Lompat ke isi

Heo Hwang-ok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-[[Category: +[[Kategori:)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:
}}
}}


'''Heo Hwang-ok''' merupakan seorang puteri yang melakukan perjalanan dari kerajaan kuno [[Ayodhya]] (yang sekarang [[India]]) ke [[Korea]].<ref> The extant records do not identify Ayuta except as a distant country. It is commonly identified with [[Ayodhya]] in India; however, Ha & Mintz suggest [[Ayutthaya Kingdom|Ayutthaya]] in Thailand.</ref> Informasi mengenai dirinya seluruhnya berasal dari beberapa kisah singkat di dalam riwayat Korea ''[[Samguk Yusa]]'' abad ke-11. Menurut riwayat tersebut,<ref>[[Il-yeon]]: ''Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea'', translated by Tae-Hung Ha and Grafton K. Mintz. Book Two, page 141ff. Silk Pagoda (2006). ISBN 1596543485</ref> ia tiba dnegan sebuah kapal dan menikah dengan Raja [[Suro dari Geumgwan Gaya]] pada tahun 48 M. Ia adalah ratu pertama [[Geumgwan Gaya]], dan dianggap sebagai leluhur beberapa garis keturunan Korea.
'''Heo Hwang-ok''' merupakan seorang puteri yang melakukan perjalanan dari kerajaan kuno [[Ayodhya]] (yang sekarang [[India]]) ke [[Korea]].<ref>The extant records do not identify Ayuta except as a distant country. It is commonly identified with [[Ayodhya]] in India; however, Ha & Mintz suggest [[Ayutthaya Kingdom|Ayutthaya]] in Thailand.</ref> Informasi mengenai dirinya seluruhnya berasal dari beberapa kisah singkat di dalam riwayat Korea ''[[Samguk Yusa]]'' abad ke-11. Menurut riwayat tersebut,<ref>[[Il-yeon]]: ''Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea'', translated by Tae-Hung Ha and Grafton K. Mintz. Book Two, page 141ff. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5</ref> ia tiba dengan sebuah kapal dan menikah dengan Raja [[Suro dari Geumgwan Gaya]] pada tahun 48 M. Ia adalah ratu pertama [[Geumgwan Gaya]], dan dianggap sebagai leluhur beberapa garis keturunan Korea.


== Legenda ==
== Legenda ==
Menurut ''Samguk Yusa'',<ref>The main story is in the ''[[Garakgukgi]]'', and is found in Iryeon (1972), pp. 161-164.</ref> orangtua Heo memimpikan Raja Suro. Di dalam mimpi tersebut menunjukkan bahwa raja belum memiliki seorang ratu. Ayahnya kemudian memintanya untuk pergi menemuinya. Ia tiba dengan sebuah kapal yang berisi emas, perak dan tanaman teh. Sebelum menikah dengan raja, ia melepaskan celana panjang peraknya dan berdoa pada arwah gunung.
Menurut ''Samguk Yusa'',<ref>The main story is in the ''[[Garakgukgi]]'', and is found in Iryeon (1972), pp. 161-164.</ref> orang tua Heo memimpikan Raja Suro. Di dalam mimpi tersebut menunjukkan bahwa raja belum memiliki seorang ratu. Ayahnya kemudian memintanya untuk pergi menemuinya. Ia tiba dengan sebuah kapal yang berisi emas, perak dan tanaman teh. Sebelum menikah dengan raja, ia melepaskan celana panjang peraknya dan berdoa pada arwah gunung.


