Brondong, Bruno, Purworejo: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Penduduk: pembersihan kosmetika dasar |
||
(16 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12: | Baris 12: | ||
|kepadatan =... jiwa/km² |
|kepadatan =... jiwa/km² |
||
}} |
}} |
||
'''Brondong''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Bruno, Purworejo|Bruno]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Letaknya berada sekira 1,5 Km di barat laut dari pusat [[kecamatan]] [[Bruno, Purworejo|Bruno]] dan 34 Km berkendara dari pusat [[Kabupaten Purworejo]]. Pusat pemerintahan Desa Brondong berada di sub-Dusun Krajan, Dusun |
|||
'''Brondong''' adalah Nama sebuah kelurahan yang ada di kecamatan Bruno, letak nya di Barat laut dari Kantor Kecamatan Bruno yang baru yang berjarak tempuh -+1500m. |
|||
Sedang kan dari Kantor Kec yang lama Desa BRONDONG terletak di sebelah barat yang berjarak tempuh -+1.000m. |
|||
Desa/kelurahan BRONDONG terbagi atas beberapa dukuh antara lain : |
|||
* ~DUKUH KRAJAN |
|||
* ~DUKUH PACET |
|||
* ~DUKUH SEMBIR |
|||
* ~DUKUH BRONDONG KIDUL |
|||
* ~DUKUH BRONDONG NDUWUR |
|||
* ~DUKUH SELIGEN |
|||
* ~DUKUH KAMIJARA |
|||
* ~DUKUH SUDATAN |
|||
* ~DUKUH PECIRA |
|||
* ~DUKUH CUIT |
|||
* ~DUKUH TEGAL WUNI. |
|||
== Batas wilayah == |
|||
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: |
|||
{{Batas_USBT |
|||
|utara= [[Kambangan, Bruno, Purworejo|Desa Kambangan]] dan [[Watuduwur, Bruno, Purworejo|Desa Watuduwur]] |
|||
|selatan=[[Brunorejo, Bruno, Purworejo|Desa Brunorejo]] dan [[Cepedak, Bruno, Purworejo|Desa Cepedak]] |
|||
|barat=[[Cepedak, Bruno, Purworejo|Desa Cepedak]] dan [[Giyombong, Bruno, Purworejo|Desa Giyombong]] |
|||
|timur=[[Watuduwur, Bruno, Purworejo|Desa Watuduwur]], [[Gowong, Bruno, Purworejo|Desa Gowong]] dan [[Brunorejo, Bruno, Purworejo|Desa Brunorejo]] |
|||
}} |
|||
== Pembagian Wilayah == |
|||
Ada pun Kantor Desa terletak di Dukuh KRAJAN. |
|||
Desa Brondong terbagi menjadi 9 Dusun dan beberapa sub-dusun disekitarnya: |
|||
# Dusun Brondong |
|||
# Dusun Cuit |
|||
# Dusun Dukuh Lor |
|||
# Dusun Jurutengah |
|||
# Dusun Kamijara |
|||
# Dusun Pecirah |
|||
# Dusun Sembir |
|||
# Dusun Sucen |
|||
# Dusun Sudatan |
|||
== Sejarah == |
|||
'''SEJARAH NAMA DESA :''' |
|||
⚫ | Menurut dari cerita, nama Desa Brondong terlahir tak luput dari sejarah zaman [[Indonesia]] kala masih di duduki oleh [[Belanda]]. Saat itu ada pejuang yang singgah di desa tersebut setelah lari dari kejaran dan peperangan melawan tentara [[Belanda]]. Kemudian pejuang tersebut melepaskan lelah dan mandi di sebuah sungai di [[desa]] ini dan menaruh senjata dan pelurunya di atas batu. Karna suasana terik, batu tempat menaruh senjata dan peluru menjadi panas akibat panas matahari dan memicu ledakan. Pejuang perang tersebut kaget dan bingung sembari mengucapkan ''lho kok mbrondong?''. Dari kejadin tersebut, sungai yang menjadi adsadakejadian diberi nama Sungai Brondong dari kata ''Mbrondong'' dan kemudian menjadi nama [[desa]]. Sampai saat ini tidak ada yang tau nama pasti dari pejuang tersebut. Walaupun sampai saat ini masih tersisa makamnya di pinggir Sungai Brondong. Konon zaman dulu makam tersebut terletak di tengah sungai, tapi sekarang ada di pinggir sungai di Dukuh Brondong Duwur. Karenanya sampai sekarang masyarakat setempat mengenal nya dengan ''Mbah Kyai Brondong''{{fact}}. |
||
== Geografi == |
|||
⚫ | Menurut dari cerita |
||
Karena sampai sekrang masyarakat setempat mengenal nya dengan mbah KYAI BRONDONG. |
|||
