Lompat ke isi

Teori Aksi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sakude (bicara | kontrib)
k menambah templat 'sedang ditulis'
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(17 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=Desember 2022}}
{{sedang ditulis}}

'''Teori Aksi''' atau Teori Tindakan adalah salah satu teori yang berasal dari paradigma definisi sosial. Pelopor dari Teori Aksi adalah Maximilian Weber, sedangkan penyempurnaan dan pengembangaannya dilakukan oleh Talcott Parson.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.asilha.com/2019/12/09/menilik-teori-aksi-tindakan-action-theory-dan-relevansinya-dalam-studi-hadis/|title=Menilik Teori Aksi/Tindakan (Action Theory) dan Relevansinya dalam Studi Hadis|last=Asilha|first=|date=2019-12-09|website=ASILHA|language=ID|access-date=2020-06-19}}</ref> Teori Aksi sepenuhnya mengikuti karya Weber. Perkembangan Teori Aksi hanya mengalami sedikit perkembangan dari pemikiran Weber.<ref name=":1">{{Cite book|title=Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B|last=Tantoro, S., dan Tamidaten, L.|first=|date=2016|publisher=Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidian|isbn=|location=Batu|pages=25|url-status=live}}</ref>
'''Teori Aksi''' atau '''Teori Tindakan''' adalah salah satu teori yang berasal dari [[paradigma definisi sosial]]. [[Pelopor]] dari Teori Aksi adalah [[Maximilian Weber]], sedangkan penyempurnaan dan pengembangaannya dilakukan oleh [[Talcott Parsons]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.asilha.com/2019/12/09/menilik-teori-aksi-tindakan-action-theory-dan-relevansinya-dalam-studi-hadis/|title=Menilik Teori Aksi/Tindakan (Action Theory) dan Relevansinya dalam Studi Hadis|last=Asilha|first=|date=2019-12-09|website=ASILHA|language=ID|access-date=2020-06-19}}</ref> Teori aksi adalah pandangan dari ilmu [[sosiologi]] yang menekankan kepada [[individu]] sebagai sebuah [[subjek]]. Teori aksi memandang [[tindakan sosial]] sebagai sesuatu yang secara sengaja dibentuk oleh individu dalam konteks yang telah diberinya makna.<ref name=":6" /> Teori Aksi hanya mengalami sedikit perkembangan dari pemikiran Weber.<ref name=":1">{{Cite book|last=Tantoro, S., dan Tamidaten, L.|first=|date=2016|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/5775/1/SOSIOLOGI%20KELOMPOK%20KOMPETENSI%20B.pdf|title=Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B|location=Batu|publisher=Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan|isbn=|pages=25|url-status=live}}</ref> Teori Aksi mencapai puncak perkembangannya pada tahun 1940 melalui beberapa karya dari para ahli [[sosiologi]], seperti [[Florian Znaniecki]], [[Robert Morrison MacIver]], [[Talcott Parsons]], dan [[Robert Hinkle (sosiolog)|Robert Hinkle]].<ref name=":4" /> Peran penting dari Teori Aksi adalah mengembangkan [[teori interaksi simbolik]] dan teori [[fenomenologi]].<ref name=":1" />