==Peninggalan ==
== Peninggalan ==
Sebuah makam yang dipercaya adalah makam Heo yang terletak didekat makam suaminya di [[Gimhae]], Korea Selatan. Sebuah [[pagoda]] yang dibawa ke Korea yang berasal dari kapalnya berlokasi di dekat makamnya. ''Samguk Yusa'' menyatakan bahwa pagoda tersebut didirikan di atas kapalnya dengan upaya untuk menenangkan dewa laut dan mengijinkan kapal itu berlayar dengan selamat. Bentuk yang tidak biasa dan kasar dari pagoda ini, tidak seperti pagoda lainnya di Korea, yang mungkin dapat dipercaya kebenarannya.<ref>Kwon (2003), pp. 212-213.</ref>
Sebuah makam yang dipercaya adalah makam Heo yang terletak didekat makam suaminya di [[Gimhae]], Korea Selatan. Sebuah [[pagoda]] yang dibawa ke Korea yang berasal dari kapalnya berlokasi di dekat makamnya. ''Samguk Yusa'' menyatakan bahwa pagoda tersebut didirikan di atas kapalnya dengan upaya untuk menenangkan dewa laut dan mengizinkan kapal itu berlayar dengan selamat. Bentuk yang tidak biasa dan kasar dari pagoda ini, tidak seperti pagoda lainnya di Korea, yang mungkin dapat dipercaya kebenarannya.<ref>Kwon (2003), pp. 212-213.</ref>


''Samguk Yusa'' juga mencatat bahwa sebuah kuil dibangun untuk menghormati Heo dan suaminya oleh [[Jilji dari Geumgwan Gaya|Raja Jilji]] pada tahun 452. Kuil tersebut disebut [[Wanghusa]], atau "Kuil Ratu." Karena tidak ada catatan Buddhisme lain yang diambil dari Gaya abad ke-5, para sarjana modern menterjemahkan hal ini sebagai tempat pemujaan daripada sebagai sebuah kuil Buddha.<ref>Kwon (2003), pp. 213-214.</ref>
''Samguk Yusa'' juga mencatat bahwa sebuah kuil dibangun untuk menghormati Heo dan suaminya oleh [[Jilji dari Geumgwan Gaya|Raja Jilji]] pada tahun 452. Kuil tersebut disebut [[Wanghusa]], atau "Kuil Ratu." Karena tidak ada catatan Buddhisme lain yang diambil dari Gaya abad ke-5, para sarjana modern menterjemahkan hal ini sebagai tempat pemujaan daripada sebagai sebuah kuil Buddha.<ref>Kwon (2003), pp. 213-214.</ref>


== Keturunan ==
== Keturunan ==
Angogta-anggota baik dari keturunan [[Heo]] (termasuk klan-klan Gimhae, Yangcheon(=Gongam), Taein, dan Hayang) dan Gimhae [[(nama Korea) Kim|Kim]] menyebut diri mereka sendiri keturunan Heo Hwang-ok dan Raja Suro. Dua dari kesepuluh anak pasangan tersebut memilih nama keluarga ibu. Klan-klan Heo menelusuri asal usul mereka, dan menganggap Heo sebagai pendiri dari garis keturunan mereka. Kim Gimhae menelusuri asal usul mereka dari kedelapan anak lainnya.
Angogta-anggota baik dari keturunan [[Heo]] (termasuk klan-klan Gimhae, Yangcheon(=Gongam), Taein, dan Hayang) dan Gimhae [[(nama Korea) Kim|Kim]] menyebut diri mereka sendiri keturunan Heo Hwang-ok dan Raja Suro. Dua dari kesepuluh anak pasangan tersebut memilih nama keluarga ibu. Klan-klan Heo menelusuri asal usul mereka, dan menganggap Heo sebagai pendiri dari garis keturunan mereka. Kim Gimhae menelusuri asal usul mereka dari kedelapan anak lainnya.


Pada tahun 2004, dua peneliti Korea menganalisa contoh-contoh DNA yang diambil dari situs kedua makam kerajaan, yang memungkinkan mereka mendirikan keberadaan ikatan genetik antara kelompok etnis Korea dan kelompok tertentu dari India, Malaysia dan Thailand.<ref>''South Koreans may have Indian genes'', The Economic Times, Times News Network, Gurgaon, Haryana (Inde), 21 August 2004. [http://economictimes.indiatimes.com/articleshow/823181.cms Edition électronique] accessed October 17, 2005.</ref> Penelitian itu masih berlangsung.
Pada tahun 2004, dua peneliti Korea menganalisis contoh-contoh DNA yang diambil dari situs kedua makam kerajaan, yang memungkinkan mereka mendirikan keberadaan ikatan genetik antara kelompok etnis Korea dan kelompok tertentu dari India, Malaysia dan Thailand.<ref>''South Koreans may have Indian genes'', The Economic Times, Times News Network, Gurgaon, Haryana (Inde), 21 August 2004. [http://economictimes.indiatimes.com/articleshow/823181.cms Edition électronique] accessed October 17, 2005.</ref> Penelitian itu masih berlangsung.


