Lompat ke isi

SMK Negeri 1 Surakarta: Perbedaan antara revisi

Tambah pranala
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jelajahi riwayat secara interaktif
← Revisi sebelumnyaRevisi selanjutnya →
Konten dihapus Konten ditambahkan
VisualTeks wiki
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 37: Baris 37:
| catatan =
| catatan =
}}
}}
'''SMK Negeri 1 Surakarta''' adalah salah satu [[sekolah menengah kejuruan]] [[sekolah negeri|negeri]] yang ada di [[Kota Surakarta]]. Sekolah ini berdiri pada tahun [[1946]] dengan nama SMTE (Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi). Saat ini SMK Negeri 1 Solo memiliki 4 jurusan yaitu administrasi perkantoran, [[akuntansi]], [[pemasaran]], dan [[multimedia]].
'''SMK Negeri 1 Surakarta''' adalah salah satu [[sekolah menengah kejuruan]] [[sekolah negeri|negeri]] yang ada di [[Kota Surakarta]]. Sekolah ini berdiri pada tahun [[1946]] dengan nama SMTE (Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi) dan mengalami pergantian nama hingga menjadi SMK Negeri 1 Surakarta pada tahun [[1997]]. Saat ini SMK Negeri 1 Surakarta memiliki 4 jurusan yaitu administrasi perkantoran, [[akuntansi]], [[pemasaran]], dan [[multimedia]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada [[1 September]] [[1946]] didirikan Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi (SMTE) bersama dengan Sekolah Dagang di daerah Simpon ([[Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta|Kampung Baru]]). Sekolah ini dipimpin oleh Drs. M. Prawironagoro dan dibantu beberapa guru diantaranya Kaboel, FX. Suparman, Sajidiman, Katamdiprodjo dan masih banyak lagi. Pada [[1947]], sekolah ini lalu pindah ke daerah Lojiwetan tepatnya di Jalan Tembaga 11 dan berganti nama sebagai Sekolah Ekonomi Menengah (SEM). Pesta pertemuan siswa baru digelar bersamaan dengan [[Agresi Militer Belanda II]], acara yang sedianya berlangsung panjang terpaksa diakhiri segera setelah dimulai dan sekaligus menjadi pengumuman penutupan sekolah sementara. Para siswa diharapkan bergabung ke kesatuan sipil/militer<ref name="sejarah">[https://smkn1surakarta.sch.id/2020/05/09/sejara-smk-negeri-1-surakarta/ Sejarah SMK Negeri 1 Surakarta] diakses 8 Agustus 2020</ref>.
Pada [[1 September]] [[1946]] didirikan Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi (SMTE) bersama dengan Sekolah Dagang di daerah Simpon ([[Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta|Kampung Baru]]). Sekolah ini dipimpin oleh Drs. M. Prawironagoro dan dibantu beberapa guru diantaranya Kaboel, FX. Suparman, Sajidiman, Katamdiprodjo dan masih banyak lagi. Pada [[1947]], sekolah ini lalu pindah ke daerah Lojiwetan tepatnya di Jalan Tembaga 11 dan berganti nama sebagai Sekolah Ekonomi Menengah (SEM). Pesta pertemuan siswa baru digelar bersamaan dengan [[Agresi Militer Belanda II]], acara yang sedianya berlangsung panjang terpaksa diakhiri segera setelah dimulai dan sekaligus menjadi pengumuman penutupan sekolah sementara. Para siswa diharapkan bergabung ke kesatuan sipil/militer.<ref name="sejarah">[https://smkn1surakarta.sch.id/2020/05/09/sejara-smk-negeri-1-surakarta/ Sejarah SMK Negeri 1 Surakarta] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210302235407/https://smkn1surakarta.sch.id/2020/05/09/sejara-smk-negeri-1-surakarta/ |date=2021-03-02 }} diakses 8 Agustus 2020</ref>