== Konsep ==
== Konsep ==
Teori aksi adalah pandangan dari ilmu [[sosiologi]] yang menekankan kepada [[individu]] sebagai sebuah [[subjek]]. Teori aksi memandang [[tindakan sosial]] sebagai sesuatu yang secara sengaja dibentuk oleh individu dalam konteks yang telah diberinya makna. [[Konsep]] dari Teori Aksi dilandasi oleh pemikiran yang dicetuskan oleh [[Maximilian Weber]]. Pemikiran Weber adalah bahwa [[pengetahuan]] tentang tujuan subjektif dan maksud pelaku tindakan harus dipahami oleh pengamat sebelum mulai memahami makna dari tindakan sosial yang dilakukan oleh pelaku.<ref>{{Cite web|url=https://pakarkomunikasi.com/teori-sosiologi-komunikasi|title=10 Teori Sosiologi Komunikasi - Perspektif dan Macamnya|date=2018-03-01|website=PakarKomunikasi.com|language=id-ID|access-date=2020-06-19}}</ref>
Teori aksi adalah pandangan dari ilmu [[sosiologi]] yang menekankan kepada [[individu]] sebagai sebuah [[subjek]]. Teori aksi memandang [[tindakan sosial]] sebagai sesuatu yang secara sengaja dibentuk oleh individu dalam konteks yang telah diberinya makna. [[Konsep]] dari Teori Aksi dilandasi oleh pemikiran yang dicetuskan oleh [[Maximilian Weber]]. Pemikiran Weber adalah bahwa [[pengetahuan]] tentang tujuan subjektif dan maksud pelaku tindakan harus dipahami oleh pengamat sebelum mulai memahami makna dari tindakan sosial yang dilakukan oleh pelaku.<ref name=":6">{{Cite web|url=https://pakarkomunikasi.com/teori-sosiologi-komunikasi|title=10 Teori Sosiologi Komunikasi - Perspektif dan Macamnya|date=2018-03-01|website=PakarKomunikasi.com|language=id-ID|access-date=2020-06-19}}</ref>


Gagasan Weber muncul dari [[paradigma definisi sosial]] dan [[filsafat humanis]]. Weber memiliki pemikiran bahwa [[struktur sosial]] termasuk bagian yang tidak terpisahkan dari [[pranata sosial]]. Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan dari manusia melakukan hubungan sosial, maka keberlanjutan perkembangan hubungan dapat berlangsung. Weber menyatakan bahwa manusia yang hanya mematuhi stuktur sosial hanya akan mengabaikan prinsip tindakan manusia itu sendiri. Padahal setiap tindakan dan perilaku individu atas hubungan sosial terhadap orang lain memiliki maknanya tersendiri. Weber berpendapat bahwa masyarakat adalah produk dari tindakan-tindakan individu. Tindakan sosial merupakan segala tindakan individu selama masih mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya yang ditujukan kepada individu lain. Sebaliknya, apabila sebuah tindakan dilakukan kepada benda mati atau obyek fisik lain tanpa dihubungkan dengan tindakan orang lain maka hal itu tidak dapat disebut sebagai tindakan sosial. Diperlukan metode penafsiran pemahaman untuk memahami konsep Teori Aksi yang digagas Weber''.'' Seseorang yang meneliti tindakan orang lain, maka ia memahami secara subjektif serta menginterpretasi tindakan si aktor. Weber juga merumuskan bahwa perasaan dan akal menjadi penyebab adanya tindakan dan perilaku antara hubungan individu. Akhirnya individu lain akan berusaha untuk mamahami ataupun manafsirkan sehingga dari hubungan tindakan antar individu tersebut menghasilkan proses [[Kausalitas|sebab-akibat]]. Setiap individu yang melakukan aksi tindakan pada individu lain maka ia akan mendapatkan reaksi dari tindakan tersebut.<ref name=":0" />
[[Gagasan]] Weber tentang Teori Aksi muncul dari [[paradigma definisi sosial]] dan [[filsafat humanis]]. Weber memiliki pemikiran bahwa [[struktur sosial]] termasuk bagian yang tidak dapat dipisahkan dari [[pranata sosial]]. Keberlanjutan perkembangan hubungan dapat berlangsung dengan mengetahui tujuan dari suatu [[Interaksi sosial|hubungan sosial]]. Weber menyatakan bahwa [[manusia]] yang hanya mematuhi [[struktur sosial]] hanya akan melupakan [[prinsip]] dari tindakan manusia. Setiap tindakan dan perilaku [[individu]] dalam hubungan sosial terhadap orang lain harus memiliki maknanya tersendiri. Weber berpendapat bahwa [[masyarakat]] adalah [[produk]] dari tindakan-tindakan individu. [[Tindakan sosial]] merupakan segala tindakan individu selama masih mempunyai makna atau arti [[Subjektifisme|subjektif]] bagi dirinya yang ditujukan untuk individu lain. Sebuah tindakan yang dilakukan kepada benda mati atau [[objek]] [[fisik]] lain tanpa keterkaitan dengan tindakan individu lain, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai tindakan sosial. Diperlukan metode penafsiran pemahaman untuk memahami [[konsep]] Teori Aksi yang digagas Weber''.'' Individu yang meneliti tindakan individu lain, harus memahami secara subjektif serta menginterpretasi tindakan si aktor. Weber juga merumuskan bahwa perasaan dan akal menjadi penyebab munculnya tindakan dan perilaku antara hubungan individu. Akhirnya individu lain akan berusaha untuk memahami ataupun menafsirkan sehingga dari hubungan tindakan antar individu tersebut menghasilkan proses [[Kausalitas|sebab-akibat]]. Setiap individu yang melakukan tindakan pada individu lain maka ia akan memeroleh reaksi dari tindakan itu.<ref name=":0" />


