Lompat ke isi

Kelenjar limfa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilzhabimantara (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 12389936 oleh Ilzhabimantara (bicara)
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
 
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Anatomy |
 
Name = Kelenjar limfa |
[[Kategori:Anatomi]]
Latin = nodus lymphaticus (tunggal); nodi lymphatici ([[jamak]]) |
KELENJAR GETAH BENING (KGB)
GraySubject = 175 |
GrayPage = 688 |
Image = Illu lymph node structure.png |
Caption = Struktur kelenjar limfa.'''1.''' Pembuluh limfa eferen '''2.''' Sinus '''3.''' Kelenjar limfa '''4.''' Kapsul limfa '''5.''' Medula '''6.''' Katup untuk mencegah aliran balik '''7.''' Pembuluh limfa aferen. |
Image2 = |
Caption2 = |
Width = 348 |
Precursor = |
System = |
Artery = |
Vein = |
Nerve = |
Lymph = |
MeshName = Lymph+nodes |
MeshNumber = A10.549.400 |
DorlandsPre = n_09 |
DorlandsSuf = 12576213 |
}}
'''Kelenjar limfa''' atau '''nodus limfa''', atau disebut juga '''kelenjar getah bening''' atau '''nodus getah bening''', adalah salah satu komponen dari [[sistem limfatik]] yang merupakan bagian dari [[sistem pertahanan tubuh]] pada [[tubuh manusia]]. Kelenjar limfa berfungsi sebagai filter untuk cairan [[limfa]] mengumpulkan dan menghancurkan [[antigen]] ([[protein asing]]).<ref name=":2">{{Cite book|last=Aryulina|first=Diah|last2=Muslim|first2=Choirul|last3=Manaf|first3=Syalfinaf|last4=Winarni|first4=Endang W.|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=S29qVUvoU1oC&pg=PA131&dq=sistem+limfatik+manusia&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiT-8X4r6ftAhW1mOYKHRpgAtgQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=sistem%20limfatik%20manusia&f=true|title=BIOLOGI SMA dan MA: untuk Kelas XI - Jilid 2|location=Jakarta|publisher=ESIS|isbn=978-979-734-550-1|pages=131-132|language=id|display-authors=1|url-status=live}}</ref> Kelenjar limfa dapat ditemukan pada bagian tubuh tertentu, terutama di bagian lipatan-lipatan tubuh dan di dekat organ-organ yang berbatasan dengan luar tubuh.<ref name=":3">{{Cite book|last=Karmana|first=Oman|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=NMnnI62CFnUC&pg=PA130&dq=pembuluh+limfa&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiL0NqHsqftAhXDQ30KHWENAuQQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=pembuluh%20limfa&f=true|title=Biologi untuk Kelas IX Semester 1 SMA|location=Bandung|publisher=PT Grafindo Media Pratama|isbn=978-979-758-582-2|editor-last=Nurdiansyah|editor-first=Andri|pages=130|language=id|url-status=live}}</ref>

Kelenjar limfa dilewati oleh [[Pembuluh limfa|pembuluh-pembuluh limfa]] sehingga kelenjar limfa saling berhubungan satu sama lain. Pembuluh-pembuluh tersebut membawa cairan limfa, yang umumnya berupa [[sel darah putih]] terutama [[limfosit]] T dan B.<ref name=":4">{{Cite book|last=Rehfeld|first=Anders|last2=Nylander|first2=Malin|last3=Karnov|first3=Kirstine|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=IK80DwAAQBAJ&pg=PA388&dq=lymphatic+follicle&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjo1Kb49KvtAhVa7XMBHQ5OChEQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=lymphatic%20follicle&f=true|title=Compendium of Histology: A Theoretical and Practical Guide|location=Switzerland|publisher=Springer|isbn=978-3-319-41873-5|pages=388, 389, 396, 400|language=en|url-status=live}}</ref>