Setelah penyerahan kedaulatan pada [[1949]], sekolah ini mulai menjalankan aktivitasnya kembali. Namun, gedung sekolah di Lojiwetan telah dipakai menjadi SMP Federal (sekolah yang didirikan Belanda) sehingga SEM melakukan kegiatan belajar di Asrama Polisi Beskalan dan meminjam lokasi [[SMP Negeri 2 Surakarta]]. Drs. M. Prawironagoro lalu dipindahkan ke [[Yogyakarta]] dan posisinya sebagai kepala SEM Solo digantikan oleh Sudarmoatmodjo dan dibantu oleh beberapa guru antara lain JZA. Mochtar, Zakaria Raib, S. Wirowidjojo, Suwadji dan Utomo. Pada tahun 1950, sekolah ini pertama kali menamatkan 9 siswa yaitu RS. Soetjipto (menjadi kepala sekolah pada 1958-1965), Soetadi, Darmadi, Drs. Ramelan (kepala sekolah [[SMK Negeri 6 Surakarta|SMEA Negeri 3 Suarakarta]]), Wastuti Samidin (kepala sekolah [[SMK Negeri 15 Jakarta|SMEA 15 Jakarta]]), Sarwono, Wiranto, Safaat dan Soetitah. Setelah kelulusan tersebut, nama sekolah berganti menjadi SMEA<ref name="sejarah" />.
Setelah penyerahan kedaulatan pada [[1949]], sekolah ini mulai menjalankan aktivitasnya kembali. Namun, gedung sekolah di Lojiwetan telah dipakai menjadi SMP Federal (sekolah yang didirikan Belanda) sehingga SEM melakukan kegiatan belajar di Asrama Polisi Beskalan dan meminjam lokasi [[SMP Negeri 2 Surakarta]]. Drs. M. Prawironagoro lalu dipindahkan ke [[Yogyakarta]] dan posisinya sebagai kepala SEM Solo digantikan oleh Sudarmoatmodjo dan dibantu oleh beberapa guru antara lain JZA. Mochtar, Zakaria Raib, S. Wirowidjojo, Suwadji dan Utomo. Pada tahun 1950, sekolah ini pertama kali menamatkan 9 siswa yaitu RS. Soetjipto (menjadi kepala sekolah pada 1958-1965), Soetadi, Darmadi, Drs. Ramelan (kepala sekolah [[SMK Negeri 6 Surakarta|SMEA Negeri 3 Suarakarta]]), Wastuti Samidin (kepala sekolah [[SMK Negeri 15 Jakarta|SMEA 15 Jakarta]]), Sarwono, Wiranto, Safaat dan Soetitah. Setelah kelulusan tersebut, nama sekolah berganti menjadi SMEA.<ref name="sejarah" />


Sudarmoatmodjo kembali ke Jawatan Pendidikan Masyarakat dan posisinya digantikan oleh Mr. KRMT. Tirtodiningrat. Tak lama kemudian Tirtodiningrat diangkat menjadi Inspektur Pengajaran Ekonomi Pusat dan posisinya diberikan ke Drs. M. Prawironagoro namun didelegasikan ke RS. Boediwirjo. Pada tahun [[1956]], sekolah ini terdiri dari 8 kelas I, 4 kelas II dan 4 kelas III. 4 kelas I diantaranya masuk sekolah pada sore hari. Selanjutnya Boediwirjo mengajukan pendirian SMEA Negeri 2 dengan menggunakan 4 kelas I yang masuk sore sedangkan 12 kelas sisanya tetap menjadi SMEA Negeri 1. Posisi kepala selanjutnya dipegang oleh RS Soetjipto menggantikan Boediwirjo yang pensiun pada [[1958]]. Pada masa Soetjipto, berdiri Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG), dan diadakannya perayaan lustrum ketiga pada [[1961]]<ref name="sejarah" />.
Sudarmoatmodjo kembali ke Jawatan Pendidikan Masyarakat dan posisinya digantikan oleh Mr. KRMT. Tirtodiningrat. Tak lama kemudian Tirtodiningrat diangkat menjadi Inspektur Pengajaran Ekonomi Pusat dan posisinya diberikan ke Drs. M. Prawironagoro namun didelegasikan ke RS. Boediwirjo. Pada tahun [[1956]], sekolah ini terdiri dari 8 kelas I, 4 kelas II dan 4 kelas III. 4 kelas I diantaranya masuk sekolah pada sore hari. Selanjutnya Boediwirjo mengajukan pendirian SMEA Negeri 2 dengan menggunakan 4 kelas I yang masuk sore sedangkan 12 kelas sisanya tetap menjadi SMEA Negeri 1. Posisi kepala selanjutnya dipegang oleh RS Soetjipto menggantikan Boediwirjo yang pensiun pada [[1958]]. Pada masa Soetjipto, berdiri Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG), dan diadakannya perayaan lustrum ketiga pada [[1961]].<ref name="sejarah" />