Teori aksi menyatakan bahwa tindakan manusia muncul sebagai subjek dan objek dalam dua kondisi yang berbeda. Tindakan muncul dari kesadaran sendiri sebagai objek, sementara itu tindakan juga dapat muncul karena situasi dari luar diri. Manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu saat berposisi sebagai subjek. Dalam bertindak, manusia menggunakan segala cara yang sesuai untuk mencapai tujuan. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak dapat diubah dengan sendirinya. Manusia memilih mengevaluasi tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Farihah, I., dan Saidah, K. R.|first=|year=2014|title=Pendidikan Bagi Anak Jalanan: Analisis Sosiologis Anak Jalanan di Desa Sosial Kaligelis Kudus|url=|journal=Thufula|volume=2|issue=2|pages=269—283|doi=}}</ref>
Teori Aksi menyatakan bahwa tindakan [[manusia]] muncul sebagai [[subjek]] dan [[objek]] dalam dua kondisi yang berbeda. Tindakan muncul dari kesadaran sendiri sebagai objek, sementara itu tindakan juga dapat muncul karena situasi dari luar diri. Manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu saat berposisi sebagai subjek. Dalam bertindak, manusia menggunakan segala cara yang sesuai untuk mencapai tujuan. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak dapat diubah dengan sendirinya. Manusia memilih mengevaluasi tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Farihah, I., dan Saidah, K. R.|first=|year=2014|title=Pendidikan Bagi Anak Jalanan: Analisis Sosiologis Anak Jalanan di Desa Sosial Kaligelis Kudus|url=https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/view/4640/3003|journal=Thufula|volume=2|issue=2|pages=269—283|doi=}}</ref>


Dalam Teori Aksi, manusia memiliki tiga macam tindakan, yaitu tindakan [[Tradisi|tradisional]], tindakan [[Afektivitas|afektif]], dan tindakan [[rasional]]. Tindakan tradisonal adalah sebuah tindakan mengikuti tradisi, sedangkan tindakan afektif merupakan tindakan yang dilandasi oleh [[hawa nafsu]]. Tindakan rasional berbeda dengan tindakan tradisional maupun tindakan afektif. Tindakan rasional terbagi menjadi tindakan rasional instumental dan tindakan rasional [[Nilai sosial|nilai]]. Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang memertimbangkan penggunaan alat yang efektif dan [[Efisiensi (disambiguasi)|efisien]] untuk mencapai tujuan. Sedangkan tindakan rasional nilai lebih menekankan pada kesadaran akan nilai yang luhur.<ref name=":0" />
Dalam Teori Aksi, manusia memiliki tiga macam tindakan, yaitu tindakan [[tradisi]]onal, tindakan [[Afektivitas|afektif]], dan tindakan [[rasional]]. Tindakan tradisonal adalah sebuah tindakan mengikuti tradisi, sedangkan tindakan afektif merupakan tindakan yang dilandasi oleh [[hawa nafsu]]. Tindakan rasional berbeda dengan tindakan tradisional maupun tindakan afektif. Tindakan rasional terbagi menjadi tindakan rasional instumental dan tindakan rasional [[Nilai sosial|nilai]]. Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang memertimbangkan penggunaan alat yang efektif dan [[Efisiensi (disambiguasi)|efisien]] untuk mencapai tujuan. Sedangkan tindakan rasional nilai lebih menekankan pada kesadaran akan nilai yang luhur.<ref name=":0" />


