengan ukuran '''lebih kecil''' dan sama-sama menggunakan atap pelana dan diberi Sungkul Atap bertatah dan bisa memakai anjung namun berbeda bentuknya.
# [[Tubuh]] [[bangunan]] [[induk]] memakai [[atap pelana]] ([[bahasa Banjar]] : atap balai laki) yang menutupi serambi pamedangan.

# Pada teras ([[Palatar|Surambi Sambutan]] terdapat 4 buah pilar yang menyangga emper depan (bahasa Banjar : karbil) yang memakai atap sengkuap yang disebut atap [[Sindang Langit]]. Kadang-kadang pilar ini diganti dengan konsol.
== Perkembangan Bentuk Rumah BalaiLaki ==
# Pada dinding sisi depan yang disebut [[Tawing Hadapan]] terdapat satu pintu masuk (atau lebih dari satu) yang disebut [[Lawang Hadapan]].
# Pada mulanya tubuh bangunan induk rumah adat Balai Laki ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan [[atap pelana]], sehingga terlihat tebar layar yang dalam bahasa Banjar disebut '''[[Tawing Layar]]'''. Atap pelana ini menutupi mulai ruang Pamedangan (Paseban) hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan '''[[Rumah Gudang]]'''.<ref>{{Cite web |url=http://rumahnusa.blogspot.co.id/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-28 |archive-date=2016-08-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160829013927/http://rumahnusa.blogspot.co.id/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html |dead-url=yes }}</ref>
# Kadang-kadang pada dinding depan juga terdapat jendela depan (''lalungkang hadapan'') di sebelah kanan dan kiri pintu masuk.
# Dalam perkembangannya kemudian '''Rumah Laki''' yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan atau kedua-duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut ''disumbi''. Ruang tambahan ini disebut [[anjung]]. Kedua anjung ini ditutup dengan atap sengkuap '''Pisang Sasikat'''.<ref>[http://www.facebook.com/photo.php?fbid=535268669830249&set=a.463276850362765.113341.100000413624261&type=1&theater Foto Rumah Ba'anjung Balai Laki ]</ref> Bentuk inilah yang dinamakan '''Rumah Balai Laki'''. Ruang yang terdapat di antara kedua anjung kanan dan anjung kiwa disebut [[Palidangan]]. Sedangkan ruang yang berada didepan Palidangan disebut Ambin Sayup/Panampik Basar yang dibatasi oleh Tawing Halat (Seketeng). Pintu dinding pembatas tengah (''lawang tawing halat'') terdapat 2 (dua) buah pintu dengan bentuk dan ukuran yang sama yang disebut [[Lawang Kambar]].
# Pintu dinding tengah (''lawang tawing halat'') berjumlah 2 buah.
# Dalam perkembangannya selanjutnya di belakang Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang beratap sengkuap Pisang Sasikat ini selanjutnya ''disumbi'' (disambung) dengan atap jurai luar (jurai laki) sehingga ruangan tambahan ini dinamakan '''Anjung Jurai Kanan''' dan '''Anjung Jurai Kiwa'''.
# Serambi yang disebut [[pamedangan]] menggunakan pagar susur yang disebut [[Kandang Rasi]].
# Dinding rumah yang menghadap ke depan disebut [[Tawing Hadapan]] dengan satu pintu masuk [[Lawang Hadapan]], sedangkan sebelah kanan dan kiri pintu depan masing-masing terdapat jendela berjeruji berdaun dua membuka ke depan pula. Jika kedua buah jendela depan tersebut dihilangkan maka area itu dijadikan pintu juga sehingga menjadi tiga buah pintu masuk depan ([[Lawang Hadapan]]). Pintu yang di tengah-tengah dibuat lebih besar yang berfungsi sebagai [[Lawang Agung]].
# Sayap bangunan ([[anjung]]) memakai atap sengkuap/lessenaardak yang disebut atap [[Pisang Sasikat]] seperti pada rumah [[Bubungan Tinggi]].
# Beranda atau palatar dalam disebut Pamedangan (Paseban) yang ditopang oleh 4 (empat) buah pilar yang merupakan bagian dari tiang struktur. Pada sisi depan atas ruang [[Pamedangan]] terdapat [[Jurai Atas]] (tirai atas) dalam posisi menghadap ke depan yang tersusun dari papan ukiran mendatar atau melengkung. Pada sisi samping kiri dan kanan beranda Pamedangan ditutup dinding papan dengan jendela berdaun dua. Jika kedua jendela pada kedua dinding samping ini dihilangkan maka dijadikan dinding setengah terbuka berbentuk [[Jurai Atas]] di samping atas dan Kandang Rasi (pagar susur) di sisi samping bawahnya.
# Kadang-kadang memakai bentuk lengkung (gerbang) pada serambi/[[Pamedangan]]).
# Selanjutnya pada atap bangunan induk Rumah Balai Laki tersebut pada emper depannya disambung dengan atap sengkuap yang disebut '''Atap [[Sindang Langit]]''' sehingga dibawahnya terbentuk teras serambi yang disebut [[Surambi Sambutan]] atau '''Ambin'''. Pada atap [[Sindang Langit]] ditopang dengan 4 buah pilar (tiang emper) atau dapat saja diganti dengan 4 buah [[konsol]].
# Kadang-kadang terdapat 3 (tiga) buah pintu masuk (''lawang hadapan'') karena 2 (dua) buah jendela depan diganti menjadi pintu juga.
# Perkembangan lebih lanjut untuk memperluas area atap emper Sindang Langit tersebut disumbi/ditambahi Jurai Luar sehingga atap ini semakin melebar ke emper samping kanan maupun emper samping kiri bangunan induk sehingga bertemu atau menempel dengan atap anjung kanan dan atap anjung kiwa disertai penambahan tiang-tiang emper (tihang anak). Jika sudah mendapat tambahan dengan atap emper samping kiri dan kanan maka dari depan terlihat menjadi 6 buah pilar tiang emper/tihang anak. Hal ini contohnya terdapat pada istana Sultan Paser Aji Tengara.<ref>http://cakidur.wordpress.com/2013/08/27/keraton-kesultanan-paser-atau-kerajaan-sadurengas/ Rumah Ba'anjung Balai Laki Istana Sultan Paser Aji Tenggara (1844-1873)</ref>
# Kadang-kadang pada teras/[[Palatar|Surambi Sambutan]] juga menggunakan pagar [[Kandang Rasi]].