Beberapa arkeolog menemukan sebuah batu dengan dua ikan yang berciuman, sebuah simbol [[Geumgwan Gaya|Kerajaan Gaya]] yang unik kepada keluarga kerajaan [[Mishra]] di [[Ayodhya]], India. Hubungan kerajaan ini memberikan bukti selanjutnya bahwa terdapat perjanjian komersial aktif di antara India dan Korea sejak ratu tiba di Korea.<ref>[http://web.archive.org/web/20070929134322/http://www.ndtv.com/features/showfeatures.asp?id=813&frmsrch=1&txtsrch=korea,kim,dynasty. NDTV article]</ref>
Para arkeolog menemukan sebuah batu dengan ikan kembar, sebuah simbol dari [[Geumgwan Gaya|Kerajaan Gaya]] unik dari Dinasti Pandya di Tamilakam dan Kerajaan Ayuta dikaitkan dengan kerajaan Ay yang merupakan pengikut Pandya.


== Catatan ==
== Catatan ==
Baris 30: Baris 30:


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
*[[Sejarah Korea]]
* [[Sejarah Korea]]
*[[Tiga Kerajaan Korea]]
* [[Tiga Kerajaan Korea]]
*[[Sejarah India]]
* [[Sejarah India]]


== Referensi ==
== Referensi ==
*{{cite book|title=가야인의 삶과 문화 (Gayain-ui salm-gwa munhwa, The culture and life of the Gaya people)|author=Kwon Ju-hyeon (권주현)|year=2003|publisher=Hyean|location=Seoul|isbn=89-8494-221-9}}
* {{cite book|title=가야인의 삶과 문화 (Gayain-ui salm-gwa munhwa, The culture and life of the Gaya people)|author=Kwon Ju-hyeon (권주현)|year=2003|publisher=Hyean|location=Seoul|isbn=89-8494-221-9}}
*{{cite book|title=Samguk Yusa|author=Iryeon (tr. by Ha Tae-Hung & Grafton K. Mintz)|publisher=Yonsei University Press|location=Seoul|isbn=89-7141-017-5|year=1972}}
* {{cite book|title=Samguk Yusa|author=Iryeon (tr. by Ha Tae-Hung & Grafton K. Mintz)|publisher=Yonsei University Press|location=Seoul|isbn=89-7141-017-5|year=1972}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[http://www.lifeinkorea.com/Travel2/skyongsang/338 Tomb of Queen Suro]
* [http://www.lifeinkorea.com/Travel2/skyongsang/338 Tomb of Queen Suro]
*[http://www.harvestfields.ca/Tea/Info/history_korean.htm History of Korean Tea]
* [http://www.harvestfields.ca/Tea/Info/history_korean.htm History of Korean Tea] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080527022203/http://www.harvestfields.ca/Tea/Info/history_korean.htm |date=2008-05-27 }}

*[http://hinduunity.org/articles/politics/koreaseeksties.html South Korea seeks ties with Ayodhya] Times of India article
*[http://www.expressindia.com/latest-news/Koreans-want-to-nurture-Ayodhya-birthplace-of-their-Queen-Ho/355882/ Koreans want to nurture Ayodhya — birthplace of their Queen Ho]


[[Kategori:Geumgwan Gaya]]
[[Kategori:Geumgwan Gaya]]

Revisi terkini sejak 1 Maret 2023 17.43

Heo Hwang-ok
Makam Heo Hwang-ok di Gimhae
Nama Korea
Hangul
허황옥
Hanja
許黃玉
Alih AksaraHeo Hwang-ok
McCune–ReischauerHŏ Hwangok


Heo Hwang-ok merupakan seorang puteri yang melakukan perjalanan dari kerajaan kuno Ayodhya (yang sekarang India) ke Korea.[1] Informasi mengenai dirinya seluruhnya berasal dari beberapa kisah singkat di dalam riwayat Korea Samguk Yusa abad ke-11. Menurut riwayat tersebut,[2] ia tiba dengan sebuah kapal dan menikah dengan Raja Suro dari Geumgwan Gaya pada tahun 48 M. Ia adalah ratu pertama Geumgwan Gaya, dan dianggap sebagai leluhur beberapa garis keturunan Korea.