Desa Brondong terletak di wilayah utara [[Kabupaten Purworejo]]. Topografi wilayah Desa Brondong berupa [[pegunungan]] dengan ketinggian antara 200-1.000 meter di atas permukaan air laut terutama diwilayah utara yang merupakan batas tepian dataran tinggi [[Giyombong, Bruno, Purworejo|Desa Giyombong]]. Dibagian ini merupakan lereng [[pegunungan]] dengan kemiringan lahan curam hingga sangat curam tepatnya diwilayah Dusun Ciut dan Pecirah. Disini terdapat Gunung Gambarjaran (970 m), Gunung Cuit (838 m) dan Gunung Kembang (934 m). Desa ini dibelah oleh Sungai Brondong yang berhulu di [[Pegunungan]] [[Giyombong, Bruno, Purworejo|Desa Giyombong]] dan juga terdapat Sungai Kaliwadas. Dua sungai tersebut menjadi sumber air bagi masyarakat stempat, untuk pengairan sawah, kolam, bahkan untuk persediaan air bersih. Desa Brondong beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 22 - 31 derajat Celcius. Pada bulan Juli sampai Agustus suhu bisa turun menjadi 19 derajat celcius. |
|||
'''LETAK DAN GEOGRAFIS''' |
|||
== Penduduk == |
|||
* Sebelah timur berbatasan dengan BRUNO REJO |
|||
Mayoritas pekerjaan penduduk Desa Brondong adalah petani, buruh dan pedagang. Penduduk usia produktif umumnya merantau karena untuk bertani merasa kurang menjajikan. Karena letak geografis berupa pegunungan hasil pertanian Desa Brondong terbilang tidak menentu. Hanya [[padi]] sawah tadah hujan yang menjadi andalan masyarakat untuk bertani di lahan kering. Karena kemajuan zaman, tamanamn seperti [[singkong]] tidak lagi banyak di jumpai. Berbeda di Tahun 1990-an yang masih banyak tanaman cengkih, singkong, ubi, jagung, kapulaga dll. Sekarang tlahan kering banyak yang ditanami kayu keras seperti akasia, alba, jati karna lebih menjanjikan walaupun umur panen kayu terbilang cukup lama. |
|||
* Sebelah selatan berbatasan dengan CEPEDAK |
|||
* Sebelah barat berbatasan dengan KAMBANGAN dan GIYOMBONG |
|||
* Sebelah utara berbatasan dengan GOWONG dan WATU DUWUR |
|||
⚫ | |||
Desa BRONDONG berstektur Pegunungan rendah,dan di lewati dua sungai/kali sungai yang besar bernama Kali Brondong dan Kali Wadas, |
|||
Panorama nya juga masih sangat indah dengan udara yang bersih dan sejuk karena masih banyak pepohonan tinggi. |
|||
{{Authority control}} |
|||
Tempat yang cocok untuk menikmati panorama yang indah terletak dipucuk gunung Cuit. |
|||
dua kali tersebut menjadi sumber air bagi masyarakat stempat,untuk pengairan sawah,kolam,bahkan untuk persediaan air bersih. |
|||
Karena letak geografis pegunungan hasil pertanian pun terbilang Tidak menentu hanya saja padi yang menjadi andalan masyarakat untuk bertani,dari tanah kering karena kemajuan zaman singkong tidak lagi banyak di jumpai,tidak sperti di tahun 1990 an masih banyak tanaman cengkeh,singkong,ubi,jagung,kapulaga dll. |
|||
Sekarang tanah kering banyak yang di tanami kayu" an sperti akasia,alba,jati karna lebih menjanjikan walaupun umur kayu terbilang cukup lama. |
|||
Untuk mayoritas pekerjaan penduduk desa BRONDONG Tani dan tidak lebih untuk anak-anak dewasa yang sudah lulus dari pendidikan kebanyakan merantau,karena untuk bertani merasa kurang menjajikan daripada merantau. |
|||
[[desa]] di [[kecamatan]] [[Bruno, Purworejo|Bruno]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
|||
⚫ | |||
{{ |
{{Kelurahan-stub}} |
Revisi terkini sejak 23 Februari 2023 16.44
Brondong | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Purworejo | ||||
Kecamatan | Bruno | ||||
Kode pos | 54261 | ||||