== Ruang ==
== Ruang ==
Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang
Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang
# [[Palatar|Palatar Sambutan]]
# [[Surambi Sambutan]] (Ambin)
# [[Pamedangan]]
# [[Pamedangan]] (Paseban)
# [[Paluaran]]
# [[Paluaran]] (Ambin Sayup)
# [[Palidangan]] diapit oleh [[Anjung]] yaitu [[Anjung Kanan]] dan [[Anjung Kiwa]]
# [[Palidangan]] diapit oleh dua [[Anjung]] yaitu [[Anjung Kanan]] dan [[Anjung Kiwa]]
# [[Padapuran]]/[[Padu]]
# [[Padu]] ([[Padapuran]])


== Keterangan ==
== Keterangan ==
Menurut literatur Tim Depdikbud menyatakan bahwa Balai Laki : "Dalam bentuk umum sama dengan [[Palimbangan]], tapi dengan ukuran '''lebih kecil'''. Atap jurai dengan dahi tajam (''maksudnya atap pelana'') dan diberi [[Sungkul Atap|sungkul]] bertatah bisa memakai [[anjung]] di belakang sebelah kiri atau tidak".
Menurut literatur Tim Depdikbud menyatakan bahwa Balai Laki: "Dalam bentuk umum sama dengan [[Palimbangan]], tetapi dengan ukuran '''lebih kecil'''. Atap jurai dengan dahi tajam (''maksudnya atap pelana'') dan diberi [[Sungkul Atap|sungkul]] bertatah bisa memakai [[anjung]] di belakang sebelah kiri atau tidak".