== Pengaruh ==
== Pengaruh ==
Pengaruh dari Teori Aksi dimulai pada tahun 1940, setelah sebelumnya berbagai [[Karya Tulis Ilmiah|karya tulis ilmiah]] yang membahas [[sosiologi]] dan aksi sosial diterbitkan oleh para sosiolog [[Eropa]]. Dukungan terhadap Teori Aksi dimulai oleh [[Robert Morrison MacIver]] dengan menerbitkan bukunya yang berjudul ''[[Sociology : Its Structure and Change (buku)|sociology : Its Structure and Change]]'' pada tahun 1931. [[Florian Znaniecki]] meneruskan dukungan terhadap Teori Aksi dengan menerbitkan sebuah [[buku]] berjudul ''T[[He Method of Sosiology (buku)|he Method of Sosiology]]'' pada tahun 1934 dan dilanjutkan dengan penerbitan buku berjudl ''[[Social Actions (buku)|Social Actions]]'' pada tahun 1936. Perluasan dukungan Teori Aksi dicapai setelah [[Talcott Parsons]] menerbitkan bukunya yang berjudul ''[[The Structure of Social Action (buku)|The Structure of Social Action]]'' pada tahun 1937. Ketiga tokoh ini kemudian memperluas pengaruh Teori Aksi hingga ke [[Amerika Serikat]]. Amerika yang sebelumnya terpengaruh oleh Comte dan Spencer mulai meminati Teori Aksi yang digagas oleh [[Vilfredo Pareto]], [[Émile Durkheim|Emile Durkheim]] dan [[Maximilian Weber]]. Perkembangan ide-ide sosiologi Amerika Serikat kemudian mulai menerima pengaruh dari Teori Aksi.<ref name=":0" /> Teori aksi tidak memberikan sumbangan yang begitu penting terhadap perkembangan ilmu [[sosial]] di Amerika Serikat.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Susanto|first=Happy|year=2014|title=Konsep Paradigma Ilmu-Ilmu Sosial dan Relevansinya Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan|url=|journal=Muaddib|volume=4|issue=2|pages=93—114|doi=|issn=2088-3390}}</ref> Peran penting dari Teori Aksi adalah mengembangkan [[Teori Interaksionisme Simbolis|teori interaksionisme simbolis]] dan [[Teori fenomenologi (Sosiologi)|teori fenomenologi]].<ref name=":1" />
Pengaruh dari Teori Aksi dimulai pada tahun 1940, setelah sebelumnya berbagai [[Karya Tulis Ilmiah|karya tulis ilmiah]] yang membahas [[sosiologi]] dan aksi sosial diterbitkan oleh para sosiolog [[Eropa]]. Dukungan terhadap Teori Aksi dimulai oleh [[Robert Morrison MacIver]] dengan menerbitkan bukunya yang berjudul ''[[Sociology : Its Structure and Change (buku)|sociology : Its Structure and Change]]'' pada tahun 1931. [[Florian Znaniecki]] meneruskan dukungan terhadap Teori Aksi dengan menerbitkan sebuah [[buku]] berjudul ''T[[He Method of Sosiology (buku)|he Method of Sosiology]]'' pada tahun 1934 dan dilanjutkan dengan penerbitan buku berjudul ''[[Social Actions (buku)|Social Actions]]'' pada tahun 1936. Perluasan dukungan Teori Aksi dicapai setelah [[Talcott Parsons]] menerbitkan bukunya yang berjudul ''[[The Structure of Social Action (buku)|The Structure of Social Action]]'' pada tahun 1937. Ketiga tokoh ini kemudian memperluas pengaruh Teori Aksi hingga ke [[Amerika Serikat]]. Amerika yang sebelumnya terpengaruh oleh Comte dan Spencer mulai meminati Teori Aksi yang digagas oleh [[Vilfredo Pareto]], [[Émile Durkheim|Emile Durkheim]] dan [[Maximilian Weber]]. Perkembangan ide-ide sosiologi Amerika Serikat kemudian mulai menerima pengaruh dari Teori Aksi.<ref name=":0" /> Teori aksi tidak memberikan sumbangan yang begitu penting terhadap perkembangan ilmu [[sosial]] di Amerika Serikat.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Susanto|first=Happy|year=2014|title=Konsep Paradigma Ilmu-Ilmu Sosial dan Relevansinya Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan|url=https://journal.umpo.ac.id/index.php/muaddib/article/view/119/106|journal=Muaddib|volume=4|issue=2|pages=93—114|doi=|issn=2088-3390}}</ref> Peran penting dari Teori Aksi adalah mengembangkan teori interaksionisme simbolis dan teori fenomenologi.<ref name=":1" />