Kode Kemendagri | 33.06.13.2009 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Brondong adalah desa di kecamatan Bruno, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia. Letaknya berada sekira 1,5 Km di barat laut dari pusat kecamatan Bruno dan 34 Km berkendara dari pusat Kabupaten Purworejo. Pusat pemerintahan Desa Brondong berada di sub-Dusun Krajan, Dusun
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Desa Kambangan dan Desa Watuduwur |
Timur | Desa Watuduwur, Desa Gowong dan Desa Brunorejo |
Selatan | Desa Brunorejo dan Desa Cepedak |
Barat | Desa Cepedak dan Desa Giyombong |
Pembagian Wilayah
[sunting | sunting sumber]Desa Brondong terbagi menjadi 9 Dusun dan beberapa sub-dusun disekitarnya:
- Dusun Brondong
- Dusun Cuit
- Dusun Dukuh Lor
- Dusun Jurutengah
- Dusun Kamijara
- Dusun Pecirah
- Dusun Sembir
- Dusun Sucen
- Dusun Sudatan
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menurut dari cerita, nama Desa Brondong terlahir tak luput dari sejarah zaman Indonesia kala masih di duduki oleh Belanda. Saat itu ada pejuang yang singgah di desa tersebut setelah lari dari kejaran dan peperangan melawan tentara Belanda. Kemudian pejuang tersebut melepaskan lelah dan mandi di sebuah sungai di desa ini dan menaruh senjata dan pelurunya di atas batu. Karna suasana terik, batu tempat menaruh senjata dan peluru menjadi panas akibat panas matahari dan memicu ledakan. Pejuang perang tersebut kaget dan bingung sembari mengucapkan lho kok mbrondong?. Dari kejadin tersebut, sungai yang menjadi adsadakejadian diberi nama Sungai Brondong dari kata Mbrondong dan kemudian menjadi nama desa. Sampai saat ini tidak ada yang tau nama pasti dari pejuang tersebut. Walaupun sampai saat ini masih tersisa makamnya di pinggir Sungai Brondong. Konon zaman dulu makam tersebut terletak di tengah sungai, tapi sekarang ada di pinggir sungai di Dukuh Brondong Duwur. Karenanya sampai sekarang masyarakat setempat mengenal nya dengan Mbah Kyai Brondong[butuh rujukan].
Geografi
[sunting | sunting sumber]Desa Brondong terletak di wilayah utara Kabupaten Purworejo. Topografi wilayah Desa Brondong berupa pegunungan dengan ketinggian antara 200-1.000 meter di atas permukaan air laut terutama diwilayah utara yang merupakan batas tepian dataran tinggi Desa Giyombong. Dibagian ini merupakan lereng pegunungan dengan kemiringan lahan curam hingga sangat curam tepatnya diwilayah Dusun Ciut dan Pecirah. Disini terdapat Gunung Gambarjaran (970 m), Gunung Cuit (838 m) dan Gunung Kembang (934 m). Desa ini dibelah oleh Sungai Brondong yang berhulu di Pegunungan Desa Giyombong dan juga terdapat Sungai Kaliwadas. Dua sungai tersebut menjadi sumber air bagi masyarakat stempat, untuk pengairan sawah, kolam, bahkan untuk persediaan air bersih. Desa Brondong beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 22 - 31 derajat Celcius. Pada bulan Juli sampai Agustus suhu bisa turun menjadi 19 derajat celcius.
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Mayoritas pekerjaan penduduk Desa Brondong adalah petani, buruh dan pedagang. Penduduk usia produktif umumnya merantau karena untuk bertani merasa kurang menjajikan. Karena letak geografis berupa pegunungan hasil pertanian Desa Brondong terbilang tidak menentu. Hanya padi sawah tadah hujan yang menjadi andalan masyarakat untuk bertani di lahan kering. Karena kemajuan zaman, tamanamn seperti singkong tidak lagi banyak di jumpai. Berbeda di Tahun 1990-an yang masih banyak tanaman cengkih, singkong, ubi, jagung, kapulaga dll. Sekarang tlahan kering banyak yang ditanami kayu keras seperti akasia, alba, jati karna lebih menjanjikan walaupun umur panen kayu terbilang cukup lama.