Lompat ke isi

Dugderan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa +pada masa)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(30 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Dhugdhèran Carnival.JPG|jmpl|Perayaan dugderan]]
'''Dugderan''' merupakan [[festival]] untuk menandai dimulainya ibadah [[puasa]] di bulan [[Ramadan]] yang diadakan di [[Kota Semarang]]. Perayaan yng telah dimulai sejak masa kolonial ini dipusatkan di daerah Simpang Lima. Perayaan dibuka oleh [[walikota]] dan dimeriahkan oleh sejumlah [[mercon]] dan [[kembang api]] (nama "dugderan" merupakan [[onomatope]] dari suara letusan).
'''Dugderan:'''[[festival]] khas [[Kota Semarang]] yang menandai dimulainya ibadah [[puasa]] di bulan suci [[Ramadan]] yang diadakan Perayaan dibuka oleh [[wali kota]] dan dimeriahkan oleh sejumlah [[mercon]] dan [[kembang api]] (nama "dugderan" merupakan [[onomatope]] dari suara letusan). "Dug" yang berarti bunyi yang berasal dari bedug yang dibunyikan saat ingin shalat Maghrib. Sementara "der-an" adalah suara dari mercon yang dimeriahkan oleh kegiatan ini.


Tradisi dugderan ini telah diadakan sejak tahun 1882 pada masa Kebupatian Semarang di bawah kepemimpinan Bupati R.M. Tumenggung Ario Purbaningrat.<ref>{{cite book|last=Oemar|first=Moh.|authorlink=|coauthors=|title=Sejarah Daerah Jawa Tengah|publisher=Depdikbud Dirjen Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|date=1994|location=Jakarta|pages=103|year=1994|isbn=|first2=Sudardjo|last3=Suud|first3=Abu}}</ref> Perayaan yang telah dimulai sejak zaman kolonial ini dahulu dipusatkan di kawasan Masjid Agung Semarang atau Masjid Besar Semarang (Masjid Kauman) yang berada di pusat kota lama Semarng dekat Pasar Johar.
Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam [[pasar malam]]) dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yang dinamakan "[[warak ngendok]]".


Saat ini, dugderan diadakan<ref>{{Cite web|last=Ngendog|first=Warak|last2=Team|first2=Warak Ngendog Tech|date=2023-02-25|title=Dugderan: Asal Usul dan Signifikansi Tradisi Jelang Ramadan|url=https://warakngendog.com/budaya/dugderan/|website=Semarang|language=ID|access-date=2023-03-03}}</ref> seminggu sebelum bulan Suci Ramadan tiba dan berlangsung selama seminggu hingga H-1 puasa pertama.
Dugderan dimaksudkan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana [[dakwah]] [[Islam]].


== Perayaan ==
{{budaya-stub}}
Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam [[pasar malam]]) dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yang dinamakan "[[warak ngendok]]". Dugderan dimaksudkan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana [[dakwah]] [[Islam]].

== Kirab ==
Kirab budaya ini dimulai di halaman balai kota Semarang Jawa Tengah. Kirab diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, sekolah, organisasi masyarakat dan lain-lain. Tak ketinggalan pula dari kami Paguyuban Tri Tunggal Semarang. Paguyuban Tri Tunggal Semarang mendapatkan undangan resmi dari Dinas Pariwisata Kota Semarang.

*


[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Festival]]
[[Kategori:Festival]]
[[Kategori:Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan]]

[[Kategori:Kota Semarang]]
[[jv:Dhugdèran]]

Revisi terkini sejak 9 Maret 2023 05.38

Perayaan dugderan

Dugderan:festival khas Kota Semarang yang menandai dimulainya ibadah puasa di bulan suci Ramadan yang diadakan Perayaan dibuka oleh wali kota dan dimeriahkan oleh sejumlah mercon dan kembang api (nama "dugderan" merupakan onomatope dari suara letusan). "Dug" yang berarti bunyi yang berasal dari bedug yang dibunyikan saat ingin shalat Maghrib. Sementara "der-an" adalah suara dari mercon yang dimeriahkan oleh kegiatan ini.

Tradisi dugderan ini telah diadakan sejak tahun 1882 pada masa Kebupatian Semarang di bawah kepemimpinan Bupati R.M. Tumenggung Ario Purbaningrat.[1] Perayaan yang telah dimulai sejak zaman kolonial ini dahulu dipusatkan di kawasan Masjid Agung Semarang atau Masjid Besar Semarang (Masjid Kauman) yang berada di pusat kota lama Semarng dekat Pasar Johar.

Saat ini, dugderan diadakan[2] seminggu sebelum bulan Suci Ramadan tiba dan berlangsung selama seminggu hingga H-1 puasa pertama.

Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam pasar malam) dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yang dinamakan "warak ngendok". Dugderan dimaksudkan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana dakwah Islam.

Kirab budaya ini dimulai di halaman balai kota Semarang Jawa Tengah. Kirab diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, sekolah, organisasi masyarakat dan lain-lain. Tak ketinggalan pula dari kami Paguyuban Tri Tunggal Semarang. Paguyuban Tri Tunggal Semarang mendapatkan undangan resmi dari Dinas Pariwisata Kota Semarang.

  1. ^ Oemar, Moh.; Suud, Abu (1994). Sejarah Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. 103. 
  2. ^ Ngendog, Warak; Team, Warak Ngendog Tech (2023-02-25). "Dugderan: Asal Usul dan Signifikansi Tradisi Jelang Ramadan". Semarang. Diakses tanggal 2023-03-03.