== Tokoh Pemikir ==
== Tokoh Pemikir ==
Teori Aksi sebagian besar merupakan hasil pemikiran [[Maximilian Weber]]. Teori Aksi mencapai puncak perkembangannya pada tahun 1940 melalui beberapa karya dari para ahli [[sosiologi]], seperti [[Florian Znaniecki]], [[Robert Morrison MacIver]], [[Talcott Parsons]], dan [[Robert Hinkle (sosiolog)|Robert Hinkle]].<ref name=":4">{{Cite book|title=Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B|last=Tantoro, S., dan Tahmidaten, L.|first=|date=2016|publisher=Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan|isbn=|location=Batu|pages=85—86|url-status=live}}</ref>
Teori Aksi sebagian besar merupakan hasil pemikiran [[Maximilian Weber]]. Teori Aksi mencapai puncak perkembangannya pada tahun 1940 melalui beberapa karya dari para ahli [[sosiologi]], seperti [[Florian Znaniecki]], [[Robert Morrison MacIver]], [[Talcott Parsons]], dan [[Robert Hinkle (sosiolog)|Robert Hinkle]].<ref name=":4">{{Cite book|last=Tantoro, S., dan Tahmidaten, L.|first=|date=2016|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/5775/1/SOSIOLOGI%20KELOMPOK%20KOMPETENSI%20B.pdf|title=Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B|location=Batu|publisher=Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan|isbn=|pages=85—86|url-status=live}}</ref>


=== Maximilian Weber ===
=== Maximilian Weber ===
[[Maximilian Weber]] merupakan pencetus awal Teori Aksi. Menurut Weber, tindakan yang dilakukan oleh [[individu]] dilandasi oleh [[pengalaman]], sudut pandang, pemahaman dan penafsirannya atas suatu [[objek]] penanggap atau situasi tertentu.<ref name=":5">{{Cite book|title=Bahan Ajar Keperawatan Gigi: Sosiologi Kesehatan|last=Rosmalia D., dan Sriani Y.|first=|date=2017|publisher=Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Pendidikan|isbn=|location=Jakarta Selatan|pages=10|url-status=live}}</ref> Pemikiran Teori Aksi Weber sangat menekankan kepada tindakan dari dalam dan luar subjek pemikiran manusia yang menandai tindakan sosial.<ref name=":3" />
[[Maximilian Weber]] merupakan pencetus awal Teori Aksi. Menurut Weber, tindakan yang dilakukan oleh [[individu]] dilandasi oleh [[pengalaman]], sudut pandang, pemahaman dan penafsirannya atas suatu [[objek]] penanggap atau situasi tertentu.<ref name=":5">{{Cite book|last=Rosmalia D., dan Sriani Y.|first=|date=2017|url=http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/sosiologi_bab1-3.pdf|title=Bahan Ajar Keperawatan Gigi: Sosiologi Kesehatan|location=Jakarta Selatan|publisher=Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Pendidikan|isbn=|pages=10|url-status=live|access-date=2022-10-12|archive-date=2022-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20221117054411/https://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/sosiologi_bab1-3.pdf|dead-url=yes}}</ref> Pemikiran Teori Aksi Weber sangat menekankan kepada tindakan dari dalam dan luar subjek pemikiran manusia yang menandai tindakan sosial.<ref name=":3" />


