Lompat ke isi

Rapai Geurimpheng: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
membuat halaman baru
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
k membetulkan ejaan
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''''Rapai Gerimpheng''''' adalah suatu kesenian yang menggabungkan antara permainan alat musik [[rapai]] dan kemampuan ber[[syair]]. Rapai merupakan alat musik tradisional yang mirip dengan [[rebana]] namun memiliki ukuran besar. Saat dimainkan, rapai diletakkan di kaki karena sangat berat untuk diangkat. Penyairan dipimpin oleh ''syeh'' dan dinyanyikan ulang oleh pemain lainnya. Diperlukan 12 orang untuk memainkan alat musik ini. 8 orang yang disebut ''aneuk pulot'' berfungsi sebagai penabuh dan penari, 3 orang sebagai pengiring dan satu orang sebagai penyair yang disebut ''syahi'' atau ''syeh''. ''Rapai gerimpheng'' merupakan keselarasan antara tabuhan musik rapai dengan gerakan tarian yang penuh energi. ''Rapai gerimpheng'' memiliki beberapa [[Babak|babakan]]. Babak pertama diawali dengan mengangkat tangan serentak kepada penonton sebagai tanda memberi salam yang disebut ''saleum aneuk syahi''. Babak kedua dan ketiga adalah ''saleum rakan'' yang diiringi oleh ''cakrum'' ([[Tari Saman|saman]]). Babak keempat berupa tabuhan rapai diiringi gerakkan serentak yang dinamis dan heroik yang dinamakan tingkah. Babak kelima adalah bersyair yang isinya tentang amanat sesuai dengan acara yang digelar. Babak keenam atau terakhir disebut [[gambus]].<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2017|first=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|location=Jakarta|pages=5}}</ref>
'''''Rapa'i Geurimphéng''''' adalah suatu kesenian yang menggabungkan antara permainan alat musik [[rapa'i]] dan kemampuan ber[[syair]]. Rapa'i merupakan alat musik tradisional yang mirip dengan [[rebana]] namun memiliki ukuran lebih besar. Saat dimainkan, rapa'i diletakkan di kaki karena sangat berat untuk diangkat. Penyairan dipimpin oleh ''syeh'' dan dinyanyikan ulang oleh pemain lainnya. Diperlukan 12 orang untuk memainkan alat musik ini. 8 orang yang disebut ''aneuk pulôt'' berfungsi sebagai penabuh dan penari, 3 orang sebagai pengiring dan satu orang sebagai penyair yang disebut ''syahi'' atau ''syèh''. ''Rapai geurimpheng'' merupakan keselarasan antara tabuhan musik rapai dengan gerakan tarian yang penuh energi.
''Rapai geurimpheng'' memiliki beberapa [[babak]]an. Babak pertama diawali dengan mengangkat tangan serentak kepada penonton sebagai tanda memberi salam yang disebut ''saleuem aneuk syahi''. Babak kedua dan ketiga adalah ''saleuem rakan'' yang diiringi oleh ''cakrum'' ([[Tari Saman|saman]]). Babak keempat berupa tabuhan rapai diiringi gerakan serentak yang dinamis dan heroik yang dinamakan tingkah. Babak kelima adalah bersyair yang isinya tentang amanat sesuai dengan acara yang digelar. Babak keenam atau terakhir disebut [[gambus]].<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2017|first=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|location=Jakarta|pages=5}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />

[[Kategori:Budaya Aceh]]
[[Kategori:Kesenian Aceh]]

Revisi per 3 April 2023 15.43

Rapa'i Geurimphéng adalah suatu kesenian yang menggabungkan antara permainan alat musik rapa'i dan kemampuan bersyair. Rapa'i merupakan alat musik tradisional yang mirip dengan rebana namun memiliki ukuran lebih besar. Saat dimainkan, rapa'i diletakkan di kaki karena sangat berat untuk diangkat. Penyairan dipimpin oleh syeh dan dinyanyikan ulang oleh pemain lainnya. Diperlukan 12 orang untuk memainkan alat musik ini. 8 orang yang disebut aneuk pulôt berfungsi sebagai penabuh dan penari, 3 orang sebagai pengiring dan satu orang sebagai penyair yang disebut syahi atau syèh. Rapai geurimpheng merupakan keselarasan antara tabuhan musik rapai dengan gerakan tarian yang penuh energi.

Rapai geurimpheng memiliki beberapa babakan. Babak pertama diawali dengan mengangkat tangan serentak kepada penonton sebagai tanda memberi salam yang disebut saleuem aneuk syahi. Babak kedua dan ketiga adalah saleuem rakan yang diiringi oleh cakrum (saman). Babak keempat berupa tabuhan rapai diiringi gerakan serentak yang dinamis dan heroik yang dinamakan tingkah. Babak kelima adalah bersyair yang isinya tentang amanat sesuai dengan acara yang digelar. Babak keenam atau terakhir disebut gambus.[1]

Referensi

  1. ^ Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. hlm. 5.