Pada [[1965]], dengan adanya [[Gerakan 30 September]] Posisi Soetjipto digantikan oleh D. Soetadi. Pada masa yang cukup sulit, sekolah diperintahkan untuk membentuk Korps Pelajar Serba Guna (Kojarsena). Belum usai kegentingan pada masa Gerakan 30 September, Kota Surakarta di hantam [[Banjir Surakarta 1966|banjir]] selama 2 hari pada 16-17 Maret 1966, inventaris sekolah seperti mesin ketik, mesin hitung, dan buku-buku diktat stensil rusak berat<ref name="sejarah" />. Pada [[1967]], Soetadi dipindahkan ke AAN Surakarta dan posisinya digantikan oleh Roelijan Soedarsono.
Pada [[1965]], dengan adanya [[Gerakan 30 September]] Posisi Soetjipto digantikan oleh D. Soetadi. Pada masa yang cukup sulit, sekolah diperintahkan untuk membentuk Korps Pelajar Serba Guna (Kojarsena). Belum usai kegentingan pada masa Gerakan 30 September, Kota Surakarta di hantam [[Banjir Surakarta 1966|banjir]] selama 2 hari pada 16-17 Maret 1966, inventaris sekolah seperti mesin ketik, mesin hitung, dan buku-buku diktat stensil rusak berat.<ref name="sejarah" /> Pada [[1967]], Soetadi dipindahkan ke AAN Surakarta dan posisinya digantikan oleh Roelijan Soedarsono.

Pada 1 Januari 1997, SMEA Negeri 1 Surakarta berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Surakarta.<ref>[https://text-id.123dok.com/document/dy4x9k9rz-sejarah-singkat-smk-negeri-1-surakarta-visi-dan-misi-smk-negeri-1-surakarta-visi-misi-dan-tujuan-program-keahlian-akuntansi.html Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Surakarta Visi dan Misi SMK Negeri 1 Surakarta Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian Akuntansi] diakses 8 Agustus 2020</ref>


=== Kepala Sekolah ===
=== Kepala Sekolah ===
Baris 82: Baris 84:
[[Kategori:Sekolah menengah kejuruan di Jawa Tengah|Surakarta Negeri 1]]
[[Kategori:Sekolah menengah kejuruan di Jawa Tengah|Surakarta Negeri 1]]
[[Kategori:Sekolah menengah kejuruan di Surakarta|Surakarta Negeri 1]]
[[Kategori:Sekolah menengah kejuruan di Surakarta|Surakarta Negeri 1]]
[[Kategori:Sekolah menengah kejuruan]]

Revisi per 25 Maret 2023 16.45

SMK Negeri 1 Surakarta
Informasi
Didirikan1 September 1946
JenisNegeri
AkreditasiA
Nomor Pokok Sekolah Nasional20328126
Kepala SekolahSiaga Purnomo
Jurusan atau peminatanAdministrasi Perkantoran
Akuntansi
Pemasaran
Multimedia
KurikulumKurikulum 2013
StatusSekolah Standar Nasional
Alamat
LokasiJl. Sungai Kapuas 28, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Tel./Faks.(0271) 653085
Situs websmkn1surakarta.sch.id
Surelinfo@smkn1surakarta.go.id
Moto
Moto"The First Vocational School In Surakarta City"

SMK Negeri 1 Surakarta adalah salah satu sekolah menengah kejuruan negeri yang ada di Kota Surakarta. Sekolah ini berdiri pada tahun 1946 dengan nama SMTE (Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi) dan mengalami pergantian nama hingga menjadi SMK Negeri 1 Surakarta pada tahun 1997. Saat ini SMK Negeri 1 Surakarta memiliki 4 jurusan yaitu administrasi perkantoran, akuntansi, pemasaran, dan multimedia.

Sejarah

Pada 1 September 1946 didirikan Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi (SMTE) bersama dengan Sekolah Dagang di daerah Simpon (Kampung Baru). Sekolah ini dipimpin oleh Drs. M. Prawironagoro dan dibantu beberapa guru diantaranya Kaboel, FX. Suparman, Sajidiman, Katamdiprodjo dan masih banyak lagi. Pada 1947, sekolah ini lalu pindah ke daerah Lojiwetan tepatnya di Jalan Tembaga 11 dan berganti nama sebagai Sekolah Ekonomi Menengah (SEM). Pesta pertemuan siswa baru digelar bersamaan dengan Agresi Militer Belanda II, acara yang sedianya berlangsung panjang terpaksa diakhiri segera setelah dimulai dan sekaligus menjadi pengumuman penutupan sekolah sementara. Para siswa diharapkan bergabung ke kesatuan sipil/militer.[1]