== Struktur ==
Tubuh manusia memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar limfa dan umumnya berada di daerah [[submandibular]] (bagian bawah pada rahang bawah), ketiak (''noduli limfatisi subklavialis''), lipatan [[paha]], [[amandel]], serta dinding [[tekak]]. Kelenjar limfa tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang membatasi dinding [[saluran pencernaan]], [[Sistem reproduksi|saluran reproduksi]], [[Sistem perkemihan|saluran kemih]], dan [[Sistem pernapasan|saluran pernapasan]]. Letak kelenjar tersebut sangat strategis untuk berperan dalam respon [[Sistem imun|imun]] melawan zat asing yang masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau pernapasan.

Kelenjar limfa juga memiliki jaringan folikel yang tersusun oleh limfosit B, sel dendritik folikuler, makrofag, dan sedikit [[Sel T|limfosit T]]. Jaringan folikel kelenjar limfa dibagi menjadi dua, yaitu folikel limfoid primer yang berupa agregat kecil sel-sel, dan ketika ada stimulasi antigen berubah menjadi folikel limfoid sekunder yang berupa agregat besar sel-sel teraktivasi. Folikel limfoid sekunder akan hilang secara bertahap setelah 2-3 minggu. Pada folikel limfoid sekunder terdapat bagian tengah disebut pusat benih (''germinal center'') yang berisi proliferasi limfosit B, sel dendritik folikuler, makrofag, dan [[Sel T pembantu|limfosit T ''helper'' tipe-2]] (CD4). Sedangkan pada bagian luar pusat benih (''corona'') terdapat [[Sel B|limfosit B naif]]. Jaringan folikel tersebut berfungsi menampung limfosit B imunokompeten yang bergantung aktivasi antigen.<ref name=":4" /> Folikel-folikel limfatikus dapat ditemukan di permukaan dinding usus halus, tepatnya di lapisan ''lamina propia''. Bagian tersebut dinamakan ''Peyer's patch.''<ref name=":2" /><ref name=":4" />

== Infeksi ==
Ketika tubuh sedang melawan infeksi, limfosit pada kelenjar limfa bertambah dengan cepat. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar limfa dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar limfa membesar. Pembesaran kelenjar limfa dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjar limfa itu sendiri seperti [[limfosit]], [[sel plasma]], [[monosit]] dan [[histiosit]], atau karena datangnya sel-sel peradangan ([[neutrofil]]) untuk mengatasi [[infeksi]] di kelenjar limfa ([[limfadenitis]]), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit [[metabolit]] [[makrofaga]] ([[gaucher disease]]). Dengan mengetahui lokasi pembesaran kelenjar limfa maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran kelenjar limfa.<ref name=":1">{{Cite book|last=Furqonita|first=Deswaty|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=yEQsEQfa8CwC&pg=PA158&dq=pembuluh+limfa&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwixsJG0zqftAhXHc30KHVjSAe0Q6AEwAnoECAEQAg#v=onepage&q=pembuluh%20limfa&f=true|title=Seri Ipa Biologi Smp Kelas Viii|location=Jakarta|publisher=Yudhistira Ghalia Indonesia|isbn=978-979-746-789-0|pages=158-160|language=id|url-status=live}}</ref>

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Illu lymphatic system.jpg|Sistem limfatik
Berkas:Lymphatic system.png|Sistem limfatik manusia
Berkas:Gray597.png|
Berkas:Gray606.png|Limfatik lengan
Berkas:Gray607.png|
Berkas:Gray1074.png|
Berkas:Gray1082.png|
</gallery>


== Referensi ==
Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolan-benjolan di daerah tempat kelenjar getah bening berada dan seringkali pula hal itu menimbulkan kecemasan baik pada pasien, ataupun orang tua pasien apakah pembesaran ini merupakan hal yang normal, penyakit yang berbahaya ataukah merupakan suatu gejala dari keganasan. Untuk itu perlu dikenali kemungkinan-kemungkinan penyebab dari pembesaran kelenjar getah bening tersebut dan gambaran klinisnya sehingga mengetahui alur tatalaksana yang akan dilakukan. Pembesaran kelenjar getah bening 55% berada di daerah kepala dan leher karena itu bahasan diutamakan pada pembesaran kelenjar getah bening di daerah kepala dan leher.
{{reflist}}
 
 KELENJAR GETAH BENING (KGB)
 Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat.
 
Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.
 
Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease)
 
Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB
 
 EPIDEMIOLOGI
 Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam ukuran, konsistensi ataupun jumlahnya. Pada daerah leher (cervikal), pembesaran kelenjar getah bening didefinisikan bila kelenjar membesar lebih dari diameter satu sentimeter. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher sering terjadi pada anak-anak. Sekitar 38% sampai 45% pada anak normal memiliki kelenjar getah bening daerah leher yang teraba. Dari studi di Belanda terdapat 2.556 kasus limadenopati yang tidak dapat dijelaskan dan 10% dirujuk kepada subspesialis, 3.2% membutuhkan biopsi dan 1.1% mengalami keganasan. Studi kedokteran keluarga di amerika serikat tidak ada dari 80 pasien dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan yang mengalami keganasan dan tiga dari 238 pasien yang mengalami keganasan dari limadenopati yang tidak dapat dijelaskan.
 
Pasien usia >40tahun dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan memiliki risiko keanasan 4% dibanding risiko keganasan 0,4% bila ditemukan pada psien gambar 1: kelenjar getah bening daerah leher, arah aliran dan kemungkinan penyebab. gambar diambil dari aafp
 
gambar 2: kelenjar getah bening daerah lipat paha, arah aliran dan kemungkinan penyebab. Gambat diambil dari aafp
 
gambar 3: kelenjar getah bening daerah lengan, arah aliran dan kemungkinan penyebab. Gambar diambil dari aafp
 
 ETIOLOGI (penyebab)
 gambar 4:
 Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi lokal atau umum (generalized). Pembesaran kelenjar getah bening umum didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar getah bening pada dua atau lebih daerah. Daerah-daerah terdapatnya kelenjar getah bening adalah :
 
Penyebab yang paling sering adalah hasil dari proses infeksi dan infeksi yang biasanya terjadi adalah infeksi oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), coronavirus, adenovirus atau reovirus). Virus lainnya virus ebstein barr, cytomegalovirus, rubela, rubeola, virus varicella-zooster, herpes simpleks virus, coxsackievirus, human immunodeficiency virus. Bakteri pada peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit gusi. Difteri, Hemofilus influenza tipe b jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan toksoplasma.
 
Keganasan seperti leukimia, neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah kawasaki, penyakit kolagen, lupus. Obat-obatan juga menyebabkan limfadenopati umum. Limfadenopati daerah leher perah dilaporkan setelah imunisasi (DPT,polio atau tifoid).
 
Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran kelenjar getah bening saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran kelenjar getah bening.
 
 GEJALA KLINIS
 Diagnosis limfadenopati memerlukan anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Pada anamnesis dapat didapatkan :
 
anamnesis: Lokasi pembesaran kelenjar getah bening
 
keterangan: Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium, toksoplasma, ebstein barr virus atau citomegalovirus.
 
anamnesis: Gejala-gejala penyerta (symptoms)
 
keterangan: Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness-ditambah riwayat obat-obatan atau produk darah).
 
anamnesis: Riwayat penyakit sekarang dan dahulu
 
keterangan: Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus; luka lecet pada wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi stafilokokus; dan adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan kepada citomegalovirus, epstein barr virus atau HIV.
 
anamnesis: Penggunaan obat-obatan
 
keterangan: Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac). Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (generalisata)
 
anamnesis: Paparan terhadap infeksi
 
keterangan: Paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh streptokokus, atau tuberkulosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati.
 
anamnesis: Riwayat perjalanan atau pekerjaan
 
keterangan: Perjalanan ke daerah-daerah afrika dapat mengakibatkan terkena tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena tularemia
 
 PEMERIKSAAN FISIK
 Secara umum: Malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan kepada penyakit kronik (berjalan lama) seperti tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem kekebalan tubuh
 
Karakteristik dari kelenjar getah bening: KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.
Ukuran : normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal)
 
Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
 
Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
 
Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan
 
 
Pembesaran KGB leher bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis. Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang memiliki risiko keganasan lebih besar daripada pembesaran KGB bagian anterior.
 
Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering disebabkan oleh infeksi virus.
 
Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB generalisata.
 
Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan), lunak dan dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan. Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati disebabkan keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan (terikat degnan jaringan di bawahnya)
 
Pada infekswi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan minguan-bulan, walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah dan terbentuk jembatan-jembatan kulit di atasnya.
 
Tanda-tanda penyerta (sign): Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi epstein barr virus. Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang degnan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukomia. Demam panjang yang tidak berespon dengan obat demam; kemerahan pada mata; peradangan pada tenggorok, “strawberry tongue”; perubahan pada tangan dan kaki (bengkak, kemerahan pada telapak tangan dan kaki); limfadenopati satu sisi (unilateral) mengarahkan kepada penyakit kawasaki.
 
 
ALUR DIAGNOSIS
 
 
DIAGNOSIS BANDING
 
Benjolan di leher yang seringkali disalahartikan sebagai pembesaran KGB leher :
Gondongan : pembesaran kelenjar parotits akibat infeksi virus, sudut rahang bawah dapat menghilang karena bengkak
 
Kista Duktus Tiroglosus : berada di garis tengah dan bergerak dengan menelan
 
Kista Dermoid : benjolan di garis tengah dapat padat atau berisi cairan
 
Hemangioma : kelainan pembuluh darah sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh darah, berwarna merah atau kebiruan
 
TATALAKSANA
 Tatalaksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apapun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasa, KGB yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
 
Pembesarab KGB pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotik golongan penisilin dapat diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg) tiga kali sehari atau eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.
 
Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka diberikan obat anti tuberkulosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mikobakterium selain tuberkulosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotik golongan makrolida dan antimikobakterium. Pemeriksaan penunjang bila limfadenopati akut tidak diperlukan, namun bila berlangsung >2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr virus, citomegalovirus, hiv, toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana semuanya disesuaikan dengan tanda dan gejala yang ada dan yang paling mengarahkan diagnosis.
 
 KESIMPULAN
 Pembesaran kelenjar getah bening daerah leher biasa ditemukan dan umumnya tidak berbahaya. Observasi merupakan hal utama. Diagnosis didapatkan dari wawancara pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. Bila diagnosis belum dapat ditentukan dan tidak didapatkan tanda dan gejala ke arah keganasan dapat doibservasi daulu selama 3-4 minggu.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://keluargasehat.wordpress.com/2008/10/28/tata-laksana-limfadenopati-pembesaran-kelenjar-getah-bening/ Tata Laksana Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)]
* [http://keluargasehat.wordpress.com/2008/10/28/tata-laksana-limfadenopati-pembesaran-kelenjar-getah-bening/ Tata Laksana Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)]
* [http://bioweb.wku.edu/courses/biol328/Lecture4.html Immunology Lecture 4, Biology 328] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080117190053/http://bioweb.wku.edu/courses/Biol328/Lecture4.html |date=2008-01-17 }} di Universitas Kentucky bagian Barat (WKU)
* [http://www.thelymphnodes.com Lymph Nodes]
* {{BUHistology|07101loa}}


{{Authority control}}
{{Biologi-stub}}


[[Kategori:Anatomi]]
[[Kategori:Anatomi]]
[[Kategori:Sistem limfatik]]
[[Kategori:Imunologi]]

