Reputasi: Perbedaan antara revisi
k Bot: Penggantian teks otomatis (-mempengaruhi +memengaruhi) |
Perlu dirapikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan |
{{rapikan}} |
||
{{terjemah-en}} |
{{terjemah-en}} |
||
{{istilah asing}} |
|||
''' |
'''Reputasi''' atau '''citra''' didefinisikan sebagai ''a picture of mind'', yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang.<ref name="The Holt Dictionary">Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York. Hal.360</ref> Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya.<ref name="Paper">M. Alwi Dahlan, Paper: ''Peranan dan Peluang Pulic Relations dalam meningkatkan Citra dan Pelayanan Perbankan'', (disampaikan pada seminar PR Bank: Pasca UU Perbankan 1992 di Jakarta, 20 Juni 1992)</ref> |
||
[[Bill Canton]] mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.<ref name="Strategic Public Relations">Kim Harrison. 2001. ''Strategic Public Relations'': A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2</ref> Menurut [[Philip Henslowe]], citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi).<ref name="The Art">Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2</ref> Kemudian [[Rhenald Kasali]] juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.<ref name="Manajemen Public Relations">Rhenald Kasali. 2003. ''Manajemen Public Relations''. Jakarta. Grafiti, Hal. 30</ref> |
[[Bill Canton]] mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.<ref name="Strategic Public Relations">Kim Harrison. 2001. ''Strategic Public Relations'': A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2</ref> Menurut [[Philip Henslowe]], citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi).<ref name="The Art">Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2</ref> Kemudian [[Rhenald Kasali]] juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.<ref name="Manajemen Public Relations">Rhenald Kasali. 2003. ''Manajemen Public Relations''. Jakarta. Grafiti, Hal. 30</ref> |
||
Sedangkan [[Frank Jefkins]] mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, |
Sedangkan [[Frank Jefkins]] mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.<ref name="Public">Frank Jefkins. 1998. ''Public Relations''. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412</ref> |
||
== Jenis Citra == |
== Jenis Citra == |
||
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu<ref name="Public"/> |
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu:<ref name="Public"/> |
||
# ''Mirror Image'' (Citra Bayangan).<ref name="Public"/>Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini |
# ''Mirror Image'' (Citra Bayangan).<ref name="Public"/> Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini sering kali tidak tepat, bahkan hanya sekadar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita. |
||
# ''Current Image'' (Citra yang Berlaku).<ref name="Public"/>Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. |
# ''Current Image'' (Citra yang Berlaku).<ref name="Public"/> Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. |
||
# ''Multiple Image'' (Citra Majemuk).<ref name="Public"/>Yaitu adanya ''image'' yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita. |
# ''Multiple Image'' (Citra Majemuk).<ref name="Public"/> Yaitu adanya ''image'' yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita. |
||
# ''Corporate Image'' (Citra Perusahaan).<ref name="Public"/> Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan |
# ''Corporate Image'' (Citra Perusahaan).<ref name="Public"/> Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekadar citra atas produk dan pelayanannya. |
||
# ''Wish Image'' (Citra Yang Diharapkan).<ref name="Public"/>Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. |
# ''Wish Image'' (Citra Yang Diharapkan).<ref name="Public"/> Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. |
||
== Penggambaran Citra == |
== Penggambaran Citra == |
||
Menurut [[ |
Menurut [[Nimpoeno]] citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap:“....proses-proses [[psikodinamis]] yang berlangsung pada individu [[konsumen]] berkisar antara komponen-komponen [[persepsi]], [[kognisi]], [[motivasi]] dan [[sikap]] konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai ''mental representation'' (citra) dari stimulus.”<ref name="Dasar-Dasar">Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto. 2005. ''Dasar-dasar Public Relations''. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 115-116</ref> |
||
Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai<ref name="Dasar-Dasar"/> |
Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai:<ref name="Dasar-Dasar"/> |
||
# Persepsi.<ref name="Dasar-Dasar"/>Diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. |
# Persepsi.<ref name="Dasar-Dasar"/> Diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. |
||
# Kognisi.<ref name="Dasar-Dasar"/>Yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat memengaruhi perkembangan informasinya. |
# Kognisi.<ref name="Dasar-Dasar"/> Yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat memengaruhi perkembangan informasinya. |
||
# Motif.<ref name="Dasar-Dasar"/> Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. |
# Motif.<ref name="Dasar-Dasar"/> Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. |
||
# Sikap.<ref name="Dasar-Dasar"/>Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi [[objek]], [[ide]], situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. |
# Sikap.<ref name="Dasar-Dasar"/> Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi [[objek]], [[ide]], situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 31 Maret 2023 04.06
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Artikel ini menggunakan banyak istilah asing yang perlu dihapus atau diganti dengan padanan kata dalam bahasa Indonesia. |
Reputasi atau citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang.[1] Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya.[2]
Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.[3] Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi).[4] Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.[5]
Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.[6]
Jenis Citra
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu:[6]
- Mirror Image (Citra Bayangan).[6] Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini sering kali tidak tepat, bahkan hanya sekadar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
- Current Image (Citra yang Berlaku).[6] Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
- Multiple Image (Citra Majemuk).[6] Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.
- Corporate Image (Citra Perusahaan).[6] Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekadar citra atas produk dan pelayanannya.
- Wish Image (Citra Yang Diharapkan).[6] Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
Penggambaran Citra
Menurut Nimpoeno citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap:“....proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi, kognisi, motivasi dan sikap konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental representation (citra) dari stimulus.”[7]
Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai:[7]
- Persepsi.[7] Diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.
- Kognisi.[7] Yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat memengaruhi perkembangan informasinya.
- Motif.[7] Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
- Sikap.[7] Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.
Referensi
- ^ Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York. Hal.360
- ^ M. Alwi Dahlan, Paper: Peranan dan Peluang Pulic Relations dalam meningkatkan Citra dan Pelayanan Perbankan, (disampaikan pada seminar PR Bank: Pasca UU Perbankan 1992 di Jakarta, 20 Juni 1992)
- ^ Kim Harrison. 2001. Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2
- ^ Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2
- ^ Rhenald Kasali. 2003. Manajemen Public Relations. Jakarta. Grafiti, Hal. 30
- ^ a b c d e f g Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412
- ^ a b c d e f Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 115-116