Dalam literatur lainnya Tim Depdikbud menyatakan bahwa salah Balai Laki yang pernah ditelitinya dengan ciri-ciri: "atap jurai dengan hiasan satu [[Sungkul Atap|sungkul]] puncak, [[anjung]] sebuah di sebelah kiri atau tidak ada, pintu [[Tawing Halat|tawing halat]] dua buah".
Dalam literatur lainnya Tim Depdikbud menyatakan bahwa salah Balai Laki yang pernah ditelitinya dengan ciri-ciri: "atap jurai dengan hiasan satu [[Sungkul Atap|sungkul]] puncak, [[anjung]] sebuah di sebelah kiri atau tidak ada, pintu [[Tawing Halat|tawing halat]] dua buah".
Baris 35: Baris 34:
== Balai Laki vs Palimbangan ==
== Balai Laki vs Palimbangan ==
Rumah Balai Laki mirip rumah [[Palimbangan]] karena sama-sama memakai atap pelana pada bagian depannya tetapi Rumah Balai Laki berukuran lebih kecil daripada rumah Palimbangan. Pada suatu keluarga petani, kadang-kadang rumah Balai Laki tidak memiliki anjung tetapi jelas bukan rumah Palimbangan karena ukurannya yang kecil tersebut, yang biasanya hanya terdiri dari serambi [[Pamedangan]], ruang [[Paluaran]], ruang [[Palidangan]] dan ruang [[Padu]]. Pada rumah Palimbangan lebih megah dari rumah Balai Laki karena merupakan rumah golongan saudagar besar.
Rumah Balai Laki mirip rumah [[Palimbangan]] karena sama-sama memakai atap pelana pada bagian depannya tetapi Rumah Balai Laki berukuran lebih kecil daripada rumah Palimbangan. Pada suatu keluarga petani, kadang-kadang rumah Balai Laki tidak memiliki anjung tetapi jelas bukan rumah Palimbangan karena ukurannya yang kecil tersebut, yang biasanya hanya terdiri dari serambi [[Pamedangan]], ruang [[Paluaran]], ruang [[Palidangan]] dan ruang [[Padu]]. Pada rumah Palimbangan lebih megah dari rumah Balai Laki karena merupakan rumah golongan saudagar besar.

== Balai Laki sebagai Pelaminan Pengantin ==
Rumah Balai Laki biasanya dibuat miniaturnya sebagai tempat bersanding pengantin, namun bentuknya disederhanakan dan disesuaikan dengan fungsinya sebagai pelaminan.<ref>http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/04/20/balai-laki/</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 42: Baris 44:
== Galeri ==
== Galeri ==
<gallery>
<gallery>
Berkas:Palimbangan.JPG|Rumah Balai Laki dengan atap anjungnya yang khas di Banjarmasin.
Berkas:Maket Rumah Balai Laki.jpg|Di sebelah kiri Rumah Balai Laki (bentuk dasar) dan di sebelah kanan Rumah Balai Laki yang sudah disumbi dengan tambahan atap emper samping yang menyatu dengan atap emper depan Sindang Langit.
Berkas:Maket Balai Laki Atap Jurai.JPG|Perkembangan lanjutan model rumah Balai Laki dengan tambahan Atap Sindang Langit Ba-jurai Laki pada sudut emper kiri dan kanan.
Berkas:Maket Balai Laki Atap Jurai.JPG|Perkembangan lanjutan model rumah Balai Laki dengan tambahan Atap Sindang Langit Ba-jurai Luar pada sudut emper kiri dan kanan.
Berkas:Samping Balai Laki Atap Jurai.JPG|Tampak Samping Rumah Balai Laki Ba'anjung Pisang Sasikat.
Berkas:Samping Balai Laki Atap Jurai.JPG|Tampak Samping Rumah Balai Laki dan bangunan Padu (Rumah Dapur) yang terpisah.
Berkas:Palimbangan Type 3.JPG|Pengembangan model Rumah Balai Laki dengan atap jurai luar pada sudut-sudut emper sampingnya.
</gallery>
</gallery>