=== Talcott Parsons ===
=== Talcott Parsons ===
[[Talcott Parsons]] adalah pendukung Teori Aksi yang dicetuskan oleh [[Maximilian Weber]]. Parsons juga menginginkan adanya pemisahan antara Teori Aksi dan aliran [[Behaviorisme]]. Parsons menolak istilah "behavior" dan menjadikan istilah "aksi" sebagai pilihan. Parsons berpendapat bahwa behaviorisme secara tidak langsung menyatakan kesesuaian antara [[perilaku]] dengan rangsangan dari luar melalui tindakan. Sedangkan Teori Aksi menyatakan secara tidak langsung adanya suatu aktivitas, [[Daya cipta|kreativitas]] dan proses penghayatan diri [[individu]]. Parsons menyusun skema dasar dari unit [[tindakan sosial]] dengan [[Karakter|karakteristik]] individu sebagai [[Pemeran|aktor]]. Individu berposisi sebagai aktor yang berperan sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu dengan berbagai macam pilihan cara, alat serta teknik pencapaian tujuan. Sejumlah situasi dan kondisi dapat membatasi tindakan aktor dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, aktor terhambat oleh [[nilai sosial]], [[norma sosial]] dan berbagai [[gagasan]] yang belum jelas, sehingga memengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan tambahan untuk mencapai tujuan.<ref name=":4" /> Parsons berpendapat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian.<ref name=":5" />
[[Talcott Parsons]] adalah pendukung Teori Aksi yang dicetuskan oleh [[Maximilian Weber]]. Parsons juga menginginkan adanya pemisahan antara Teori Aksi dan aliran [[Behaviorisme]]. Parsons menolak istilah "behavior" dan menjadikan istilah "aksi" sebagai pilihan. Parsons berpendapat bahwa behaviorisme secara tidak langsung menyatakan kesesuaian antara [[perilaku]] dengan rangsangan dari luar melalui tindakan. Sedangkan Teori Aksi menyatakan secara tidak langsung adanya suatu aktivitas, [[Daya cipta|kreativitas]] dan proses penghayatan diri [[individu]]. Parsons menyusun skema dasar dari unit [[tindakan sosial]] dengan [[karakter]]istik individu sebagai [[Pemeran|aktor]]. Individu berposisi sebagai aktor yang berperan sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu dengan berbagai macam pilihan cara, alat serta teknik pencapaian tujuan. Sejumlah situasi dan kondisi dapat membatasi tindakan aktor dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, aktor terhambat oleh [[nilai sosial]], [[norma sosial]] dan berbagai [[gagasan]] yang belum jelas, sehingga memengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan tambahan untuk mencapai tujuan.<ref name=":4" /> Parsons berpendapat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian.<ref name=":5" />


=== Robert Hinkle ===
=== Robert Hinkle ===

Revisi terkini sejak 8 Maret 2023 23.18


Teori Aksi atau Teori Tindakan adalah salah satu teori yang berasal dari paradigma definisi sosial. Pelopor dari Teori Aksi adalah Maximilian Weber, sedangkan penyempurnaan dan pengembangaannya dilakukan oleh Talcott Parsons.[1] Teori aksi adalah pandangan dari ilmu sosiologi yang menekankan kepada individu sebagai sebuah subjek. Teori aksi memandang tindakan sosial sebagai sesuatu yang secara sengaja dibentuk oleh individu dalam konteks yang telah diberinya makna.[2] Teori Aksi hanya mengalami sedikit perkembangan dari pemikiran Weber.[3] Teori Aksi mencapai puncak perkembangannya pada tahun 1940 melalui beberapa karya dari para ahli sosiologi, seperti Florian Znaniecki, Robert Morrison MacIver, Talcott Parsons, dan Robert Hinkle.[4] Peran penting dari Teori Aksi adalah mengembangkan teori interaksi simbolik dan teori fenomenologi.[3]

Teori aksi adalah pandangan dari ilmu sosiologi yang menekankan kepada individu sebagai sebuah subjek. Teori aksi memandang tindakan sosial sebagai sesuatu yang secara sengaja dibentuk oleh individu dalam konteks yang telah diberinya makna. Konsep dari Teori Aksi dilandasi oleh pemikiran yang dicetuskan oleh Maximilian Weber. Pemikiran Weber adalah bahwa pengetahuan tentang tujuan subjektif dan maksud pelaku tindakan harus dipahami oleh pengamat sebelum mulai memahami makna dari tindakan sosial yang dilakukan oleh pelaku.[2]