Revisi terkini sejak 24 Februari 2023 15.01

Kelenjar limfa
Struktur kelenjar limfa.1. Pembuluh limfa eferen 2. Sinus 3. Kelenjar limfa 4. Kapsul limfa 5. Medula 6. Katup untuk mencegah aliran balik 7. Pembuluh limfa aferen.
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa Latinnodus lymphaticus (tunggal); nodi lymphatici (jamak)
MeSHD008198
TA98A13.2.03.001
TA25192
FMA5034
Daftar istilah anatomi

Kelenjar limfa atau nodus limfa, atau disebut juga kelenjar getah bening atau nodus getah bening, adalah salah satu komponen dari sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh pada tubuh manusia. Kelenjar limfa berfungsi sebagai filter untuk cairan limfa mengumpulkan dan menghancurkan antigen (protein asing).[1] Kelenjar limfa dapat ditemukan pada bagian tubuh tertentu, terutama di bagian lipatan-lipatan tubuh dan di dekat organ-organ yang berbatasan dengan luar tubuh.[2]

Kelenjar limfa dilewati oleh pembuluh-pembuluh limfa sehingga kelenjar limfa saling berhubungan satu sama lain. Pembuluh-pembuluh tersebut membawa cairan limfa, yang umumnya berupa sel darah putih terutama limfosit T dan B.[3]

Tubuh manusia memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar limfa dan umumnya berada di daerah submandibular (bagian bawah pada rahang bawah), ketiak (noduli limfatisi subklavialis), lipatan paha, amandel, serta dinding tekak. Kelenjar limfa tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran kemih, dan saluran pernapasan. Letak kelenjar tersebut sangat strategis untuk berperan dalam respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau pernapasan.

Kelenjar limfa juga memiliki jaringan folikel yang tersusun oleh limfosit B, sel dendritik folikuler, makrofag, dan sedikit limfosit T. Jaringan folikel kelenjar limfa dibagi menjadi dua, yaitu folikel limfoid primer yang berupa agregat kecil sel-sel, dan ketika ada stimulasi antigen berubah menjadi folikel limfoid sekunder yang berupa agregat besar sel-sel teraktivasi. Folikel limfoid sekunder akan hilang secara bertahap setelah 2-3 minggu. Pada folikel limfoid sekunder terdapat bagian tengah disebut pusat benih (germinal center) yang berisi proliferasi limfosit B, sel dendritik folikuler, makrofag, dan limfosit T helper tipe-2 (CD4). Sedangkan pada bagian luar pusat benih (corona) terdapat limfosit B naif. Jaringan folikel tersebut berfungsi menampung limfosit B imunokompeten yang bergantung aktivasi antigen.[3] Folikel-folikel limfatikus dapat ditemukan di permukaan dinding usus halus, tepatnya di lapisan lamina propia. Bagian tersebut dinamakan Peyer's patch.[1][3]

Ketika tubuh sedang melawan infeksi, limfosit pada kelenjar limfa bertambah dengan cepat. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar limfa dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar limfa membesar. Pembesaran kelenjar limfa dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjar limfa itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit, atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar limfa (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofaga (gaucher disease). Dengan mengetahui lokasi pembesaran kelenjar limfa maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran kelenjar limfa.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Aryulina, Diah; et al. (2004). BIOLOGI SMA dan MA: untuk Kelas XI - Jilid 2. Jakarta: ESIS. hlm. 131–132. ISBN 978-979-734-550-1. 
  2. ^ Karmana, Oman (2008). Nurdiansyah, Andri, ed. Biologi untuk Kelas IX Semester 1 SMA. Bandung: PT Grafindo Media Pratama. hlm. 130. ISBN 978-979-758-582-2. 
  3. ^ a b c Rehfeld, Anders; Nylander, Malin; Karnov, Kirstine (2017). Compendium of Histology: A Theoretical and Practical Guide (dalam bahasa Inggris). Switzerland: Springer. hlm. 388, 389, 396, 400. ISBN 978-3-319-41873-5. 
  4. ^ Furqonita, Deswaty (2007). Seri Ipa Biologi Smp Kelas Viii. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia. hlm. 158–160. ISBN 978-979-746-789-0. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]