==Pranala luar==
== Pranala luar ==
* https://www.flickr.com/photos/29188700@N07/3560209420/in/photostream/
* [http://www.facebook.com/photo.php?fbid=535268669830249&set=a.463276850362765.113341.100000413624261&type=1&theater Foto Rumah Adat Balai Laki ]
* https://folksofdayak.wordpress.com/2013/12/05/siapa-orang-banjar/
* [http://www.flickr.com/photos/29188700@N07/3560209420/in/photostream/ Foto Rumah Adat Balai Laki ]
* https://www.flickr.com/photos/29188700@N07/3560221830/in/album-72157618724513868/ Lalokang (jendela) dengan jarajak
* http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/04/20/balai-laki/


{{Rumah Banjar}}
{{Rumah Banjar}}
{{bangunan-stub}}


[[Kategori:Rumah Banjar]]
[[Kategori:Rumah Banjar]]

Revisi terkini sejak 7 Februari 2023 11.01

Bentuk dasar Rumah Balai Laki dengan beranda Pamedangan (Paseban) dan Surambi Sambutan (Ambin).
Pengembangan model Rumah Balai Laki yang sudah disumbi dengan tambahan atap emper samping kiri dan kanan yang menyatu dengan atap emper depan Sindang Langit sehingga membentuk sudut atap Jurai Laki (jurai luar)

Rumah Ba'anjung tipe Balai Laki adalah salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Rumah adat Banjar tipe ini dalam sejarah Banjar dikenal sebagai rumah hunian para Punggawa mantri dan para prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar.[1]

Rumah ini tidak dibangun dengan sisi panjang di sejajar jalan, tetapi tegak lurus terhadap jalan. Bentuk atap pada bangunan depan/rumah induk Rumah Ba'anjung Balai Laki memakai atap pelana. Dalam bahasa daerah, model atap pelana tersebut disebut atap gudang, sehingga sebutan untuk tipe rumah beratap pelana tersebut dalam bahasa Indonesia dinamakan Rumah Gudang.

Atap pada sayap bangunan (Anjung) memakai atap sengkuap yang disebut atap Pisang Sasikat seperti pada rumah Bubungan Tinggi.

Dalam bentuk umum Balai Laki sama dengan Palimbangan, tetapi dengan ukuran lebih kecil dan sama-sama menggunakan atap pelana dan diberi Sungkul Atap bertatah dan bisa memakai anjung namun berbeda bentuknya.