Gagasan Weber tentang Teori Aksi muncul dari paradigma definisi sosial dan filsafat humanis. Weber memiliki pemikiran bahwa struktur sosial termasuk bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pranata sosial. Keberlanjutan perkembangan hubungan dapat berlangsung dengan mengetahui tujuan dari suatu hubungan sosial. Weber menyatakan bahwa manusia yang hanya mematuhi struktur sosial hanya akan melupakan prinsip dari tindakan manusia. Setiap tindakan dan perilaku individu dalam hubungan sosial terhadap orang lain harus memiliki maknanya tersendiri. Weber berpendapat bahwa masyarakat adalah produk dari tindakan-tindakan individu. Tindakan sosial merupakan segala tindakan individu selama masih mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya yang ditujukan untuk individu lain. Sebuah tindakan yang dilakukan kepada benda mati atau objek fisik lain tanpa keterkaitan dengan tindakan individu lain, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai tindakan sosial. Diperlukan metode penafsiran pemahaman untuk memahami konsep Teori Aksi yang digagas Weber. Individu yang meneliti tindakan individu lain, harus memahami secara subjektif serta menginterpretasi tindakan si aktor. Weber juga merumuskan bahwa perasaan dan akal menjadi penyebab munculnya tindakan dan perilaku antara hubungan individu. Akhirnya individu lain akan berusaha untuk memahami ataupun menafsirkan sehingga dari hubungan tindakan antar individu tersebut menghasilkan proses sebab-akibat. Setiap individu yang melakukan tindakan pada individu lain maka ia akan memeroleh reaksi dari tindakan itu.[1]

Teori Aksi menyatakan bahwa tindakan manusia muncul sebagai subjek dan objek dalam dua kondisi yang berbeda. Tindakan muncul dari kesadaran sendiri sebagai objek, sementara itu tindakan juga dapat muncul karena situasi dari luar diri. Manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu saat berposisi sebagai subjek. Dalam bertindak, manusia menggunakan segala cara yang sesuai untuk mencapai tujuan. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak dapat diubah dengan sendirinya. Manusia memilih mengevaluasi tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya.[5]

Dalam Teori Aksi, manusia memiliki tiga macam tindakan, yaitu tindakan tradisional, tindakan afektif, dan tindakan rasional. Tindakan tradisonal adalah sebuah tindakan mengikuti tradisi, sedangkan tindakan afektif merupakan tindakan yang dilandasi oleh hawa nafsu. Tindakan rasional berbeda dengan tindakan tradisional maupun tindakan afektif. Tindakan rasional terbagi menjadi tindakan rasional instumental dan tindakan rasional nilai. Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang memertimbangkan penggunaan alat yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Sedangkan tindakan rasional nilai lebih menekankan pada kesadaran akan nilai yang luhur.[1]

Pengaruh dari Teori Aksi dimulai pada tahun 1940, setelah sebelumnya berbagai karya tulis ilmiah yang membahas sosiologi dan aksi sosial diterbitkan oleh para sosiolog Eropa. Dukungan terhadap Teori Aksi dimulai oleh Robert Morrison MacIver dengan menerbitkan bukunya yang berjudul sociology : Its Structure and Change pada tahun 1931. Florian Znaniecki meneruskan dukungan terhadap Teori Aksi dengan menerbitkan sebuah buku berjudul The Method of Sosiology pada tahun 1934 dan dilanjutkan dengan penerbitan buku berjudul Social Actions pada tahun 1936. Perluasan dukungan Teori Aksi dicapai setelah Talcott Parsons menerbitkan bukunya yang berjudul The Structure of Social Action pada tahun 1937. Ketiga tokoh ini kemudian memperluas pengaruh Teori Aksi hingga ke Amerika Serikat. Amerika yang sebelumnya terpengaruh oleh Comte dan Spencer mulai meminati Teori Aksi yang digagas oleh Vilfredo Pareto, Emile Durkheim dan Maximilian Weber. Perkembangan ide-ide sosiologi Amerika Serikat kemudian mulai menerima pengaruh dari Teori Aksi.[1] Teori aksi tidak memberikan sumbangan yang begitu penting terhadap perkembangan ilmu sosial di Amerika Serikat.[6] Peran penting dari Teori Aksi adalah mengembangkan teori interaksionisme simbolis dan teori fenomenologi.[3]