Menurut Samguk Yusa,[3] orang tua Heo memimpikan Raja Suro. Di dalam mimpi tersebut menunjukkan bahwa raja belum memiliki seorang ratu. Ayahnya kemudian memintanya untuk pergi menemuinya. Ia tiba dengan sebuah kapal yang berisi emas, perak dan tanaman teh. Sebelum menikah dengan raja, ia melepaskan celana panjang peraknya dan berdoa pada arwah gunung.

Peninggalan

[sunting | sunting sumber]

Sebuah makam yang dipercaya adalah makam Heo yang terletak didekat makam suaminya di Gimhae, Korea Selatan. Sebuah pagoda yang dibawa ke Korea yang berasal dari kapalnya berlokasi di dekat makamnya. Samguk Yusa menyatakan bahwa pagoda tersebut didirikan di atas kapalnya dengan upaya untuk menenangkan dewa laut dan mengizinkan kapal itu berlayar dengan selamat. Bentuk yang tidak biasa dan kasar dari pagoda ini, tidak seperti pagoda lainnya di Korea, yang mungkin dapat dipercaya kebenarannya.[4]

Samguk Yusa juga mencatat bahwa sebuah kuil dibangun untuk menghormati Heo dan suaminya oleh Raja Jilji pada tahun 452. Kuil tersebut disebut Wanghusa, atau "Kuil Ratu." Karena tidak ada catatan Buddhisme lain yang diambil dari Gaya abad ke-5, para sarjana modern menterjemahkan hal ini sebagai tempat pemujaan daripada sebagai sebuah kuil Buddha.[5]

Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Angogta-anggota baik dari keturunan Heo (termasuk klan-klan Gimhae, Yangcheon(=Gongam), Taein, dan Hayang) dan Gimhae Kim menyebut diri mereka sendiri keturunan Heo Hwang-ok dan Raja Suro. Dua dari kesepuluh anak pasangan tersebut memilih nama keluarga ibu. Klan-klan Heo menelusuri asal usul mereka, dan menganggap Heo sebagai pendiri dari garis keturunan mereka. Kim Gimhae menelusuri asal usul mereka dari kedelapan anak lainnya.

Pada tahun 2004, dua peneliti Korea menganalisis contoh-contoh DNA yang diambil dari situs kedua makam kerajaan, yang memungkinkan mereka mendirikan keberadaan ikatan genetik antara kelompok etnis Korea dan kelompok tertentu dari India, Malaysia dan Thailand.[6] Penelitian itu masih berlangsung.

Para arkeolog menemukan sebuah batu dengan ikan kembar, sebuah simbol dari Kerajaan Gaya unik dari Dinasti Pandya di Tamilakam dan Kerajaan Ayuta dikaitkan dengan kerajaan Ay yang merupakan pengikut Pandya.

  1. ^ The extant records do not identify Ayuta except as a distant country. It is commonly identified with Ayodhya in India; however, Ha & Mintz suggest Ayutthaya in Thailand.
  2. ^ Il-yeon: Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea, translated by Tae-Hung Ha and Grafton K. Mintz. Book Two, page 141ff. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5
  3. ^ The main story is in the Garakgukgi, and is found in Iryeon (1972), pp. 161-164.
  4. ^ Kwon (2003), pp. 212-213.
  5. ^ Kwon (2003), pp. 213-214.
  6. ^ South Koreans may have Indian genes, The Economic Times, Times News Network, Gurgaon, Haryana (Inde), 21 August 2004. Edition électronique accessed October 17, 2005.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Kwon Ju-hyeon (권주현) (2003). 가야인의 삶과 문화 (Gayain-ui salm-gwa munhwa, The culture and life of the Gaya people). Seoul: Hyean. ISBN 89-8494-221-9. 
  • Iryeon (tr. by Ha Tae-Hung & Grafton K. Mintz) (1972). Samguk Yusa. Seoul: Yonsei University Press. ISBN 89-7141-017-5. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]