Perkembangan Bentuk Rumah BalaiLaki

[sunting | sunting sumber]
  1. Pada mulanya tubuh bangunan induk rumah adat Balai Laki ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap pelana, sehingga terlihat tebar layar yang dalam bahasa Banjar disebut Tawing Layar. Atap pelana ini menutupi mulai ruang Pamedangan (Paseban) hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan Rumah Gudang.[2]
  2. Dalam perkembangannya kemudian Rumah Laki yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan atau kedua-duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Ruang tambahan ini disebut anjung. Kedua anjung ini ditutup dengan atap sengkuap Pisang Sasikat.[3] Bentuk inilah yang dinamakan Rumah Balai Laki. Ruang yang terdapat di antara kedua anjung kanan dan anjung kiwa disebut Palidangan. Sedangkan ruang yang berada didepan Palidangan disebut Ambin Sayup/Panampik Basar yang dibatasi oleh Tawing Halat (Seketeng). Pintu dinding pembatas tengah (lawang tawing halat) terdapat 2 (dua) buah pintu dengan bentuk dan ukuran yang sama yang disebut Lawang Kambar.
  3. Dalam perkembangannya selanjutnya di belakang Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang beratap sengkuap Pisang Sasikat ini selanjutnya disumbi (disambung) dengan atap jurai luar (jurai laki) sehingga ruangan tambahan ini dinamakan Anjung Jurai Kanan dan Anjung Jurai Kiwa.
  4. Dinding rumah yang menghadap ke depan disebut Tawing Hadapan dengan satu pintu masuk Lawang Hadapan, sedangkan sebelah kanan dan kiri pintu depan masing-masing terdapat jendela berjeruji berdaun dua membuka ke depan pula. Jika kedua buah jendela depan tersebut dihilangkan maka area itu dijadikan pintu juga sehingga menjadi tiga buah pintu masuk depan (Lawang Hadapan). Pintu yang di tengah-tengah dibuat lebih besar yang berfungsi sebagai Lawang Agung.
  5. Beranda atau palatar dalam disebut Pamedangan (Paseban) yang ditopang oleh 4 (empat) buah pilar yang merupakan bagian dari tiang struktur. Pada sisi depan atas ruang Pamedangan terdapat Jurai Atas (tirai atas) dalam posisi menghadap ke depan yang tersusun dari papan ukiran mendatar atau melengkung. Pada sisi samping kiri dan kanan beranda Pamedangan ditutup dinding papan dengan jendela berdaun dua. Jika kedua jendela pada kedua dinding samping ini dihilangkan maka dijadikan dinding setengah terbuka berbentuk Jurai Atas di samping atas dan Kandang Rasi (pagar susur) di sisi samping bawahnya.
  6. Selanjutnya pada atap bangunan induk Rumah Balai Laki tersebut pada emper depannya disambung dengan atap sengkuap yang disebut Atap Sindang Langit sehingga dibawahnya terbentuk teras serambi yang disebut Surambi Sambutan atau Ambin. Pada atap Sindang Langit ditopang dengan 4 buah pilar (tiang emper) atau dapat saja diganti dengan 4 buah konsol.
  7. Perkembangan lebih lanjut untuk memperluas area atap emper Sindang Langit tersebut disumbi/ditambahi Jurai Luar sehingga atap ini semakin melebar ke emper samping kanan maupun emper samping kiri bangunan induk sehingga bertemu atau menempel dengan atap anjung kanan dan atap anjung kiwa disertai penambahan tiang-tiang emper (tihang anak). Jika sudah mendapat tambahan dengan atap emper samping kiri dan kanan maka dari depan terlihat menjadi 6 buah pilar tiang emper/tihang anak. Hal ini contohnya terdapat pada istana Sultan Paser Aji Tengara.[4]

Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang

  1. Surambi Sambutan (Ambin)
  2. Pamedangan (Paseban)
  3. Paluaran (Ambin Sayup)
  4. Palidangan diapit oleh dua Anjung yaitu Anjung Kanan dan Anjung Kiwa
  5. Padu (Padapuran)

Keterangan

[sunting | sunting sumber]

Menurut literatur Tim Depdikbud menyatakan bahwa Balai Laki: "Dalam bentuk umum sama dengan Palimbangan, tetapi dengan ukuran lebih kecil. Atap jurai dengan dahi tajam (maksudnya atap pelana) dan diberi sungkul bertatah bisa memakai anjung di belakang sebelah kiri atau tidak".

Dalam literatur lainnya Tim Depdikbud menyatakan bahwa salah Balai Laki yang pernah ditelitinya dengan ciri-ciri: "atap jurai dengan hiasan satu sungkul puncak, anjung sebuah di sebelah kiri atau tidak ada, pintu tawing halat dua buah".

Balai Laki vs Palimbangan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Balai Laki mirip rumah Palimbangan karena sama-sama memakai atap pelana pada bagian depannya tetapi Rumah Balai Laki berukuran lebih kecil daripada rumah Palimbangan. Pada suatu keluarga petani, kadang-kadang rumah Balai Laki tidak memiliki anjung tetapi jelas bukan rumah Palimbangan karena ukurannya yang kecil tersebut, yang biasanya hanya terdiri dari serambi Pamedangan, ruang Paluaran, ruang Palidangan dan ruang Padu. Pada rumah Palimbangan lebih megah dari rumah Balai Laki karena merupakan rumah golongan saudagar besar.

Balai Laki sebagai Pelaminan Pengantin

[sunting | sunting sumber]

Rumah Balai Laki biasanya dibuat miniaturnya sebagai tempat bersanding pengantin, namun bentuknya disederhanakan dan disesuaikan dengan fungsinya sebagai pelaminan.[5]

  1. Tim Depdikbud Kalsel, Rumah Adat Banjar Balai Laki (Kampung Arab Banjarmasin), Depdikbud Kanwil Kalsel, Bidang Muskala, 1988.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]