Tokoh Pemikir

[sunting | sunting sumber]

Teori Aksi sebagian besar merupakan hasil pemikiran Maximilian Weber. Teori Aksi mencapai puncak perkembangannya pada tahun 1940 melalui beberapa karya dari para ahli sosiologi, seperti Florian Znaniecki, Robert Morrison MacIver, Talcott Parsons, dan Robert Hinkle.[4]

Maximilian Weber

[sunting | sunting sumber]

Maximilian Weber merupakan pencetus awal Teori Aksi. Menurut Weber, tindakan yang dilakukan oleh individu dilandasi oleh pengalaman, sudut pandang, pemahaman dan penafsirannya atas suatu objek penanggap atau situasi tertentu.[7] Pemikiran Teori Aksi Weber sangat menekankan kepada tindakan dari dalam dan luar subjek pemikiran manusia yang menandai tindakan sosial.[6]

Talcott Parsons

[sunting | sunting sumber]

Talcott Parsons adalah pendukung Teori Aksi yang dicetuskan oleh Maximilian Weber. Parsons juga menginginkan adanya pemisahan antara Teori Aksi dan aliran Behaviorisme. Parsons menolak istilah "behavior" dan menjadikan istilah "aksi" sebagai pilihan. Parsons berpendapat bahwa behaviorisme secara tidak langsung menyatakan kesesuaian antara perilaku dengan rangsangan dari luar melalui tindakan. Sedangkan Teori Aksi menyatakan secara tidak langsung adanya suatu aktivitas, kreativitas dan proses penghayatan diri individu. Parsons menyusun skema dasar dari unit tindakan sosial dengan karakteristik individu sebagai aktor. Individu berposisi sebagai aktor yang berperan sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu dengan berbagai macam pilihan cara, alat serta teknik pencapaian tujuan. Sejumlah situasi dan kondisi dapat membatasi tindakan aktor dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, aktor terhambat oleh nilai sosial, norma sosial dan berbagai gagasan yang belum jelas, sehingga memengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan tambahan untuk mencapai tujuan.[4] Parsons berpendapat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian.[7]

Robert Hinkle

[sunting | sunting sumber]

Robert Hinkle mengemukakan Teori Aksi dengan beberapa kondisi. Pertama, tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subjek dan dari luar dirinya dalam posisi sebagai objek. Sebagai subjek, manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, sehingga tindakan manusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sendirinya. Selebihnya, manusia dapat memilih, menilai dan mengevaluasi berbagai tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Asilha (2019-12-09). "Menilik Teori Aksi/Tindakan (Action Theory) dan Relevansinya dalam Studi Hadis". ASILHA. Diakses tanggal 2020-06-19. 
  2. ^ a b "10 Teori Sosiologi Komunikasi - Perspektif dan Macamnya". PakarKomunikasi.com. 2018-03-01. Diakses tanggal 2020-06-19. 
  3. ^ a b c Tantoro, S., dan Tamidaten, L. (2016). Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B (PDF). Batu: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. hlm. 25. 
  4. ^ a b c Tantoro, S., dan Tahmidaten, L. (2016). Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B (PDF). Batu: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. hlm. 85—86. 
  5. ^ a b Farihah, I., dan Saidah, K. R. (2014). "Pendidikan Bagi Anak Jalanan: Analisis Sosiologis Anak Jalanan di Desa Sosial Kaligelis Kudus". Thufula. 2 (2): 269—283. 
  6. ^ a b Susanto, Happy (2014). "Konsep Paradigma Ilmu-Ilmu Sosial dan Relevansinya Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan". Muaddib. 4 (2): 93—114. ISSN 2088-3390. 
  7. ^ a b Rosmalia D., dan Sriani Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Gigi: Sosiologi Kesehatan (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Pendidikan. hlm. 10. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-11-17. Diakses tanggal 2022-10-12.