Setelah penyerahan kedaulatan pada 1949, sekolah ini mulai menjalankan aktivitasnya kembali. Namun, gedung sekolah di Lojiwetan telah dipakai menjadi SMP Federal (sekolah yang didirikan Belanda) sehingga SEM melakukan kegiatan belajar di Asrama Polisi Beskalan dan meminjam lokasi SMP Negeri 2 Surakarta. Drs. M. Prawironagoro lalu dipindahkan ke Yogyakarta dan posisinya sebagai kepala SEM Solo digantikan oleh Sudarmoatmodjo dan dibantu oleh beberapa guru antara lain JZA. Mochtar, Zakaria Raib, S. Wirowidjojo, Suwadji dan Utomo. Pada tahun 1950, sekolah ini pertama kali menamatkan 9 siswa yaitu RS. Soetjipto (menjadi kepala sekolah pada 1958-1965), Soetadi, Darmadi, Drs. Ramelan (kepala sekolah SMEA Negeri 3 Suarakarta), Wastuti Samidin (kepala sekolah SMEA 15 Jakarta), Sarwono, Wiranto, Safaat dan Soetitah. Setelah kelulusan tersebut, nama sekolah berganti menjadi SMEA.[1]

Sudarmoatmodjo kembali ke Jawatan Pendidikan Masyarakat dan posisinya digantikan oleh Mr. KRMT. Tirtodiningrat. Tak lama kemudian Tirtodiningrat diangkat menjadi Inspektur Pengajaran Ekonomi Pusat dan posisinya diberikan ke Drs. M. Prawironagoro namun didelegasikan ke RS. Boediwirjo. Pada tahun 1956, sekolah ini terdiri dari 8 kelas I, 4 kelas II dan 4 kelas III. 4 kelas I diantaranya masuk sekolah pada sore hari. Selanjutnya Boediwirjo mengajukan pendirian SMEA Negeri 2 dengan menggunakan 4 kelas I yang masuk sore sedangkan 12 kelas sisanya tetap menjadi SMEA Negeri 1. Posisi kepala selanjutnya dipegang oleh RS Soetjipto menggantikan Boediwirjo yang pensiun pada 1958. Pada masa Soetjipto, berdiri Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG), dan diadakannya perayaan lustrum ketiga pada 1961.[1]

Pada 1965, dengan adanya Gerakan 30 September Posisi Soetjipto digantikan oleh D. Soetadi. Pada masa yang cukup sulit, sekolah diperintahkan untuk membentuk Korps Pelajar Serba Guna (Kojarsena). Belum usai kegentingan pada masa Gerakan 30 September, Kota Surakarta di hantam banjir selama 2 hari pada 16-17 Maret 1966, inventaris sekolah seperti mesin ketik, mesin hitung, dan buku-buku diktat stensil rusak berat.[1] Pada 1967, Soetadi dipindahkan ke AAN Surakarta dan posisinya digantikan oleh Roelijan Soedarsono.

Pada 1 Januari 1997, SMEA Negeri 1 Surakarta berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Surakarta.[2]

Kepala Sekolah

  • Drs. KRMT. Prawironagoro (1946-1949)
  • Sudarmoatmodjo (1949-1956)
  • RS. Boediwirjo (1956-1958)
  • RS. Soetjipto (1958-1965)
  • D. Soetadi (1965-1967)
  • Roelijan Soedarsono (1967-?)
  • Soeparjo (?-?)
  • Drs. Soedarsono (?-?)
  • Drs. Soekemi (?-?)
  • Soenarno, BA (?-1993)
  • Drs. Walkam (1993-?)
  • Dra. Soekiyah Nayono (?-?)
  • Drs. Suyono M.Si. (2011-?)
  • Drs. Siaga Purnomo (?-sekarang)

Jurusan

SMK Negeri 1 Surakarta terdiri dari 4 jurusan :

  • Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
  • Akuntansi dan Keuangan Lembaga
  • Bisnis Daring dan Pemasaran
  • Multimedia

Referensi

  1. ^ a b c d Sejarah SMK Negeri 1 Surakarta Diarsipkan 2021-03-02 di Wayback Machine. diakses 8 Agustus 2020
  2. ^ Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Surakarta Visi dan Misi SMK Negeri 1 Surakarta Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian Akuntansi diakses 8 Agustus 2020

Pranala luar

Diperoleh dari "https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=SMK_Negeri_1_Surakarta&oldid=23166515"